whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

Books Of Religion --- The Holy Priests, The Oracle, The Ruler, The Power, and Political Parties

Purnama sempurna. 
Dari rumah Mpu Purwa, seorang Brahma yg sangat dihormati, terdengar tangis bayi wanita yg baru saja dilahirkan, memecah keheningan malam, Ken Dedes terlahir ke bumi, dan ditakdirkan memiliki keindahan dan daya tarik magis misterius selayaknya purnama sempurna.
Dari seberang desa, pada saat yg bersamaan, Seorang Mpu lain, Mpu Gandring, yg juga sangat dihormati, sedang melakukan meditasi terakhir, membersihkan sebuah maha karya ciptaannya, sepotong Keris sakti tak tertandingi ditepian sebuah kali. Sungai itu juga yg digunakan Mpu Purwa, melakukan puja-puji terakhir pada Sang Maha Pencipta, bagi keselamatan dan perlindungan untuk putrinya yang baru terlahir, sambil menghanyutkan balutan suci darah kelahiran dan tali pusar Ken Dedes ke Kali. Bersamaan dengan waktu Mpu Gandring mencelupkan keris ke dalam sungai, dan membasuhkan air sungai pada Keris saktinya. Laksana dua jiwa yg tersatukan kembali, dibawah pendar misterius Bulan Purnama, jiwa Keris yang lelaki bersatu dengan jiwa darah kelahiran Ken Dedes sebagai Nareshwari, Wanita Terberkati, Pradnya Paramitha.
Sebagai seorang suci, Mpu Purwa telah menemukan wangsit, bahwa kelak putrinya Ken Dedes akan menjadi permaisuri. Dan Mpu Gandring juga mengetahui, Keris ciptaannya akan menjadi lambang sebuah kerajaan Besar. Namun kedua Mpu tersebut tak pernah menbayangkan, pertemuan kedua jiwa Ken Dedes dan Keris Sakti itu, yg sudah ditakdirkan dalam arus sebuah anak sungai, akan melahirkan sebuah Kerajaan yang lebih besar dari yg dapat mereka bayangkan. Wangsit itu justru ditemukan oleh seorang Mpu yang lain, Mpu Lohgawe.
Kisah selanjutnya tentu sudah anda ketahui. Ken Arok membunuh gurunya Mpu Gandring untuk merebut Keris yang dia tau akan menjadikannya seorang besar. Dalam sisa nafasnya, Mpu Gandring melepaskan kutuk terakhir atas sang murid, Keris itu kelak akan membunuh darahnya tujuh turunan ke depan.
Sementara Ken Dedes, yg tumbuh menjadi wanita jelita tiada tara, diambil paksa oleh Tunggul Ametung, Bupati Tumapel, sebagai istri, tanpa restu Mpu Purwa. Sang Mpu yang telah berharap anaknya akan menjadi seorang istri raja, mengutuk Tunggul Ametung akan menemui petaka, tujuh turunan kedepan atas ulahnya berlaku semena-mena.
Ken Arok yg tak pernah melepaskan Keris Sakti dr dirinya, bertemu dengan Tunggul Ametung disebuah Pasar. Untuk pertama kali, Jiwa sang Keris bertemu dengan Jiwa Kewanitaan Ken Dedes yg telah ditakdirkan menjadi satu. Angin kencang bertiup kearah kereta kuda Ken Dedes. Kuda2 menjadi panik, Keris ditubuh Ken Arok bergetar, angin kencang menyibakkan pakaian Ken Dedes, menyingkapkan kulit tubuhnya yg bersinar layaknya bulan purnama. Menghempaskan jantung Ken Arok ke dalam jurang cinta pandang pertama.
Keributan kecil itu tak lepas dari pengamatan guru Ken Arok yg lain, Mpu Lohgawe. Wangsit itu begitu mengejutkan, dan dia membisikkan wangsit maha besar itu pada Ken Arok. Orang yg dapat memiliki kedua benda penuh rahmat itu, Ken Dedes, dan Sang Keris, akan menjadi seorang Maha Raja.
