whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, December 26, 2012

RENUNGAN AKHIR TAHUN: Books Of Fatalistic = Moslems...Stupidity amongst corrupt power

Beberapa bulan yang lalu, gue menerima satu file dari teman gue di inbox mail gue. File yg konon kabarnya adalah file "top secret" kaum syiah di Iran, yg bocor ke kalangan Sun'ni di dunia Arab. File yg konon kabarnya "top secret" itu, berisi tentang rencana panjang 50 tahun Syi'ah (yang dalam hal ini Syi'ah di Iran) ke depan.
Seperti biasanya, file "top-secret" Syi'ah yg jatuh ke tangan Sun'ni, isinya penuh dengan intrik mensyi'ah-kan seluruh dunia, intrik mengimbaskan Revolusi Islam di dunia Arab, dan penuh kalimat2 prejudice tentang Sun'ni yang dianggap "Islam Murtad" oleh Syi'ah.
Membaca dokumen itu, gue hampir terpingkal-pingkal, terbahak-bahak, memikirkan betapa bodohnya pemimpin-pemimpin Syi'ah di Iran sana, kalau benar2 dokumen itu ada dan exist seperti yang diclaim oleh pelansir file tersebut. Dokumen yang sangat prejudice dan penuh pembodohan. Dan hebatnya lagi dokumen seperti itu ikut dilansir oleh media Islam berpengaruh seperti www.islam.or.id. Pasti tujuannya untuk menjelekkan mahzab Syi'ah. Iya nggak masbrok?? Untuk menggambarkan betapa "culas dan pendengkinya"nya Mahzab Syi'ah itu.

Tak lama setelah itu, gue menerima satu file lagi, di inbox gue. Kalo yang ini sebuah file yg konon khabarnya "top secret" Sun'ni Arab Saudi yg jatuh ke tangan Mahzab Syi'ah. File "top secret" ini bercerita tentang rencana pemerintahan Arab Saudi untuk "mengikis habis sisa2 peninggalan Syi'ah" di dunia Arab. Salah satunya adalah menghilangkan kuburan Khadijah, yang lokasinya akan digantikan untuk pembangunan sebuah Hotel dan Mall super mewah. Juga "membuka" aib pengurus kota Madinah al-Munawwarah yg mulai "malas" menerima kunjungan jama'ah Haji dari seluruh dunia, dan menginginkan pengurangan pengunjung haji/umrah ke kota ini. Karena sebenarnya kunjungan ke Madinah itu hanya sunnah, tidak wajib, urusan Haji hanya untuk kota Makkah, jadi sebaiknya kunjungan ke Madinah dibatasi. Pengurus kota Madinah konon kabarnya sudah capek dan pusing dibuat pengunjung yang datang ke sini.
Sekali lagi gw sampai terpingkal-pingkal membaca file ini. Hampir sakit perut.
Sama seperti file yg satu di atas, tujuan file ini sudah jelas, ingin mendeskreditkan Mahzab Sun'ni, terutama di Arab Saudi.

Kamu juga pernah menerima file2 bodoh semacam itu? Well? What do you think?

Kalau kita lihat peta perpolitikan di Timur Tengah sana, sudah dari dulu Arab Saudi dan Iran (dua negara paling besar di sana) saling berebut pengaruh. Perebutan pengaruh ini, tidak terlalu mencolok ketika Iran masih dibawah kekuasaan Kekaisaran Reza Pahlevi. Apalagi keduanya merupakan sekutu2 dekat Amerika di Timur Tengah. Dan terus terang saat itu, Arab Saudi juga "tidak terlalu berani" macam-macam dengan Iran, yang memang paling kuat pertahanan keamanannya di Timur Tengah kala itu. Yang konon kabarnya menjadi negara nomor 8 paling kuat pertahanan keamanannya di dunia.

Perlu dicatat, Iran itu sebenarnya bukan Timur Tengah, dan bukan Arab. Orang2 dunia Arab lebih menekankan perbedaan ras Iran yang Persia, daripada menerima persamaan dalam dunia Islam. Apalagi mayoritas Islam di Iran adalah Syi'ah. Semakin "jauh" lah hubungan keakraban Islam Arab (yg mayoritas Sun'ni) dengan Iran (yg mayoritas Syi'ah dan ras Persia).

Perebutan pengaruh antara dua negara besar ini, semakin meruncing ketika Reza Pahlevi digulingkan oleh Revolusi Islam tahun 1979. Apalagi Iran terang-terangan ingin menjadikan "Demokrasi Islam Iran" sebagai contoh bagi seluruh dunia Islam.

Dan dunia Arab yang masih sangat didominasi oleh pemerintahan Monarchi Absolut, Raja berkuasa penuh, dan kepala pemerintahan diteruskan secara turun temurun, menjadi blingsatan akan perubahan di Iran ini. Peta perpolitikan di "Timur Tengah" memang menjadi "lebih panas" setelah Iran menjadi republik, dan berbalik dari sekutu "Amerika paling loyal", menjadi "musuh bebuyutan Amerika paling sengit".

Perlu juga menjadi catatan, Monarchi Absolut ini, hanya tinggal bertahan di dunia Arab (Islam). Sementara HAMPIR SELURUH NEGARA di belahan dunia lain telah meninggalkan system pemerintahan semacam ini, bahkan negara2 Afrika, berubah menjadi pemerintahan Republik, atau Monarchi Parlementer. Hanya dunia Arab yang masih tetap bertahan dengan system pemerintahan Kerajaan (Monarchi Absout) ini, yang sesungguhnya tidak dikenal di dalam ajaran Islam.

Revousi Islam Iran yang sempat mengguncangkan dunia Arab itu, menjadikan para Raja-Raja yang berkuasa di Arab menjadi khawatir. Revolusi seperti di Iran, jelas-jelas menjadi contoh tak baik bagi "kelanggengan" kekuasaan mereka. Dan para Raja-Raja yang berkuasa ini lebih merapatkan diri ke Amerika. "Memohon perlindungan tersamar" pada negara adidaya itu, agar tidak "diganggu" oleh Revolusi Iran. Seperti kata pepatah, "musuh dari musuhmu adalah temanmu". Maka sehebat apapun lobby kelompok Jahudi pada pemerintahan Amerika, sehebat apapun Imam2 besar di Arab sana berkoar-koar mengutuk Jahudi dan zionisnya, tetap saja pemerintahannya menjadi sekutu Amerika paling loyal dan paling baik di dunia Arab. Munafik enggak sih brok??

