whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

Books Of Meja == It’s All ‘Bout The Money… It’s All ‘Bout The Dumb.. Duru.. Dumb Dumb….

--- A song by Meja ---

Sometimes I find another world
inside my mind
when I realise
the crazy things we do
It makes me feel ashamed to be alive
It makes me wanna run away and hide

It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb......
And I don't think It's funny
to see us fade away
It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb...
and I think we got it all wrong anyway

We find strange ways of showing
them how much we really care
when in fact
we just don't seem to care at all
This pretty world
is getting out of hand
So tell me how we fail to understand?

It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb...
And I don?t think It?s funny
to see us fade away
It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb...
and I think we got it all wrong anyway
Anyway

Cause it's all 'bout the money
It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb......
And I don't think it's funny
to see us fade away
It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb...
and I think we got it all wrong
Anyway

It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb...
And I don't think it's funny
to see us fade away
It's all 'bout the money
It's all 'bout the dumb dumd duru dumb dumb...
and I think we got it all wrong anyway
Anyway

Macro dan Caligula merupakan sahabat sangat dekat. Macro membantu Caligula menjadi Kaisar Roma dengan membunuh Kaisar yg berkuasa, Gaius Nero, yg merupakan paman Caligula. Caligula menjanjikan akan menjadikan Macro Gubernur Jenderal Mesir. Untuk mencapai cita-citanya, Macro bahkan membiarkan istrinya, Eunia, menjadi kekasih gelap Caligula. Bahkan Macro merelakan dirinya juga menjadi kekasih Caligula, yg juga seorang bisexual.

Kalau kamu baca kisah Caligula & Macro, kamu yang menjunjung tinggi moralitas, akan bergidik membacanya.

Bagaimana mungkin seorang sahabat (Macro), dan istrinya Eunia, bersekongkol untuk “memanfaatkan” Caligula agar dapat mencapai ambisi pribadi. Sehingga sanggup mengorbankan apa saja.

Gw pikir intrik politik semacam itu hanya terjadi dijaman Romawi kuno. Ternyata oh ternyata, dijaman sekarangpun hal itu terjadi juga.

Masih soal hiruk pikuk intrik politik KPK, POLRI, DPR, dan Lembaga Kepresidenan di Indonesia.

melihat perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini, dalam kasus Antasari Azhar, pengakuan Kombes Wiliardi Wizar, dan terakhir press conference yang dilakukan oleh Rani Juliani; kemudian perseteruan Bibit & Chandra dengan para petinggi POLRI, kecuali kamu seorang yang sangat dungu, manusia tanpa logika, kamu pasti sudah bisa melihat ketelanjangan rekayasa yang dituduhkan itu. It doesn’t need a super rocket computer brain. Rekayasa itu memang semakin telanjang terlihat.

Antasari sudah pasti memang dijebak.

Bak Macro dan Eunia ingin “menjebak” Caligula, almarhum Nasrudin dan Rani Juliani melakukan hal yang sama. Istri yang cantik diumpankan sebagai jebakan.

Dalam jumpa pers nya, boleh-boleh saja Rani Juliani berkilah dia bukan wanita nakal, dia wanita baik-baik, boleh-boleh saja dia berteriak setinggi langit, “saya adalah korban, tidak ada yang bisa merasakan perasaan saya kehilangan suami…bla..bla..bla….”

But with all due respect madam Rani Juliani, wanita baik-baik mana yang datang menemui seorang laki-laki yang bukan muhrimnya, berduaan saja, didalam kamar sebuah hotel.

With all due respect madam Rani Juliani, sebelum anda berteriak andalah yang menjadi korban, kenapa anda mau saja masuk kekamar hotel Mahakam itu, sudah dengan ancang-ancang mobile telephone aktif, dengan alasan agar suami anda bisa memonitor kejadian di dalam kamar. Apa tujuannya?

With all due respect madam Rani Juliani, keluarga macam apa yang anda bina, bila suami anda dengan sengaja membiarkan anda masuk ke kamar itu dengan “maksud-maksud tertentu”.

With all due respect madam Rani Juliani, kalau tujuan anda bukan bersekongkol dengan almarhum suami anda untuk menjebak Antasari, apa gunanya semua scenario yang anda lakukan dari sejak anda datang ke Hotel itu.

Kalau anda bilang anda hanya ingin ngobrol2 dengan Antasari, kenapa tidak sekalian aja bersama suami anda? Kenapa harus menyalakan celular phone? Kenapa harus didalam kamar? Kenapa tidak di Lobby?

With all due respect madam Rani Juliani, logika saya buntu mendengar press conference anda kemaren.

With all due respect madam Rani Juliani, saya juga seorang suami, dan saya akan mempertahankan mati-matian kehormatan istri saya. Saya tidak akan pernah “mengumpankan” istri saya demi apapun. Jadi saya bingung perkawinan jenis apa yang anda punya.

With all due respect madam Rani Juliani, anda bilang pertama anda bertemu dengan Antasari, anda datang untuk “mengajaknya” bermain golf kembali di tempat anda.

