whose side are you on

whose side are you on

Thursday, January 26, 2017

ANOTHER BUZZ FOR TODAY ++ THE LATE, THE CORPSE, THE LAUGHTER ++



Satu lagi buzz yg bikin ngekek guling-guling...







BUZZ FOR TODAY ++ EITHER YOU STUPID OR YOU SMART ++



NUMBER ONE:



CRASSSHHH... BOOOMM...BAAANNGGG....!!!
Mulut reyot desye lansung mingkemmm... Pecah berkeping-keping coy...
(((Minister fot Defence, two thumbs up!!!)))

NUMBER TWO:



Mirror, mirror on the wall.... Who's the dumbest of them all?? Udah kah anda bercermin??

NUMBER THREE:



When your brain is too small, but your faith and heart even smaller. So small that chickens are brighter than you...



Saturday, January 21, 2017

BOOKS OF ISLAM & ARABIAN === SAY IT RIGHT DARLING. HELLO KITTY...!!! ===




Adalah kebodohan yang sangat menjijikkan, bila kita berbicara tanpa dasar pengetahuan, dan berucap tanpa belajar dari sejarah dan pengalaman orang lain. Itu seperti seorang wanita berdandan tanpa cermin. Dia kira dia bertambah cantik, padahal mukanya menjadi coreng moreng belang belentong, karena tanpa cermin dia tidak tau dimana dia harus merias wajahnya dengan tepat.

Mengingat kembali pidato politik Megawati pd peringatan ke-44 tahun berdirinya Partai PDI-P, tgl 10 Januari yg lalu. Pidato politik yg sangat rasis, dan menjorokkan Islam. Sebenarnya semua orang juga tahu, Arab itu hanya sasaran sampingan. Sasaran utamanya adalah Islam. Lebih tepatnya, pengrusakan Islam secara "diam-diam".

Tidak kah mereka belajar dari pengalaman sejarah Negara Turkiye? Saat Mustapha Kemal Pasha merasa Islam itu tidak butuh Arab. Sebegitu rendah dirinya, merasa Islam itu menjadi beban yang menghambat Turkiye. Sedemikian malunya kepada Islam, sehingga Islam ingin dileberalkan, di"Barat"kan. Diputuskan dari sumber ke"Timuran"nya. Segala yang berbau Arab dianggap jelek. Sampai segala Islam-nya di Turkiye-kan. Adzan diterjemahkan. Shalat diterjemahkan. Quran diterjemahkan. Tak ada lagi Arab. Islam Arab itu bodoh. Islam Turkiye yg liberal yg ke-Barat-Barat-an yang benar. Hingga akhirnya mereka terbentur tembok, mereka tidak dapat mendustai, Islam itu diturunkan di Arab, di Timur, dan bahasa pengantarnya bahasa Arab. Mau sehebat apapun Kemal Pasha meliberalkan Islam Turkiye, mereka harus menerima kenyataan itu. Islam itu diturunkan berlatar Arab, dan yang lebih penting mau didustai seperti apapun, tak dapat dipungkiri, Rasul pembawa agama Islam itu adalah Baginda Muhammad, yang secara "tidak kebetulan" dipilih Allah, Rasul pilihan itu berasal dari Arab. Cobalah bantah kenyataan itu kalau bisa. Kecuali seperti yg gue bilang di atas, niat lu memang merusak Islam secara "diam-diam". Jadi Arab itu hanya sasaran antara, sasaran utamanya adalah penghancuran Islam itu sendiri.