Apalagi setelah kejadian penggulingan beberapa pemerintahan totaliter di dunia Arab tahun lalu. Penggulingan Hosni Mubarak, Khadafi, dan raja Tunisia Ben Ali, yang sudah berkuasa puluhan tahun. Semakin saja bertambah kekhawatiran para Raja ini.

Gue tidak ingin membahas berpanjang-panjang masalah Politik Timur Tengah ini. Yang menjadi concern gue adalah Perkembangan Islam itu sendiri.
Membaca dua file yang gue ceritakan diatas, mau tak mau gue harus berkisah sedikit tentang percaturan politik Timur Tengah ini dan imbasnya terutama kepada perkembangan Islam di Indonesia.

Imbas "perseteruan" dua negara besar Islam ini, Arab Saudi dan Iran, jelas-jelas membawa pengaruh bagi dunia Islam.
Imbas dari perseteruan ini, dapat dirasakan pada penyebaran dua file diatas.
Politik memang kejam, dan sama sekali tak mengenal agama. Selama kepentingan politikmu dapat terpenuhi, urusan agama akan menjadi prioritas paling buncit. Sentimen Agama memang paling gampang diusung untuk "menyokong" sentimen politik. Tak perduli perseteruan politik itu akan semakin memperdalam jurang pemisah dalam Islam. Bagi para Penguasa itu, kepentingan Politik jauh lebih penting daripada Agama.

Tidak dapat dibantah, Islam Indonesia mayoritas "mengaku" mahzab Sun'ni. Dan sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia, kedua negara Islam yang bertikai itu, mau tak mau harus menganggap Indonesia penting untuk mendapatkan dukungan. Rebutan pengaruh itu juga terjadi di sini, di Indonesia. Dan seperti biasa dalam dunia Politik di Indonesia, "Money Talks", Uang Berbicara.

Dan jutaan dollar bantuan baik dari dunia Arab maupun Iran, Terutama Arab Saudi, mengalir ke berbagai Institusi keagamaan di Indonesia. Dari sekolah-sekolah Islam, Institut pengembagan Islam, sampai Pesantren2. Duit mengalir dengan deras.
"Nothing is such a free lunch". Tak ada bantuan yang gratis. Bersama bantuan itu, terselip "pesan sponsor".
Dan hasilnya adalah dua file di atas. Semakin besar bantuan yang diberikan, semakin semangat institusi bersangkutan menghina dan mencaci maki Mahzab yang lain. Dan perseteruan politik Arab dan Iran, merubah perseteruan Mahzab Islam Sun'ni dan Syi'ah semakin tidak terjembatani.
Betapa kasihannya Islam.

Dan yang semakin menambah sedih adalah, tingkat pendidikan rata2 ummat Islam di dunia yang masih sangat jauh dibawah rata2, menjadikan perpecahan itu semakin parah. File-file pembodohan semacam dua file di atas sangat cepat meresap dan ditanggapi. Cepat sekali dipercaya. Arab dan Persia yang saling tak mau mengalah, berebut pengaruh, Islam yang porak-poranda.

Pertikaian politik antara dunia Arab dan Iran (Persia), kini semakin menghangat lagi disebabkan program nuklir Iran. Sangat jelas alasannya. Jika program Nuklir Iran sampai berhasil, sudah jelas peta perpolitikan di Timur Tengah akan jungkir balik. Tak akan ada satupun negara Arab yang dapat menandingi Iran. Iran akan menjelma menjadi super power di Timur Tengah. Menjadi pesaing Israel.

Dan sebagai ummat Islam, tanpa membedakan kamu Sun'ni atau Syi'ah, apa pendapat kamu tentang program nuklir Iran? Setujukah kamu atau tidak?
Gue cuma pengen menanyakan sikap Amerika dan sekutu2nya, yang berusaha keras menghadang program Nuklir Iran ini. Tapi kenapa Israel dibolehkan memilikinya? Lantas dimana letak Keadilannya?

Dan program nuklir Iran ini, menambah satu lagi agenda yang memperkeruh perseteruan politik negara2 Islam yg memang sudah keruh. Dan ujung2nya, memperlebar jurang pemisah Sun'ni dan Syi'ah. Memecah Islam semakin parah.

Ketika ribut2 "Wikileaks" beberapa waktu lalu, dimana dokumen2 rahasia dari berbagai negara dibocorkan oleh satu website yg memakai nama "Wikileaks", salah satunya adalah dokumen rahasia Raja Abdullah dari Arab Saudi. Diplomatic cable yang dikirimkan ke Presiden Amerika, yang meminta agar Amerika segera saja menghancurkan semua fasilitas Nukir yang ada di Iran. Entah dokumen ini benar atau tidak, atau memang sengaja dibocorkan untuk memecah Islam agar Iran dan Arab semakin sengit bertikai, yang jelas, pertikaian politik Iran di satu sisi, dan Amerika dan sekutu2nya di dunia Arab, memang sudah tak bisa ditutup-tutupi lagi.
Politik itu memang kejam. Agama cuma tameng omong kosong bagi para penguasa. Ketika Perang teluk berkecamuk antara Iraq dan Iran, yang notabene kedua-duanya adalah Syi'ah, Arab Saudi menyokong habis2an Iraq. Dibantu berjuta-juta dollar. Padahal Iraq itu Syi'ah juga. Musuh dari musuh kamu adalah teman kamu katanya. Iya kan brok? Kenapa Iraq yg dibantu? Soalnya Iraq tidak punya agenda menggulirkan revolusi Islam. Bukan ancaman bagi penguasa Arab. Jadi Politik itu tidak ada hubungannya dengan Sun'ni dan Syi'ah. Iya kan masbrok?