Selanjutnya adalah takdir dan tragedy penuh darah…. Tujuh turunan kedepan. Darah Ken Dedes serta Keris sakti menjadi centra kisahnya. Dalam satu titisan darah dan keluarga. Penuh air mata, intrik dan tipu muslihat. Ken Arok yg menjadi org pertama mempertemukan kedua jiwa itu, menjadi raja pertama Singasari. Sebelum dibunuh oleh anak tirinya Anusapati, yg kemudian menikahi Ibu tirinya Ken Dedes.
Tujuh turunan ke depan, pembunuhan raja2 pembawa darah Ken Dedes, dengan keris yang sama…… Dan wangsit itu benar melahirkan seorang raja besar dan kerajaan besar, Hayam Wuruk dan Majapahit. Hingga sekarang masih dipercaya, orang yg memiliki keris itu, dan memiliki darah Ken Dedes, akan menjadi pemimpin besar Indonesia. Meskipun Keris itu setelah masa Majapahit, tidak diketahui lagi keberadaannya.
Orang2 suci semacam, Mpu, Padri, Rahib, Kyai, Pendeta, apa pun namanya, dianggap merupakan orang2 yg memiliki kelebihan dan pantas dihormati. Orang yg memiliki kedekatan dengan Sang Pencipta, hingga dikaruniakan kemampuan melihat kedepan, sebagai Oracle, orang yang mampu meramal masa. Karena diagungkan dan disegani, biasanya orang2 semacam ini juga memiliki massa pengikut. Para pemimpin politik yg cerdas biasanya tahu memanfaatkan kelebihan orang2 semacam ini.
Dari semenjak jaman purba, setiap pemimpin dan para raja memiliki pendeta2 dan rahib2 sebagai penasehatnya. Ada dua hal kenapa para pemimpin politik sangat suka memanfaatkan rahib2 dan orang2 suci semacam ini. Yakni kemampuan supra natural yg mereka miliki, serta kemampuan mereka menghimpun massa. Kemampuan mereka untuk melihat kejadian dimasa depan, dan kemampuan mereka untuk menghimpun pengikut yg banyak, selalu dimanfaatkan oleh para politikus. Contohnya Fir’aun atau Pharaoh, memiliki sederetan pendeta akhli sihir yg merupakan ahli nuzum untuk meramal masa depan bagi sang raja.
Kelahiran Musa dan dilakukannya pembantaian putra pertama setiap bangsa Jahudi, adalah atas hasil wangsit para pendeta kerajaan Mesir Kuno. Pembacaan tanda2 alam menuzumkan bahwa akan lahir seorang laki2 Jahudi yang akan mematahkan kekuasaan sang Raja Ramses. Untuk mematahkan takdir itu, Firaun harus melakukan sesuatu, bantai seluruh anak pertama keluarga Jahudi. Kembali tragedy penuh darah dan airmata….
Aleksander Agung dari Macedonia, memiliki Pendeta Plutarkus sebagai pembaca nuzum. King Arthur, raja pertama yg mempersatukan Inggris, memiliki Merlin sang pendeta suci sebagai penasehat spiritualnya. Tsar Nicholas II dr Rusia, memiliki Rasputin sebagai sang Oracle, yg sekaligus menjadi orang yg membawa kejatuhannya.
Kemampuan para Rahib suci semacam ini, bila bertemu dengan kemampuan pemimpin politik yang bijaksana, akan mendatangkan rahmat yang begitu besar. Namun bila bertemu dengan kekuasaan yang korup, akan membawa petaka berkepanjangan. Dan biasanya, pengaruh kekuasaan serta harta dunia bagi para rahib suci ini, sedikit banyak akan membawa dampak psikologis juga pada akhirnya, terutama pada cara pandang mereka terhadap kekuasaan itu sendiri.
