whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

The Book Of Orgasm : Ooohh,,,beebbeehhh...ooooww..yyeeaahh..yyessss!!!

Pernah sekali kita nyobain  santai ke kepulauan Fiji. Cuma penasaran saja, karena mendengar cerita orang2, yang bilang bahwa kepulauan di pacific selatan itu, adalah  surga di atas bumi. ketika menjejakkan kaki di Nadi Airport, perasaan memang biasa2 aja. Suasana tempat liburan memang sangat kerasa. Golf course kelas dunia, hotel2 dari yang termahal sampai termurah. Club malam, shopping mall, tourist center, lengkap.... Suasananya mirip-mirip percampuran antara Aruba, Abaco dengan Pattaya dan Kuta atau Nusa Dua. tidak ada yg terlalu aneh.
Begitu juga dalam perjalanan ke Suva City, pemandangan memang bagus, orang2 syantai dan penuh senyum, tapi semua memang sama saja dengan tempat2 berlibur pantai kepulauan lainnya.
Besoknya dengan cruise ship, kita berangkat ke Rainbow Reef, Vanua Levu, ke Savusavu Beach...dan ketika hari menjelang senja, begitu melihat matahari  tenggelam di ufuk barat kutub Selatan, teman gua mendesis...."Gua serasa orgasme melihat keindahan ini".... Gua ikutan merinding mendengar desisannya. Melihat matahari terbenam saja di Kuta, biar sudah sangat sering, tetap saja ada perasaan terhanyut. Dan melihat matahari terbenam untuk pertama kali, di Savusavu beach benar2 pengalaman tak terlupakan....
Orgasme. kalau mendengar kata ini...pasti pikiran akan sampai pada hubungan intim dua mahluk. Saat-saat paling nikmat secara batin dan psikis. Orgasme teman gua tadi, bukan orgasme sexual, Teman gua tadi bukan memadankan keindahan matahari tenggelam dengan kenikmatan sexual. Cuma hanya penggambaran suasana hati saja, efek yang diberikan oleh suatu keadaan external secara psikis kepada bathin. Mungkin itu hanya ungkapan saja. Karena orgasme itu adalah puncak kenikmatan berhubungan sex...... Walau pun tidak ada hubungannya sama sekali dengan matahari terbenam....
Carrie Bradshaw, si cantik lajang dalam Sex and the City, dalam salah satu episodenya, pernah berkata 'Dia merasa orgasme, setiap kali mengenakan baju dari Prada dan sepatu Manolo Blahnik'....
Mungkin karena Buat wanita fashion adalah satu hal penting, jadi pengungkapan kepuasan bathin pun cukup  dengan berpakaian branded. Sama seperti seorang teman gua, yang bilang, dia merasa seperti sedang berhubungan sex ketika memacu mobil SL600 Roadsternya, dijalan tol dengan kecepatan penuh. Sama nikmatnya dengan orgasme.
Sebenarnya dari mana asal muasal "bahasa gaul" yang menyamakan orgasme dengan pemenuhan kenikmatan pengalaman bathin? Gwe sendiri tidak tau. Bagi gwe dan teman2 gwe, yang jelas kita cuma sekedar ikut-ikutan.
Pernah sekali kita clubbing, dan kebenaran meja kita berdekatan dengan meja seorang designer kondang tanah air. Mereka duduk beramai-ramai dengan para model dan designer lainnya. Ketika satu lagu yang memang lagi "hit" di club-club seantero dunia dilantunkan oleh sang DJ, designer kondang itu dengan gaya centilnya berteriak..."Aduuhhh boookkk...gwe serasa orgasme mendengar lagunyaaaaa....".
Dari situ, gwe dan teman2 gwe ikut-ikutan menggunakan istilah orgasme sebagai pernyattan rasa luapan hati yg paling dalam, meski tanpa hubungan sex.
