whose side are you on

whose side are you on

Sunday, February 19, 2012

Books Of Genesis (The third chapter) == The Legacy........

Gw terusin uneg-uneg gw ya frente-frente...

Dulu, jaman gw kuliah tingkat sophomore, jaman gw masih bego dan tolol, gw punya teman dekat seorang atheist. Cucu seorang pejabat sangat terkenal di Jaman Soekarno. Keluarga Kakeknya melarikan diri ke luar negeri, sesaat sesudah kejatuhan Soekarno dan menjadi warga negara Perancis. Ketika itu terjadi, ibunya masih sangat kecil. Ibunya kemudian menikah dengan seorang pria Perancis. Jadi dia lahir dan besar di sana. Sudah benar-benar menjadi layaknya seorang Perancis. boleh dibilang dia sudah tak punya ikatan apa-apa lagi dengan Indonesia. Kecuali beberapa family jauh almarhum kakeknya yg masih tinggal di Indonesia.

Orangnya sangat cerdas, sangat tampan, dan sangat percaya diri. Sedari lahir dia memang sudah dididik secara atheist. Jadi dia sama sekali tidak percaya agama dan Tuhan. Kita pertama kali ketemu sewaktu gw kuliah di London, kita mengambil bidang yang sama, dan menjadi akrab karena ternyata dia menaruh sangat banyak perhatian mengenai negara asal ibu dan kakeknya. Kebetulan, adik perempuan gw juga kuliah di Paris, jadi gw sering ke Paris, disuruh nyak dan babeh melihat-lihat adik gw. Sekalian mengawasi sehh, khawatir adik gw bertingkah yg aneh-aneh... kwkekwkkekwke...
Jadi dia sering nemanin gw ke Paris, sekalian dia pulang ke rumah orang tuanya. Naik mobil berdua, dan gantian menyetir. Jadi kita bertambah akrab saja. Gw jadi kenal semua keluarganya, dan menjadi tau semua sejarah keluarganya.

Dia tau kalo gw sedang berada dalam situasi "setengah-setengah". Antara percaya dan tidak dengan agama. Kita sering sekali berdiskusi. Dan setiap kali kita berdebat, dia seakan-akan punya semua alasan logis, untuk tidak percaya eksistensi Tuhan. Dan semua jawabannya sangat bisa diterima akal. Dia kasih gw banyak-banyak buku reference soal atheisme. Dan dari dia jugalah gw berkenalan dengan "Omnipotence Paradox". Paradox kekuasaan Tuhan. Pertanyaan Aristoteles, "Bisa kah Tuhan menciptakan benda yang tidak bisa diangkatNYA?"

Gw yang masih bego, jadi tambah bego donk kan bro? Gak bisa menjawab pertanyaan itu. Jadi mulai deh gw ikut-ikutan paham atheist. Mulai percaya kalo Tuhan itu tidak ada. Wuuiihh,,, Jadi merasa "bebas" donk kan gw. Merasa sudah bisa memutuskan. Tak perlu bingung lagi. Merasa jadi hebat. Kuliah di London, ganteng, cerdas, keluarga kaya-raya, Flat di Holland Park, kemana-mana naik Lamborghini, perlu cewe tinggal jentikkan jari,...sudah jelas Tuhan itu tak ada.... Gw bisa melakukan apapun, asal tidak melanggar undang-undang. Iya gak prend?

Balik ke Indonesia, kemana-mana setiap ada perbincangan soal agama, keluar lah rumus jitu gw. Omnipotence Paradox itu. Bisa tidak Tuhan menciptakan benda yang tdk bisa diangkatNYA?
Sama nyokap/bokap gw juga tanyakan pertanyaan yg sama. Senang sekali gw rasanya melihat mereka menjadi marah dan tidak bisa menjawab.
Paling senang gw sengaja mengerjai ustadz-ustadz di mesjid-mesjid kecil, yang gw tau dari kecil Ustadznya tak pernah tau soal philosophi agama dan Ketuhanan, apalagi ilmu eksakta, kecuali belajar buku kuning pesantren tulisan kyai-kyai jaman baheula. Wuiihh, gw merasa hebat sekali. Puas sekali gw rasanya melihat muka mereka menjadi merah menahan marah karena tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan gw, salah satunya, Omnipotence Paradox itu, kecuali dengan wejangan agama berputar-putar yang tambah gak jelas.

Tapi... tetap saja gw merasa ada bagian dalam diri gw yang kosong. Hampa. Crying for help.

Kemudian setelah gw bekerja, gw berkenalan dengan seorang pengusaha Hongkong yang menjadi rekanan bisnis gw. Sama juga, orangnya sangat cerdas. Dan punya sangat banyak kenalan kalangan atas di Indonesia. Kita menjadi akrab karena punya urusan bisnis yang cukup besar. Kita juga sering berbincang mengenai agama. Dan dia juga merasakan kekosongan yang sama yang gw rasakan. Dan dia bilang, kekosongan itu hanya dapat diisi oleh yang memiliki kita. Tuhan. Dia percaya akan Tuhan, tapi dia tidak percaya akan semua "kebohongan" agama. Mungkin karena latar belakang keluarganya juga yang memang masih beragama. Namun agama yg sulit diterima akal sehat. Jadi dia cuma mengambil philosophinya, tapi tidak mau percaya kepada ritual keagamaannya. Agnostic istilah kerennya. Percaya Tuhan itu ada, tapi tidak percaya kebenaran Agama.
Tapi tetap gw belum teryakinkan, bahwa Tuhan itu benar ada, karena dia juga tidak bisa menjawab Omnipotence Paradox itu. Walaupun dengan buku-buka filsafat agama yang diberikannya, gw mulai sedikit tergugah untuk percaya Tuhan itu ada.

Dan, kekosongan itu tetap melompong. Ada goa yang dalam dan hampa dalam diri gw. Still crying for help.

Sampai ketika Eyang papa meninggal. Gw kembali bertanya. Seorang yang dalam masa hidupnya sangat kaya raya. Sangat berpengaruh dan berkuasa. Terbujur kaku di tengah ruangan rumahnya yang sangat besar. Tak bisa ngapa-ngapain. Hilang semua kharisma semasa hidupnya.
Lantas apa gunanya kita hidup? Apa gunanya gw hidup? Bekerja banting tulang setengah mati. Ngumpulin harta banyak-banyak. meniduri sejuta wanita, menikah, punya anak, lalu mati. So what? Setelah itu apa? Masak gw hidup cuma untuk itu? There must be a greater good.

Gw punya beberapa sahabat yg sangat dekat. yang sudah berteman sejak masih SD. Yang sudah seperti saudara. Tapi dalam lingkungan sahabat gw ini, kita tak pernah mendiskusikan masalah agama. Dan karena kita juga berasal dari berbagai latar belakang agama, kita menjadi agak sungkan mendiskusikannya. Dan merasa agama itu adalah urusan pribadi. Beberapa tahun setelah gw kembali ke Indonesia, salah seorang dari antara sahabat gw ini mengenalkan kita kepada seorang kenalan barunya. Juga seorang pengusaha muda. Dan kita kemudian tahu mereka berkenalan disalah satu majelis taklim. Terus terang kita semua kaget kalo sahabat kita ini ikutan majelis taklim.
Loe tau dong yang namanya rombongan bajingan. Mana mungkin ikutan pengajian???
Disitulah kita semua baru tau, semua sahabat gw ternyata juga mengalami problem yang sama. Gelisah dan kosong. Kegelisahan yang tak dapat dijembatani oleh seribu kekasih, degub kencang gemerlap dunia, dan sejuta botol hedonisme. Dan sahabat gw itu mulai "coba-coba" mendalami agama. Mencari pengisi kekosongan itu.

Dari kenalan sahabat gw itulah gw mulai diperkenalkan pada istilah, "Back to zero". Kembali ke nol.
Untuk orang-orang seperti gw ini, memang tak cukup sekedar indoktrinasi agama. Jika ingin jawaban yang benar, loe harus berusaha mencari. Tidak bisa menunggu.
Dan ketika gw tanyakan Omnipotence Paradox itu kepadanya. Dengan sangat mudah dia menjawabnya dengan rumusan matematis yang bisa diterima akal gw. Dia memang berlatar belakang engineering. Jadi gak heran ilmu matematikanya lebih dalam daripada gw yang otaknya cuma diisi bisnis dan ekonomi molo...kwkwkwkwkkwkwkw...
Penjelasan seperti itulah yg gw cari. Penjelasan yg masuk akal. Bukan sejuta indoktrinasi dan kisah dongeng antah berantah.

Dan gw mulai pengembaraan bathin gw. Back to zero. Hilangkan semua prejudice tentang agama. Hanya satu niat, mencari kebenaran.
Bagaimana kamu tau Islam itu salah kalau kamu tak pernah membaca Alquran?
Bagaimana kamu tau Kristen itu salah kalau isi Bible pun kamu tak tau? Cuma konon kabarnya, dan dengar dari orang.
Bagaimana kamu bisa bilang ajaran Budha itu salah, kalau apa itu Sutra dan Tantra aja kamu tak tau.
Bagaimana kamu bisa katakan Hindu itu salah, kalau Veda, Hinayana dan Mahayana aja km gak ngerti?

Tuhan tak pernah membutuhkan kita. Kita lah justru yang membutuhkanNYA. Hidup kita menjadi berarti karena Dia. Tanpa dia, kamu cuma seekor kera berdasi, yang mengendarai mobil mahal, tinggal di rumah mewah, punya harta berlimpah, punya seorang istri kera yang pintar dandan dan bersolek, dan anak-anak kera yang manja-manja. Setelah mati, loe akan dikubur, dan hilang dari semesta selamanya.
Sementara otak dan akal gw sangat menentang itu. Akal gw selalu berteriak.."Ada tujuan hidup gw disini". Tidak cuma sekedar lahir, sekolah, bekerja, nikah, dan mati.

Jadi pasti ada tujuan yg lebih besar lagi, dari sekedar menjadi kaya dan hidup di dunia. Akal gw tidak bisa menerima, kalau mahluk "sesempurna dan sehebat" manusia, cuma hidup sambil lalu di dunia ini. Tanpa tujuan yang lebih baik dari sekedar menjadi kaya raya dan pesta pora. Akal gw tidak bisa menerimanya. Dan gw menginginkan jawaban. Dan mungkin, sekali lagi mungkin, jawabannya ada pada sesuatu yang dinamakan Tuhan itu. Apa pun kamu sebut namanya, Brahma, Nirvana, Tuhan, Langit, The X factor, Kuda, Allah, apa pun namanya.... pasti ada sesuatu yang lebih mulia dari sekedar hidup. Hanya itu jawaban yang logis yg dapat gw terima, dari sekedar menjalani hidup dan kemudian mati. Jadi pasti "sesuatu" itu ada. Gw harus mencari jawabannya. Dan tak mungkin gw bertanya pada rumput yang bergoyang, seperti lagu Ebiet G Ade, kwkeekwkekwkekwek.....

Dan kalau "sesuatu" itu memang ada, dia pasti lebih mulia dari semesta, kalau memang kesana tujuan kita. Sebab dari ilmu pengetahuan, dari teori fisika yg gw pelajari di bangku sekolah, semesta ini pun ada masa keruntuhannya. Kalau semesta ini pun akan runtuh, artinya sama saja kita tak punya tujuan hidup di bumi ini. karena segala usaha kita akan tetap menjadi sia-sia. Jadi "sesuatu" itu harus tanpa akhir. Itu lah jawaban yang paling masuk akal.