Belajarlah dari sejarah Gereja Katolik. Bagaimana Agama yang dibawa Nabi Isa itu diputuskan dari sumbernya, dan dipindahkan ke Pusat kekuasaan Kekaisaran Roma dijaman Kaisar Constantine II. Perseteruan Cardinal Eropa Eusebius dengan Cardinal Asia Tengah/Afrika Arius. Jaman Roman Empire, yg menjadikan Isa Tuhan, dan meninggalkan Jerusalem sebagai Pusat perkembangan agama Kristen, menjadi Roma sebagai pusat pengembangan Gereja. Sejak itu Paus selalu orang Eropa berkulit putih. Tak pernah lagi ada Paus berkebangsaan Asia, apalagi Afrika yang berkulit Hitam. Mimpi aja kali ya gok.....
Tampilan para Paus pun berubah drastis. Semuanya mengikuti tampilan Para Kaisar Roma. Isa yang berjenggot dan hanya bergamis cingkrang di atas mata kaki, tidak lagi layak diikuti. Jenggot dibersihkan. Persis seperti para Kaisar Roman Empire. Gamis cingkrang Isa yang tak berkancing, digantikan jubah panjang dengan kancing emas segede-gede gaban. Dulu bahkan tudung kepala Isa yang sederhana, digantikan oleh mahkota kepausan, dan singgasana suci KePausan. Sekarang saja Mahkota itu lebih sering digantikan "topi kepausan". Walau dalam acara2 tertentu Mahkota suci itu tetap dipakai. Namun singgasana suci itu selalu tetap dipakai. Dan segala tentang Jerusalem dilupakan sudah. Sekarang orang taunya Kristen itu berasal dari Eropa/Roma/Vatikan. Padahal mau didustakan seperti apapun Kristen itu berasal dari Jerusalem.
Dan lihatlah kemana sekarang Gereja itu berlari. Apakah Islam tidak mau belajar dari itu?

Tidak ada satu Agama pun seperti Islam, yang memiliki hubungan "sangat khusus dan intim" dengan sumbernya. Dalam hal ini Arab. Sekali lagi, tidak ada satu agama pun selain Islam. Kenapa bisa begitu? Sebab Islam memiliki Rasul yang MANUSIA BIASA. Sekali lagi, Rasul Agama Islam itu bernama Muhammad, seorang Arab, dan dia MANUSIA BIASA. Dia bukan Tuhan, dia bukan Dewa, bukan juga manusia setengah Dewa.
Islam tidak seperti Kristen, yg Rasulnya adalah sekaligus Tuhan-nya. Tidak seperti Hindu, yang tak memiliki Rasul, hanya Dewa-Dewi. Tidak seperti Budha yang Rasulnya adalah Dewa, atau setidaknya mahluk Setengah Dewa.
Jadi Rasul agama selain Islam itu adalah mahluk yang tak mungkin dicontoh. Sungguh tidak adil misalnya, ummat Kristiani diwajibkan mengikuti sifat-sifat Kristus yang adalah Tuhan. Bagaimana mungkin seorang manusia dapat meniru Tuhan bukaaannnn??? Implaauussiibbleee. Teeddaaakk mongkeenn geeseehhh...????
Begitu juga agama Budha. Bila ingin meniru hidup Sang Budha, semua penganut agama Budha, harus hidup seperti Biksu/Rahib. Mana mungkin sebuah Masyarakat bisa berkembang bila semua orangnya adalah Biksu dan Rahib. Iya kan?
Namun Muhammad adalah seorang MANUSIA BIASA. Baginda Rasul hanya seorang utusan. Seorang penyampai kabar gembira. Dia hidup seperti seorang warga masyarakat normal. Dia berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya di sekitarnya. Selain sebagai seorang Rasul Allah, dia memiliki kerja sebagai pedagang. Dia makan. Dia minum. Dia beranak dan berkeluarga. Dia tidak bertapa dan bersemedi berhari-hari dan berbulan-bulan. Dia memiliki rasa amarah. Sebagai manusia dia melakukan kesalahan. Jadi ketika Allah menganjurkan manusia Pilihan ini untuk diikuti akhlak dan tabiatnya, itu adalah anjuran yang sangat logis. Sebab Rasul Pilihan ini adalah juga manusia. Dan sebaik-baik mahluk yang begitu sempurna mengikuti akhlak Alquran, siapa lagi kalau Bukan Baginda Rasul Muhammad?
Atau karena Baginda Rasul itu seorang Arab, jadi lu mau mencontoh peri-laku Megawati? Lu mau mencontoh Said Aqil Siradj? Mau nyontoh Mustofa Bisri yang dipuji-puji para Kafirun dan Munafiqun itu? Atau mau nyontoh Gun Romli dan Sahal AS yang Liberal itu? Yang penting bukan Arab? Begitu ya coyy?