Saat itu kita mengira istilah itu emang sudah jadi trend dikalangan mahluk bergaul Indonesia. Tapi ketika menonton drama seri "Sex and the City" tadi, gwe jadi ragu, siapa sebenarnya yang pertama kali menemukan istilah gaul orgasme dijadikan pernyataan kenikmatan suasana hati tanpa sex.
Sebenarnya apa yang ingin mereka katakan? Apakah dengan begitu ada pendangkalan pengalaman bathin kearah yang berbau materi dan fisik? Rasanya bukan
Orgasme adalah satu pengalaman bathin. Sigmund Freud dalam risalahnya panjang lebar menguraikan masalah orgasme saja. Menurut dia ada perbedaan yang sangat fundamental mengenai pencapaian orgasme antara pria dan wanita. Dan itu menurut dia mengakar dari peradaban purba dan cikal bakal kehidupan manusia, dan dipercaya berawal dari instink hewani. seperti kelompok singa atau gorilla, betina nya memilih untuk tunduk pada rasa aman pada seorang pemimpin pejantan, sementara bagi sang jantan superior, penaklukan adalah sumber terpenuhinya semua kebutuhan sex. Sang pejantan harus terlebih dahulu menaklukkan pemimpin superior sebelumnya, sebelum seluruh betina dalam kelompok tunduk padanya.
Dan Freud percaya, insting purba bawaan itu yang turut membentuk pencapaian orgasme pada manusia. Karena itulah, menurut dia, wanita lebih mudah mencapai orgasme apabila dalam keadaan merasa aman. Seperti yang diungkapkan Carrie Bradshaw, dengan fashion brandednya. Wanita merasa lebih cantik, merasa lebih sexy dan percaya diri, merasa memiliki power bila mengenakan fashion branded, dan itu padanan orgasmenya. Dalam tanda kutip tentu.
Sebaliknya dengan teman lelaki gwe tadi, yang tak butuh rasa aman mengenderai kencang2 mobilnya, justru malah menyerempet-nyerempet bahaya berkendaraan sekencang itu, namun dengan begitu, raungan suara mesin, kendaraan terbaik, berpacu dijalan tol, menjadikannya merasa menaklukkan dunia, dengan pacuan SL600 Roadsternya. Orgasme dalam tanda kutip.
sepertinya pikiran analytical Freud itu ada benarnya. kenikmatan ragawi sebenarnya akan sangat berbeda dengan kenikmatan batiniah. Orgasme merupakan perpaduan keduanya, mengisi bagian kenikmatan ragawi dan batiniah. Pencapaian kenikmatan ragawi, merupakan hal yang lebih mudah dilakukan daripada pencapaian kenikmatan batiniah. Karena raga itu kasat mata dan lebih gampang diukur. Sebaliknya dengan batin/psikis, yang tak kasat mata dan tak memiliki dimensi. Karena kemudahan pencapaian ragawi itulah, orgasme pada akhirnya lebih banyak dikonotasikan kearah pencapaian nikmat ragawi, padahal seharusnya orgasme juga digunakan untuk memperkaya bathin, karena itu tadi, pengalaman orgasme juga menyangkut unsur psikis manusia, para akhli psikology mengakui itu, seperti Sigmund Freud.
Sebagai pengalaman bathin/psikis, manusia tidak akan mungkin bosan pada orgasme. Dan sebagai bagian dari pengalaman psikis ini, kenikmatannya menjadi tergantung pada pengalaman pribadi orang bersangkutan. Buat orang yang tinggal di Vanua Levu, matahari tenggelam di Savusavu Beach adalah hal yg biasa. Orang yg tinggal di Kuta, akan melihat matahari tenggelam di pantai Kuta sebagai bagian keseharian mereka, bukan hal yang luar biasa lagi. Untuk pencapaian ke hal yang luar biasa secara psikis inilah, orang rela membayar ribuan dollar per malam, hanya untuk dapat tidur dengan seorang bintang sinetron kenamaan, contohnya. Walaupun akhirnya hasil akhirnya akan sama saja. Karena sesungguhnya pengalaman psikis yang ingin didapat sudah campur aduk dengan pemenuhan keinginin secara ragawi. Dan analisa Freud untuk masalah hubungan ini kembali benar. Si lelaki terpuaskan egonya dapat menaklukkan bintang kenamaan, dan si wanita terpenuhi hasratnya untuk dapat hidup lebih aman, dengan timbunan materi.