Dan ketika Iraq menginfasi Kuwait, secepat itu pula haluan dunia Arab berubah. Iraq ternyata juga bisa menjadi musuh. Dasar Syi'ah keparat. Dan sentimen Sun'ni dan Syi'ah kembali digalakkan. Arab terbirit-birit menyembah Amerika untuk membantu mengusir Iraq dari Kuwait. Tidak ada hubungannya dengan Sun'ni dan syi'ah. Yang jelas: Musuh dari musuh kamu adalah teman kamu. Agama cuma ilusi idealis orang2 bodoh.

Politik memang kejam. Kekuasaan terkadang memang membutakan. Agama cuma sekedar alat mendapatkan dukungan. Dan yang lebih menyedihkan, ulama2 yang pintar2 itu, yang dicekoki bantuan jutaan dollar, tanpa mendengarkan hati nurani, ikut2an membakar ummat, membelah perpecahan Islam semakin dalam, hanya gara2 biar tetap dapat fulus dari sponsor. Entah itu Sun'ni maupun Syi'ah.

Kenapa Indonesia mau saja terperangkap pada pertarungan politik ini? Jika kamu memang ingin tetap mendapatkan bantuan dari "sponsor" kenapa kamu tidak memakai hati kamu untuk tidak menjadikan perpecahan Islam menjadi issue? Kalau kamu ingin membela Arab, atau membela Iran, bela saja pandangan politik mereka, kamu toh tetap akan mendapat "fulus'? jangan menjadikan sentimen agama untuk jadi alat mempercepat agenda pembodohan kamu. Jangan menjelek2kan Sun'ni atau Syi'ah, tapi seranglah kebijakan poitik negara yang menjadi musuh si pemberi "fulus" kepada kamu. Jangan mempertajam jurang perpisahan Islam ini. Pakai hati nurani kamu.

Dan teman gue nyeletuk, di Indonesia? Pake hati nurani? Dia ketawa terpingkal-pingkal.
Departemen agama itu salah satu departemen terkorup brok. Katanya.
Proyek pengadaan Alquran pun di mark-up. Pemimpin Islam mau pake hati nurani? Mimpi kali lu brok. Katanya.

Dan sulitnya, ummat Islam itu masih banyak yang bodoh. Tidak usah pake marah mengakui itu. Tingkat pendidikan rata2 di dunia Islam masih sangat rendah. Dan kadang-kadang gue merasa, ada kesan pembodohan seperti itu memang disengaja oleh penguasa2 negara bersangkutan. Agar penduduknya tetap bodoh, agar tak bersikap aneh-aneh pada penguasa. Agar kekuasaan tetap langgeng. Dan kebodohan seperti ini, sangat cepat untuk dibakar sentimen agama. Untuk menjadi fatalistic. Membenci segala yang berseberangan dengan keyakinan sendiri, dan sangat cepat menghakimi orang lain sesat.

Dibutuhkan kecerdasan yang cukup untuk menyaring informasi-informasi menyesatkan. Jangan mentang-mentang dia bersorban dan fasih berbahasa Arab, lantas semua yang disampaikannya adalah "sabda Tuhan dan Rasul". Pake otak, jangan begitu saja menerima informasi. Sekali lagi... PAKE OTAK!!!

Pendidikan itu penting! Sangat penting!!
Negara2 Islam Arab dan Iran (Persia) yang berseteru itu, gue tidak ingin membela salah satu negara, karena gue tak punya kepentingan apapun disitu. Kepentingan gue ada pada Islam di Indonesia.
Tapi secara kasat mata, gue hanya ingin mengomentari pendidikan di sana.
Kenapa Iran bisa sampai punya banyak Doktor akhli Nuklir?? Jawabannya, pendidikan mereka mulai maju.

Sementara Arab? Bagaimana pendidikannya brok? Ramadhan libur sebulan.... Idul Fitrie libur 2 minggu.... Musim Haji Libur Sebulaaannn.... Ulang tahun Raja, liburrrr... Hari peringatan pentabalan Raja, liburrrr.... liburrr... liburrrrr broookk....
Diitung-itung belajarnya setahun cuma 8 bulan... coba? Gimana mau pinteeerrr????

Gue tidak ingin ikut campur urusan politik Timteng yang amburadul itu. Sekali lagi kepentingan gue, Islam di Indonesia. Berhentilah saling menjelekkan, Sun'ni dan Syi'ah.
Jika lu pengen tetap dapat bantuan "sponsor", pake hati nurani, jangan mempertajam jurang perpecahan itu, menjadikan sentimen agama menjadi tameng pembodohan.

Jika lu memang punya hati nurani, pelajari Sun'ni dan Syi'ah itu dari sumbernya yang kompeten. Jangan cuma baca dari dokumen2 yang ditulis oleh mahzab lu sendiri. Memang susah, dan membutuhkan dana. Tapi kalau lu memang punya hati nurani, lu seharusnya melakukan itu. Jangan mendengar Info tentang Syi'ah dari sekolah2 di Arab, sudah jelas2 Arab itu berseteru dengan Persia.
Dan jangan mendengar apa Sun'ni itu dari Iran/Iraq, sudah jelas2 mereka berseteru dengan Arab.

Tapi dengarkan Syi'ah itu apa, dari sekolah bermutu di Iran, dari Imam yg memiliki integrias, dan dengarkan apa Sun'ni itu dari sekolah bermutu di Arab, dari Imam yg juga memiliki integrias. Jangan dibalik. Lu pengen tau Syi'ah nanyanya ke Arab, pengen tau Sun'ni nanya ke Iran, yeee sarua jeung bohong eta mahhh bossss..... Mahal? Sulit? Apa gunanya lu jadi pemimpin Islam, kalo bisanya cuma jadi manusia dodol dicekokin fulus jutaan dollar untuk bercerita pembodohan Islam... Mending minggir jadi kyai pak boss... Sekali lagi, bagi gw, Islam itu SATU.... TAK ADA SUN'NI TAK ADA SYI'AH... ONE AND ONLY, ISLAM!!!