Kematian Eyang Papa, dan perkenalan gw kepada teman baru itu, sungguh menjadi titik balik fokus hidup gw. Dan sekarang kalo gw melihat balik ke masa lalu gw, tidak dapat tidak, gw harus percaya takdir. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya seperti sudah ada yang mengatur. Dan gw sangat bersukur, gw masih diberi hidayah. Tapi memang semua memang harus dengan niat, usaha, dan kemauan.

Dan karena "Sesuatu" itu memiliki segala sifat tak berbatas, pastilah DIA sangat cerdas. Dan bila DIA sangat cerdas, pasti dia membuat "peta petunjuk" untuk menemukan eksistensinya. Tidak mungkin DIA yang tak terbatas itu menyia-nyiakan ciptaanNya. Sama seperti gw yang tidak mungkin menyia-nyiakan anak gw dan usaha gw. Jadi gw harus mencari "peta petunjuk" jawaban itu. Tapi dari sekian banyak "peta petunjuk" itu, mana satu yang benar? Tidak mungkin semuanya benar, sebab satu dan lainnya sangat berbeda. SANGAT BERBEDA. Dasarnya boleh sama, tapi pintu keluarnya sungguh berbeda. Tidak mungkin toh angka 9 itu sama dengan angka 2?? Sama-sama angka, tapi besarannya sudah beda toh? Jadi satu-satunya cara menemukan kebenaran itu adalah mempelajari semuanya. Tidak ada cara lain.

Jadi kepercayaan Agnostic itu sama saja satu kebohongan. Loe percaya adanya Tuhan, tapi Loe tidak percaya dia membuat peta petunjuk untuk menjelaskan eksistensiNya. Artinya Tuhan semacam itu adalah Tuhan yang bodoh. Lhaa... gimana tidak? Tuhan loe itu bukan materi, tidak bisa diraba dan diendus, tidak bisa dipegang, tidak bisa dilihat, lha terus gimana caranya loe menemukanNya, berkomunikasi denganNya?
Gampang... pakai hati. Lha hati loe itu ukurannya segimana? Apa standardnya? Setiap orang punya hati yang beda-beda, jadi bagaimana mengukurnya bahwa loe akan melakukan hal yang sama dengan seorang Agnostic yang lain?
Gampang, ikutin undang-undang, sepanjang kita tidak melanggar undang-undang, hidup loe akan baik-baik saja. Dan gw terbahak-bahak mendengarnya. Di Indonesia? Undang-undang? Kwakwakwkkakwka..... Di Arab Saudi sana, Raja adalah Undang-undang. Jadi Tuhan loe Raja Saudi Arabia dong.
Dasar manusia bodoh, pemalas dan ogah usaha..... Dan gw benci dengan orang pemalas.



*********



Tuhan itu adalah sesuatu yang Maha Tak Terbatas. Maha segalanya. Namun mengenai ketak-terbatasan itu, sering kali orang salah kaprah dalam memahaminya. Sehingga timbullah pertanyaan-pertanyaan semacam Omnipotent Paradox itu yang digunakan orang untuk mempengaruhi keimanan seseorang. Penjelasan matematis mengenai kesalahan Omnipotent Paradox itu tidak akan gw jelaskan disini. Sebab otak gw agak-agak lemot kalo berbicara matematika...kwkwkwkwkwkw.... Ngaku aja gw terus terang. Mungkin sahabat gw yang jago matematika itu sebaiknya yang menjelaskan. Mungkin dilain waktu kali ya bro... Ntar kalo gw yg jelasin bisa runyam penjelasan gw, malah tambah pabeulieut...

Intinya adalah, Tuhan itu memang Maha tak terbatas, namun dalam segala ketak-terbatasaNya, DIA HARUS tak memungkiri segala sifat dan hukum-hukumNYA.
Tuhan itu Maha Bisa, jadi bisa dong dia berbohong. Itu lah kesalah kaprahan yang paling jelas. Tuhan tidak mungkin untuk berbohong, sebab jika dia berbohong itu berarti dia memungkiri sifatNya sendiri Yang Maha Benar.
Tuhan itu Maha Kuasa, jadi Dia berkuasa dong untuk berkhianat. Tuhan tidak mungkin berkhianat, sebab jika begitu dia berarti memungkiri sifatnya sebagai Yang Maha Menepati Janji.

Tuhan tidak mungkin memungkiri bahwa 5 + 5 itu adalah 10, dalam ukuran dimensi dua dan desimal sepuluh. Tuhan tidak mungkin memungkiri itu. Karena itu adalah hukumNYA. Itu adalah ilmuNya. Tuhan tidak mungkin memungkiri bahwa konstanta universal Phi (π), konstanta universil yg digunakan untuk menghitung luas lingkaran, adalah 3.142857...(sekian sekian)....
Sebab itu adalah hukumNya. Itu adalah bagian dari ilmuNya.

Sebab jika Tuhan memungkiri sendiri Sifat-sifat dan Hukum-hukumNya, itu artinya keruntuhan sifat2 KetuhananNya. Akan terjadi chaos dan kekacauan. Sebab persamaan matematis alam semesta akan jungkir balik. Sementara matematika alam raya adalah Ilmu ciptaanNya.

Gw coba jelaskan dengan persamaan matematis sederhana ya bro, kalo salah Loe coba tolongin gw. Maklum bukan orang teknik. Kwkakwkakkwkakaakk....

Dalam matematika, Jika A = B = C, maka A pasti dan harus = C.

Jika A = Maha Bisa, B = Bisa berbohong, dan C = Maha Benar, maka B sudah ≠ C, jadi persamaan itu sudah salah. Jadi pernyataan itu salah... Gitu kira-kira...

((kekekekkeke, sampe keringetan otak gw menjelaskannya.... Pokoknya nanti kalo sdh ada waktu gantian Loe yang menjelaskan ini ya bro, biar semua jago-jago matematika jadi teman kita...kakakakakakakaka...))

Sekali lagi intinya adalah, memahami konteks ketak-terbatasan Tuhan itu dalam konteks ketak-terbatasan itu sendiri. Harus confirm dalam sifat-sifat dan hukum Allah. Sebab jika tidak, kekacauan lah yang akan terjadi. Sebab semua perhitungan yang kita kenal akan menjadi serba salah.

Satu lagi kesalah pahaman yang kerap terjadi adalah tentang sifat Maha Pencipta Allah. Mengenai kuasa Allah untuk mencipta ini, tak ada kata-kata yang paling pas dan gamblang untuk menjelaskannya kecuali "Kun Fayakun". Aku berkata jadi, maka jadilah. "Kun Fayakun" itu adalah ucapan Allah sendiri. Dan diucapkan sebanyak 6 (enam) kali di dalam Alquran.
Banyak ummat islam menyalahi pemahaman tentang Kun Fayakun ini. Seakan-akan Kun Fayakun sama seperti "bim sala bim" dalam ilmu sihir. Seakan-akan Kun Fayakun itu, sebuah mantra ajaib seorang Harry Potter yang tinggal diucapkan, dan mencipta sesuatu.

Itu pemahaman yang sangat bodoh. Allah itu mencipta dengan ilmu. Bukan dengan sihir. Jadi berhentilah berfikir bahwa Kun Fayakun itu semacam mantra ajaib yang dimiliki Allah.
Kita belajar ilmu, apa pun ilmu itu, semua itu adalah ilmu Allah. Semua itu adalah hukum-hukumNya. Hanya saja ilmu Allah tak terukur keluasan dan kedalamannya. Yang kita katakan keajaiban dan mukzizat Allah itu adalah, ilmu yang belum kita ketahui. Ilmu Allah yang belum kita pelajari. Dan kita pasti tak akan pernah bisa mengetahui semua ilmu itu. Tak akan pernah bisa.

Adam/Hawa saja, yang memiliki akses langsung kepada ilmu-ilmu Allah itu, hanya dapat belajar seujung kuku jika dibandingkan dengan seluruh ilmu Allah. Apalagi kita manusia yang terbatas dimensi ruang dan waktu? Yang tak pernah mendapatkan bimbingan langsung dari Allah mengenai ilmu-ilmunya? Namun ilmu Adam/Hawa yang seujung kuku itu sudah bisa menjerumuskan mereka ke dalam dosa. Karena merasa sudah begitu cerdas dan mampu menyamai ilmu Allah.

DAN SATU KESALAHAN PALING FATAL, yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama adalah: MENGKERDILKAN KEJADIAN ADAM/HAWA KEDALAM UKURAN MANUSIA DAN BUMI.
Sama seperti kesalahan pemahaman pak Ustadz yang menjadi pembicara di pengajian teman gw itu. Yang dengan yakin berkata, Nabi Muhammad sudah diciptakan oleh Allah, dalam bentuk cahaya, sebelum Adam diciptakan. Nabi Muhammad adalah Mahluk paling mulia ciptaan Allah di Alam semesta. Di Alam semesta, bukan hanya di bumi. The next best thing after God. Dengan kata lain, jika Allah nomer satu maka Nabi Muhammad menjadi nomer 2. Begitu kira-kira. Betapa konyolnya.

Pemahaman Nabi Muhammad sebagai the next best thing after God, rasa-rasanya hampir mendekati pemahaman Isa itu adalah Putra Allah. Coba siapa yang terbaik sesudah Allah? Ya anakNya lah, siapa lagi hayo? Kalo bapaknya Raja, siapa coba putra mahkotanya? Ya anaknya lah. Iya kan? Kalau dalam Islam Fiqih tentang keesaan Allah tidak dengan sangat gamblang dan terang dinukilkan di Alquran, bisa bisa Muhammad juga sudah dikatakan anak Allah. Hanya saja dalam Islam, kemungkinan Nabi Muhammad menjadi anak Allah sudah tertutup dengan sempurna. Alquran sudah jelas-jelas mengatakan Allah tidak mungkin punya Anak. Jadi cara satu-satunya untuk "menaikkan derajat Kenabian" yang Mulia Rasul adalah, dengan menciptakan dongeng bahwa Nur (cahaya) Muhammad itu sudah ada sebelum Adam.
Hal itu kemungkinan terjadi disebabkan dulu dijaman kehidupan Nabi, bahkan hingga sekarang, pertikaian antara ummat Jahudi, Nasrani, dan Islam, kerap terjadi, memperdebatkan Nabi siapa yang paling hebat. Siapa yang lebih hebat antara Musa, Isa, dan Muhammad. Dengan begitu banyaknya kisah-kisah mukzizat Musa dan Isa yang diceritakan dalam Alquran, kemungkinan besar ummat Islam sering merasa "terpojok". Sementara "mukzizat" Yang Mulia Rasul Muhammad, "tidak begitu banyak dan menonjol". Jadi kemungkinan para pentolan agama kala itu takut kalau ummat Islam akan merasa kehilangan Pamor dan jadi ikut-ikutan meremehkan kenabian Yang Mulia Rasul. Jadi diciptakanlah dongeng mengenai penciptaan Nur (cahaya) Muhammad yang sudah ada sebelum Adam dilahirkan.

Banyak sekali dongeng-dongeng berdasar kan hadist yg dikatakan shahih (tapi menurut kita palsu semua), mengenai penciptaan Nur Muhammad ini. Bahwa Muhammad diciptakan jauh sebelum Adam. Suatu hal yang sangat terasa janggal dan sangat dipaksakan. Hal semacam ini lah yang justru menjadikan Kebesaran Allah, menjadi sangat kerdil.