With all due respect madam Rani Juliani, saya juga suka main golf, dan cobalah tanya SEMUA golfers di Jakarta, apa artinya seorang caddy wanita datang ke hotel bertemu dengan seorang “client” untuk menjadi member golf.

Saya tidak munafik madam Rani Juliani, cobalah jujur apa yang terjadi hari itu. Ketika anda pertama bertemu dgn Antasari? Apakah anda berani jujur?

Kalau anda seorang laki-laki normal, dan masih punya sahwat pada wanita, apalagi wanita secantik madam Rani Juliani, saya hampir yakin 90%, dan berani bilang Antasari memang dijebak. Dan jebakannya adalah kecantikan anda madam Rani.

Semua kejadian yang terbuka satu persatu, tak bisa tidak, mengarah kepada jebakan maut untuk Antasari.

Polisi tau keluh kesahnya. Polisi tau “pemerasan pelecehan seksual” yg dilakukan Antasari. Polisi tau kejadian di Kendari. Dan Antasari masuk dalam jebakan itu.

Kenapa begitu cepat anda “diselamatkan” polisi ketika pembunuhan suami anda terjadi? Kenapa bukan keluarga atau istrinya yg lain ikut “diselamatkan”? Kenapa Cuma anda? Apakah karena anda sedemikian cantiknya? Kenapa Antasari begitu bodohnya membunuh suami anda, tapi membiarkan anda tetap hidup? Padahal korban pelecehan itu adalah anda ibu Rani. Sungguh sangat bodoh Antasari membuat kehebohan pembunuhan seperti itu, sementara saksi utama pelecehan yg menyebabkan “pemerasan” itu adalah anda sendiri. Logika saya buntu.

Kalau Antasari cukup pintar dan bersabar, dan dia mampu melakukan pembunuhan sekejam itu, bersama “konco-konco” snipernya, kalau dia pintar, pembunuhan suami anda tidak akan dilakukan “sekasar” dan “seheboh” itu, kenapa tidak membuat kecelakaan saja, yang seolah-olah tidak disengaja, dan sekaligus membunuh anda berdua. Betapa bodohnya Antasari membiarkan anda tetap hidup. Pasti ada maksud-maksud lain kenapa anda tetap hidup sampai sekarang madam Rani Juliani.

Kecuali otak anda sedemikian bebalnya madam Rani Juliani, saya tidak dapat lagi memberikan argumen yang masuk akal. Logika saya sudah buntu.

Tapi logika saya berjalan kembali bila mendengar kesaksian Wiliardi Wizar. Semua puzzle menjadi cocok, cocok dengan persekongkolan Rani Juliani dan almarhum suaminya menjebak Antasari.

Dan imbas jebakan setelah Antasari, kemudian berlanjut pada Bibit dan Candra, tak dapat tidak, logika saya hanya menyimpulkan memang ada rekayasa, penggembosan KPK.

Tapi entahlah. Intrik politik itu memang kejam.

Tapi yang sangat merisaukan, apabila benar semua kehebohan ini karena keinginan menutupi kasus Bank Century, sungguh saya tidak dapat berharap lagi.

Bila orang “sebagus” mbak Sri Mulyani, Om Boediono, dan terakhir Om SBY, ikut dalam hiruk-pikuk kehebohan ini, kita bangsa Indonesia pantas untuk menjadi takut.

Keluarga saya kenal mbak Sri Mulyani sebelum dia menjadi MenKeu. Demikian juga dengan Om Boediono dan Om SBY. Saya tahu “sekaliber” apa mereka.

Saya tahu integritas mereka. Saya tahu kepiawaian mereka, dedikasi mereka. Kalau orang-orang “sekaliber” mereka saja masih bisa terpeleset ketika masuk kedalam lingkaran system pemerintahan Indonesia, artinya memang ada yang benar-benar salah pada system pemerintahan bangsa ini. Siapa saja orang baik yang masuk kedalam pusaran itu pasti akan hancur. Harus ada kontrolnya. Harus ada perombakan besar-besaran pada bangsa ini. Agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Mudah-mudahan apa yang semua kita khawatirkan tidak terjadi. Mudah-mudahan aliran “sungai” yang menuju ke kasus Bank Century ini hanya isapan jempol belaka. Agar saya dapat hidup tenang dan bangga pada bangsa ini. Tidak menjadi ketakutan setengah mati membayangkan nasib bangsa ini kedepan. Atau memang mungkin seperti tulisan teman saya sebelumnya, kita sudah harus mengirim sinyal darurat, karena bangsa ini benar-benar diambang kehancuran…….

Penyanyi Meja bilang, semua karena duit (It’s all ‘bout the money).

Penipuan.

Pembunuhan.

Persekongkolan….

Padahal semua itu tak ada artinya. Semua hanya kebodohan karakter yang takluk pada nafsu serakah…..the dumb dumb duru dumb dumb (si bodoh, si bodoh, dan sibodoh….)

No comments:

Post a Comment