whose side are you on

whose side are you on

Saturday, March 24, 2012

Books of Indonesian Energy == It's absolutely wrong in the first place.

Pemerintahan SBY berencana menaikkan harga BBM. Basi!!!
Masyarakat dan partai politik oposisi pada ribut. Basi!!!
Semua itu berita basi. Dari sejak jaman kapan emang kenaikan BBM tidak menuai kontroversi? Dari sejak jaman kapan coba partai oposisi tidak menjadikan issue kenaikan BBM sebagai alat pemicu eskalasi suhu politik? Semua berita itu basi.

Gue tidak ingin membela pemerintahan SBY. Pemerintahan SBY sudah jelas tak lebih baik dari pemerintahan Megawati maupun Gusdur. Kalau tak mau dibilang malah lebih hancur. Tak ada perubahan yang bisa dibilang fundamental dimasa delapan tahun pemerintahan SBY. Indonesia masih begitu-begitu saja. masih jalan di tempat.
Namun begitu, kenaikan harga BBM bukanlah pertanda kegagalan SBY. Dan sangatlah bodoh menjadikan issue kenaikan harga BBM ini sebagai alat untuk memojokkon pemerintahan.

Pakailah akal sehat. Terutama mahasiswa yang sedang demo itu. Pakai akal sehat.
Strategy dan kebijaksanaan energi dalam negeri Indonesia, memang sudah salah kaprah dari semenjak Pertamina didirikan dulu. Strategy BBM murah yang dicanangkan Suharto dulu, dalam sejarahnya sudah membuktikan tidak bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Rakyat tetap miskin. Sementara Pertamina dibonzai sedemikian rupa, menjadi perusahaan dinosaurus kelas kandang. Perusahaan gajah yang bodoh. Yang tak bisa berkembang menjadi perusahaan sekelas BP atau Exxon-Mobile. Tak usah jauh-jauh deh, Pertamina itu bahkan tak bisa menyamai kelas Petronas. Tak usah bandingkan ke luar negeri deh, kedalam negeri saja, Pertamina itu cuma perusahaan bobrok besar, penalang hutang negara, yang bahkan tidak bisa mengimbangi kemajuan BRI atau BCA.

Dari sejak awal Pertamina di bentuk, strategy Energi dalam negeri Indonesia memang sudah salah. Salah besar!!
Lu semua yang merasa pintar-pintar itu, emang selama puluhan tahun BBM murah, lu pikir kemana aja BBM itu lari? Kemana aja?
Rakyat Indonesia cuma untung sedikit dari harga murah BBM itu, tapi sebenarnya siapa yang lebih diuntungkan?
Sebagian besar BBM murah itu lari ke luar negeri. Ke Singapore, Thailand, Malaysia dan Australia. Tapi jumlah terbanyak memang ke Singapore.
Singapore lah yang menikmati BBM murah Indonesia. Dan lu pikir siapa yang disejahterakan dengan BBM murah itu? Apa lu pikir Rakyat?
Sudah jelas para penyelundup BBM itu. Hanya segelintir orang yang jadi kaya-raya dengan kebijaksanaan BBM murah.
Dan mana coba partai politik yang berani membongkar sindikat penyelundupan BBM itu? Coba partai politik mana yang berani?

Beberapa tahun lalu, sindikat itu hampir terbongkar, dengan terbukanya jaringan pipa BBM bawah laut di Balikpapan, yang sudah jelas-jelas digunakan untuk menyelundupkan BBM ke kapal-kapal asing. Tapi coba apa hasil penyelidikannya?
Hanya pegawai Pertamnina sekelas kepala bagian, dan beberapa pegawai cecoro yang mendapat sanksi. Selebihnya semua tinggal misteri. Kalau di luar negeri, aib semacam itu sudah bisa menggoncangkan pemerintahan. Tapi disini? Partai politik yang pintar-pintar itu hanya bisa berkaok-kaok kalau harga BBM naik.

Berbicaralah dalam konteks strategy dan kebijaksanaan energi jangka panjang. Bukan hanya strategy BBM jangka pendek. Yang dipakai untuk membuat rakyat semakin sakit hati.
Siapa pun kelak pemimpin Indonesia, pasti akan menghadapi beban "warisan" kesalahan kebijakan energi dalam negeri itu. Yang memang sudah salah dari awalnya.
Kita harus menerima kenyataan, Indonesia sekarang bukan lagi negara pengekspor minyak. Produksi BBM dalam negeri Indonesia sudah tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Sudah sejak lama indonesia menjadi negara pengimpor BBM. Indonesia sudah tidak termasuk sebagai negara OPEC.
Karena itulah, dulu ketika harga minyak dipasaran dunia melambung gila-gilaan, Indonesia justru merugi, harus menombok milyaran dollar untuk menalangi subsidi BBM yang diimpor. Negara-negara penghasil Minyak semacam Arab Saudi dan Brunei, justru mendapat keuntungan berlipat-lipat dari kenaikan harga itu, namun ironisnya, indonesia yg juga penghasil minyak, malah harus bingung untuk menalangi APBN negara yang jeblok kebanyakan subsidi.

Rakyat harus disadarkan, jangan lagi dibuai mimpi indah harga BBM murah. Rakyat harus mulai dapat menerima kenyataan, cepat atau lambat, harga BBM Indonesia mau tidak mau pasti akan sama dengan harga BBM dipasar dunia. Hanya dengan cara itu kebocoran subsidi yang dinikmati habis-habisan oleh sindikat penyelundup BBM itu dapat dihentikan. Sudah lebih 50 tahun Pertamina didirikan. Dan sudah lebih 50 tahun strategy Energi dalam negeri Indonesia dijalankan. Rakyat tetap miskin. Hanya segelintir orang-orang serakah yang menjadi kaya-raya. Apakah Indonesia tidak bisa belajar selama 50 tahun??? Apa lagi yang baik dari strategy busuk seperti itu yang harus dipertahankan???
Cepat atau lambat, Indonesia harus menerima kenyataan, harga BBM Indonesia akan ditentukan oleh pasar.
Sudah saatnya Indonesia memiliki seorang pemimpin cerdas dan mumpuni, yang bisa membuat kebijaksanaan dan strategy energi dalam negeri yang baru.
Yang bisa menjadikan Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia.
Sudah saatnya, partai-partai politik kemaruk kekuasaan itu berhenti berkaok-kaok mengenai strategy jangka pendek turun naik harga BBM. Berbicaralah hal yang prinsipil. Yang fundamental. Jangan menjadi sama bodohnya seperti pemerintahan SBY sekarang yang tak melakukan apa-apa mengenai strategy jangka panjang energi Indonesia kedapan. Malah sibuk mengurusi korupsi ditubuh partai Demokrat.