Sekali lagi, dongeng semacam itu bisa terjadi, karena kesalahan fatal kita, yang coba mengkerdilkan KEBESARAN Allah, dan memahami kejadian Adam/hawa hanya dalam ukuran dan posisi bumi serta manusia. Bukan dalam posisi Adam dan alam semesta.

ALLAH ITU MAHA DAHSYAT. SEKALI LAGI GW ULANGI PAK KYAI/PAK USTADZ, ALLAH ITU MAHA DAHSYAT. Itu adalah sifat dan hukum Allah sendiri. Bahwa dia MAHA DAHSYAT. Untuk memahami kedahsyatan Allah itu cobalah cermati ayat-ayat Alquran. Resapi dengan hati, jangan hanya dibaca apa yang tersurat. Tapi resapi dengan hati. Dan coba mengerti makna dibalik ayat-ayat itu. Dan cobalah baca tanda-tanda KEDAHSYATAN ALLAH itu disekeliling. Buka mata dan hati.

Untuk menggambarkan KEDAHSYATAN ALLAH itu, mari kita lihat contoh sangat sederhana ini.
Apa-apa yang disentuh LANGSUNG, atau diciptakan LANGSUNG oleh Allah. Pasti akan menjadi KEDAHSYATAN YANG TAK TERPERI.
Lihat contohnya, Malaikat. Contoh paling niscaya mungkin Jibril. Anda sebagai ummat beragama pasti sudah banyak mengetahui kedahsyatan malaikat satu ini. Malaikat yang dikatakan bila mengembangkan "sayapnya", maka "sayapnya" bisa menutupi seluruh matahari.
Contoh lain adalah Iblis. Sejahat apa pun mahluk satu ini, tetap kamu sebagai ummat beragama harus mengakui kedahsyatannya sebagai makhluk yang LANGSUNG dicipta oleh Allah.
Dan mungkin contoh yang paling sempurna, tentang bagaimana dahsyatnya mahluk yang mendapatkan SENTUHAN LANGSUNG sang Maha Pencipta adalah Alam Semesta. Cobalah pelajari kebesaran Alam Semesta. Betapa kerdilnya manusia.
Alam semesta adalah mahluk yang LANGSUNG mendapatkan sentuhan Allah.

Agar semakin jelas perbedaannya, gw berikan beberapa contoh lain. Baca tentang kedahsyatan Surga dan Neraka di dalam kitan-kitab suci. Inilah dua lagi mahluk yang mendapatkan SENTUHAN LANGSUNG sang Maha KUasa. Bayangkanlah kedahsyatan kedua mahluk ini.
Kemudian satu lagi, struktur dasar materi. Kalau kamu seorang Ahli fisika yang mendalami teori gelombang, teori quantum, atau teori partikel, lihat betapa dahsyatnya struktur dasar materi itu. Bagaimana elektron, neutron, proton yang sangat halus itu sanggup membangun semesta. Bagaimana dahsyatnya enerji yang dihasilkan oleh partikel-partikel super mikro itu bila dipisahkan. Sanggup membumi hangusnkan kota sebesar Hiroshima dan Nagasaki.
Satu lagi ciptaan LANGSUNG Allah yang tak kalah dahsyatnya adalah Ruh manusia. Ruh yang tetap kekal dan tak terpengaruh oleh waktu.

Itulah contoh-contoh mahluk yang mendapatkan SENTUHAN LANGSUNG sang Maha Pencipta. Jadi semua mahluk yang DICIPTAKAN LANGSUNG Allah, HARUS memiliki KEDAHSYATAN YANG SAMA. Atau setidak-tidaknya mendekati Kedahsyatan itu. Jadi bagaimana dengan Adam/Hawa yang LANGSUNG diciptakan dengan "tangan" Allah? Kedua mahluk yg menjadi nenek moyang mahluk berakal itu pun HARUS MEMILIKI KUALITAS KEDAHSYATAN YANG SAMA, atau setidak-tidaknya hampir sama dengan Malaikat, Iblis, struktur dasar materi, dan alam semesta, sebab jika tidak, artinya Allah sudah memungkiri sifat Maha DahsyatNya sendiri. Memungkiri persamaan matematis alam semesta yang gw jelaskan di atas.

Jadi sekali lagi, berhentilah berpikiran tolol, bahwa Adam itu sama seperti manusia yang ada di bumi sekarang. Memiliki muka, otak, tangan, telinga, kaki, yang dicipta dari patung tanah, yang diambil malaikat Izra'il dari bumi, seperti dongeng penciptaan alam semesta yang di atas. Berhentilah merendahkan KEDAHSYATAN Allah. Berhentilah menghina KEBESARAN Allah.

Allah itu memang sumber ilmu. Dan dia MAHA DAHSYAT. Tentu dia menyadari kedahsytanNYA itu. Jadi dia TIDAK MUNGKIN menyentuh LANGSUNG segala sesuatu. Ingat lagi persamaan matematis alam semesta yang di atas. Allah harus "confirm" dengan segala sifat dan hukum-hukumNYA sendiri. Sebab segala sesuatu yang disentuhNYA langsung pasti akan berubah menjadi Keajaiban tak terperi. Karena itu dia membutuhkan MEDIUM perantara, untuk menjalankan missiNYA, untuk "menahan" KEDAHSYATANNYA. Malaikat, Iblis, Adam/Hawa, struktur dasar materi, dan Alam semesta lah "MEDIUM" perantara itu. Yang merupakan ciptaan-ciptaan LANGSUNG maha dahsyat dari Allah.

Dalam Islam dikenal istilah "Arsy" dan "Kursi". Dua hal metafisika yang menggambarkan "KEDUDUKAN MAHA TINGGI" Allah di Syurga. Sekarang cobalah baca Alquran, Surat: 7 (Al-A’raf) ayat: 143. Ketika Musa ingin melihat "wujud" Allah.

"Dan ketika Nabi Musa datang pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhannya berkata-kata dengannya, maka Musa berkata: Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah (diri Mu) kepadaku supaya aku dapat melihatMu.
Allah berfirman: "Engkau sekali-kali tidak akan sanggup melihatKu, tetapi pandanglah gunung itu, maka kalau dia tetap berada di tempatnya, niscaya engkau akan dapat melihatKu.".
Setelah Tuhannya "muncul" (memperlihatkan kebesaranNya) kepada gunung itu, maka KebesaranNYA menjadikan gunung itu hancur lebur dan Musa pun pingsan. Setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepadaMu dan akulah orang yang pertama-tama beriman."

Tuhan tidak mungkin mengingkari KEDAHSYATANNYA. Dia tidak mungkin "muncul" dimana-manapun di alam semesta, sebab begitu dia muncul dan BERSENTUHAN LANGSUNG dengan semesta dan materi, semesta dan materi itu HARUS tunduk kepada hukumNYA. Materi dan semesta itu HARUS berubah menjadi "Arsy" dan "Kursi" NYA. Karena Allah itu Maha Tak Terbatas. Seluas apa pun alam semesta, tetap ada batasnya. Sebab semesta itu mahkluk. Bagaimana mungkin sesuatu yang terbatas dapat "menampung" sesuatu yang Tak Terbatas.
Jadi untuk menyampaikan missiNya ke alam semesta, Allah memerlukan "medium" (perantara). Malaikatlah yang menjadi "medium" itu.

Sekarang coba baca kembali Alquran Suci, Surat:2 (Al-Baqarah) ayat:260. Ketika Ibrahim ingin diyakinkan tentang hari berbangkit.

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana engkau menghidupkan orang yang mati. Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku lebih teguh (dengan imanku)."

Allah SWT berfirman: "(Kalau demikian), ambillah empat ekor burung lalu cincanglah mereka semuanya. Lalu letakkanlah di atas tiap-tiap bukit bagian- bagian dari burung itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Salah satu missi Allah adalah mengembangkan "kehidupan" di alam semesta. SEKALI LAGI ALAM SEMESTA. BUKAN HANYA PLANET KERDIL BERNAMA BUMI INI. Tetapi seperti hukum KEMAHA-DAHSYATANNYA di atas, Allah membutuhkan "medium" untuk itu. Sebab jika Tuhan "turun" LANGSUNG" menyebarkan benih-benih kehidupan di semesta, sentuhan LANGSUNGNYA akan menjadikan kehidupan di alam semesta ini menjadi layaknya di Syurga. Burung-burung tak akan pernah bisa mati. Lihat contoh empat burung dalam kisah di atas, yang mendapatkan sentuhan LANGSUNG Allah. Ikan-ikan tak akan pernah bisa digoreng karena menjadi mahluk abadi seperti roh manusia. Tumbuh-tumbuhan akan tetap berdiri tegak meski dibuldozer dengan mesin tercanggih sekalipun. Artinya, manusia tidak akan pernah dapat menjadi "wakil" Allah di muka bumi. Karena semua kehidupan di alam semesta berubah menjadi keajaiban.
Untuk itulah Allah menciptakan Adam/Hawa, untuk menjadi medium perantaraNYA menyebarkan kehidupan di alam semesta. DI ALAM SEMESTA, BUKAN HANYA DI BUMI PLANET KERDIL YANG TAK BERARTI INI.

JADI SEKALI LAGI, BERHENTILAH BERPIKIRAN TOLOL BAHWA MALAIKAT DAN IBLIS ITU DISURUH BERSUJUD DI HADAPAN ADAM, JIKA ADAM HANYA MAKHLUK "BIASA-BIASA" SAJA, BERWUJUD SEPERTI MANUSIA BUMI DAN YANG HANYA DAPAT MENGHAPAL NAMA-NAMA BENDA. BERHENTILAH MENGKERDILKAN KEBESARAN ALLAH.

Manusia di bumi, sedemikian sombongnya merasa menjadi pusat alam semesta. Menjadi tujuan akhir missi Allah yang MAHA DAHSYAT. sedemikian sombongnya sampai mengatakan Putra Allah terlahir di bumi. Mahluk PALING MULIA di alam semesta (Muhammad) ada di bumi. The next best thing after God, is here on Earth. Betapa sombongnya. Dan betapa tololnya. Kesombongan memang biasanya membuahkan ketololan. Dan ketololan kitalah yang menjadikan Allah sedemikian kerdil. Menjadikan Allah HANYA mengurusi 5 milyard keturunan Adam di bumi.
Allah yang SEDEMIKAN DAHSYATNYA, ada dan eksis HANYA untuk mengurusi 5 milyard manusia-manusia bodoh. Jumlah bintang di galaksi Bima Sakti saja, sudah melebihi 5 Milyard. Apalagi jumlah planetnya. Apalagi dihitung seluruh alam semesta. BETAPA DAHSYATNYA Allah. Dan begitu bodohnya manusia, mengkerdilkan KEBESARAN Allah, sehingga Putra Allah, dan Mahluk paling mulia di alam semesta, HARUS terlahir di bumi.

Gw dan semua teman-teman gw, memahami Nur (Cahaya) yang dimaksudkan dalam banyak Hadist-hadist itu, Cahaya yang sudah ada jauh sebelum Adam diciptakan, adalah Cahaya Islam. Nur Islam. Bukan Cahaya Muhammad secara pribadi. Sebab Islam itu adalah Ilmu Allah. Cahaya Allah. Jadi memang masuk akal bila ilmu (cahaya) itu sudah ada sebelum Adam diciptakan.