Sunday, December 9, 2012

Books Of The Ivory Fractures = Strengths, Weaknesses, and Wisdom

Tak ada gading yang tak retak.
Namun keretakan gading itulah justru yang memperindah citranya.
Bagaikan sidik jari, retak gading tak satupun yang sama.
Menjadikannya ciri tersendiri bagi setiap gading.

Sebagai manusia, seperti gading retak, pasti memiliki kekurangan dan kelemahan.
Dan untuk dapat tumbuh dan berubah menjadi manusia yang bijaksana, dibutuhkan ketetapan hati, untuk dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan juga untuk dapat menerima "retak-gading" setiap orang yang pernah mewarnai hidupmu....
Terutama orang-orang yang kau cintai...
Jadikan "retak-gading" mereka menjadi penguat hidupmu....
I love you babe.... let's grow old together, through  bad n good times.....


Ever Change In Times (Taken from Aretha Franklin's Album, "What You See Is What You Sweat")

These are ever changing times...

I see the clock upon the wall
But it don't bother me at all
These are ever changing times...

And we, ever changing times,
Everything is going so much faster
It seems like I'm Watching my life, and everything I do
WONDERING IF THE DREAMS THAT I BELIEVED IN CAN STILL COME TRUE

Caught in between, it comes back to you and me running out of time,
I'VE GOTTA FIND ME A BETTER UNDERSTANDING...
Everyday keeps forgetting whats mine,
I'VE GOTTA FIND ME A WAY LESS-DEMANDING...
And we're holding on so tight, together, all of our lives.

And I, I had some big idea...
SO MUCH OF MY LIFE , STILL NOT COMPLETED,
Hopes and fears, watching them change, into something new
WONDERING IF I'M GONNA FIND THE ANSWER, LOVING YOU....

All of my life, it comes back to you and me running out of time,
I'VE GOTTA FIND ME A BETTER UNDERSTANDING...
Everyday keep forgetting whats mine,
I'VE GOTTA FIND ME A WAY LESS-DEMANDING...
And we're holding on so tight, together, all of our lives.

I see the clock upon the wall, but it dont bother me at all
These are ever changing times

And we're holding on so tight, together
AND WE'RE GONNA BE ALRIGHT, TOGETHER, ALL OF OUR LIVES...

I see the clock upon the wall, but it dont bother me at all
These are ever changing times...

Saturday, December 1, 2012

BOOKS OF RECONCILIATION - INDONESIA, LET'S STRIVE FOR ONE ISLAM!!

Tidak semua pemeluk Islam adalah orang-orang terdidik dan cerdas, yang memahami apa sebenarnya Mahzab Syi'ah itu, kenapa Islam pecah menjadi Sun'ni dan Syi'ah, bagaimana sejarahnya. Tidak semua pemeluk Islam mengerti dan mempelajarinya. Karena banyak sekali pemeluk Islam yang tak tahu menahu tentang sejarah kekhalifahan dalam Islam. Kita harus mengakui itu.

Banyak yang mengasosiasikan Mahzab Syi'ah sebagai aliran sesat semata, yang justru diawali dari ketidak tahuan akan sejarah panjang Islam.
Memang, tidak bisa dipungkiri ada banyak sekali aliran sesat dalam Mahzab Syi'ah, namun kalau mau dihitung, mungkin akan sama banyak atau malah lebih banyak lagi aliran sesat dalam Mahzab Sun'ni. Jadi kepada orang-orang Islam Indonesia yang merasa pintar dan cerdas, atau pemimpin-pemimpin agama Islam yang pandai-pandai itu, cobalah jangan membakar dan menyulut kemarahan pada ummat, memberikan pembodohan, bahwa semua Syi'ah itu sesat.
Setidaknya, dalam sepengetahuan gw, Tiga Aliran utama, paling dominan dan paling besar dalam Syi'ah itu bukanlah aliran sesat, melihat dasar ajaran dan pedoman yang mereka punya.
Gw tidak ingin membahas masalah agama, fikih, syariah, akidah dan sebagainya. bagi gw itu urusan para pak Ustadz dan pak Kyai deh.
Tapi selama pijakannya adalah Satu Allah, Rasul Muhammad, dan Kitab Suci Alquran, bagi gw itulah aqidah utama. Masalah Imam dan Hadist itu Khilafiyah. Bahkan sesama Sun'ni sekalipun pertentangan dalam Hadist dan Imam banyak terjadi. Jadi jangan itu dijadikan Alasan Mengharamkan Syi'ah.

Dan jangan juga orang-orang sok pintar itu, yang sebenarnya tak tahu sama sekali Syi'ah itu apa, menyulut massa dengan mengatakan semua Syi'ah itu sesat. Syi'ah yang mana dulu om? Aliran Sun'ni juga banyak yang sesat.

Gw dan teman-teman gw bukan Syi'ah, tapi kita juga tak mau mengaku kita Sun'ni, karena bagi kita Islam itu satu. SATU. Sebab Rasul hanya mengajarkan SATU Islam. Tidak ada Sun'ni dan tidak ada Syi'ah pada pengajaran Rasul.

Gw dan semua teman-teman gw, selalu bermimpi, alangkah indahnya, jika pertikaian sejarah antara Sun'ni dan Syi'ah itu bisa dihapus, atau setidaknya dijembatani. Dan Islam itu kembali menjadi SATU, seperti di jaman Rasulullah. BETAPA INDAHNYA.

Bisakah Indonesia yang memulainya? Menjadi contoh bagi seluruh dunia Islam, bahwa Sun'ni dan Syi'ah itu bisa bersatu padu dalam kesatuan yang solid? Sesolid Islam dijaman Rasul?
Lupakan semua kepahitan ribuan tahun yang lalu. Yang sebenarnya Islam Indonesia tak terlibat langsung didalamnya.

Kalau rekonsiliasi ini ingin dimulai dari dunia Arab, terus terang mungkin akan sangat susah. karena masih sangat banyak tokoh-tokoh penting agama di sana, yang mengaku turunan Ali, atau turunan Muawiyah. Yang masih merasa terlibat langsung dengan pertikaian ribuan tahun lalu itu.