Gue ingat seorang mantan dosen gue dulu, sewaktu gue masih kuliah. Orangnya memang agak eksentrik, namun sangat pintar dan cerdas. Banyak sekali kebijaksanaan ekonomi Suharto yang tidak disetujuinya. Orangnya memang agak idealis. Dia dulu sempat menjadi salah seorang direktur PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), ketika itu masih bernama PJKA (Perusahaan Jawatan Kreta Api). Salah satu kebijaksanaan ekonomi yang tak disetujuinya adalah stratgi energi dalam negeri Indonesia itu.
Dulu ketika dia curhat mengenai hal itu, menyampaikan uneg-unegnya kepada kita-kita, dan menguraikannya dalam angka-angka yang enjelimet, terus terang gue masih agak-agak bingung, apalagi gue baru belajar ekonomi setelah gue mengambil gelar Master gue. Jadi gue terus terang gak mudeng dengan penjelasannya.
Tapi sekarang gue mengerti dengan jelas. Sebagai seorang pengusaha sekarang gue mengerti semua yang dia jelaskan dulu.
Strategy energi dalam negeri Indonesia memang sudah salah kaprah dari awalnya. Diperparah lagi dengan system pengawasan dan kontrol Indonesia yang mandeg tak jalan, hancurlah kebijaksanaan itu. Hancurlah Pertamina menjadi perusahaan macan raksasa banci dan ompong.

Dosen gue itu juga memprotes habis-habisan strategy transportasi Indonesia, yang menurut dia tidak pernah berpihak pada rakyat kecil. Ketika Habibie membangun IPTN, dia jelas-jelas tak setuju dengan Habibie. Dan jelas-jelas menentang kebijaksanaan itu. Menurut dia lebih baik uang yang sebesar itu dipakai untuk membesarkan PT PAL dan PT Kreta Api. Indonesia itu negara bahari, sudah selayaknya memiliki pabrik kapal laut, bukan pabrik pesawat terbang. Dan Kreta api itu angkutan murah, yang bisa dijadikan sebagai angkutan publik sekaligus angkutan komoditas/dagang.
Dia bermimpi PT Kreta Api Indonesia, bisa menyamai Nippon Railway atau Australian Railway, yang bisa menjadi perusahaan-perusahaan kelas dunia, dan bisa menerlurkan teknologi-teknologi baru dibidang angkutan publik, semacam shinkansen (Kreta apai super cepat) itu.
Dan dia menjadi frustrasi, betapa pemerintahan sangat memandang sebelah mata angkutan publik yang murah, emriah, dan aman ini. Dan jadilah PT KAI, sama seperti Pertamina, menjadi perusahaan-perusahaan macan ompong. Besar di kertas, tapi nol besar dalam faktanya.

Sama seperti pencabar-pencabar Suharto jaman itu, mantan dosen gue ini pun, "dengan terpaksa" dan dengan segala hormat harus menerima kenyataan dibuang jauh-jauh dari Indonesia. jaman Suharto berkuasa, orang-orang pintar hanya boleh dimiliki oleh Golkar. Orang pintar lain yang bukan di Golkar, harus belagak bodoh aja. jadilah dosen gue yang cerdas dan idealis ini juga mental entah kemana.

Indonesia memang harus berubah. Tidak bisa lagi mengandalkan strategy tambal sulam seperti ini. Harus memiliki pemimpin yang punya visi jauh kedepan. Yang bisa membuat rencana strategy kedepan, untuk kebijaksanaan yang menyangkut kepentingan publik. Dua diantaranya adalah kebijaksanaan energi dan kebijaksanaan angkutan publik itu. Dan dibutuhkan keberanian dan ketetapan hati untuk itu.
Berhentilah berkutat di strategy jangka pendek, yang hanya mengutak-atik kebijakan harga, dan tak pernah menyentuh langsung ke hal yang paling substansial, masalah kebijakan energi indonesia jangka panjang. Yang seharusnya dapat mensejahterakan rakyat Indonesia.
Tak ada gunanya lu jadi Presiden, kalau keadaan menjadi sulit, bisanya cuma menaikkan harga BBM. Itu namanya lu sama saja seperti pedagang electronik di Glodok. Dollar naik, ya naikkan aja harga biar gak rugi. Iya kan?
Kalau cuma strategy macam gituan, angkat aja tuh Koh Aseng, jadi Presiden. Koh Aseng langganan gue beli alat-alat electronic di Glodok. Kalo perlu apa-apa tinggal telpon.

Kalo gw disuruh juga harus menjelaskan strategy bagaimana sebaiknya yang dipakai, weleh...ta uzza yaaa... gue buka menteri energi dan gue bukan presiden. Tugas lu dong itu untuk membenarkannya. jadikan semua energi hasil bumi Indonesia, hanya diperuntukkan bagi sepenuh-penuhnya kesejahteraan rakyat. Seperti amanah UUD negara ini. Kalau lu sebagai menteri dan sebagai Presiden tetap melihat strategy Energi Indoensia masih perlu dipertahankan seperti sekarang, ya monggo.... kan biar Indonesia tetap bisa diatur negara-negara besar semacam Amerika. Iya kan prend? Biar Pertamina tetap jadi macan ompong tempat orang-orang korup berkumpul.

Rakyat marah karena mereka merasa cuma jadi korban. Segala macam koruptor dan pencuri uang negara, bebas berkeliaran hidup foya-foya, tapi tiap kali APBN pemerintah terjepit, pasti ujung-ujungnya rakyat miskin yang disuruh menanggung. Sementara kebocoran subsidi BBM yang entah kemana, dan koruptor-koruptor kakap yang menggrogoti ekonomi dan bikin harga-harga jadi mahal, tak pernah diapa-apain. Coba kalau mereka merasa pemerintahan memang berusaha membela nasib mereka. Pemerintahan selalu bersikap adil terhadap para pencuri dan koruptor, semacam pencuri subsidi dan penyelundup BBM itu dihukum semua, pasti mereka tidak akan protes. Karena mereka sadar memang pemerintah sudah melakukan segala daya membersihkan kebocoran subsidi.
Lha ini? Tidak jelas hitungannya dan kenapa-kenapanya, maen sikat naikkan harga saja. Gimana orang tidak marah?

Kalo begitu, mending Koh Aseng aja jadi Presiden, terbukti dengan strategy berjualan sederhana begitu, usahanya bisa maju. Iya gak prend?

Thursday, March 22, 2012

When We Make A Home

A very beautiful song from Nabe-san.