Seperti saat ketika Adam akan terbuang dari Syurga, dia menyadari kesalahannya. Dia tidak takut kepada hukuman Allah. Karena dia sadar akan kesalahannya dan dia yakin Allah akan menerima taubatnya. Namun yang sungguh-sunguh menjadi kekhawatiran Adam adalah keadaan anak cucu keturunannya kelak. Dia yang sudah sedemikan dahsyat dan cerdas, dapat terjerembab kepada goda Iblis, bagaimana nanti nasib keturunannya yang sudah tidak mungkin "bersentuhan langsung" dengan Allah. Dan Allah menenangkan Adam dengan berkata DIA akan mengirimkan CAHAYANYA sebagai petunjuk. Cahaya yang sudah ada bahkan sebelum Adam diciptakan.

Disitulah kesalahan banyak akhli kitab, yang "mempersonifikasikan" cahaya itu sebagai Muhammad. pemahaman yang sangat sombong. Mengclaim Ilmu Allah sebagai manusia. Pemahaman yang sangat merendahkan Allah.
Perkelahian dan perseteruan antar ummat justru awalnya dipicu dari situ. Dipicu dari kebodohan kita. Yang lebih mementingkan SIAPA yang membawa cahaya itu, daripada APA yang dibawanya.

APA yang diajarkan, jauh lebih penting daripada SIAPA yang membawanya. Orang-orang Jahudi tidak bisa menerima Cahaya yang dibawa oleh Isa karena mereka merasa Isa itu hanya seorang anak hasil perjinahan.
Orang-orang Jahudi dan Nasrani tidak bisa menerima Cahaya itu, ketika dibawa Muhammad, karena yang membawa Cahaya itu, hanya seorang anak dari suku bangsa padang pasir yang terbelakang. Bangsa barbar yang buta huruf. SIAPA menjadi lebih penting daripada APA.

Pengikut Isa sedemikian paranoid dengan celaan kaum jahudi terhadap Isa yang terlahir tanpa ayah. Walau mukzizat yang diperlihatkannya sudah sedemikian hebat, ummat jahudi tetap susah diyakinkan. Sedemikin paranoidnya sehingga harus menjadikan Isa Putra Allah, untuk menutupi "aib" Isa yang terlahir tanpa ayah.
Dan pengikut Rasul Muhammad terdahulu, menjadi sedemikian paranoid karena celaan kaum Jahudi dan Nasrani mengenai mukzizat Muhammad yang "tak ada apa-apanya". Sedemikian paraoidnya sehingga mengikuti jejak kaum Nasrani, menjadikan Muhammad sebagai mahluk termulia di alam semesta, yang sudah tercipta bahkan sebelum Adam ada.

Tanpa melakukan kebodohan seperti itu, Muhammad dan Isa itu sudah sangat mulia. SANGAT MULIA. Tak perlu ditambah-tambahi lagi. Seab seperti kata Allah, mahuk yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling tinggi amal ibadahnya.
Dan siapa lagi kah di bumi ini yang sanggup melebihi ibadah Yang Mulia Rasul???
Kalau di bumi, iya, Rasul mungkin mahluk paling mulia, tapi di alam semesta??? Sangatlah sombong sebagai manusia dari planet yang sama dengan Rasul Muhammad, gw menjawab iya.
Gw tak pernah tau mahluk apa saja yang ada di trilyunan galaksi yang tersebar di alam semesta. Gw tak pernah tahu keturunan Adam seperti apa yang terlahir di planet-planet lain itu. Hanya Allah yang tahu.
Jadi jika ditanya apakah Muhammad mahluk paling mulia di alam semesta? Jawaban gw: Hanya Allah jua lah yang tahu.


Sebab gw percaya, pasti ada "Muhammad-Muhammad" lain di planet-planet nun jauh di sana. Planet-planet yang sempat dikunjungi Adam/Hawa untuk menyebarkan kehidupan di semesta. Tempat-tempat yang dikunjungi mereka sebagai medium perantara itu. Di sana akan ada "Musa-Musa" yang lain. "Isa-Isa" yang lain. Nabi-nabi yang membawa Cahaya Ilahi itu. Cahaya yang sudah ada sebelum Adam diciptakan. Cahaya Islam. Nurul Islam.

Gw semakin diyakinkan akan kebenaran Allah, sebab dia meninggalkan mukzizat bagi seluruh manusia. Mukzizat yang dapat dipelajari oleh siapapun. Jika mukzizat Musa, Sulaiman, Isa dan nabi-nabi lainnya hanya untuk mereka sendiri, dan kita sebagai manusia biasa tidak dapat mempelajarinya, maka mukzizat Muhammad bisa dipelajai oleh siapa pun. Itu lah Alquran. Pelajari dengan benar, dan kamu akan menemukan mukzizat tak terbantahkan. Karena itu gw percaya Yang Mulia Rasul itu memang Nabi terakhir di Bumi. Sebab jika Muhammad memiliki mukzizat yang sama seperti Nabi-Nabi lain, mukzizat yang hanya dapat dimiliki dirinya sendiri, mukzizat yang tak dapat gw pelajari sebagi pengikutnya, maka harus ada Nabi lain yang akan membawa mukzizat yang dapat dipelajari oleh seluruh manusia. Jadi Nabi Muhammad pasti lah Nabi terakhir.

Allah selalu berbicara dengan simbol dan metafora. Satu lagi yang DIA wariskan kepada Muhammad adalah air zam-zam. Air itu simbol kehidupan. Jika Allah mewariskan pada Muhammad harta kekayaan, emas berlimpah ruah, sungguh gw tidak akan percaya kepada Tuhan semacam itu. Tapi Allah mewariskan air. Dua warisannya yang tak tertandingi, Kitab (ilmu) dan Air Zam-Zam (Sumber kehidupan), itulah mukzizat paling dahsyat yang pernah dimiliki seorang Nabi. Jadi berhentilah menceritakan kisah-kisah ajaib bodoh yang berusaha "meninggikan" Rasul Muhammad, padahal justru merendahkan beliau.
Jika kedua tanda-tanda keajaiban itu, Kitab dan Air, tidak dapat membuka mata hati kamu akan kehebatan mukzizat Sang Rasul, setidaknya berhentilah menghina beliau dengan membuat kisah-kisah dongeng yang sangat merendahkan itu.

Berhentilah berpikiran bodoh dan selalu mengkerdilkan KEDAHSYATAN DAN KEBESARAN ALLAH. BERHENTILAH SELALU MENGHINA ALLAH.

Friday, February 17, 2012

Books Of Genesis (The second chapter) == The Next Best Thing After God (Yang termulia setelah Tuhan.....)

Hari Minggu kemaren ada jadwal rutin pengajian bulanan teman2 gw. Jadwalnya 1 bulan sekali, dan tempatnya digilir di di tiap rumah anggota pengajian. Minggu lalu teman gw "H" mendapat giliran jadi tuan rumah. Tidak seperti pengajian-pengajian lain yang kadang-kadang suka gw ikutin, pengajian rutin yang satu ini memang pertama kali dibentuk oleh vampire dan kuntilanak, jadi biasanya anggota vampire dan kuntilak selalu menyempatkan untuk datang. Sebab merasa bertanggung jawab jadi anggota inti. Kebetulan hari itu gw sakit. Dan kebetulan juga istri gw tidak bisa datang, karena dari hari Kamis sudah di Manila, nemanin ibu gw conference soal wanita pengusaha segala macam. Jadi tidak ada yg ngewakilin keluarga gw untuk datang ke pengajian itu.

Hari Senin pagi-pagi di mobil mau ke kantor, "H" nelpon gw, ngajak makan siang bareng, katanya ada insiden gak sedap waktu pengajian Minggu yg mau dia omongin. Dan katanya teman-teman yang lain juga akan ikut makan siang. Soalnya memang sudah lama gak ngumpul makan bareng. Gw agak sedikit penasaran, ada apa. Jarang-jarang masalah pengajian mau dibahas. Biasanya ngajak ketemuan itu, kalo gak ngomongin masalah bisnis, masalah relasi, ya paling banter masalah keluarga. Tumben amat ngomongin masalah pengajian. Gw tanya ada masalah apa? Teman gw bilang nanti aja pas makan siang ceritanya. Sepele tapi gak sedap, katanya. Susah diomongin ditelpon. Yo wiss, monggo....sampe nanti ketemuan.

Ternyata masalahnya memang gak penting. Cuma agak bikin kheki.

Bweghiniy cweriytwanywa (Susah ya niruin gaya Caroline Zachrie...kwkwkwkwkw, gada bakat jadi pembawa acara infotainment)

Kebenaran yang ngisi acara pengajian kemaren itu, Ustadz yg cukup beken, dan salah satu pengurus MUI Pusat. Orangnya memang terkenal agak "keras". Dan kebanyakn memang Ustadz yg "keras" pasti susah diajak diskusi. Bawaannya selalu mau menang sendiri. Merasa paling tau, dan kadang-kadang tak berpijak pada ilmu dan science. Jadi kita yang muda-muda merasa malas buat diskusi.

Gw memang pernah menulis soal Awal Penciptaan (Genesis) di blog Vampire dan Kuntilanak ini beberapa waktu lalu. Di kalangan internal kita sendiri, antara sesama Vampire dan Kuntilanak, masalah ini sering menjadi bahan diskusi "panas" dan "alot". Karena semua punya interpretasi masing-masing mengenainya, karena kita semua mengalami kesulitan untuk mendapatkan sumber informasi yang layak dipercaya, boleh dibilang, di semua agama yang gw pelajari, masalah awal penciptaan ini, sudah sangat banyak dibumbui dengan mitos bak dongeng Jaka Tarub. Jadi sangat susah buat menyaring kebenarannya.

Nah di pengajian kemaren itu, salah seorang teman kita, iseng-iseng menanyakan masalah awal penciptaan ini kepada pak Ustadz. Maka terjadilah sedikit perdebatan. Dan seperti yg sudah diduga, keluarlah segala macam hadist Nabi, yg konon kabarnya dianggap shahih, tapi yg menurut kita, sangat sulit diterima akal sehat. Hadist-hadist aneh bin ajaib seperti itu, sangat banyak terjadi jika menyangkut hal-hal yang metafisik. Jika menyangkut Mukzizat Rasul Muhammad SAW. Salah satu contoh lain, mengenai banyaknya Hadist-hadist "tak masuk akal" semacam itu adalah mengenai perjalanan malam Rasul. Isra' dan Mi'raj.
Banyak sekali hadist-hadist palsu yang bercerita mengenai perjalanan Mukzizat Rasul itu. Dan selama ratusan tahun, hadist-hadist palsu itu diterima sebagai shahih. Baru belakangan ini saja, kemudan para alim ulama dan pakar hadist mengeluarkan ratusan Hadist-hadist "tak jelas" itu dari anggapan shahih. Dan masuk kategori Hadist palsu. Ambil satu contoh mengenai penjabaran "wahana" perjalanan Rasul malam itu yang dikenal sebagai Bouraq. Hadist-hadist yg menjabarkan bentuk dan rupa Bouraq itu telah diterima semua kalangan sebagai palsu. Padahal ratusan tahun hadist-hadist itu diterima kebenarannya. Dan dituliskan dalam ratusan kisah-kisah berbau mistik.

Sama juga dengan kejadian awal penciptaan Adam dan Hawa, jika hadist-hadist yang dipakai untuk menjelaskannya tidak dapat diterima oleh akal sehat, walaupun sekarang masih dianggap shahih, ma'af-ma'af saja pak Ustadz, pak Kyai, kecuali ada tercatat dalam Alquran, kami tidak akan mau menerimanya. Tapi selama itu hanya Hadist, kita masih akan mendebatnya.