Jadi banyak, bahkan sangat banyak ummah menjadikan Rasul Pilihan ini sebagai contoh kehidupan. Bukan karena ingin menjadi seperti Arab, tetapi karena begitulah anjuran Allah. Contoh paling sempurna ahlak Alquran itu, mahluknya adalah Baginda Rasul.
Memanjangkan Janggut itu adalah Sunnah Rasul, bukan karena ingin menjadi Arab. Meninggikan pakaian di atas mata kaki adalah Sunnah Rasul. Berpakaian sederhana, tidak berwarna-warni, adalah Sunnah Rasul. Tidak mengenakan sutra dan tidak mengenakan perhiasan bagi kaum laki-laki, mengenakan tutup kepala, menjaga kebersihan, itu semua Sunnah Rasul. Bukan ingin menjadi Arab. Itulah yang tidak dimengerti, atau pura-pura tidak dimengerti Para Liberalis itu.
Jadi sangat tidak relevan menyamakan Islam yang mengikuti Sunnah Rasul, dengan Hindu yang ingin menjadi orang India, seorang Kristen yg ingin menjadi orang Jahudi, seperti pidato politik Megawati yang sangat rasis itu.

Rasulnya orang Arab. Kitab Sucinya berbahasa Arab. Ritual utamanya Shalat 5 waktu, berbahasa Arab. Doa-doa paling dahsyat yg disunnahkan Rasul, berbahasa Arab. Lu berdoa boleh pake bahasa apapun. Namun gue, sebelum menutup doa dengan doa yg diajarkan Rasul, yg dalam bahasa Arab itu, belum afdol rasanya doa gue. Itu perasaan gue aja kali ya, kalo lu mau nutup doa lu dengan Bahasa Indonesia, juga tak apa-apa. Tapi Shalat dan Tilawah lu tidak mungkin tidak berbahasa Arab kan? Lu berhaji dan ber-Umroh, ya teteeepp lu mesti balik ke Haramain. Ke Arab. Lu mau berhaji ke NU? Ke Islam Nusantara? Dan para Liberalis itu mengajarkan kisah Nabi Ibrahin dalam berhaji itu dongeng. Lantas lu percaya saja ketika mereka bilang Islam Nusantara tak perlu Arab? Terus lu mau putus ke-Arab-an itu, karena tak suka Arab, dan lu mau ikut Megawati Shalat berbahasa Indonesia, karena ilmu agama lu sudah terlalu hebat? Begitu?

Jadi kecuali niat lu memang ingin menghancurkan Islam secara diam-diam dan "pura-pura bego", tetaplah berusaha menjauhkan Isam itu dari Arab. Karena lu Liberal dan lebih suka budaya Kebarat-baratan, daripada budaya yg keArab-Araban. Biar Islam jadi seperti Gereja Katolik, yang terputus dari sumbernya. Dan menjadi Agama yg lain. Bersumber dari Afrika Utara/Asia Tengah, namun pemimpinnya tak pernah berasal dari Asia dan Afrika. Terputus sama sekali. Menjadi sangat berbeda dari Rasulnya Isa. Secara penampilan dan ajaran. Hal yg justru ingin dihindari oleh Islam.

Dulu semasa kuliah, gue punya banyak teman yang kuliah di Arab dan Mesir. Cerdas-cerdas. Pinter-pinter. Ganteng-ganteng. Dan mereka serta orang-orang terdekat mereka sama sekali tidak takut kalo mereka akan menjadi seperti Arab. Ketika gue berkunjung ke sana, Umroh atau liburan, sering sekali mereka sarungan dan berkopiah. Penampilan sangat Indonesia. Berbaju koko seperti Betawi Abang Jakarte. Tidak sedikitpun ada niatan dalam sikap mereka ingin menjadi Arab. Meski mereka berbahasa Ane, Ente, Akhi... Tetap saja hati mereka Indonesia. Namun jangan ditanya bila mereka ingin menjadi seperti Rasul. Sangat jelas dalam sikap dan pola pikir mereka. Dan tetap saja, Rasul itu adalah Arab. Islam itu tak akan mungkin bisa diputuskan dari sumbernya. Arab. Kecuali lu ingin merusak Islam itu sendiri. Seperti yg dilakukan oleh Kemal Pasha di Turkiye. Meliberalkan Islam. Satu hal yg disesali Islam Turkiye bahkan Islam Dunia hingga kini. Dan Indonesia dengan Islam Nusantaranya ingin mengulangi kebodohan yg sama? Gue bangga menjadi Islam Indonesia, tapi gue tak merasa terganggu kalau Islam gue harus melekat kepada Arab. Sebab Islam dan Rasul gue, memang dari situlah adanya. Gue tak akan pernah bisa mendustai hal itu.