( A lovely home...hoo..hoo)
When we make a home, when our love has grown,
when all our apprehensions fade, and we can say "forever".
When we share our dreams, everything we own,
we'll build a life together, when we make a home.

Safe and warm, (safe and warm)
We sheltered from the storm (so happy together)
When we make a home together, love will last forever.

Now, our love is young, (hoo..hoo)
facing the unknown (forever more)
but we'll find joy together, when we make a home.

( A lovely home...hoo..hoo)
When our hearts are one, though our minds are two,
when we can cherish everyday, and fill our lives with laughter.
We will dance and sing, in the setting sun
we'll build a home together, when our hearts are one.

Monday, March 19, 2012

Books of Dream -- A Woman of Vision.

Semua lagu itu tidak cuma berkisah dengan kata. Namun lagu juga berkisah dengan waktu.
Lagu seperti ini mengingatkan gwe, ke jaman SMP dan SMA dulu. Masa-masa indah penuh warna dan sejuta mimpi.
Betapa cepatnya waktu berlalu. Dan betapa berubahnya gwe sekarang. Betapa waktu bisa merubah seseorang begitu berbeda.
Dari saat gwe masih terbuai "Adolescent Dream", kepada mimpi gwe sekarang, "a Woman's Vision"

Mimpi gwe tetap penuh warna, namun kini warnanya tak lagi sama.
Mimpi remaja gwe berwarna-warni bak kanvas seorang Picasso, abstrak dan susah dimengerti.
Kini warna mimpi itu lebih teduh, tetap penuh warna, tapi sudah menjadi kanvas seorang Michelangelo.
Lebih kepada visi seorang wanita yang tahu apa yang dia inginkan.

Usaha kitalah yg menjadikan mimpi itu berubah jadi realitas. Jadi kenyataan.
Dan satu keharusan, dimasa apapun mimpi itu, "Adolescent dream ataupun Adulthood dream", perubahan mimpi itu menjadi realita, selalu membutuhkan keputusan.
Dan ironisnya, kadangkala, keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang sedemikian sulit.
Sedemikian sulitnya hingga dapat menghancurkan mimpi itu sendiri.
Dan saat mimpi itu hancur berkeping-keping, itulah saat kematian sebuah jiwa.
Karena manusia yang kehilangan mimpinya, adalah manusia yang sebenarnya juga kehilangan "jiwanya".

Satu waktu dulu, seorang wanita bernama Pandora, pernah menghancurkan mimpinya dengan membuat keputusan yang salah.
Dan Pandora memperbaiki kesalahannya dengan membuat keputusan lain yang memberikan harapan.
Dan bagi gwe, harapan itu ada dalam do'a gwe kepada Yang Maha Hidup. Karena pada akhirnya, gwe percaya, DIAlah pemberi keputusan terakhir.

Ayah gwe pernah bilang, "Jangan pernah menyesali apapun. Tetaplah bermimpi seindah yang kamu bisa."
Dan sekarang gwe mengerti ucapan itu sebagai: "Tetaplah memiliki visi seorang wanita". Wanita yang punya martabat dan mampu mengambil putusan sendiri.
Dan gwe melihat wanita seperti itu dalam diri ibu gwe.
Dan gwe ingin menjadi seperti ibu gwe, yang dapat melalui waktu dengan begitu indah.
Tetap cantik dan bermartabat, dalam terpaan badai waktu. Tetap menjadi "wanita yang menimbulkan visi". Gwe ingin menjadi wanita seperti itu.
Membuat anak-anak gwe kelak bangga kepada gwe, sedalam rasa hormat dan bangga gwe kepada ibu gwe.
Dengan begitu, gwe tau, seharusnya gwe tak perlu takut lagi meninggalkan masa remaja gwe. Dengan usaha, harapan, dan do'a.

Goodbye my "Adolescent Dream", and I'll embrace you my "Adulthood Dream". I hold on to you, to become "a woman of vision".

((*** Tapi bwok...tetap aja sulit banget mengambil keputusannya. Gimana dong Tuhan. Pls help me.....***))


......You are beautiful, beautiful, beautiful
Kamu cantik cantik dari hatimu
You are beautiful, beautiful, beautiful
Kamu cantik cantik dari hatimu.......


((Bukan ingin mengeluh ya Tuhan, hanya curhat saja, betapa indahnya seandainya kita tetap menjadi remaja SMP, tak pernah menjadi dewasa, dan tak perlu membuat keputusan sesulit ini))

Friday, March 16, 2012

Private Channel

Tolong pke pvt channel buat discuss. NOT HERE.
Semoga bisa jadi pelajaran. Kalo sdh begini apapun putusannya pasti ada yang disakiti. Makanya jangan suka keras kepala klo dibilangin.
Shalat!!

Oh Lord, save me... I'm confused.........

Wait, I'm wrong
Should have done better than this
Please, I'll be strong
I'm finding it hard to resist
So show me what I'm looking for

Save me, I'm lost
Oh lord, I've been waiting for you
I'll pay any cost
Save me from being confused
Show me what I'm looking for
Show me what I'm looking for...oh lord

Don't let go
I've wanted this far too long
Mistakes become regrets
I've learned to love abuse
Please show me what I'm looking for

Save me, I'm lost
Oh lord, I've been waiting for you
I'll pay any cost
Save me from being confused
Show me what I'm looking for
Show me what I'm looking for...oh lord

Show me what I'm looking for
Show me what I'm looking for
Show me what I'm looking for
Show me what I'm looking for...oh lord

Thursday, March 15, 2012

Je Veux Y Croire (I Wanna Believe)

Prise de la bande originale du film Disney "RAIPONCE"

Tout ce temps, cachée dans mes pensées
Tout ce temps sans jamais y croire
Tant d'années si loin de ce monde, et de la vérité

Me voilà sous le ciel étoilé
Je suis là et soudain je vois
L'avenir s'est éclairé, ma vie est à l'endroit

Et je suis tout éblouie, car enfin la brume s'est levée
Et je suis tout éblouie, les lumières scintillent partout
L'air est doux, je me réjouis, de sentir le monde avancer
Maintenant tout semble différent
Je veux croire en vous

Tout ce temps à rêver jour et nuit,
Tout ce temps à chasser l'ennui
Tant d'années sans voir ni comprendre le monde et la vraie vie

Elle est là, sous le ciel étoilé
Je la vois et soudain je sais
L'avenir s'est éclairé Je devine où je vais

Et je vois dans ce regard
Que le voile enfin s'est levé
Et je vois dans ce regard
Que les lumières brillent pour nous

Et dans la douceur du soir
Je sens que le monde a changé
Maintenant tout semble différent
Je veux croire en vous
Je veux croire en nous

Wednesday, March 14, 2012

ALWAYS

Mungkin benar, seperti katamu,
Aku memang gadis bodoh yang tak punya hati.
Tapi aku sudah tak ingin bertengkar lagi.