Banyak sekali kisah-kisah mistis dalam Islam yg dituliskan berdasar Hadist-hadist yg "dianggap shahih" tadi, mengenai kejadian Adam/Hawa itu. Dan salah satu yg paling terkenal mungkin adalah yang bercerita mengenai Allah mengutus beberapa malaikatNYA berulangkali turun ke Bumi (Maksudnya bumi manusia yg kita huni sekarang ini), tapi berulangkali pula bumi menolak karena takut nanti Adam akan berbuat dosa . Sampai akhirnya Allah memerintahkan Izra'il untuk mengambilnya, dan berhasil. Karena Izra'il yg berhasil mengambil tanahnya, maka kelak Izra'il lah yg akan ditugaskan mencabut nyawa keturunan Adam.

Kemudian lain lagi kisah mengenai struktur tanah yg dipilih buat membentuk Adam, ada tanah dari Bukit Tursina buat telinga Adam. Ada tanah dari Iraq buat bikin Dahi Adam. Ada tanah dari Babylonia buat (ma'af yaaa) kemaluan Adam. Ada tanah dari Ka'bah untuk tangan kanan, dan lain sebagainya. Gw jadi bingung cuyy... hampir semua tanahnya dari zazirah Arab, kok gak ada tanah dari Indonesia yakk??? Mungkin karena itu banyak koruptor di Indonesia,, Kwakwakwkawkawk......

Kalo membaca kisah-kisah seperti itu, gw jadi membayangkan Allah sedang akan membuat patung keramik. Jadi perlu tanah. Terus karena di Surga tidak ada tanah, maka Allah perlu mengutus Malaikat ke bumi buat ngambilin macam-macam tanah. Ke BUMI MANUSIA!!! Mohon dicatat: KE BUMI MANUSIA...!!! Sepertinya Adam itu memang hanya diciptakan khusus buat manusia di bumi. Dari sekian juta milyard triliun (Gak bisa dihitung lagi pake matematika manusia coy, saking banyaknya) planet yang ada di semesta, maka harus bumi manusia yg dipilih tanahnya. Hebat banget kita manusia ini ya cooyy...!!!
Oh iya satu lagi coy, karena Allah akan membuat patung Adam, pasti bentuk patungnya pun akan mirip manusia bumi. Catat lagi coy, PATUNGNYA HARUS MIRIP MANUSIA DI BUMI. soalnya kan, Adam itu cuma dicipta buat manusia di bumi bro. Jadi bentuknya harus mirip manusia bumi. Baru kemudian kedalam patung dari bentukan macam-macam tanah bumi itu lah ditiupkan Ruh Allah. Dan sim sala bim, patung itu berubah hidup menjadi Adam. Kayak pilem Harry Poter ya prend????

Dan perdebatan dengan pak Ustadz tadi berakhir setelah teman-teman gw merasa tak ada lagi gunanya diskusi diteruskan. Apalagi pak Ustadz sudah mulai mengklaim bahwa teman-teman gw mengikuti ajaran sesat. Daripada terjadi pertumpahan darah kan? Lebih baik ngalah deh sama orang tua, sama pak Ustadz.
Bagi gw dan teman-teman gw, sebagai cendikiawan Muslim itu, kita harus amanah dan Istiqamah dalam Aqidah dan Syariah, namun harus BERLAPANG DADA juga bagi khilafiyah. Dan masalah Hadist penciptaan Adam itu adalah Khilafiyah. Jadi jangan terlalu cepat menuduh orang sesat pak Ustadz/Kyai, bisa saja 1000 tahun dari sekarang, setelah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan, pendapat kita lah yang benar.

Semua teman-teman gw, sampai pada kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang paling benar, bukan dengan gampang. Namun dengan perjuangan berdarah-darah. Apalagi dengan rezeki dan limpahan materi yg dikaruniakan Allah kepada kita, terus terang akan sangat gampang menjadi Agnostic dan hedonist. Namun bersyukur Allah juga mengkaruniakan kepada kita otak dan akal untuk berpikir. Dan kita harus menggunakannya.

Gw percaya, segala kebaikan itu pasti asalnya dari Allah. Dan segala keburukan itu pasti dari Syaitan. Sebagai orang beragama, kamu semua juga harus percaya itu. Dengan niat awal seperti itulah gw mulai belajar. Gw yakin, jika Allah itu Maha Kasih dan Maha Baik, pasti pada akhirnya DIA akan menunjukkan gw kepada kebenaran.
Gw baca semua kitab suci agama. Paling tidak semua agama Besar yang gw kenal. Hindu, Budha, Kristen, Islam, Jahudi, dan Kong Hu Cu. Gw pelajari semuanya. Itu gw lakukan dalam kegelisahan gw mencari kebenaran. Dan ternyata semua teman-teman gw juga mengalami hal yang sama. Gelisah mencari kebenaran. Dan gw percaya kepada Takdir Allah, gw dipertemukan dengan teman-teman gw, yg punya kegelisahan yg sama, dan punya tekad dan kemauan yg sama untuk belajar....

Setelah membaca semua kitab suci itu, gw sampai pada kesimpulan, pada awalnya SEMUA AGAMA itu berasal dari Allah. SEKALI LAGI PADA AWALNYA, semua agama itu menyembah Tuhan yang sama. Namun dalam perjalanan perkembangan agama-agama itu, para pengikutnyalah yang kemudian merobah ajaran dasar agama bersangkutan, hingga menyimpang dari ajaran awal pencetusnya. Dan gw yakin, yang merobah ajaran awal agama-agama itu, pasti orang-orang yang punya pengaruh. Yang punya kepentingan untuk merobah. Pasti orang-orang yang didengar oleh pengikutnya. Banyak alasan kenapa orang merobah-robah ajaran agama. Sangat banyak alasan. Dan gw tidak ingin membahas itu.

Seperti yang ditulis dalam Alquran, Surat:2 (Annisaa) ayat:164, bahwa banyak Rasul yang tidak dikisahkan oleh Alquran. Dan gw yakin semua pencetus agama-agama yang gw sebut di atas, adalah Rasul Allah. Sebab gw percaya semua kebaikan pasti awalnya dari Allah.
Jika kamu punya kesempatan, cobalah baca dan bandingkan INTI SARI semua agama itu. Semuanya hampir sama. Mengajarkan cinta kasih, pembelajaran dan pembentukan diri dalam "Jalan Pencerahan/Keselamatan".

Ambil contoh agama Budha. Di dalam agama Budha, jalan pencerahan (keselamatan) itu disebut "Zhen", dalam Islam disebut "Ad Dhien".
Konsep mengenai "Ketuhanan", adalah konsep yang membutuhkan "pendalaman" tingkat lanjut. Bukan suatu konsep main-main. Bukan suatu konsep yang bisa dengan gampang diterima hanya semata-maa oleh akal sehat.
Cobalah jelaskan dengan akal, mengenai yang Awal dan Akhir. Karena manusia hidup di alama materi, dan setiap materi itu pasti ada awal dan akhirnya, bagaimana mungkin bisa menjelaskan, bahwa ada sesuatu, yang BUKAN materi, dan "sesuatu" ini tidak ada awal dan tidak ada akhirnya? Cobalah jelaskan dengan akal sehat.

CObalah jelaskan dengan akal, mengenai sifat Tuhan yang Maha Besar dan Maha Halus. Kita hidup di alam benda yang mawujud, dan semua yang berwujud, pasti memerlukan "tempat/wadah" untuk penampungan keberadaannya. Jadi bagaimana menjelaskan dengan akal, bahwa ada "sesuatu" yang sangat besar tapi tidak berwujud, dan tidak memerlukan tempat, juga ada dimana-mana?? Bagaimana menjelaskannya?

Karena konsep Ketuhanan yang sangat sulit dijelaskan dengan akal itulah awalnya Sang Budha (Sidharta Gautama) tidak pernah menyinggung dan menyebut-nyebut nama Tuhan dalam ajarannya. Sang Budha hanya menyuruh pengikut dan murid-muridnya untuk mengikuti "Zhen", jalan keselamatan. Dengan megendalikan segala Nafsu duniawi. Dengan pendisiplinan dan pembentukan diri yang sedemikian ketat, hingga seseorang dapat mengendalikan nafsu duniawinya yang paling kecil sekalipun. Dengan cara demikian, dipastikan orang bersangkutan pada akhirnya akan menemukan "Zhen". Pencerahan dan keselamatan itu. Yang pada akhirnya menjadi abadi dan bersatu dengan semesta. Dan dalam mengajarkan itu Sang Budha tidak pernah menjelaskan "konsep Ketuhanan" tadi.
Bandingkan intinya dengan ajaran Islam. Sangat mirip bukan?

Tidak ada yang salah dari cara pengajaran Sang Budha itu. Bila semua manusia memiliki disiplin, tingkat kecerdasan dan cara hidup yang sama dengan Sidharta. Cobalah baca berbagai Sutra dan Tantra mengenai ajarannya, dan kamu akan menemukan bahwa untuk memahami ajaran Budha, terus terang akan sangat dibutuhkan kecerdasan dan disiplin hidup yang tinggi. Namun dalam kenyataannya, sulit menemukan manusia yang seperti itu. Setelah membaca banyak Tantra dan Sutra, kamu memang akan segera menemukan penihilan konsep ketuhanan, namun justru sebaliknya kamu akan menemukan philosopi kehidupan yang akan sangat sulit dipahami oleh orang-orang kebanyakan. Di satu sisi, Budha memang ingin menghilangkan kesulitan pemahaman awal mengenai konsep ketuhanan itu. Namun di sisi lain sebaliknya, justru menimbulkan penjelasan yang sulit akan konsep nirvana dan pencerahan.
Dan adalah satu yang sangat manusiawi, bila manusia yang hidup dalam dunia materi, menginginkan untuk "attached" terhubung kepada yang bersifat materiil (kasat mata) juga. Dan dalam perjalanan agama itu selanjutnya, disebabkan "kekosongan" konsep pijakan diawalnya jika ingin menemukan "Zhen", jadilah sosok Sang Budha yang Materiil, dijadikan pengisi "kekosongan" itu. Jadilah kemudian Sidharta yang tadinya tidak menginginkan puja dan puji, justru disembah layaknya sebagai Tuhan.

Mungkin kita bisa mengerti mengapa ajaran Budha dilakukan seperti itu. Latar belakang agama Hindu, yang sangat menekankan konsep ketuhanan, sangat diyakini menyebabkan itu semua.
Berbeda dengan Agama Budha, agama Hindu justru menekankan pentingnya konsep ketuhanan ini, dengan Trimurti (Tiga Dewa Utama), Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Selain itu masih banyak dewa-dewa lainnya. Namun dengan banyaknya dewa-dewa ini, konsep ketuhanan itu justru menjadi sangat membingungkan, dan membuat Sidharta yang sangat cerdas justru tak bisa menerimanya.
Namun cobalah pelajari Wedha, yang merupakan kitab suci agama Hindu. AWalnya agama ini hanya mengenal satu Tuhan yakni, Brahma sebagai sumber segala sesuatu. Dalam Trimurti Brahma dikenal sebagai Dewa Pencipta.
Dan kembali menurut gw, kesulitan menjelaskan konsep ketuhanan itulah yang menjadikan Brahma terbagi menjadi tiga (Trimurti).
Sebab bagaimana menjelaskan dengan gampang, bahwa Tuhan yang maha kasih dan Maha Pencipta itu, juga sanggup mengirimkan bencana dan kematian? Karena itu harus ada sosok yg lain. Dan Brahma berubah menjadi tiga sisi sifat yang saling bersebrangan.
Bandingkan dengan ajaran adanya Allah yg bersifat Maha Penyayang, Iblis yg bersifat segala keburukan, dan Malaikat yg bersifat selalu mengayomi. Hampir sama kan?
Dan transformasinya kedalam agama Kristen, menjadi Bapa, Putra, Roh Kudus. Hanya saja, berbeda dari Hindu, Trinitas dalam Kristen, hanya memiliki segala sifat Brahma, bukan Syiwa dan Wisnu.