Namun orang-orang Indonesia, tak pernah terlibat secara langsung dengan itu semua. Kenapa kita tidak memulai rekonsiliasi itu kawan?
Tutup buku sejarah penuh kegelapan itu. Lupakan pertikaian berdarah-darah ribuan tahun lalu itu. Orang-orang pintar Islam Indonesia, pemimpin-pemimpin ummat di Indonesia, stop menceritakan sejarah yang dibumbui dongeng manusia "malaikat" dan "setan" dan kebohongan penuh pembodohan tentang sejarah Islam, yang menjadi asal muasal perpecahan itu, baik tokoh Sun'ni maupun Syi'ah.
Stop berkutat dan bertengkar mengenai sejarah gak penting ribuan tahun lalu itu.
Yang mungkin bagi banyak orang sudah basi.
Urusan siapa benar Ali kah, Umar kah, ustman kah, Muawiyah kah, tutup sampai disini.
Biarkan itu semua menjadi kenangan masa lalu bagi kejayaan Islam di masa depan...

Stop saling menghina dan mencaci maki. Padahal kita orang-orang Indonesia yang adu otot berdebat mengenai kebenaran sejarah Islam itu sendiri tak terhubung langsung dengan tokoh-tokoh yang diperdebatkan.
Beda dengan di Arab sana, mereka yang berkelahi di sana, masih mengaku keturunan Langsung dari tokoh-tokoh yang mereka ributkan.
Bisakah kita melakukan itu? Tidak saling mengumpat dan menghina? Tapi bahu membahu memajukan Islam?

BISAKAH INDONESIA MELAKUKAN REKONSILIASI ITU? DIMULAI DARI PARA PEMIMPIN UMMATNYA?
ATAU GW DAN TEMAN2 GW TERLALU NAIF DAN HANYA MIMPI DI SIANG HARI BOLONG?

Kalau Indonesia bisa melakukan itu, keluar dari kebuntuan dan kebodohan perpecahan Islam ini, mungkin Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia Islam keseluruhan. ISLAM ITU MEMANG SATU.

Sebab gw yakin, sebagai negara berpenduduk Islam paling banyak, Indonsia dimasa depan dapat melakukan banyak hal bagi dunia Islam. Bahkan mungkin menjadi panutan bagi seluruh dunia Islam. Lokomotif bagi pembaruan Islam.

Mudah-mudahan gw dan sohib-sohib pengajian gw, bukan sekedar bermimpi.
Dan mudah-mudahan Allah yang Maha Rahim, mendengar do'a kita semua. Dan mudah-mudahan, para pemimpin ummat di Indonesia itu tergerak hatinya, untuk menyerukan rekonsiliasi, bahwa Indonesia itu hanya mengenal SATU islam. Tak ada Sun'ni tak ada Syi'ah. Hanya ada Islam. Amin ya Robbal Aliman.

Indonesia, mari kita berjuang untuk satu Islam...!!!


Catatan kecil:
Teman gw nyeletuk di BBM,... wooallaaa brokk, mimpi lu ye? wong PKS, PAN, PKB, PPP aja gak bisa nyambuunngg... mau ngarepin Sun'ni dan Syi'ah berpelukan? Gih, berenang dulu kelaut Mati..... katanya.

Jiah, namanya juga usahee yee masbrayyyy...??

Books Of Karbala Massacre : When Kingdom Of God is being betrayed....

Membaca blog sobat gw dibawah ini, mengenai agama dan mahzab yang benar, gw serasa berdebat kembali dua minggu lalu dengan teman2 yang lain mengenai hal yang sama.
Karena ini blog bareng2 dan rame2, gw terpanggil untuk menyuarakan pikiran gw ya brow. Bebas aja kan? Kekekeke...
Biar yang baca juga tau kalo kita itu bukan pengikut asal ngesot buat mahzab sun'ni maupun Syi'ah. Buat kita, ISLAM ITU SATU, TIDAK ADA SUN'NI DAN TIDAK ADA SYI'AH... Bagi kita dua2nya punya unsur kebenaran dan kesalahan.

ISLAM IS ONE AND ONLY, ISLAM, Yang tuhannya Allah, dan Rasulnya Muhammad... Tidak pernah ada Sun'ni dan Syia'ah....

Bibit perpecahan dalam Islam sesunghunya, sudah dimulai jauh sebelum jaman Khulafau Rashidin menjadi khalifah dalam Islam. Perseteruan antara Bani Hasyimi dan Bani Muawiyah, sudah berdarah-darah jauh sebelum jaman Rasul Muhammad menyiarkan Islam.

Dan sulitnya, sangat susah mencari sumber informasi yang kompeten dan objective bagi kebenaran sejarah Islam setelah wafatnya Rasul ini, dan digantikan oleh kekhalifahan berikutnya. Yang menyebabkan Islam terpecah-pecah. SANGAT SUSAH!!!

SEMUA PEWARI SEJARAH yang bertutur itu, selalu memiliki sudat pandang yang diwakili mahzabnya masing-masing. Bila dia seorang Sun'ni maka dia akan bertutur demi kebaikan Sun'ni. Dan bila dia Syi'ah maka dia akan bercerita demi kebaikan Syi'ah.

Yang menjadi bingung, adalah kita-kita, penganut Islam ini, yang tak ingin dipusingkan dengan perebutan politik di pusat kekuasaan Islam jaman baheula beribu-ribu tahun yang lalu. BERIBU TAHUN BROW, BAYANGKAN...
Pengikut Islam yang ingin beribadah dengan benar, atas nama Allah, Qur'an, dan RasulNYA...

Sama seperti teman gw dibawah, gw tidak ingin membahas sejarah yang panjang berdarah-darah itu. Dimana Syi'ah membela sudut pandangnya dengan keras kepala, dan Sun'ni juga membela sudut pandangnya tak kalah keras kepalanya.

Bila kamu ummat Islam yang merasa cerdas dan berotak membaca sejarah yang ditulis pewari akhli sejarah (akhli lho brok) dari kedua kubu, kamu akan menemukan berbagai kejanggalan diantara kedua sudut pandang itu. Semua membela pahamnya masing-masing.