Pengkastaan dalam ajaran Hindu, dimana Kasta Brahma yg merupakan kelompok para rahib suci ini, diikuti oleh Kasta Ksatrya sebagai kasta kerajaan yg nota bene merupakan kasta para pemimpin politik, dipercaya awalnya adalah merupakan hasil karya para rahib suci dan pemimpin politik yg bersekongkol, untuk membungkam rakyat tetap tunduk patuh pada hegemoni kekuasaan monarki.
Hasil persekongkolan politik para Rahib suci dan Raja yg berkuasa, yg paling mengundang kontroversi hingga kini adalah Concili Nicea pada paruh pertama abad IV masehi. Perseteruan Cardinal Arius dan Cardinal Eusebius mengenai Ketuhanan Kristus. Kelompok Cardinal Arius percaya Jesus adalah mahluk biasa ciptaan Tuhan, sementara Kelompok Cardinal Eusebius percaya Jesus adalah Tuhan. Perseteruan ini telah menghasilkan conflict berkepanjangan ditubuh gereja. Conflict ini akhirnya memuncak dan menjadi issue politik terhebat sepanjang sejarah kekaisaran Roma. Sebab seperti biasanya, orang2 suci seperti ini pasti memiliki pengikut2 yg sama banyaknya. Sementara kekaisaran Roma tengah didera konflik perpecahan antar daerah. Penambahan conflict perpecahan agama seperti ini, bukanlah merupakan hal yang diinginkan Kaisar Constantine I saat itu, yang menginginkan Roma yg kuat dan satu. Dibawah tekanan kekaisaran, Concili Nicea digelar, dan harus menghasilkan satu kredo yang disepakati.
Cardinal Eusebius yang berkedudukan di Eropa dan berdarah Eropa, jelas lebih memiliki keuntungan sebab dekat dengan Kaisar Constantine I, sementara Arius adalah Cardinal di Afrika dan diyakini berdarah Asia/Afrika. Lobby politik Eusebius tentu lebih kencang kearah kekuasaan. Walaupun akhirnya tidak semua Cardinal bersedia menandatangani Kredo Nicea, tapi dibawah tekanan Constantine I, mayoritas Cardinal akhirnya memutuskan menerima ajaran Trinitas. Saya bisa membayangkan suasananya, pasti hampir sama seperti suasana Kongres Nasional PPP jaman orde baru, atau bahkan lebih menakutkan, saat PPP akhirnya menerima Azas tunggal Pancasila menggantikan azas Islamnya, sebagai azas partai, dibawah tekanan Orde Baru saat itu. Tidak ada ruang untuk musyawarah.
Setelah Concili Nicea berakhir, para Cardinal Pembangkang yang tidak bersedia menandatangani kredo, dibuang dan dipenjarakan. Seluruh buku ajaran Arius diberangus dan dibakar. Jadilah ajaran Arianisme yang awalnya merupakan ajaran yg diterima mayoritas Kristen di Asia, Afrika, juga di Eropa, bahkan oleh kalangan keluarga kerajaan sendiri, berhenti perkembangannya.. Semenjak itu, ajaran Kristen yang awalnya dikembangkan Kristus di daerah asal Arius (Timur Tengah), berpindah pusatnya ke Eropa. Jerusalem bukan lagi menjadi Pusat Gereja. Roma menggantikannya.
Debat besar mengenai kredo Nicea ini, kembali muncul kepermukaan akhir2 ini. Banyak akhli yg mempertanyakan kembali credibility kredo Nicea tersebut. Namun susahnya, tak satu pun buku ajaran Arius asli yang dapat ditemukan saat ini Kebanyakan buku mengenai Arianisme yg terdapat sekarang ini, adalah hasil karya seteru Arius sendiri, sehingga sangat diragukan objectivitasnya.
Saya tidak ingin memancing debat atau polemic mengenai mana yg benar antara ajaran Arius dan Eusebius, atau mengenai keabsolutan kredo Nicea. Yang ingin saya garis bawahi adalah, kedekatan para Rahib dan orang Suci pada kekuasaan seringkali menghasilkan kontroversi yang tak terpecahkan.