Mempelajari philosophi sebuah agama, agama manapun, memang akan sangat sulit. Dan masing-masing pemikir/pengikutnya bisa mengeluarkan interpretasi yang berbeda-beda. Dan interpretasi yang berbeda-beda dari para pemikir/pengikut agama tersebutlah yang kemudian mewarnai perkembangan agama bersangkutan kedepan.
Dan akan sangat sulit menemukan kitab yang benar-benar murni mengenai ajaran agama-agama tersebut, kitab yang terbebas dari interpretasi para pakar pengikutnya, sebab dalam perjalanannya kemudian interpretasi masing-masing pengikutnya tersebut turut menjadi bagian kitab suci agama. Dalam perjalanan waktu yang sedemikian lama, sudah sangat banyak penambahan-penambahan seperti itu. Tapi cobalah pelajari ajaran intinya saja. Polanya akan sama, pada ajaran agama manapun juga.
Jadi gw yakin semua agama itu awalnya adalah Islam. Bukankah Allah juga berkata bahwa petunjukNYA sebagai jalan pencerahan adalah "Rahmatan Fil Alamin?" Dan Islam itu arti harafiahnya sebenarnya adalah "Jalan Pencerahan (keselamatan)". Orang boleh menyebutnya agama apapun, tapi gw percaya, dulu awalnya, ketika Allah mengirimkan wahyu pertama agama itu pada semua pencetusnya, agama itu adalah Islam.

Hal itu juga terjadi dalam agama Islam. Beruntung, semua interpretasi para pemikir/pengikut islam mengenai satu kejadian atau mengenai pengertian suatu ayat, dari sejak awal, sudah dipisahkan dalam betuk Hadist-hadist dan kisah-kisah. Dan Alquran tetap terjaga dalam bentuk awalnya.
Jadi segala macam perdebatan interpretasi, bisa dilakukan dalam hadist-hadist yang masuk dalam wilayah Syariah. Sementara Alquran itu Aqidah.

Termasuk soal awal penciptaan mahluk berakal (Adam) tadi. Interpretasi boleh berbeda kan pak Kiyai?

Dan kembali mengenai perdebatan dengan pak Ustadz tadi, ketaksepahaman semakin meruncing tatkala Pak Kyai mengungkit mengenai "Nur Muhammad". Dalam banyak Hadist, dikatakan bahwa, Muhammad itu sudah terlebih dahulu diciptakan sebelum Adam. Itulah yang menyebabkan kedudukan Rasul Muhammad lebih utama dibandingkan seluruh Rasul manapun. Rasul Muhammad SAW adalah "The Next Best Thing after God" (Hal yang paling mulia setelah Allah). Artinya Mahluk yang paling mulia di semesta alam. Bukan hanya di bumi, tapi di semesta alam.

Rasul Muhammad memang mahluk Mulia. Tidak ada perdebatan mengenai itu.
Pantas kah beliau dijadikan panutan? Ya...sangat pantas!!
Pantaskah beliau dimuliakan? Yaaa...sangat pantas!!
Kenapa kita bershalawat pada Rasul? Menurut gw bukan karena Rasullulah sebagai mahluk paling mulia di semesta, tapi karena Allah memerintahkannya. Karena Allah sendiri memuliakannya.
Tapi bukankah Allah juga menyuruh kita memuliakan para Nabi? Tapi kenapa kita hanya bershalawat pada Muhammad?
Siapa bilang, coba aja baca Do'a Tahiyat, kita juga bershalawat kepada Ibahim? Dan sesungguhnya kita bisa bershalawat pada semua Nabi.
Tapi kita bersyahadat hanya pada Muhammad. Iya benar, karena Rasul Muhammad SAW yang mengajarkan Alquran, dan kita ini ummatnya. Bagaimana dengan ummat Isya? Bagaimana dengan ummat Musa, Daud, Ibrahim, dan seterusnya. Bukankah Alquran juga menjelaskan bahwa akhli kitab itu juga adalah pengikut Allah?
Dan gw yakin, ketika Alquran belum diturunkan, semua pengikut Rasul dan nabi itu, bersyahadat dengan nama Nabi bersangkutan. Ummat Musa berkata: "Dan aku bersaksi Musa itu Rasul Allah". Ummat Daud berkata: "Dan aku bersaksi Daud itu Rasul Allah". Dan ummat Isa berkata: "Dan aku bersaksi Isa itu Rasul Allah.".
Jadi adalah sangat tolol, bila ada yang menjelaskan bahwa dulu sebelum kedatangan Alquran, semua Nabi mengajarkan sahadat: "Dan Aku bersaksi Muhammad itu Rasul Allah.".
Penjelasan yang kelewat Tolol.

Cape juga gw nulis.... Tapi uneg-uneg gw belum selesai... Gw harus nemanin anak gw belajar Golf dulu.
Jadi nanti gw terusin tulisan gw.... Kitab Genesis jilid ke 3.... kwkekwkwekwkwek....

Gw ke driving range dolo, nemanin anak gw. Sudah dari tadi bolak balik masuk ke ruang kerja gw. Narik-narik ngajak jalan, bikin konsentrasi nulis pecah aja.
Vampire dan Kuntilanak yang mau ikut, ketemuan yoouukk.... ditempat driving yang biasa yeeeee..............

Sunday, February 12, 2012

*Catatan tambahan

Mau numpang nambahin ya mbakyu...
Beberapa waktu lalu gw ketemu sama seorang teman gw, putra pengusaha besar bangsa ini. Sebuah keluarga terpandang yang masuk dalam kategori manusia terkaya negeri ini.
Kita ngobrol soal trend ekonomi Indonesia, kira-kira kedepan seperti apa. Melihat situasi politik yang terus memanas eskalasinya.
Dengan agak sedikit "cuek" dia bilang gini,
"Kita pengusaha yang penting bertahan hiduplah bro. Gw sudah melihat Presiden datang dan pergi, tapi kita masih tetap disini kan?".

Kedengarannya memang agak "jumawa" dan "egepe" soal kepresidenan.
Penangkapan orang bisa berbeda-beda menanggapi ucapannya itu.
Bisa kedengaran merendahkan, seolah2 Presiden itu bukan apa2. Menjadi orang kaya, tetap akan kaya. Presiden cuma 5 tahun, setelah itu dia cuma jadi "bekas Presiden". Sementara Gw tetap konglomerat.
Tapi bisa juga terdengar putus asa, halah lu Presiden emang bisa membantu gw apa sih soal bisnis gw?
Bisa juga terdengar bijaksana. Bersabarlah, Presiden bodoh akan pergi, Indonesia akan tetap disini.

Buat gw, pengertian paling akhir lah yang gw terima. Pemimpin bodoh memang akan berlalu bagai angin.

Ada begitu banyak type pemimpin. Dengan karakter yang berbeda-beda.

Type otoriter macam Suharto dan Soekarno. Yang membuat keputusan dengan tangan besi. Pemimpin yang memanfaatkan segala resources untuk keputusannya.
Type pemimpin santun dan terbuka, semacam Habibie, yang menjabarkan semua rencana dengan perhitungan logis.
Type Entrepreneur macam Gus Dur dan JK. Yang bikin keputusan lebih dulu, urusan belakangan. Type yang tak takut dicap mbalelo. Dan laen-laen type pemimpin.

Seorang pengusaha sehebat apapun, memang bisa membawa sedikit perubahan. Namun dibandingkan dengan seorang pemimpin sebuah bangsa sebesar Indonesia, Pengusaha sebesar apapun bukan lah apa-apa. Sesinis apapun pengusaha-pengusaha itu menanggapi kursi kepresidenan, sejelek apapun Presiden nya, tetap Presiden mampu melakukan sejuta kali perubahan dibanding 1000 pengusaha besar manapun.

Seperti Gus Dur, se"embalelo" apapun dia sebagai pemimpin, hanya seorang Gus Dur sebagai Presiden yang dapat membubarkan 2 kementerian dalam semalam. Hanya seorang Presiden yang dapat menetapkan Imlek sebagai Hari Raya kebesaran negara.
Hanya seorang Presiden yang dapat memutuskan menjadikan Tim-Tim sebagai bagian Indonesia, dan memutuskan juga untuk melepasnya dari Indonesia.
Hanya seorang Presiden yang bisa mewarnai sejarah bangsa Indonesia sehebat itu. Bukan kami-kami pengusaha, sebesar apapun usaha kami.

Jika dibandingkan antara keduanya, Gus Dur dan SBY, bagaikan dua pemimpin di dua ujung polar yang berbeda.
Yang satu terkesan membuat keputusan dengan "grasa-grusu", tanpa perhitungan. Membuat banyak kebijakan kontrofersial. Mengeluarkan opini yang mungkin terasa "tak pantas" dikeluarkan oleh lembaga Kepresidenan.
Sementara yang satu terkesan "sangat penuh perhitungan", sangat hati-hati, dan jarang mengeluarkan opini kontrofersial. Sehingga terkesan menjadi pemimpin yang sangat ragu-ragu dan sedang kebingungan.

Jadi menurut kamu type mana yang paling baik? Buat gw, keduanya sama jeleknya.
Tapi kalau mau dibahas lebih jauh, sebagai seorang pimpinan, seharusnya memang berani mengambil resiko. Seburuk apapun itu, sepahit apapun hasil akhirnya. Sebab tanpa itu, kamu tak akan pernah belajar membuat keputusan yang benar.
Lebih baik menjadi pemimpin yang melakukan sesuatu, meskipun salah. Karena orang akan dapat belajar dari kesalahan itu.
Daripada menjadi pemimpin, tapi tak pernah melakukan apa-apa. Tak pernah memutuskan apa-apa.
Karena bangsa ini akan tetap berjalan, meskipun tanpa pemimpin seperti itu.

Memang seperti kata teman pengusaha gw itu, pemimpin bodoh memang akan berlalu seperti angin, Indonesia akan tetap disini.

BOOKS OF "THE FIVE PRINCIPLES" - 14 TAHUN KESIA-SIAAN.

Ada kejadian lucu baru-baru ini, waktu temen gue merayakan peringatan perkawinan emas (50 tahun) orang tuanya. Perayaannya sih sederhana saja, cuma di rumah. Dan yang diundang pun cuma teman2 dekat orang tuanya, sebutlah nama orangtuanya sebagai om dan tante X. Karena hubungan keakraban keluarga kita memang sangat dekat dan gue kenal baik dengan seluruh keluarga om/tante X ini, jadi gue sekeluarga juga datang.