Kalo Islam lu masih Islam ecek-ecek, meski lu pernah jadi Presiden sekalipun, janganlah berbicara Agama. Kecuali niat politis lu memang ingin menghancurkan Islam.
Islam lu masih Islam klenik. Aliran kepercayaan dan agak-agak kejawen. Lu percaya sama dukun. Lu masih percaya bapak lu bisa mengirimkan wangsit dari langit. Shalat lu masih belang belentong, terus lu berbicara tentang Islam? Berbicara tentang ketertutupan logika agama? Siapa yang tidak bisa menerima perbedaan? Siapa?
Tak ada persoalan dalam Ulama Islam. Ulama yang berpenampilan seperti AA Gym, Ustadz Tengku Zulkarnaen, atau Habib Rizieq. Bersorban dan bergamis. Yg dituduh ke-Arab-Araban. Atau Ustadz seperti Salim A Filla, Yusuf Mansyur, Ma'ruf Amin, yg berbatik, berjas, dan berpeci. Tak ada masalah. Kenapa menjadi masalah bagi para Liberalis seperti Lu?

Seindah dan sebagus apapun kuburan bapak lu, percaya deh dihadapan Allah yg dinilai tetap amal-ibadahnya. Bersama para Malaikat, bisa jadi mendiang seorang babu di Papua, lebih mulia keberadaanya. Jangan bermimpi bapak lu tetap jadi bangsawan dan raja di alam kubur. Bapak lu sudah tak berdaya, menangis setiap saat memngharapkan doa dari anak-anak yang Sholeh dan Sholeha. Sebab percaya deh, sebagus apapun amal ibadahnya, namum bila anak-anaknya di dunia bergelimang syahwat, sejengkal kaki lima syurga adalah hal yang tak terbayangkan.
Percaya deh, bila lu percaya menerima wangsit dr bapak atau ibu lu, yg lu bilang dari langit itu, itu adalah Setan yg menyerupakan dirinya seperti Bapak atau Ibu lu. Sebab bila lu mengaku Islam, dan lu masih percaya segala klenik semacam itu, artinya lu percaya Bapak atau Ibu lu menjadi arwah gentayangan. Hidup diawang-awang, dan masih bisa "pake telpon hantu" berbicara sama elu. Kasihannya arwah orang tua lu itu.
Menangislah, dan mohonkan ampunlah pada Allah. Dalam setiap Shalat lu, bila lu memang percaya Islam. Doakan agar arwah bapa-ibu lu mendapatkan ketenangan dan Ridha Allah. Jangan percaya klenik, dan segala wangsit hantu biru merona belau. Islam tak pernah mengajarkan itu.
Dan dengan Islam klenik semacam itu, lu berbicara tentang ketertutupan logika, antara Islam dan Arab? Siapa luuuuu tanteeee.....

Dan dengan Islam seperti itu, beginilah kelas Partai yang dipimpinnya. Persis Partai Preman menantangin Ormas seperti FPI untuk berantem.



Gue jawab tantangan ini dengan benar. Seperti lagu latar postingan ini, dari Nelly Furtado "Say it Right", katakan dengan benar. Jangan malu-malu, atau sembunyi-sembunyi. Jangan berbicara tentang Arab, kalau sebenarnya lu ingin merusak Islam. Jangan membidik FPI, kalau sebenarnya lu ingin menjorokin Islam.
Jangan seperti lagu Nelly Furtado ini, teriak-teriak "Lu gak ada artinya buat gue, Lu bukan siapa-siapa"
"Eh...cwin, tapi ngomong-ngomong Lu mau liat my Pu**y gak? Kalo mau jangan pulang dulu ya cwin..."