Hal itu juga terjadi pada Islam. Saat Umar Bin Khattab memutuskan mengeksekusi Al Hallaj atas ajaran “sesat” nya. Dan saat 9 Wali rame2 mengeroyok Syekh Siti Jenar atas ajarannya yang mirip2 Al Hallaj, dan mengeluarkannya dari kesucian menerima gelar Wali. Tidak ada kompromi. Padahal setiap orang yg membaca ajaran kedua orang tersebut, akan menemukan falsafah keagamaan yang sagat syarat dengan kedalam. Namun untuk memahaminya, memang diperlukan nalar yang diatas rata2. Sehingga ajaran itu dianggap berbahaya bagi orang kebanyakan. Tapi menurut saya, pemberangusan ajaran Arius, Al Hallaj, dan Syekh Siti Jenar, adalah konspirasi politik yang tak termaafkan, bagi ilmu pengetahuan kedepan.
Kedekatan para Rahib/Kyai/Orang Suci pada kekuasaan, mencapai puncaknya pada jaman Medieval, Abad pertengahan, ketika Gereja memasuki hampir seluruh sendi2 kehidupan. Keputusan Politik, Pentasbihan Raja2, penerapan Ilmu Pengetahuan, bahkan hingga perijinan menaklukan Negara jajahan atas nama Gereja. Eksekusi Nicholas Copernicus oleh gereja karena kepercayaannya akan bumi bundar, dan eksekusi Joan of Arc oleh Raja Perancis atas persetujuan Gereja, adalah contoh2 nyata yg menyebabkan rakyat kebanyakan kehilangan kepercayaan pada Gereja yang akhirnya juga pada agama.
Hal itu juga terjadi pada Islam, disaat-saat akhir kejayaan Islam mulai memudar pada kekaisaran Ottoman. Para pemuka agama dan Orang Suci, membiarkan kesemena-menaan para Raja memerintah, bahkan ikut bersekongkol didalamnya. Yang pada akhirnya juga menimbulkan ketidak percayaan pada Agama. Puncak kemuakan rakyat akan persekongkolan para Pendeta/Rahib/Orang Suci ini adalah dimulainya penggulingan para Raja di Eropa dan pengkerdilan kekuasaan Gereja secara perlahan2, pada jaman Renaissance. Serta penggulingan kekaisaran Ottoman terakhir di Turkey oleh Kemal Pasha.
Hilanglah kekuasaan absolute Gereja, dan juga Kekhalifahan dalam Islam. Dimulainya zaman pemerintahan sekuler yang memisahkan agama dan kekuasaan. Pengembalian kekuasaan Gereja seperti jaman sebelum Renaissance, atau pengembalian system kekhalifahan dalam Islam, akan terasa sangat muskil saat ini. Namun bukan berarti kedekatan Kekuasaan dan Orang2 suci ini berakhir pula sampai disitu. Pembentukan partai2 berbasis Kristen dan Islam pada kancah perpolitikan modern sekarang ini, adalah salah satu bukti nyata keinginan para Rahib/Kyai/Pendeta dan Orang2 Suci itu untuk bersekutu dengan kekuasaan.
Apa sebenarnya yang salah dari Agama? Kenapa seakan2 agama tidak mendapat tempat lagi dihati masyarakat kebanyakan? Sebenarnya tidak ada yang salah dari Agama. Agama selalu mengajarkan hal2 yang baik bagi kehidupan. Hanya saja sikap segelintir oknum2 yang mendapat predikat orang2 suci itu lah yang mencorengkan aib ke wajah agama. Sikap serakah kekuasaan dan kemaruk harta. Yang mengatasnamakan agama atas keuntungan pribadi. Dalam jangka panjang, sikap itu akhirnya menjerumuskan agama ketitik nadir terendah. Loosing the faith. Kehilangan kepercayaan.