Acaranya memang sederhana. Tapi tetap meriah, disiapkan dengan baik, melibatkan EO dan pake MC kondang. Jadi cukup menariklah dan tidak bikin bosan. Dalam salah satu bagian acaranya, ada acara bikin surprise (kejutan) kepada kedua sesepuh yang lagi berbahagia itu. Setiap keluarga anak mantu beserta cucu2nya, diwajbkan harus bikin 1 penampilan sebagai ungkapan rasa sayang/cinta, kepada om dan tante X. Satu per satu keluarga anak dan cucu2nya tampil ke atas panggung. Sebagian ruang tamu rumah om/tante X yg luas memang sudah dirobah menjadi panggung pertunjukan. Satu persatu anggota keluarga tersebut bergantian naik keatas panggung.
Ada yang baca puisi sangat menyentuh, ada puisi kocak, ungkapan cinta seorang anak pada ayah/ibunya. Ada yang bikin acara parodi, tentang kehidupan sehari-hari om/tante X, yang bikin kita ketawa terpingkal-pingkal. Ada yang nyanyi, macam2.

Terus tibalah ke satu acara, ketika beberapa orang cucu om/tante X yang masih kecil2, tampil bermain musik dan menyanyi. Karena namanya juga acara kejutan (surprise), jadi orang tua dari anak2 kecil ini memang tidak tahu apa yang akan ditampilkan anak2 mereka sebagai persembahan untuk eyangnya. Ada 5 orang, 2 cewe dan 3 cowo. Yang paling tua hanya berumur 12 thn, kelas 6 SD, dan yang paling muda berumur 9 tahun. Menggemaskan dan mengagumkan memang melihat anak2 sekecil itu, sudah sangat mahir memainkan alat musik, bak pemain band sungguhan. Dengan badan kecil2 dan alat-alat musik yang masih jauh lebih besar dari ukuran badannya,grup band cilik itu memang mengundang decak kagum. Niatnya memang mau "unjuk kebolehan" dan "sedikit pamer" didepan eyang mereka bahwa mereka sudah bisa bermain musik dan membuat group band cilik. Yang menjadi vocalis band cilik ini adalah anak perempuan sahabat gue tadi. Umurnya baru 9 tahun, kelas 3 SD. Anaknya memang cantik dan bersuara bagus.

Ketika band cilik ini mulai melakukan intro, beraksi membunyikan alat2 musiknya, drum, piano, melody guitar, bass, dan tambourine, semua yang hadir bertepuk tangan mengagumi. Bersuits-suit dan berteriak takjub. Penampilannya Kompak dan tanpa cela. Tak kalah dengan group band professional. Mengagumkan. Padahal kata sahabat gue, anak2 mereka latihan cuma seminggu. Ngumpet2, karena gak mau ada yang tau hadiah kejutan mereka buat eyang tercinta. Begitu anak perempuan sahabat gue itu mulai bernyanyi, tiba2 suara teriakan dan tepukan kagum perlahan2 surut dan berhenti sama sekali.... Berganti dengan gumaman dan bisik2. Serta suara cekikikan....

Tidak ada yang salah dengan suaranya. Suaranya merdu dan bening, khas suara anak2. Hentakan musiknya masih lancar, kompak dan bergaya. Tapi..... lagunya bookkk.....

"Do you ever feel... Like a plastic bag??...??"
"Drifting through the wind, wanting to start again??...."

Lagu "Firework" nya Katy Perry. Lagu yang sangat populer dan sering banget diputar diradio2 komersial. Hampir semua orang tua muda dan anak2 muda, yang hadir diacara itu pasti pernah mendengar lagu itu, dan mungkin sebagian besar hapal liriknya. Orang tua-orang tua yang sudah agak lanjut usia, mungkin memang tidak begitu familiar dengan lagu Katy Perry itu. Termasuk om/tante X, yang sepertinya juga tidak begitu familiar dengan lagu itu. Om/tante X masih bertepuk-tepuk dengan mata berbinar2 dan senyuman lebar penuh rasa bangga diwajah. Cucunya hebat2.

Sementara gue dan sahabat2 gue yang sedang bergerombol berdekatan, langsung terdiam dari berceloteh. Saling liat2an dengan muka bingung. Dengan campuran perasaan, antara takjub, kagum, lucu, kaget, dan pengen ketawa....
"Waduu mampuss bok..." Seorang teman gue tanpa sadar berdesis.
"ya olo Tuhan...." Teman disebelah gue berbisik ke kuping gue.

Sahabat gue anak om/tante X tadi, langsung hilang expressi gembiranya. Mukanya langsung tegang. Dan tanpa dikomando langsung melihat ke arah suaminya. Dan di seberang ruangan tamu yang luas, suaminya sedang bergerombol dengan, suami gue, kakak2 gue dan teman2 gerombolan si beratnya, juga sedang melihat kearah kita. Dengan muka marah. Sama dengan kita, teman2 gerombolan si beratnya juga pasang muka aneh. Gue yakin semua sedang menahan ketawa. Tapi takut menyinggung perasaan tuan rumah.

"you just gotta ignite the light....and let it shine.....", anak teman gue itu tetap bergoyang dan menyanyi dengan asik, dan pemusik2 cilik itu masih terus bergaya dengan lincah....

Hampir masuk ke refrain.... Sahabat gue, dengan muka panik dan mimik lucu, menoleh kearah orang tuanya, yag masih asik bertepuk2 di depan menyemangati cucu2nya yang memang harus diakui sangat mengagumkan kemahiran bermusiknya. Memang pantas untuk pamer diacara begituan. Tante X ikutan berdiri bergoyang-goyang meniru cucunya yang sedang menyanyi.
"Waddu..gawat, mati gue bok..." Kata teman gue, tersenyum kecut.

"....Coz baby, you're a firework....
Come on show 'em what you're worth....
Make 'em go..ah, ah, ah....
As you shoot across the sky, ayh, ayh..."

Suara bening dan lantang anak teman gue bergema kencang....
Tante X langsung berhenti bergoyang, mendengar cucunya meneriakkan refrain itu. Terdiam.
Om X langsung berhenti bertepuk-tepuk. Dan dengan kikuk menoleh kesekeliling, mencari2 sahabat gue anaknya. Dan pandangannya berhenti ketika melihat menantunya, suami sahabat gue. Muka anggota vampire gerombolan siberat ini susah digambarkan ekspessinya. Diliat mertuanya seperti meminta penjelasan seperti itu.

"...Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon....."
Suara cucu om/tante X terus menghentak, nyaring dan merdu. Sementara suara cekikikan yang hadir mulai semakin ramai.
Tanpa diminta lagi suami teman gue melangkah menyeberangi ruangan tempat hajatan itu, mendekati MC kondang tadi, dan membisikkan sesuatu.

Memang MC berpengalaman, tak sia2 dibayar mahal2. Bukan MC kondang namanya, kalau tidak bisa mengatasi "akward situation" semacam itu. Kalau tidak cepat tanggap akan situasi kritis. MC itu langsung naik ke panggung. Pura2 ikut bergoyang sebentar, lalu memutus pertunjukan band cilik itu dengan langsung melontarkan pertanyaan kepada penyanyi cilik yang sedang bernyanyi.

"Hebat sekali adik2...waduh belajar dimana maen musiknya? Kok bisa sepintar ini. Latihannya berapa lama? Bla...bla...bla..."

Band cilik itu tadinya sudah akan protes, mau bilang mereka belum selesai, tapi MC itu sangat pintar mengalihkan. Satu persatu anak2 itu diwawancarai dengan pertanyaan yang tidak menjatuhkan namun justru membuat mereka bisa bertambah bangga. Dengan cara yang lucu. Semua yang hadir terpingkal2 melihat wawancara lucu tapi yang sama sekali tidak menjatuhkan martabat anak2 kecil yang memang pantas bangga akan kemampuannya dan patut diacungi jempol.

"Selain lagu firework tadi, masih ada satu lagu lain berikut ini yang akan ditampilkan oleh grup band cilik kita...bla bla bla..." Si MC menutup sessi wawancara lucu tadi.
Dan lagu "Bunda" dari Melly Goeslaw berkumandang. Kali ini semua yang hadir mendengarkan dengan takjub. Dan suasana tiba2 berubah menjadi haru. Kejadian lucu barusan, langsung terlupakan....

******


Mungkin buat cucu2 om/tante X yang masih polos dan lugu, lagu firework tadi hanyalah cerita mengenai kembang api yang meledak dilangit berwarna-warni. Jadi memang pas buat anak kecil, dinyanyikan diacara pesta.
Kalo kata teman2 gue, itu pengertian tersuratnya. Dan anak kecil hanya membaca apa yang tersurat. Bukan makna dibalik itu.
Namun bagi orang2 yang sudah lebih dewasa, lagu "firework" itu punya arti tersirat. Makna yang lebih "luas dan dalam". Makna yang lebih intimate, yang lebih pantas dinyanyikan oleh orang2 dewasa. Bukan anak2.
Lagu itu memang bias. Kamu bisa menginterpretasikannya macam2. Tapi bagi para remaja dan orang tua, "make 'em go..agh, agh, agh.." itu memang jadi bikin buteg, kalo dinyanyikan cucu kepada kakeknya, sebagai pernyataan pujaan. Eyang adalah kembang apiku, maka eyang buatlah mereka semua awwhh...awwhhh...awwhhh...... Mati gak bok??? Didepan mertua pulak...alaammaakkk.....

Seperti penyanyi yang harus bisa berkomunikasi dengan audiencenya, dengan penontonnya, seorang pemimpin pun harus bisa berkomunikasi dengan audiencenya dengan yang dipimpinnya. Kalau dalam negara republik, Presiden harus bisa berkomunikasi dengan rakyatnya.
Agar komunikasi berjalan lancar, agar pertunjukan jadi sukses. Seorang penyanyi pertama2 harus mengerti dulu audiencenya siapa. Memahami dulu apa yang diinginkan penontonnya. Baru kemudian menyampaikan apa yg diinginkannya lewat lagu. Dan penting juga dia harus memahami lagunya. Biar tidak salah interpretasi. Urutannya harus begitu. Tidak bisa dibalik. Tidak bisa Sebagai seorang penyanyi professional, kamu menyampaikan apa yang kmu inginkan dulu, baru km mencari tau apa yg diinginkan penonton dan pendengarmu. Kalo seorang penyanyi melakukan itu, bisa2 penonton ngamuk melempari penyanyinya pake telor busuk. Penontonnya pengen dangdutan, kok disuguhi lagu Jazz?? Ya ora klop bok...

Dan setelah memahami kemauan penonton, agar pertunjukan sukses, seorang penyanyi penghibur komersial, harus paham apa yg ingin dia sampaikan. Itu sangat penting, agar dia dapat menghayati lagunya. "Membumiikan" lagunya. Bukan menyanyi diawang-awang. BUkan seperti penyanyi anak teman gue itu, yang tidak mengerti makna lagunya. Penghayatannya cuma sebatas penghayatan anak kecil. Sehingga bikin runyam didepan mertua. Tidak bisa seperti itu.
Agnes Monica bisa menjadi penyanyi terbaik Indonesia saat ini. Juga karena itu. Karena dia mengerti apa yang ingin dia sampaikan. Bisa menghayati lagu.
Bila menyanyi Agnes selalu tampil allround, menghayati. Ekspressi penuh dan tidak takut jelek kliatan mukanya.
Penyanyi yang takut kelihatan jelek di atas panggung, akan selamanya jadi penyanyi kelas kandang. Penyanyi kelas penghibur acara tutup tahun perusahaan. Bagaimana mau menghayati lagu, wong syair dan nada lagunya mengharapkan suara melengking, menghentak, menjerit, tapi penyanyinya masih pasang muka tersenyum dengan mimik penuh pesona bak kontestan ratu sejagat. Gak klop kan bok??
Intinya seorang penyanyi kelas professional, harus memiliki visi/missi yang jelas. Baru bisa dikatakan penyanyi yg baik. Bukan sekedar penyanyi kelas rekaman, pengisi acara peresmian mall.
Tapi Agnes bisa begitu mungkin karena dia sadar memang dia sdh cantik. Jadi gak takut keliatan jelek. Kalo penyanyinya sudah jelek mukanya, ditambah mimik teriak powerful, kan bisa jadi kayak monyet ya bok? Kekekekekeke......