Dan pusingnya lagi, karena sejarah yang dituliskan itu menyangkut berbagai sosok yang dimuliakan dalam agama Islam, kadang-kadang informasi yang disampaikan pun menjadi seperti dongeng-dongeng agama. Tak punya nalar dan pijakan membumi sama sekali. Semua berdasarkan asumsi dan pendapat personal si penulis, yang kadang2 tidak membumi dan tidak rasional sama sekali.
Seakan-akan, karena semua yang bertikai itu adalah orang-orang dekat yang mulia Rasul, maka mereka tak pernah membuat salah sedikitpun. Seakan-akan semuanya MALAIKAT yang tak punya salah.
Sementara kita tau, siapa pun yang bertikai itu, mereka semua adalah MANUSIA BIASA, YANG TAK LUPUT DARI KESALAHAN. sedekat apa pun hubungan mereka kepada Rasul.
Pakai otak dan logika cepat aja deh, kalau mereka-mereka yang bertikai itu adalah malaikat yang tak punya salah, tidak mungkin Islam akan pecah sehebat itu kan?
Jadi cobalah berpikir rasional, menyampaikan info yang benar, tanpa dibumbui cerita dongeng dan pendapat pribadi yang menyesatkan. Sampaikan apa adanya, kenapa seh? Susah brok, jawab teman gw, takut dicap murtad...kekekeke...

Sebagai ummat Islam yang sedang mencari kebenaran, bila kamu baca sejarah yang menceritakan perseteruan kedua mahzab itu, ada dua hal yang teramat jelas bisa dibedakan:

1. Bila itu pewari sejarah Sun'ni, maka penyampaian sejarah pertikaian itu akan menjadi "dongeng" malaikat. Semua yang bertikai adalah "malaikat-malaikat" tak punya dosa, sahabat-sahabat Rasul, yang semuanya tidak punya ambisi, niat, dan keinginan jelek. Semuanya mendapat "Restu Allah" dan semua kejadian sejarah penting, seperti terbunuhnya Khalifah Ustman, adalah takdir Allah, tanpa "dibumbui keinginan politik kekuasaan" dari siapapun.
Dan kamu sebagai ummat yang benar-benar ingin tahu, tanpa niatan untuk menghakimi, akan mengerutkan dahi membacanya. Apalagi kamu yang tebiasa dengan ilmu politik dan kekuasaan semacam Machiavelli. Selamat menjadi bingung deh. Pelaku politik kekuasaan di jaman itu, semuanya malaikat.. yang tak punya ambisi, tak punya niat jahat, dan tak kenal intrik politik. jadi semua peperangan yang berdarah-darah itu, jutaan nyawa ummat Islam yang hilang, semua karena perang para "Malaikat" yang sedang bermain "perang-perangan". Bingung kan lu brok?

2. Bila pewari sejarah itu adalah mahzab Syi'ah, maka kamu akan menemukan segala macam bentuk "setan" dan sumpah serapah kepada orang-orang yang dulu ikut berjuang dengan Rasul itu. Yang seharusnya dapat disampaikan lebih objective. Dan kamu akan lebih lagi mengerutkan kening membacanya. karena Islam mengajarkan hal-hal yang baik, namun kamu dipaksa untuk membenci orang-orang beribu tahun lalu, yang bahkan kamu sendiri sudah tak terlalu memusingkan lagi, selain ingin beribadah pada Allah.
Kamu yang terbiasa mendengar Islam itu sebagai agama yang santun, selamat menjadi bigung, membaca sumpah serapah kepada tokoh-tokoh Islam yang banyak diagungkan itu. Bahkan gw sendiri menjadikannya suri tauladan.

Bingung kan broookk? Kita semua memang bingung! Semua hanya gara-gara perebutan kekuasaan beribu tahun yang lalu.

Kalau kamu sama seperti kita sedang mencari kebenaran sejarah itu (BUKAN SOAL MAHZAB MANA YANG BENAR YA? SEBAB KALAU MENGENAI ITU BUAT KITA SUDAH JELAS JAWABNYA, MAHZAB MANA YANG BENAR) pasti kamu akan sama bingungnya dengan kita. Karena percayalah, info yang jelas, objective, dan kompeten, sangat sulit diperoleh. Apalagi penulis sejarah Orientalis Islam itu..?? Wuuuuuhhh.... sudah jelas agendanya toh?

Rasanya memang sulit menuliskan sejarah yang objective, sebab seobjective apapun itu, pasti kedua mahzab akan mengkritiknya dari sudut pandang masing-masing. Sama keras kepalanya.

Pergesekan itu sudah dimulai ketika Abu Bakar ditunjuk sebagai Khalifah pertama menggantikan Rasul. Para pengikut Ali sudah mulai protes, karena mereka percaya, kekhalifahan itu "exclusive" hanya diberikan kepada Ahlulbait (Keluarga Nabi). Dan menurut kita exclusivitas itu memang perlu dipertanyakan. Apalagi Ali itu hanya menantu dan Keponakan Rasul.

Digantikan oleh Umar, pergesekan itu kian tajam. Kemudian diikuti pembunuhan Umar, yang cerita sederhananya dilakukan oleh seorang budak yang disakiti hatinya oleh Umar. Ini pembunuhan politik pertama dalam sejarah penuh darah Islam. Dan bisa kah kamu sebagai orang yang berotak dan cerdas menerima alasan pembunuhan politik sehebat ini hanya karena dilakukan oleh seorang hamba sahaya yang sakit hati? Tidak ada aktor cerdas dibelakangnya? karena semua tokoh yg bertikai saat itu adalah "malaikat", jadi tidak mungkin "malaikat" punya ambisi politik buat menyingkirkan Umar. Pasti itu benar hanya karena si dungu budak Majusi itu sakit hati pada Umar? Bisakah kamu menerima alasan senaif itu? Misteri pembunuhan ini, tetap tinggal misteri hingga kini.