Namun ada satu Fenomena yang sedikit mengejutkan dalam perubahan ini. Bila dalam perkembangannya kemudian, negara2 dengan mayoritas penduduk beragama bukan Islam. Katakanlah Eropa yang mayoritas Kristen, atau China yg mayoritas Budha dan Confucius, dan India yang mayoritas Hindu, partai politik berbasis agama ini sepertinya tidak mendapatkan tempat. Pemerintahan sepertinya lebih didominasi partai2 semacam partai Buruh, Demokrat, Sosialis, atau Republik, yang nota bene berbasis sekuler. Sementara itu di negara2 berpenduduk mayoritas Muslim, geliat partai politik Islam sepertinya menunjukkan arah sebaliknya.
Dimulai dengan kejatuhan Syah Reza Pahlevi di Iran, dan berdirinya Negara Republik Islam Iran, geliat itu sepertinya mengimbaskan gelombang pasang kebangkitan partai2 Islam. Kasus terkini yang mencengangkan adalah kemenangan AKP (Justice and Development Party) di Turkey. AKP adalah partai berbasis Islam moderat dan modern. Partai ini memenangkan suara mayoritas di parlemen Turkey. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama partai2 sekuler menguasai peta perpolitikan Turkey. Kemenangan AKP ini merupakan fenomena yg mengejutkan bagi seluruh Dunia. Terutama bagi Barat dan Eropa, disaat2 Turkey menginginkan masuk didalam keanggotaan Uni Eropa (UE). Ini dianggap langkah mundur bagi keinginan Turkey bergabung sebagai bagian UE. Tapi rakyat Turkey sepertinya sudah menentukan pilihannya.
Bagaimana pula dengan Indonesia. Pemilihan Gubernur Jakarta kemaren2 menunjukkan juga fenomena mencengangkan tak terbayangkan. Jakarta merupakan barometer politik Indonesia. Dijakarta anda dapat menemukan semua strata demography yang ada dalam buku2 teori social. Segala suku, lapisan ekonomi, social, agama, ada disini. Dan ketika PKS (Partai Keadilan Sejahtera), satu partai kecil berbasis Islam mengajukan calonnya, 20 partai politik lainnya seperti kebakaran jenggot. Didukung oleh seluruh partai2 berduit dan maha besar, calon PKS ini digebukin beramai-ramai. Menurut logika apa  pun, seharusnya calon PKS ini akan jauh tertinggal perolehan suaranya. Namun bak kuda hitam, PKS mengumpulkan angka yang sangat mencengangkan. Hanya terpaut beberapa persen dari jagoan yang didukung seluruh partai politik. Menakjubkan!
Bila anda membandingkan PKS dengan partai2 islam lainnya yang sudah terlebih dahulu exist, anda akan menemukan wajah partai Islam yang lain sama sekali. Yang santun dan bersih, always play by the rule. Hanya Ketua umum PKS yang meletakkan jabatan, ketika terpilih sebagai birokrat. Selebihnya? Tidak perlu disebutkan walau terpilih sebagai menteri atau bahkan presiden, jabatan merangkap ketua umum partai tetap dipertahankan. Sehingga apa pun alasannya, vested interests sebagai birokrat Negara, sekaligus sebagai ketua umum Partai akan terasa sangat kental, bagi kita rakyat kebanyakan. Iya gak? Iya doonngg…
Apa khabar dengan PKB yg dimotori NU, PAN yang dimotori Muhammadiyah, atau PPP yang dimotori oleh NU dan Serikat Islam? Apakah dianggap telah gagal menjembatani suara Islam, untuk tampil sebagai partai Bersih dan Mumpuni, mewakili intelektual Muslim. Wahh…jawab sendiri deh…
Walaupun sebagai seorang pengusaha saya tidak terlalu lekat dengan partai2 berbasis agama. Sebagai seorang warga Indonesia, senang rasanya mendengar masih ada satu partai yg selalu dicap bersih oleh para teman2 pengusaha lainnya yg selalu berseliweran melobby para politikus. Bahkan oleh seorang pengusaha  kelas buaya, yang terkenal piawai melobby. “Repot kalo sudah ketemu PKS, lebih baik ketemu yang lain” katanya….hehehe….masa ssiiihh..???
Well apa pun artinya, mudah2an semua mengarah ke hal yang lebih baik. Bravo PKS…!!!

No comments:

Post a Comment