Semua profesi menuntut pemahaman seperti itu. MC kondang diacara pesta golden anniversary teman gue itu pun begitu. Sebagai seorang MC (Master of Ceremony), dia menjadi pemimpin acara itu. Dia harus bisa menghidupkan acara. Membuat acara mengalir dengan baik, sesuai dengan "run down" acaranya. Disaat-saat kritis, harus bisa cepat tanggap, menetralisir kesalahan.
Seorang MC harus memahami audiencenya, harus memahami apa yang dikehendaki pembuat acara. Harus bisa menafsirkan "run down" acara ke pemahaman membumi para undangan. Dengan kata lain, seorang MC harus punya visi/missi yang jelas untuk membuat suatu acara menjadi sukses. Tanpa kemampuan seperti itu, acara akan sangat menjemukan dan bisa bubar ditempat.

Itu baru contoh kasus kecil diacara golden anniversary. Gimana kalau kita bicara sebuah negara? Seorang pemimpin? Seorang Presiden? Pola dasarnya tetap harus sama. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki visi dan missi yang jelas. Harus memahami apa yang diinginkan rakyat. Seperti seorang MC, Presiden harus mampu "membumikan" run down acara. Bukan menjadikan acara seperti terasa diawang-awang. Penuh retorika politik.
Kalau MC memiliki "run down" acara, Presiden pun harus memilikinya.

Apa "run down" acara seorang Presiden? Kalau dulu, di jaman orde baru, terkenal sekali istilah GBHN (Garis Besar Haluan Negara). Dan itu mandat yg dirumuskan oleh MPR/DPR sebagai wakil rakyat.
Sekarang istilah GBHN itu sudah hilang entah kemana. Jadi gue sendiri bingung apa sebenarnya rumusan yg diberikan oleh MPR kepada Presiden untuk membawa bangsa ini ke arah kemajuan dan kemakmuran.
Mungkin karena istilah GBHN itu ciptaan rezim orde baru, jadi istilah itu pun tak perlu lagi digembar gemborkan.
Tapi sebenarnya itulah "run down" acara seorang Presiden dalam memimpin bangsa ini. Itulah mandat yg diberikan oleh pemilik acara pesta golden anniversary (rakyat) kepada seorang MC (Presiden).
Jadi pemimpin harus cepat tanggap disaat kritis. Seperti MC acara teman gue yg langsung memahami kemauan pemberi mandat (teman gue), dan mengeksekusinya dengan pas. Tanpa ragu2.
Presiden juga harus begitu. Harus cepat tanggap disegala situasi. Tidak boleh terkesan ragu2 dan mengulur waktu, penuh perhitungan politik. Karena ujung2nya kalau terlalu sering bersikap ragu2 akan kelihatan menjadi seperti pemimpin tak becus.

Kalau penyanyi dan MC visinya adalah acara pesta kawin emas, maka Indonesia visinya adalah Pancasila. Dan missinya adalah GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Kalau dulu kamu baca GBHN itu, semua isinya bagai diawang-awang. Jadi tugas Presiden dan para pembantunya lah untuk "membumikannya".
Sekali lagi Pancasila & GBHN. Klise banget gak sehhh bok??
Mungkin iya memang terdengar klise. Tapi tugas Presiden lah menjadikannya tidak terdengar klise dan retorika. Banyak orang yang menjadi alergi mendengar kata2 Pancasila. Karena visi bangsa dan negara Indonesia itu dieksploitir sedemikian rupa dijaman Orde Baru. Dijadikan komoditas politik demi melanggengkan kekuasaan. Sehingga visi bangsa dan negara itu menjadi kehilangan makna sama sekali.
Tapi sebagai seorang yang mengaku cerdas, kamu seharusnya mengagumi kepekaan para bapa bangsa pembangun negara ini, untuk meletakkan dasar negara dalam lima sila yang sangat ringkas dan tepat itu.
Jadi kalau kedengaran Pancasila itu sebagai hal yang klise dan basi. Tugas Pemimpin negara inilah untuk membumikannya menjadi realitas. Bukan seperti kejadian Orde Baru, yang menjadikan Pancasila terasa semakin diawang-awang.

Dan setelah kejatuhan rezim orde baru. Memasuki era reformasi, semua visi dan missi bangsa ini, Pancasila & GBHN masih sama saja. Masih terdengar diawang-awang. Tanpa ada seorang pemipin pun yang bisa membumikannya. Masih retorika politik, klise dan penuh tipu muslihat.
Bagaikan lepas dari sarang singa, masuk ke kubangan buaya, 14 tahun kebebasan politik bangsa ini, berlalu tanpa transformasi yang jelas untuk keuntungan rakyat. 14 tahun yang penuh kesia-siaan.

Masih jelas dalam ingatan, di era 70-an. Jepang masih menjadi pengekor Amerika dan Eropa. Merek2 dagang keluaran Jepang masih dianggap kelas dua dan dipandang murahan. Toyota masih dianggap mobil kelas dua. Sony masih dianggap merek murahan. Bandingkan dengan Ford, Phillips atau General Electric. Tapi coba liat sekarang Lexus dan Alphard. Lihat Sony dan Nakamichi.

Hal yang sama dengan Korea. Era 80-an. Korea masih jadi pengekor Jepang, Eropa dan Amerika. Samsung dan Hyundai masih dipandang sebelah mata. Tapi coba lihat sekarang. Hanya dalam tempo 20 tahun, Korea dan Jepang bisa melakukan lompatan luar biasa.
Hal yang sama juga sekarang dengan Cina. Yang masih dianggap jadi pengekor Korea, Jepang, Eropa dan Amerika. Tapi coba kita lihat 20 tahun dari sekarang.
Bagaimana dengan Indonesia? 14 tahun penuh kesia-siaan. Bangsa ini terus bergelut, kasak kusuk ribut politik.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena kita memiliki pemimpin yang lemah. Pemimpin yang tak memiliki visi dan missi yang jelas. Presiden yang tak bisa membumikan Pancasila dan GBHN. Pemimpin yang selalu bicara retorika.

***

Walaupun sebagai warga negara kelas gurem, kamu merasa tak memilik akses yg bisa dipahami kepada visi/missi bangsa ini. Tak bisa memahami debat politik para kacung2 partai, yang selalu berbicara klise diawang-awang, namun untuk menilai seorang Presiden Indonesia berhasil atau tidak dalam masa kepemimpinannya, gampang kok.
Lihat saja kelima sila Pancasila itu. Kelima sila yang menjadi visi bangsa besar ini.

1. Ketuhanan yang Maha Esa.
Sudahkah bangsa ini bebas memeluk agamanya dengan damai sentosa? Nah itu yang di Maluku dan kejadian Islam Ahmadiyah apa kabar bok?

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Nah itu kejadian tabrakan maut di tugu tani apa khabarnya bok? Kok para bandar ekstasi dan pengear narkoba masih dibiarkan bebas berkeliaran menjual dagangannya disini, sampe pemake narkoba yang teler gak juntrungan bisa nabrak mati sembilan orang. Kok bisa bok? Kenapa orang bisa begitu gampang membeli narkoba di negara ini?????

3. Persatuan Indonesia.
Lha itu Aceh dan Papua, masih ngotot mau lepas dari NKRI apa kabarnya bok? Kenapa mereka mau bebas? Lha pemerintah pusatnya tak becus ngurusin mereka.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Kalo para wakilnya bijaksana, kenapa diatas penderitaan berjuta-juta rakyat, mereka masih mampu membangun ruang rapat badan angaran 100 meter persegi dengan dana 20 milyard? Dimana letak kebijaksanaannya bok? Kenapa mereka berani dan tega melakukan itu? Karena pemimpinnya juga gak becus bok. Gak berani membabat koruptor.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pencuri sandal jepit dihukum 3 bulan penjara bok. Koruptor sekelas Ayin, dapat remisi dan kamar tahanan super mewah. Dimana keadilannya bok?

Pancasila tetap visi paling pas dan lengkap bangsa ini. Pancasila bukan sekedar gambar garuda buat pajangan disetiap dinding kamar pejabat di kementrian seluruh Indonesia. Itu adalah visi pendiri bangsa ini. Untuk menjadikan bangsa ini setara dengan Amerika, Eropa, Jepang, Korea, dan negara2 maju lainnya.

Empat belas tahun sudah reformasi. Bagaimana penilaian kamu dengan ke 4 Presiden yang sudah sempat memimpin? Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY. Bagaimana menurut penilaian kamu? Sudahkah para Presiden kita itu mewujudkan visi bangsa ini? Kelima sila itu?
Masa jabatan Presiden paling lama di era reformasi ini dipegang oleh SBY. Delapan tahun sudah.
Delapan tahun, banyak yang seharusnya dapat dilakukan. Sangat banyak.

Menjadi CEO sebuah perusahaan sebesar Telkom saja, dibutuhkan lebih dari 90% fokus waktu dan energi untuk dapat menjalankan perusahaan dengan baik. Baru sisanya 10% memikirkan urusan pribadi. Tidak bisa dibalik, 90% urusan pribadi baru 10% buat perusahaan. Gelo kali ya bok, kalo Presdir Telkom melakukan itu.

Apalagi menjadi pemimpin/Presiden bangsa sebesar Indonesia, iya gak bok? Boleh dibilang dibutuhkan 99% waktu untuk memikirkan mau kemana bangsa ini dibawa. Baru kira2 1% nya buat urusan pribadi.
Tapi coba lihat apa yang terjadi dengan SBY sekarang. Seluruh hingar bingar politik yang menghantamnya. Terutama kasus Nazaruddin dan Wisma Atlit Palembang yang menyeret Partai Demokrat belakangan ini.
Dari mulai kasus Bank Century, Kasus perseteruan KPK dan DPR, Kasus Gayus, sekarang kasus Nazaruddin.
Rasanya Rule of thumb pembagian waktu seorang pemimpin tadi sudah jungkir balik. Presiden hanya memiliki 1% waktu untuk memikirkan negara ini, sisanya 99% buat ngurusin urusan pribadi serta urusan orang2 kepercayaannya yang gak genah. Gimana mau membumikan Pancasila dan GBHN bok???
Satu urusan Angelina Sondakh aja sudah ribet setengah mati. Bagaimana kalau seluruh partai demokrat isinya semua kayak Angelina Sondakh kan bok?????? Apa gak tambah runyam bangsa ini????

Delapan tahun memang waktu yang lama. Tapi itu kalau anda pemimpin yang mumpuni. Tapi Kalau kerjaan anda cuma ngurusin artis koruptor dan ngurusin perkawinan anak, sebaiknya anda jangan pernah jadi pemimpin bangsa ini...

Garuda Pancasila....akulah pendukungmu..
Patriot Proklamasi, sedia berkorban untukmu....

Lagu Garuda Pancasila. Klise ya bok?
Tapi semiris apa pun elu semua soal Pancasila, itulah visi bangsa yang paling pas dan lengkap. Jangan salahkan Pancasila.
Salahkan semua Pemimpin bobrok tak becus itu yang cuma bisa beretorika dan ngurusin artis koruptor.....