Nah lhoooo.... Munafik gak tu gok? SAY IT RIGHT. Bilang yg bener, jangan pura-pura.
Jadi kalo PDI-P mau tau kekuatan Islam, silahkan aja coba-coba. Hina Islam secara frontal. Jangan pura-pura nantangin FPI. Jangan pura-pura menghina Arab. Tapi benernya tujuannya ke Islam.
Say it right. Katakan dengan bener cwwwiiinnn.....


Oh you don't mean nothing at all to me
No you don't mean nothing at all to me
But you got what it takes to set me free
Oh you could mean everything to me

From my hands, I could give you something that I made
From my mouth, I could sing you another brick that I laid
From my body, I could show you a place God knows (My Hello Kitty alias my Pu**y ya cwiinn..)
You should know the space (my Pu**y) is holy
Do you really want to go?








Sunday, January 8, 2017

THAT STUPID "MESSIAH", STILL THINKS HE'S DOING A GREAT JOB FOR HIS PEOPLE... OUWH BROTHER!!!




Gue sdh tdk pernah berharap lagi pada rezim yg kerjanya cuma bisa bacot dan menipu ini.
Situasi susah, rakyat yang disuruh nanggung, mereka asik berutang.
Saling lempar tanggung jawab mengenai kenaikan Pajak Kendaraan. Antara Kemenkeu, POLRI, dan Presiden.
Aneh bin ajaib, Presiden pilihan rakyat kecil itu seperti tidak pernah tahu apa2 soal kebijakan di bawah koordinasinya. Memalukan sekali. Ngapain saja tuh kerjanya?

Ajib bingitz dah ah. BBM naik, PLN naik, segala-galanya naik. Tega banget sih lo Nabi cebonger? Apalagi yg akan lu paksa rakyat untuk menanggungnya?
Kalo soal Tahta mu.... Wuuuiihhh hebat banget lu bekerja, sampe terkencing-kencing itu KAPOLRI lu buat. Issue makar yang tak jelas dan rawan fitnah itu menggelembung kemana-mana. Hebat banget reaksimu. Tapi bertemu kesulitan keuangan, lu langsung menghantam rakyat tanpa berkedip. Entah terbuat apa hatimu. Culas, penuh tipu, kejam, dan tanpa belas kasihan

Lu koar-koar menyuruh POLRI membersihkan sosial media dari "Cyber Army" yg katamu merongrong pemerintahanmu. Tapi taukah kamu Nabi yg mulia, pendukung lu justru yg memiliki "Cyber Army" besar. SEMUA orang tau itu. DARI DULU!!! Entah berapa dana yg lu gelontorkan buat mendukung gerakan mereka.
Kenapa mereka tak pernah lu sasar? Kenapa cuma kelompok yg kritis yg lu simpulkan makar? Terutama kelompok Islam. Kenapa? Biar maksudnya info itu cuma jadi satu arah? Dari pihak lu saja? Sehingga lu bebas melakukan apa saja. Memerintah tanpa hati nurani bapak NABI???

Dari awal lu di pilih, lu digembar-gembornkan Messiah yg ditunggu-tunggu. Juru selamat Bangsa Indonesia. Dipuji setinggi langit. Akan membangun tonggak demokrasi, ekonomi, hukum, de-el-el....
Ternyata Bullshit semua. SOMETHING TOO GOOD TO BE TRUE, ALWAYS IT IS. Tapi sangat banyak manusia terkecoh dengan pencitraan super hebat itu, jadilah engkau Nabi tanpa kapasitas. Akhirnya beginilah jadinya.

Gue tidak bisa memperkirakan kalao rakyat kecil terus-terusan didzalimi seperti ini, berapa lama mereka akan kuat bertahan. Kenapa mereka terus2an yg dihajar tuan Nabi? Gue yakin, gue bisa bersabar dan pasti survive. Namun gue tak akan pernah bisa memaafkan orang2 tak berperi emanusiaan, yg dulu beramai-ramai mendorong lu jadi Nabi. Meski gue yakin mereka juga tau diri lu tak seperti yg mereka koar2 kan. Namun demi kepentingan sejengkal, mereka rela mengorbankan masa depan Negara ini.

Berhenti berharap pada manusia. Berharaplah hanya pada ALLAH saja. Tutup bukumu untuk Rezim penipu ini. Mereka tak perduli pada kita, jangan perdulikan mereka.....