whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

Second Foot Note of A Book --- Again, Gayus The Armored Thief ---

Marahh yaa bwok...qeqeqeqe....
Tenang cin, dinginkan kepala. Emosi boleh panas mendidih, tapi hati dan pikiran harus tetap dingin.
Kalaw bukan bgitu, bukan Indonesia namanya bwok...qeqeqeqekk...

Yang sangat jelas terlihat dalam gegap gempita kasus Gayus ini adalah perseteruan politik antara Demokrat dan Golkar. Kasus Gayus mau digelembungkan buat menghantam lawan politik. Begonya lagi, si Gayus Tambunan koruptor itu, mau saja dipakai jadi alat politik. Berharap dia bisa lari dari jerat hukum. Dasar koruptor pengecut tak punya moral. Kwekwekwkwkek...

Sudah begitu, partai2 politik lain ikut2an pula menangguk di air keruh. Siapa tau bisa melibas Golkar dan Demokrat sekaligus. Iya tidak bwok?
Sekali dayung dua pulau terlampaui. Kan asik bwok.....

Nah lebih sial lagi, tokoh-tokoh yang membawa-bawa nama agama itu, ikut-ikutan pula menyerang di saat-saat ribut politik ini. Bukannya bersikap netral sebagai tokoh agama, menjaga kasus Gayus biar diselesaikan dengan benar dan sukses. Ini malah ikutan ngambil kesempatan. Mumpung kasusnya masih hangat. Jadi "seolah-olah" ikut2an menyerang Demokrat. Seakan-akan memihak salah satu peseteru itu.
Makin lengkap kan bwok kehebohannya.... kwakwkakawkaka......

Ditambah pula, orang nomer satu kita, bersikap sangat tidak tegas. Dan terlalu percaya dengan rencana-rencana yang disusun "the inner circle"nya.... Jadi deh kasus Gayus jadi semakin carut-marut. Tapi bisa jadi dia bersikap demikian karna sedang punya rencana sendiri buat menggempur pesaingnya... iya gak bwok? Kayanya sih iya... mengulur-ngulur waktu.

Jadi kesimpulannya... semua partai politik itu memang tak satu pun berniat menyelesaikan kasus Gayus dengan benar. Semua memiliki agenda partai sendiri-sendiri...
Tak ada satu pun yang berniat betul-betul menghajar mafia hukum dan perpajakan. Memang mengerikan bwok. Ngeri banget....

Semua itu juga membuktikan bahwa seluruh partai-partai politik itu sendiripun sesungguhnya tak percaya pada system peradilan kita. Mereka tahu kasus Gayus bisa diselewengkan kemana saja seenak jidat. Asal punya kuasa dan uang.
Jadi mereka berlomba-lomba memanfaatkan keadaan. Mumpung kasusnya masih hangat.
Percaya deh, setahun lagi kasus ini juga akan menguap seperti kasus-kasus mega koruptor lainnya.

Kalaw memang mau benar-benar menjadi tokoh agama, coba seluruh tokoh2 itu bergabung untuk menjadi "pengawal" hukum dan keadilan, awasi kasus Gayus ini sampai selesai keakar-akarnya. Itu baru benar. Itu baru namanya membela kepentingan Rakyat, Ummat, dan Bangsa. Bukan malah ikut-kutan menyerang salah satu lawan politik yang sedang berseteru dengan musuh bebuyutannya.

Percaya deh, kalau kasus Gayus ini bisa diselesaikan dengan benar, tak perlu buat konferensi pers undang wartawan untuk membuktikan SBY bohong atau tidak. Tinggal tunggu waktu saja, akan terungkap kok siapa-siapa yang ikut andil memporak-porandakan negara ini.

Kawal kasus ini agar dapat diselesaikan dengan benar, sampai tuntas. Jangan jadi seperti kasus Century yang sudah menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Namun menguap tak jelas ujungnya.
Tak perlu pansus-pansusan. DPR itu cuma tunggangan parta politik yang punya agenda sendiri-sendiri. Capek nungguin para jongos partai itu, yang rapat berpanjang-panjang, debat bak artis sinetron, namun hasilnya nol besar. Cuma menghamburkan uang rakyat.

Kalau mau benar, tokoh-tokoh agama itu bersalaman. Benar-benar bulatkan niat, untuk membuka kasus mafia pajak dan hukum ini. Jangan bisanya cuma menyerang seseorang. Siapa pun tokoh partai yang bisa mengawal kasus ini agar berbuah kemenangan bagi Rakyat, percaya deh... tak perlu duit banyak buat beli tiket ke kursi Presiden. Jangan malah jadi Kelihatan seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan si Gayus, buat menghantam lawan politik.... Malu dong om.....

No comments:

Post a Comment