Mungkin benar, aku telah menyakitimu,
Dan memberimu tak banyak kesempatan.
Tapi aku sudah lelah bertengkar.
Lelah selalu menyiapkan maaf bagi salahmu.

Mungkin benar seperti katamu, keputusanku memang salah. Tapi biarlah itu jadi salahku.
Karna aku tak mau menyimpan rasa dendam.
Yang kita perlukan kini hanyalah bisa saling memaafkan dan melepaskan.
Dan menjadikan apa yang pernah kita miliki,
menjadi pelajaran dalam hidup kita yang teramat singkat.
Dan biarkan aku mengingatmu, sebagaimana aku mengenalmu pertama kali.
Tanpa ada rasa murka.


Ini lagu kesukaan kita berdua. Masih ingat kan perjalanan kita ke acara ini?
Ini satu perjalanan yang tak akan pernah bisa aku lupakan.
Semoga kamu juga bisa mengingatnya sebagaimana aku mengingatnya.
Tanpa rasa marah dan permusuhan.



Taken from: Theme Song of "ASIAN WINTER GAMES 2011, Astana - Almaty, Kazakhstan".


ALWAYS (Performed by Lara Fabian)



Under the same sky, Waiting for each other.
Under the same sky, trying to survive.
Searching for the heart that will understand us.
And for a moment know that we are one soul.

Always.....
Give yourself completely.
Know that what you are, is the gift to share.
Through the love you dare to breathe

Always....
Know that you are the essence Of the perfect plan
Beyond every doubt, you shine if you dream out loud

Under the same sky, We seek inspiration.
Under the same sky, We feed our own fire.
To keep up the faith We pray for tomorrow.
When it is today We can change our way.

Always.....
Give yourself the meaning
Know that what you are, is the gift to share
Through the love you dare, Through the love you dare to breathe

Always....
Know that you are the essence Of the perfect plan
Beyond every doubt, you shine when you dream out loud.
Beyond every doubt, you shine when you dream out loud.

Jusqu'au Bout (Till The End)

J'ai, j'ai bien vu
Ce que tu veux cacher
Il est revenu, tu as pleuré
Je suis celui sur qui compter
Aurai-je besoins de le prouver?

Il suffira peut être
D'un coup du sort
Dis moi ce que tu souhaite
Plus et encore
Je sais tous les chemins par où aller
Laisse-moi seulement te montrer

Et s'il faut attendre que le temps passe
Que la lune montre une autre face
Je saurai tenir le coup
Je t'attendrai jusqu'au bout
J'ai trouvé un sens à ma vie
Et s'il faut j'en paierai le prix
Je t'attendrai jusqu'au bout
Je t'attendrai jusqu'au bout

Viens n'aie pas peur de te rapprocher
Viens lire dans mon cœur comme je peux t'aimer
Écoute un peu ce que tu sens
J'ai toute ma vie je suis confiant

Il suffira peut être
D'un coup du sort
Dis moi ce que tu souhaite
Plus et encore
Je sais tous les chemins par où aller
Laisse-moi seulement te montrer

Même si les distances nous séparent
Je saurai continuer notre histoire
Je t'attendrai malgré tout
Je t'attends plus que tout

Tuesday, March 13, 2012

Books of setuju..

Setuju sm mas B... Siikkkaaaattt....!!!!!
Kelamaan mikir keburu laleran, keburu basi busuk jamuran.

Books of Belacan.

Emang lu kate beli belacan? Ga suka tinggal dibuang.
Commitment seumur idup emang harus berani rempong cuy..
Dasar dodol.

Books of Remponk -- Ribet bener sehh...

Ribet bener. Sudah pada gede ini.
Maw, maw, enggak ya enggak... jangan mawnya yang enggak-enggak. Remponk deh!

Books Of : "HAJAR BLEEHH...!!!"

Kata orang: Selama belum ada janur kuning melambai... "Hajar bleeehh...!!".
Selama belum jadi bini ato laki orang... "Sikkaattt..!".
Menikah itu ibadah, pacaran itu dekat kepada zinah, dan zinah itu dosa...
Jadi loe milih mana bro?

Gua bilang selama belum jadi bini orang, loe suka, dia suka... hajar..!! Langsung lamar.....

Books of Boyfriends & Girlfriends == Cowo Matre... Guilty as charged

Kalau cewe dari keluarga "biasa-biasa" aja, jatuh cinta sama cowo ganteng, cerdas, super tajir orang menganggapnya lumrah. Tapi kenapa kalau cowo "biasa-biasa" saja, jatuh cinta sama cewe cantik, cerdas, dari keluarga super tajir, semua manusia menghakimi cowonya sebagai cowo matre?

Darimana pengkastaan seperti itu? Owh... soalnya dongeng Cinderella itu, hanya buat anak-anak perempuan. jadi anak perempuan itu memang harus menikah dengan "kalangan atas", kalau cowo harus nyari cewe dari "kalangan lebih bawah". Tolol banget nggak seehh???
Pengkastaan paling basi selama berabad-abad. Pencitraan klasik paling parah diabad ini. Hanya manusia-manusia bodoh yang percaya pencitraan seperti itu.

Kenapa sih masalah harta benda seperti itu masih dijadikan masalah? Bukannya yang selalu mempermasalahkan urusan materi seperti itu justru yang matre?
Kasihan amat cewe yang terlahir cerdas, cantik, dan kaya-raya. Soalnya cowo manapun yang jatuh cinta sama dia akan dikatakan cowo matre. Rezeki itu dari Allah, jadi kalau Allah memberikan rezeki berlimpah, terus semua cewe yang tajir harus menikah dengan cowo yang sama kayanya atau yang lebih kaya? Bukannya justru yang membuat aturan seperti itu yang sebenarnya matre habis?

Kisah klasik. Seorang cowo ganteng, cerdas, dan berprestasi bernama A, sudah punya pacar, jatuh cinta sama cewe lain bernama B, yang kebenaran sudah punya pacar juga. Dan Kebenaran lagi si B ini, jauh lebih tajir dari pacarnya sekarang.
Terus semua jadi bermasalah. Pacar si A menghina kalau si A adalah cowo matre. Keluarga cewenya menista habis-habisan kalau si A mau sama si B, pasti karena si B super tajir.

Cowo si B juga sama saja. Menghina kalau si B adalah cewe dungu yang mau aja dibodohin oleh cowo yang "bukan kelasnya". Semua menghakimi dan menghina.
Kenapa semua jadi ribut?