Dan pemberontakan terhadap Ustman ketika dia menjadi Khalifah, dan misteri dibalik pembunuhannya, yang hingga kini juga tak terpecahkan. Kalau pada bagian ini, semua mahzab baik Syi'ah dan Sun'ni, akan bercerita sama "kisah malaikat", tidak ada yang punya kepentingan politik untuk membunuh Ustman. Jadi menurut mereka semua, kematian Ustman hanya tragedi. Semua pelaku sejarah tersebut adalah 'Malaikat" yang tak punya ambisi kekhalifahan.
Meskipun kalau kamu membaca sejarahnya dan mengikuti perkembangan selanjutnya, hingga sampai ke perang Shiffin dan Perang Jamal, kamu pasti bisa menarik kesimpulan sendiri mengenai kejadian itu. Namun karena yang terlibat adalah orang-orang atas angin mendekati "Malaikat", maka sebaiknya kamu tutup mulut kamu dan simpan bagian itu buat kamu sendiri.
Dan kematian Ustman pun hingga kini tinggal misteri.

Dan puncaknya adalah dalam perang Karbala. Ketika beberapa cucu Rasul, anak-anak Ali, dibantai dalam perang ini. Perang yang benar-benar berat sebelah. Apapun alasan pembelaan yang diberikan oleh pewari sejarah Mahzab Sun'ni mengenai alasan perang ini, bagi gw, inilah perang yang memang diniatkan untuk menghabisi sisa-sisa kejayaan RasulAllah. Perang yang penuh dendam, intrik, tipu daya, fitnah, dan ambisi pribadi. Terimalah itu. Yang berperang tetap manusia biasa, bukan Malaikat.

harus diakui, Muawiyah bin Abu Sufyan itu adalah seorang politikus ulung. Politikus yang jauh lebih unggul daripada Ali, dalam adu strategi politik. Itu harus diakui.
Ketika Ali menjadi Khalifah, dan Muawiyyah menjadi Gubernur di Syam (Syria/jordan sekarang ini), keunggulan itu sudah bisa dirasakan.
Keengganan Ali untuk mengungkap misteri dibalik pembunuhan Ustman, (perlu dicatat Ustman itu adalah paman Muawiyah) dilanjutkan dengan niatnya mencopot Muawiyah dari jabatan Gubernur Syam, diikuti dengan perang Syiffin, menjadikan Muawiyah seakan-akan menjadi orang yang benar-benar dizalimi.

Hampir sama seperti keadaan Presiden kita sekarang SBY, yang mendapatkan simpati masyarakat luas, karena dianggap dizalimi oleh Megawati. Atau wakil gubernur yg naik daun mas Ahok, yang dianggap dizalimi Rhoma Irama/Islam. Mendapat simpati masyarakat luas.
Begitu juga Muawiyyah yang menuntut keadilan dalam kematian pamannya Ustman, dan dikalahkan dalam perang Syiffin. Popularitasnya meroket bak kembang api. Orang baik yang dizalimi Khalifah.

Banyak sekali kebenaran sejarah yang sulit diperoleh pada masa-masa penuh darah dalam kekhalifahan Islam itu. Banyak sekali kebenaran yang coba-coba ditutupi, karena semua yang ingin mengetahui kebenaran, khawatir dianggap Murtad dari kedua Mahzab (Baik Sun'ni maupun Syi'ah) apabila menyuarakan kebenaran, karena tokoh-tokoh yang berseteru, banyak yang dianggap "manusia suci" dalam Islam.

Bagi gw, kedua kubu yang bertikai Sun'ni dan Syi'ah punya kebenaran masing-masing, namun juga punya dusta-dusta besar yang coba ditutupi.

Siapa dalang pada kematian Umar dan Ustman?
Apakah sikap Ali yang "kelihatan lemah dan enggan" dalam menegakkan keadilan dengan kematian Ustman dapat dibenarkan?
Mengapa Ali begitu cepat mau menggantikan Ustman? Meskipun konon kabarnya karena dipaksa.
Mengapa Ali begitu ngotot ingin mengganti Muawiyah?
Apa dibalik ribut dan intrik politik ini semua?
Apa pun yang dikisahkan oleh kedua Mahzab yang berseteru, tak bisa ditutupi, pertikaian ini pertikaian manusia biasa, bukan pertikaian Malaikat.
Siapa malaikat dan siapa setannya, hanya Tuhan yang tahu.

Dan benarkah kisah tokoh Misterius Abdullah bin Saba, yang katanya seorang Rahib jahudi yang menyebarkan fitnah dijaman Ustman menjadi Khalifah, benarkah dia ada? Atau benar hanya tokoh fiktif?
Mirip seperti tokoh misterius, Ari dalam perseteruan KPK dan DPR, dan tokoh misterius agen CIA dalam kasus Gayus si pencuri uang negara itu.
Jadi kalau menilik semua kisah itu, berhentilah menceritakan kebohongan bahwa tak ada intrik politik disitu. Permainannya sudah benar-benar politik tingkat tinggi. Perebutan kekuasaan menjadi penguasa sebuah "wilayah" terluas kala itu, bukanlah intrik politik main-main. Bukan permainan suci para malaikat.

Dan bagi kaum Sun'ni, benarkah Aisyah tak punya andil dalam proses pemenangan Muawiyah?
Kita tidak dapat menutupi kenyataan, perebutan pengaruh antara Fatimah dan Aisyah, bahkan kala Rasul masih hidup pertikaian itu memang terjadi. Janganlah menutupi kenyataan itu dengan kepalsuan dan kebohongan sejarah. Sebegitu dalam perseteruan Ali & Fatimah, dengan Aisyah, hal yang coba ditutup-tutupi oleh mahzab Sun'ni, be realistic, mereka semua manusia, bukan malaikat.
Sebegitu dalam dendam dari hasil perang jamal, dimana Aisyah dikalahkan oleh Ali.
Benarkah Pasukan Aisyah bergerak ke Basrah memang untuk mencari perdamaian, logikanya kalau untuk berdamai, buat apa bawa sebegitu banyak pasukan?
Mereka itu tetap manusia, bukan malaikat. Dan banyak sekali penjelasan sejarah Islam yang membuat kita terbodoh-bodoh dibuatnya.
Semua bak Malaikat, tapi semuanya menghasilkan perang. Membunuh sebegitu banyak ummat Islam, yang kedua pihak mengklaim sebagai mati sahid. Malaikat mana yang bisa melakukan itu? Bingung gak brok? Bingung kan?