Tapi Karena Sex juga merupakan pemenuh kepuasan ragawi, sama seperti hal-hal materialistik lainnya, pada akhirnya akan terjadi kebosanan. Karena itu, setelah menjadikan sang artis jadi gundik/piaraan, kebosanan mulai muncul, dan pengalaman psikis baru diinginkan, artis kenamaan lainnya menjadi sasaran. Begitu seterusnya...
Teman gwe pernah bilang, kenikmatan bathin yang paling dahsyat yang pernah dia rasakan, mengalahkan orgasme manapun, adalah ketika pertama kali dia menjejakkan kaki di Jerusalem, dalam salah satu perjalanan pengayaan bathinnya sebagai ummat Kristiani. Ketika dia melihat tempat Isya disalibkan. Dan melihat ratusan orang meraung menyesali dosa ditembok ratapan. Seakan-akan dia ikut merasakan penderitaan Isya dalam usaha menyebarkan firman Tuhan.
Waktu itu gwe cuma berpikir dalam hati, teman gwe ini cuma sok ingin hebat saja.
Tapi, dalam satu perjalanan ke Istanbul, ketika iseng-iseng ikut menyaksikan pertunjukan tarian para Darwis, pikiran gwe berubah sama sekali. Melihat para Darwis  itu berputar-putar seperti mabuk, menyanyikan pujian2 pada Allah, gwe merinding setengah mati. Gwe orgasme.
Dan teman gwe itu benar, Gwe merasakan nikmat paling nikmat, melebihi orgasme manapun, ketika gwe menjejakkan kaki pertama kali di Masjidil Haram, Mekkah, dalam perjalanan Haji. Melihat jutaan  manusia berputar mengelilingi Kabah, dan dari kejauhan melihat Hajarul Aswad. Tak ada yang dapat menyaingi pengalaman itu. Rasa teduh, aman, pasrah, menjadi satu. Niiikkmaaatttt sekali. Gwe sama sekali tidak merasakan nikmat penaklukan. Ego gwe hilang, rasa bangga menaklukkan hilang, namun rasanya jauh lebih nikmat dari sekedar kepuasan ego rasa sang penakluk. Tidak ada rasa bangga. Yang ada rasa teduh, damai, aman, dan pasrah....
Lantas apa yg salah dari analisa Freud tadi. Freud benar bahwa instink kenikmatan itu diwarisi dari jaman purba,jauh sebelum peradaban manusia. Namun Freud berhenti pada instink hewani yg diwarisi manusia, karena tentu Freud, yang tidak percaya pada Tuhan, lebih meyakini bahwa manusia tercipta dari hewan, seperti teori Darwin. Dan Freud tidak percaya pada cinta.
Sementara menurut agama, manusia tercipta dari rasa cinta. Tuhan menciptakan manusia karena rasa cinta. Jadi instink kenikmatan apa pun akan kembali pada instink purba ini. Rasa cinta. Sex yang paling nikmat adalah sex yang dilakukan dengan orang yg anda cintai. Pengalaman gwe mengajari gwe begitu. Coba deh... Kalau gwe salah, artinya lu emang Freudian asli. Dan gwe yakin lu gak bakal pernah kenal cinta. Dan tidak akan paham kenapa setiap tahun orang pengen ziarah ke tanah suci. Baik Mekkah maupun Jerusalem.
Kalau kamu-kamu sekalian lebih percaya pada Freud...yaaa... silahkann...boleh dong beda pendapat....hehehe....

No comments:

Post a Comment