Kalau gwe bilang, dalam Islam itu tidak ada pacar-pacaran. Istilah pacar-pacaran itu cuma ada di novel-novel picisan dan kamus-kamus pencitraan hedonisme.
Kalau jadi cewe lu pacaran, terus lu mau "diapa-apain" cowo lu, terus cowo lu ketemu cewe yang kebenaran lebih baik segala-galanya dari lu, wajar aja cowo lu yang sudah bosan sama lu ninggalin elu. Lha sapa suruh lu mau?? Emang yang namanya pacar itu ada ikatannya? Apa coba commitmentnya? Tak ada. Terus lu maki-maki cowo lu buaya, matre, tak tau diri. Lha sapa coba yang bego?
Kalau jadi cowo, lu punya pacar, terus cewe lu nemu cowo lain yang dirasakannya jauh lebih baik dari lu, terus lu marah-marah ngatain cewe lu bodoh, stupid, gak kelas... Nah lho, yang bego itu sebenarnya siapa? Salah siapa lu tidak bisa buktiin bahwa lu yang paling baik buat dia?

Yang mulia Rasul aja jatuh cinta sama Khadijah, cewe yang jauh lebih kaya-raya dari Rasul. Dan semua berjalan baik-baik saja. Jadi kenapa mesti takut dikatain cowo matre? Kecuali elu sendiri memang gak yakin bahwa lu memang yang terbaik buat dia.

Sebagai cowo, gwe sangat tidak respect terhadap cowo yang takut menghadapi resiko. Belum apa-apa, hanya gara-gara dikatain cowo matre, terus jadi banci sayur malas usaha. Lha ya, sebenarnya yang tau niat dan hati lu itu siapa sih? Bodoh namanya kalau gara-gara gossip dan ocehan orang lu mengorbankan perasaan lu sendiri.

Menikah itu ibadah. Dan mencari istri yang terbaik itu adalah sebagian dari ibadah itu sendiri. Kalau kebenaran wanita itu jauh lebih kaya-raya dari lu, itu juga sebagian dari ibadah itu sendiri, agar lu bisa menakar hati lu, apakah lu jatuh cinta karena hartanya atau karena agama dan karakter perempuan itu.
Kalau niat lu menikah untuk ibadah, Kenapa mesti takut?
Dan kalaupun ada sedikit kesilauan materi karena dia memang kaya-raya, dan itu wajar saja bagi manusia yang memang bersifat khilaf, luruskan niat, Shalat Istiqarah, minta petunjuk pada yang Maha Memberi Petunjuk, agar dibukakan jalan terbaik bagi lu. Bukannya langsung surut mundur.
Kayak gak punya Tuhan aja.
Be a man. Decide and make up your mind. Semua manusia cuma pelengkap. Pada akhirnya yang menjalani hanya lu berdua.
Minta tolong itu sama Allah, bukan sama manusia-manusia, yang bisa jadi menyimpan agenda terselubung, yang bisa jadi merasa iri karena lu bisa mendapatkan yang mereka tidak bisa dapatkan.
Percaya deh, bila niat mu memang tulus untuk ibadah, Allah pasti menolong. Don't be such a chicken.

Friday, March 9, 2012

NO ONE IS TO BLAME

You can look at the menu, but you just can't eat
You can feel the cushion, but you can't have a seat
You can dip your foot in the pool, but you can't have a swim
You can feel the punishment, but you can't commit the sin

And you want her and she wants you
We want everyone
And you want her and she wants you
No one, no one
No one ever is to blame

You can build a mansion, but you just can't live in it
You're the fastest runner, but you're not allowed to win
Some break the rules, and live to count the cost
The insecurity is the thing that won't get lost

And you want her and she wants you
We want everyone
And you want her and she wants you
No one, no one
No one ever is to blame

You can see the summit, but you can't reach it
It's the last piece of the puzzle, but you just can't make it fit
Doctor says you're cured, but you still feel the pain
Aspirations in the clouds, but your hopes go down the drain

And you want her and she wants you (wants you)
We want everyone
And you want her and she wants you (wants you)
No one, no one
No one ever is to blame
No one ever is to blame
No one ever is to blame

Thursday, March 8, 2012

Believe

Enuv said.
Terlalu banyak ngomong, jadi inflasi kata-kata. Jadi om-do.
If he really cares 'bout you, he'll fight for you. He'll find a way to win your heart.
Just believe with you and him.

Monday, March 5, 2012

Books of Civil Servants --- Apa Kata Dunia?

Indonesia adalah negeri paradox. Negeri penuh salah kaprah.

Temen-temen gue yg suka "bermojok ria" di Camfrog, sering dibuat kesal setengah mati, kalo ngeliat banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS), tentara, polisi, aparat keamanan dan pamong praja lainnya yang "berchating ria" di Camfrog pada saat jam kerja kantor.
Masih berseragam, di kantor, menggunakan segala fasilitas kantor pula, masih jam kerja kantor pula.
Kalau dibandingkan dengan private company (perusahaan swasta), dilihat dari segala sudut pandang manapun, cara kerja seperti itu sudah jelas-jelas menyalahi aturan perusahaan. Kalaupun mereka beralasan mereka menggunakan computer pribadi dan modem pribadi, tidak menggunakan fasilitas kantor, tetap saja mereka menggunakan jam kerja kantor. Tetap saja orang bisa melihat baju dinas PNS mereka. Dan tetap saja mereka menggambarkan jeleknya ethos kerja PNS.
Chating diruang umum saja sudah menggambarkan jeleknya ethos kerja, apalagi ini chating di ruang dewasa, yang nota bene penuh dengen kegiatan esek-esek, benar-benar merendahkan martabat PNS dan pamong praja.

Gue sungguh bingung sama negara ini, Briptu Norman yang cuma berdendang India di Youtube, bukan dichating room yang mempertontonkan toked dan payudara segeda semangka, sudah bikin heboh negara. Lha ini? Seribu PNS, tentara, polisi, segala macam aparat dan pamong praja, lengkap dengan baju dinas, nongkrong berjam-jam di "ruang maya esek-esek", pamer-pamer muka, tidak pernah diapa-apain. Bingung gue.
Mungkin sekali-sekali para boss besar PNS dan para Jenderal aparat itu perlu masuk ke Camfrog 18+, biar tau apa isinya ruangan chating kayak begituan. Kegiatan yang sangat merendahkan citra PNS dan Pamong Praja.

Teman gue bilang negara ini memang negara penuh salah kaprah dan paradox.