Apakah yang dilakukan Muawiyah terhadap Husayn dan beberapa cucu Rasul lainnya dalam perang Karbala dapat dibenarkan? Dalam sebuah perang hanya orang bodoh yang bisa menerima kalau kedua belah pihak yang berseteru sama-sama benar. Sama-sama malaikat. Itu adalah dongeng antah berantah. Be realistic!!! Ada ambisi, dendam, dan intrik politik disitu.

Juga tak bisa dipungkiri, dijaman kekhalifahan Muawiyah, pemujaan kepada keluarga Rasul ini pernah secara sistematis coba "diredam" dan dihilangkan, terimalah kenyataan itu. Sama seperti yang dilakukan oleh Politikus2 Ulung terhadap lawan2 politiknya. Soeharto kepada Soekarno, Lenin kepada Tsar Romanov, Teng Sia Ping terhadap Mao Tze tung. peredaman "kehebatan keluarga Rasul" itu baru dikembalikan dijaman Khalifah Abbassiyah, di jaman Khalifah Harun Al Rasyid, ketika Khalifah ini melihat, Riwayat keluarga Rasul yang coba dihilangkan/dikecilkan artinya justru membawa kejelekan bagi Ummat Islam.

Hasil dari degradasi "Pemujaan Nabi" itu masih terlihat sampai sekarang. Coba lihat aja tanda-tandanya sampai sekarang. Gw dan teman2 tidak Ingin memperkeruh suasana. Nanti malah kita dibilang murtad. Malah runyam... hehehehe, pake ajak otak sendiri. Cari-cari info sendiri.

Bagi kita. ISLAM ITU TETAP SATU.
Kalau dibaca semua kutipan sejarah itu, Sun'ni dan Syi'ah sama-sama ada salah, dan sama-sama ada benarnya. Karena memang keduanya bersumber dari agama yang sama, dan dipisahkan hanya gara-gara segelintir orang-orang yang dianggap "malaikat" tapi sebenarnya punya ambisi pribadi sendiri untuk jadi penguasa kekahalifahan terbesar dalam sejarah.
Yang terpenting bagi gw dan teman2 gw, siapapun yang lu yakini sebagai Imam lu, Rasul gw tetap Muhammad, Tuhan gw tetap Allah, dan Kitab gw tetap Alquran.

Gw tak bisa menerima, apapun alasan yang lu kasih, untuk membenci Kulafau Rashidin, orang-orang yang sungguh berjasa dalam Islam. Sebesar apapun kesalahan mereka dalam menjadi khalifah. Gw tak akan bisa membenci mereka. Apalagi sampai meludahi dan menuduh mereka Setan.
Gw tak bisa menerima mahzab yang membenarkan menyebar kebencian pada ummatnya tentang sahabat-sahabat terbaik Rasul ini.

Dan gw juga tidak bisa menerima, apa yang dilakukan oleh Muawiyah kepada keluarga Rasul, sebesar apa pun jasa Muawiyah kepada Islam. Gw tak bisa menerima intrik politiknya yang memang penuh ambisi.

Sebenarnya yang menarik keuntungan dari perseteruan dua Mahzab dalam Islam ini, adalah musuh-musush Islam. Mereka bersorak dan berdendang. Dan kenapa para pemimpin kedua Mahzab ini tidak bisa melihat itu semua?
Sebegitu bodoh kah kita bertikai beribu-ribu tahun, hanya gara-gara ambisi pemimpin Islam Ribuan tahun yang lalu???

Dan kalau mau disentil dengan pahit, buat kelompok Sun'ni, cobalah lihat, negara-negara yang "dekat" kepada "musuh-musuh" Islam itu. Lihatlah!! Lihat Arab Saudi, Lihat Jordania, Lihat Kuwait, Lihat Uni Emerat Arab, Lihat...
Siapa yang berkiblat kepada negara yang dekat kepada "musuh-musuh" Islam itu? Tak usah malu, mereka semua mayoritas Sun'ni.

Dan kalau mau dianalogikan dengan wanita suci yang melahirkan keturunan mulia, seperti yang dituliskan teman gw dalam postingnya dibawah, coba lihat siapa ibu Muawiyah bin Sufyan itu. Ibu yang menurunkan dinasti Muawiyah.

Ibu yang menurunkan Kekhalifahan Muawiyah adalah Hindun. Wanita yang sedemikian terkenal pada jaman penyebaran Islam oleh Rasulullah. Wanita yang paling memusuhi Islam pada jamannya. Wanita yang memakan jantung Hamzah, paman Nabi, pada perang Uhud.
Dan terus terang, sebagai laki-laki, gw percaya pengaruh rahim seorang ibu pada turunannya.
Dan gw tak pernah bisa menerima dan menjelaskan, seorang wanita seperti Hindun, bisa dikatakan menurunkan keturunan seperti Muawiyah yang digambarkan seperti Malaikat oleh Mahzab Sun'ni, "malaikat" yang tak punya ambisi, tak punya dendam, tak punya intrik politik dalam islam.

Buat gw, apapun alasan lu untuk berbohong menutup-nutupi kebenaran sejarah Islam, simpan itu buat diri lu sendiri.
Jangan menambah bingung Ummat.... Lu bilang semua tokoh pelaku sejarah itu adalah malaikat, semua benar, atau semua setan, selain pengikut mahzab lu. Tapi semua yang mereka hasilkan adalah perang berdarah-darah, mengorbankan pengikut-pengikut mereka, jutaan ummat seagama binasa, dan lu semua orang-orang yg mengaku Islam sok pintar, tetap bilang mereka malaikat, mereka sahabat nabi, mereka maksum tak punya dosa?  Simpan saja khotbahmu buatmu sendiri. jangan menambah bingung ummat yang ingin beribadah dengan benar. Simpan khotbah pembodohan lu itu buat diri lu sendiri..

BAGI KITA, ISLAM ITU SATU, TUHAN GW ALLAH, RASUL GW MUHAMMAD, DAN KITAB GW ALQURAN. Berhentilah saling menjelekkan.
Kasihan ummat ini yang terus bertambah bingung.....................