Beratus-ratus tahun Indonesia dijajah oleh negara Asing. Terutama Belanda dan Jepang.
Di masa penjajahan Belanda ketika itu, untuk meneguhkan kekuasaannya, Belanda memang harus menanamkan dalam pikiran bangsa jajahannya (Indonesia), bahwa Belanda adalah bangsa super dibandingkan bangsa pribumi. Bangsa yang berhak menguasai Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pencitraan melalui "Bahasa Keras", untuk menciutkan hati bangsa Indonesia.
Contoh-contoh paling umum mengenai "Bahasa Keras Pencitraan" itu adalah Kuli, Babu, Tuan dan Nyonya. Pencitraan penjajah yang posisinya dilangit dengan panggilan Tuan dan Nyonya, serta babu dan kuli bagi warga terjajah yang harganya tak lebih mahal dari sekilo kentang. Di jaman penjajahan Belanda, panggilan Kuli dan Babu itu bagi pekerja kasar Indonesia (bangsa terjajah), sangat umum dan lumrah. Itu adalah bahasa sehari-hari.

Setelah Indonesia merdeka, banyak sekali bahasa pencitraan bangsa penjajah semacam itu dihapus dan diganti dengan bahasa-bahasa euphemisme. Bahasa yang lebih halus dan manusiawi. Kuli diganti buruh. Babu diganti pembantu. Tuan dan nyonya berubah jadi bahasa proletar, "Bung". Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Bung Tomo, tidak ada lagi Tuan dan Nyonya.
Panggilan "Bung", yang merupakan bahasa revolusi, bahasa yang menentang segala bentuk bahasa pencitraan bangsa penjajah itu menjadi sangat populer ketika itu. Dimasa-masa euphoria revolusi kemerdekaan sedang merebak. Indonesia yang beratus tahun menjadi bangsa kelas kuli dan babu, mencoba bangkit. Dan bahasa "revolusi" semacam "Bung" itu ingin menyatakan kesetaraan. Semua orang setara, tidak ada yang dilangit, tidak ada yang dicomberan. Semua dipanggil "Bung". Bahkan Presiden dan Wakilnya pun dipanggil "Bung". Euphoria bangsa jajahan yang baru merdeka. Semua manusia sama. Semua "Bung". Tidak ada Tuan, Nyonya, Kuli dan Babu.

Namun anehnya, atau paradoxnya, bahasa keras pencitraan penjajah Belanda, yang memakai kata "Pemerintah" untuk mengartikan "Government", tak pernah diganti hingga kini. "Government" yang seharusnya dalam bahasa Indonesia lebih tepat diartikan sebagai "Penata", "Pengelola", atau "Pengatur", sampai sekarang masih diartikan sebagai "PEMERINTAH".
Bangsa belanda yang memang ingin tetap menjadikan bangsa Indonesia sebagai jajahannya, memang sengaja memberikan "pencitraan keras" kepada kata "Government" ini. Belanda memang ingin menegaskan, bahwa mereka adalah "Pemerintah" sementara bangsa indonesia adalah "Yang diperintah". Bangsa Indonesia harus menurut apa saja kata Belanda. Sekali lagi, hubungan Tuan & Nyonya, dengan Kuli dan Babu. Pokoknya kita yang perintah, lu semua ikut perintah dan aturan.

Jadilah pencitraan warisan jajahan yang salah kaprah itu, menjadikan komponen negara yang dinamakan "Government", hingga kini tetap jadi tukang perintah. Tak pernah kerja bener, semua rakyat harus turut perintah. Warisan pencitraan penjajah itu tetap dilanggengkan hingga kini.
Cobalah buka segala kamus yang ada di dunia, kata "To Govern" itu, tak pernah dihubungkan kepada kata "Perintah".
Di semua buku text yang pernah gue baca, termasuk "Oxford English Dictionary", kamus text-book yang paling diakui, kata "To Govern" itu lebih dihubungkan kepada masalah regulasi, aturan, dan tatanan. Tidak ada hubungan pada "perintah" (to command).

Kata "Perintah" itu lebih kearah hubungan atasan bawahan, pada kekuasaan, berbau militeristik. Bangsa Belanda memang sangat jitu mentranslasikan kata "Government" itu menjadi kata "Pemerintah" dalam bahasa Indonesia. Menanamkan pengaruh citra kekuasaan kepada semua masyarakat. Dan kebodohan bangsa Indonesia lah yang tetap memakai kata pencitraan warisan penjajah itu, tetap menjadi kata yang dipakai untuk mendefinisakan komponen negara yang memiliki wewenang untuk menata/mengelola peri berkehidupan masyarakat.

Dan jadilah salah kaprah dan salah penanaman citra itu membuahkan ethos kerja yang sangat "aneh" di komponen negara yang bernama "Pemerintah" itu sampai sekarang. Kita sudah merdeka puluhan tahun, tapi tetap saja pegawai "Pemerintahan" negara ini bekerja bak layaknya penjajah. Hanya bisa memerintah. Dan selalu harus dilayani.

Penanaman citra bangsa jajahan selama ratusan tahun, benar-benar menghasilkan Indonesia tetap menjadi bangsa kelas "kuli" dan "Babu". Hal itu diperparah pula oleh tokoh-tokoh pemimpin bangsa ini kemudian hari, yang justru tetap melanggengkan citra yang dibuat bangsa penjajah tadi.

Pegawai Negeri Sipil, yang dalam bahasa Internasionalnya adalah "Civil Servants", yang terjemahan bebasnya adalah "Pelayan Masyarakat", tetap menjadi penjajah. Tetap menjadi tukang perintah. Tetap menjadi penguasa feodal yang harus dilayani. Bukan melayani masyarakat malah justru minta dilayani masyarakat. Persis seperti penjajah, Sudah kebolak-balik karena salah pencitraan itu. Hal itu bisa terjadi, karena dua pemimpin bangsa ini terdahulu, sangat salah menggunakan kekuasaannya.

Harus diakui, Sukarno dan Suharto memang sangat berjasa bagi negara ini, tapi juga tetap harus diakui, kedua pemimpin itu yang diawal kekuasaannya mungkin memiliki visi yang murni pengabdian bangsa dan negara, berubah menjadi tak terkendali, setelah merasakan nikmat kekuasaan. Pegawai negeri yang menjadi komponen vital suatu bangsa, pada masa Sukarno dan Suharto, justru dijadikan motor politik untuk melanggengkan kekuasaan. Dan jadilah PNS yang seharusnya menjadi "pelayan masyarakat" itu, tak pernah merubah ehos kerjanya. Jadilah komponen negara yang sangat vital bagi kemajuan bangsa itu, berjalan ditempat perkembangannya. Mandeg. Mati suri. Dan masih tetap bertahan pada ethos kerja penjajah, yang bahkan sudah hilang dari muka bumi.

Pada jaman Sukarno, dengan "TAVIP" dan "Demokrasi Terpimpinnya", PNS dan angkatan bersenjata, dipolitisir sedemikian rupa dalam kantong-kantong partai politik. Terpecah-pecah saling fitnah dan mencurigai. Sukarno memang mengkondisikan seperti itu. Agar dia tetap menjadi tokoh pemersatu. Diteruskan dengan politik "Ganyang Malaysia", tetap, dibutuhkan tokoh pemersatu.
Pada jaman Suharto, lebih parah lagi, PNS dikembangkan menjadi kantong politik GOLKAR, dengan "KOKAR-MENDAGRI"nya yang menjadi cikal bakal "KORPRI". PNS cuma dijadikan alat politik kantong pengumpulan suara. PNS harus GOLKAR. Jumlah PNS digelembungkan sedemikian besar, agar bisa menjadi "pion-pion politik" Golkar di seluruh Indonesia. Tak perlu keluar duit banyak-banyak buat kampanye, manfaatkan PNS.
Harus diakui "kecerdasan politik" Suharto memang sangat tinggi. Dia berhitung dengan segala resources. Sangat cerdas mempertahankan roda politiknya.

Warisan ekonomi morat-marit yang diberikan Sukarno pada Suharto memang sangat berat. Negara benar-benar hampir bangkrut. Duit negara yang pas-pasan, tidak cukup memberikan lapangan pekerjaan. Rakyat harus diberi kerja dan makan. Satu cara adalah memperbanyak pegawai negara/publik. Untuk 1 pekerjaan yang harusnya dapat dikerjakan oleh 1 orang, rekrut 5 orang pegawai. Gaji 1 orang dibagi ber 5. Yang penting ada kerja dan ada duit buat makan. Itu dulu. Nanti urusan lain belakangan. Masalah kemampuan kerja dan kapabilitas nomor sekian. Yang penting rakyat tidak bingung dulu.

Akan tetapi strategi politik yang seharusnya jangka pendek itu, kemudian tetap dipertahankan kedepan. Karena ternyata jumlah PNS yang sangat besar itu, memang sangat berpengaruh bila dijadikan kantong politik. Jadilah strategi politik komunis dijalankan.
Golkar menjadi "Think-Tank" negara, PNS yang menjadi pelaksana. Segala policy, strategi, regulasi Negara dirumuskan dan dilakukan oleh orang-orang Golkar yang memang cerdas-cerdas, dan PNS tetap "HANYA" menjadi pelaksana. Tetap menjadi bodoh.
Persis seperti Cina, yang segala strategi kenegaraan dilakukan oleh Partai Komunis, dan diexecute oleh pegawai negara.
PNS tetap menjadi alat politik. Tetap sombong hanya menjadi "tukang perintah".

Pembusukan PNS puncaknya memang terjadi di Jaman Suharto. PNS dimanja sedemikian rupa, asal tetap menjadi kantong politik Golkar. Segala peraturan perundangan untuk PNS dibuat sedemikian rupa, sampai sangat membingungkan, agar PNS tidak berani "macam-macam" melawan Golkar. Urusanh kenaikan pangkat dan gaji, urusan penempatan, urusan pekerjaan, regulasinya dibuat sedemikian rupa, agar PNS yang coba-coba "mbalelo" dapat dengan segera disikat.
Pokoknya jangan aneh-aneh, lu kerja yang baik saja, tak perlu ribut-ribut. Masalah lu mampu kerja atau tidak, itu urusan paling akhir, yang penting lu beserta seluruh keluarga handai taulan tetangga-tetangga dekat lu harus milih Golkar. Kalau begitu lu pasti aman. Masalah urusan strategi pengembangan bangsa, serahkan pada Golkar. Titik.

Maka PNS pun jadilah motor politik Golkar yang paling ampuh. Tak terkalahkan. Namun yang tidak masuk dalam pertimbangan Suharto kala itu (atau sebenarnya dia tahu cuma sengaja didiamkan), dalam jangka panjang, PNS yang seperti itu akan menjadi PNS bodoh. PNS korup. PNS tak punya daya saing.

Dan ketika Suharto jatuh, barulah semua borok PNS itu dapat terlihat dengan jelas. Sebenarnya dari dulu pun sudah kelihatan, hanya saja tidak ada yang berani mempermasalahkannya. Khawatir ditembak petrus. Termasuk gue...kwakwkakwkakw.....

Kamu yang pernah berurusan dengan PNS dan aparat negara, dibidang apapun, pasti merasakan betapa ethos kerja PNS itu benar-benar amburadul. Itulah ethos kerja warisan penjajah dan dua pemimpin otoriter. Jaman sekarang, bila ada yang menginginkan Indonesia dapat melompat dan melesat kedepan, satu-satunya cara adalah melakukan strukturisasi besar-besaran dalam tubuh PNS. Hanya dengan cara itu ethos kerja dapat dirubah.
Dan tanpa perubahan ethos kerja PNS, semua partai politik dan orang-orang pintar yang berkaok-kaok di televisi itu, hanya berbicara dengan lobang jendela. Lobang angin. Omong kosong.
Harus ada pemimpin yang berani melakukan revolusi ditubuh PNS. Indonesia sudah sedemikian jauh ketinggalan.

Cobalah kamu datang kesalah satu kantor pemerintahan. Kantor apa pun itu. Kantor Kementrian, kepala desa, Polda, kecamatan, polsek, polres, atau apapun. Cobalah amati kantor dan sikap para abdi negara itu melayani kamu. Tumpukan dokumen berserak dimana-mana. Orang-orang ngobrol dan baca koran seenaknya. Segala macam tukang jualan bebas berkeliaran. Dari tukang jual baso, tukang parfum, sampe tukang jualan baju kredit, bebas masuk berkeliaran. Belum lagi calo-calo dari berbagai macam suplyer. Sangat menyedihkan.

Kalau kamu pernah berjalan-jalan ke negara tetangga kita, bandingkanlah pola dan sikap kerja setiap pegawai negara masing-masing.
Kita bandingkan saja dengan negara yang masih kita anggap "setara", tak perlu membandingkan dengan negara maju semacam Singapore atau Inggris.
Kondisi setiap kantor negara di Indonesia, hampir sama dengan Filipina dan Vietnam. Sedikit lebih baik dari Birma. Jauh dibawah Malaysia dan Thailand.
Bayangkan keadaannya sekarang hampir sama dengan Vietnam. Padahal Vietnam baru lepas dari perang saudara tahun 70-an. Sementara Indonesia sudah merdeka hampir 70 tahun. Tinggal menunggu waktu Indonesia disalip juga oleh Vietnam.
Kalau Filipina? Ya sutralah. Kondosinya memang lebih jeblok. Namun satu yang mungkin perlu diperhatikan. Sama seperti Indonesia, Filipina sangat doyan hal-hal yang berbau "selebriti". Artis dan selebriti yang menjadi tokoh politik, sangat banyak di Filipina. SANGAT BANYAK. Jauh lebih banyak dari Indonesia.
Singapore boleh dibilang hampir tidak punya Artis/selebriti yang jadi tokoh politik. Demikian juga Malaysia dan Thailand. Ada, tapi jarang sekali. Dan kalau pun ada, biasanya Artis tersebut memang sudah direkrut lama oleh partai politik bersangkutan. Tidak dadakan.
Apakah ini tanda-tanda bahwa Indonesia bakal mengalami nasip yang sama dengan Filipina? Negara yang doyan heboh ditempat bak sinetron? Tak taulah awak nih... kata orang Malaysia.

Satu yang jelas... Siapa pun pemimpin Indonesia kedepan, jika ingin benar-benar menjadikan Indonesia maju, harus berani mengambil keputusan untuk merevolusi struktur PNS. Dibuat lebih ramping dan benar. Kemampuan kerja menentukan karir. Bukan senioritas dan politik. Harus ada peraturan kerja yang jelas, yang tak mampu harus minggir.
Teman gue punya teman anak seorang Dirjen di masa Suharto. Dia kerja di salah-satu BUMN milik negara. Tiap malam kerjaannya cuma "nginex" (Minum ekstasi). Hampir tiap malam keluyuran ke club-club malam. Di Kantor teler berat. Tapi tidak ada yang berani memecat. Hanya "digeser" ke posisi "tak perlu otak". Kerjanya dikantor cuma tidur. Gimana coba bangsa ini bisa maju?

Harus ada yang berani merobah itu. Sudah saatnya. Pekerjaan 1 orang dikasih kepada 1 orang. Yang 4 lain yang tak kerja, buang saja. Denang begitu gaji pegawai bisa lebih tinggi. Motivasi kerja bisa terbangun. Lha ini? Satu orang kerja sampe lembur, yang empat lagi ongkang-ongkang baca koran dan ngerumpi, tapi gaji tetap sama. Bagaimana bisa termotivasi?
Dengan begitu juga, orang-orang yang masih punya hati nurani yang jadi PNS, bila gajinya cukup, mudah-mudahan tidak tergiur untuk korupsi. Kalau dengan kondisi sekarang? Percaya deh, yang punya hati nurani dan kecerdasan pasti akan terbawa ethos kerja penjajah "tukang perintah" semacam itu. Menjadi malas dan senang "tilep sana tilep sini" buat nombokin gaji yang kecilnya minta ampun. Lama-lama dari "tilep sana tilep sini" menjadi kebablasan jadi ikut Gayus Tambunan.

Gue punya satu lagi cerita tentang teman SMA gue dulu. Orangnya sangat cerdas. Dan dari dulu sudah terkenal sangat "saleh". Sangat kuat ibadahnya. Kemudian setelah selesai kuliah dia bekerja di salah satu Kantor kementrian di Jakarta.
Suatu hari anaknya sakit keras, sampai perlu diopname, karena gue cukup dekat dengan dia, gue datang ke rumah sakit melawat anaknya yang benar-benar kritis. Dan begitu ketemu gue, dia menangis sesunggukan, katanya gini, "Ini mungkin peringatan Allah buat gue. Gue merasa diri gue sekarang sudah sangat jauh berubah dari gue yang lu kenal dulu. Sejak jadi PNS, gue merasa mengambil yang bukan hak gue adalah hal yang lumrah dan biasa. Tapi gimana gue bisa bertahan bro? Gimana gue bisa hidup di Jakarta? Gaji gue sebulan cuma sekian...(Dia menyebutkan satu angka yang membuat gue sangat terenyuh). Anak istri gue perlu makan dan sekolah. Perlu baju. Perlu merasakan sekali jalan-jalan ke mall. Gimana gue harus hidup bro?" Katanya sambil terisak-isak.

Gue juga pernah diskusi iseng-iseng dengan seorang pejabat di salah satu kementrian yang merupakan kenalan dekat gue, tepat sewaktu galak-galaknya berita KPK mengobok-obok DPR dulu, kita ngobrol gini:
"Coba pak H (nama gue), tebak gaji saya berapa?"
Gue tebak satu angka asal saja, dan tentu angka yang tinggi mengingat posisinya yang cuma 1 tingkat di bawah menteri.
Dia ketawa ngakak.... "Mana mungkin pak H.", katanya, "Gaji Presiden saja cuma 100 juta, mana mungkin gaji saya lebih tinggi dari gaji Presiden."
Dan tanpa malu-malu dia menyebutkan satu angka, yang membuat gue bergidik mendengarnya. "Ditambah tunjangan jabatan dan lain-lain, take home pay saya..sekian...", katanya lagi menyebutkan satu angka. Gue sungguh tidak percaya.
"Sumpah demi Allah, saya tidak bohong pak H." Katanya meyakinkan melihat ekspressi muka gue yang memang tidak percaya.
"Dan pak H tau kan berapa besar budget yang harus saya kelola?"

Gue benar-benar terdiam. Dengan tugas seberat itu, otoritas pembiayaan sebesar itu, dan dengan gaji sekecil itu, siapa yang tidak gampang tergoda jebakan korupsi??????? Apalagi dengan system pengawasan dan hukuman yang amburadul seperti di Indonesia ini???? Hanya Malaikat mungkin yang bisa bertahan.
Dan gue kenal banyak orang-orang PKS yang sekarang jadi birokrat. Yang dulu gue angkat jempol tentang karakter, visi, dan kecerdasannya. Tapi sekarang bikin gue pengen muntah. Bikin malu orang-orang PKS lain yang masih tetap coba bertahan.
Semua karena kesalahan system rekrutmen PNS warisan penjajah dan era otoriter yang masih dipertahankan hingga kini.

Tidak ada cara lain. Untuk membuat bangsa lepas dari masa stagnan seperti ini, PNS harus dirombak. Revolusi struktur PNS yang benar-benar mendasar. Memang tugas yang sangat berat. Dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapi masa depan bangsa ini kedepan memang sedang dipertaruhkan.
Tugas yang sangat berat. Tapi apa gunanya lu jadi Presiden, kalau cuma bisa ngurusin Artis berpolitik yang bikin masalah?
Tetaplah jadi Presiden bau telur busuk, agar nanti seperti kata Iklan direktorat pajak, "Apa kata dunia pak Presiden????".