whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

A Book Of Loneliness – Security, Hope and Companionship

Seorang teman friendster menuliskan “tag line“ dalam profilenya...“Sendiri Itu Dingin“...
Kata-kata yang terasa sangat pas dan menohok. Kata2 itu saja sudah cukup membuat sendi2 jadi beku…”Sendiri Itu Dingin (Being Lonely is Cold)”… terasa sangat hampa dan tanpa harapan….
Ketika membaca tag line itu, dan membaca profile teman itu, tiba2 saja kita membayangkan kesepian yang sangat mencekam…
Manusia adalah mahluk sosial, yang membutuhkan teman/orang untuk berbagi. Menjadi sendiri, jadi terasa sangat terasing dan memilukan.
Terutama bagi wanita, setidaknya di timur, biasanya, kesendirian adalah hantu…
Sebagai wanita timur, kita sudah terbiasa dididik untuk menjadi bagian dari satu keluarga. Dari sejak TK, hingga tammat sarjana, wanita yang sendiri, selalu dianggap aneh…

Lelaki menikah diusia paruh baya, dianggap biasa saja. Namun wanita akan menjadi aneh bila menikah diusia lanjut. Setidaknya dalam adat ketimuran kita. Perawan tua katanya….
Kakak2 lelaki gue, bisa dengan santai pergi ke pesta pernikahan sendirian. Bahkan bila yang menikah saudara atau teman dekat keluarga, Mereka lebih memilih untuk pergi sendiri2 daripada barengan dengan bokap/nyokap dan gue.
Gue tak bisa membayangkan diri gue pergi ke pesta pernikahan sendirian…wwuuiihhh…

Mereka bisa pergi dugem sendirian, golf sendirian, cukur rambut sendirian, atau kemana pun mereka mau...sendirian...tanpa takut dikatakan aneh... Sementara gue?
Pernah sekali gue janjian dengan teman2 untuk dugem. Sepulang dari kantor. Karena itu tadi, akan aneh atau janggal kalau perempuan pergi sendirian ke tempat dugem itu, dan ketemu dengan mereka disana. Jadilah janjian ketemuan dengan gue di lobby salah satu hotel terkenal di daerah Jakarta Pusat. Mereka akan jemput gue di hotel itu.
Karena hujan, dan seperti biasa jakarta selalu macet waktu hujan, mereka agak terlambat datang. Gue menunggu sendirian di lobby hotel itu. Satpam hotel bolak balik melintas di depan gue. Dengan pandangan penuh selidik. Pandangan mereka tak jauh2...dalam hati pasti mereka mengira gue sedang “menawarkan jasa, menunggu mangsa”... Sudah gue tebal2in muka, dan berusaha bersikap sewajar mungkin...tetap saja gue ga kuat....Akhirnya gue menyerah dan lebih memilih pulang, dan menerima caci maki teman2 yang sudah susah payah menerjang macet menjemput gue, tapi gue tinggalin, gara2 gue ga kuat dikira satpam “jualan kue cucur“.
Banyak teman2 cewe gue, yang menikah dengan lelaki yang tidak dicintai, hanya karena takut sendiri...takut dicap perawan tua...Atau memilih menerima disakiti bertahun-tahun, asalkan bisa tetap punya status sebagai istri.
“Sendiri itu memang dingin“.... Apakah benar??
Tante gue punya teman dekat seorang pengusaha wanita sukses, Tante A, yang tidak menikah. „Teman2 lelakinya“ banyaaakkk sekali...ganteng2 minta ampun, dan selalu jauh lebih muda dari dia. Bahkan pernah jalan beberapa kali dengan artis sinetron ganteng ternama. Tapi tiap kali keacara resmi, dia selalu tampil sendirian. Ke acara pernikahan kakak gue pun dia datang sendiri. Dan sedikitpun tidak ada rasa canggung dalam sikapnya, bertemu dengan para pejabat yang nota bene datang dengan keluarganya, dan beramah tamah dengan mereka.
Di benak gue sudah sekian lama gue ingin menanyakan hal itu kepadanya, tapi sebagai orang yang tau sopan santun, rasanya tidak layak menanyakan hal itu. Bahkan tante gue pun tidak pernah mau membahas hal itu dengan gue. Dia bilang, itu urusan pribadi mbak A.
Sampai suatu waktu, diacara arisan keluarga, gue punya kesempatan berdua dengan dia, tiba2 saja tante A membuka pembicaraan ke arah itu. Ternyata dia sudah lama tahu gue punya ganjelan dibenak gue tentang gaya hidupnya. Dia katakan itu pilihan hidup dia, dan dia tidak pernah menyesali sedikitpun pilihannya itu. Gue tanya apakah dia tidak merasa kesepian? Dia bilang kesepian hanya dialami orang yang tidak merasa aman (secure) akan dirinya sendiri. Orang yang tidak memiliki harapan (hope) akan hidup.  Bagaimana mungkin dia kesepian, bila setiap hari otaknya dipenuhi pikiran akan 500-an nasib karyawan2nya, „Siapa yang memikirkan nasib mereka?“ katanya ke gue lembut sekali, „Menteri tenaga kerja? Pemerintah? Tidak kan?“....Gue terdiam. „Jadi tante harus kuat agar tante dan mereka bisa tetap survive“ Karena dia tahu dia dibutuhkan oleh banyak orang...dia punya harapan pada hidup, dan dia menjadi kuat dan percaya pilihannya adalah yang terbaik. Itu menghasilkan perasaan aman pada dirinya. Perasaan menghidupi banyak orang. Bukan sekedar pelarian. “It is so pathetic, just for the sake of loneliness, I trade them off with a companion? Without love?” tanyanya sambil tersenyum, Sejak saat itu gue kagum sekali pada dia.

Gue tanyakan hal yang sama pada kakak laki2 gue, kenapa dia bisa begitu anteng pergi kemana-mana sendirian. Jawabannya hampir mirip2 sama.
Dia bisa kemana2 sendirian, sebab dia tahu dia tidak sendiri...Jauh didalam hatinya, dia tahu ada teman2 dekatnya yang walaupun tidak setiap hari ketemu, selalu bisa dimintain support kapan saja dia terdesak. Dan terlebih2 dia tahu, dia punya keluarga yang sayang sama dia, itu semua memberikan rasa aman. Dan setiap kali dia kembali, dia tahu dia bisa mengandalkan keluarga dan teman2 dan punya harapan untuk tetap hidup lebih baik lagi.
Jadi buat apa merasa takut sendiri?....
Semakin bertambah umur, intensitas pertemuan dengan teman2 dekat memang semakin berkurang. Apalagi ada beberapa yang sudah berkeluarga. Kadang2 perasaan sepi itu datang juga, terutama bila sedang ada masalah dengan pacar...(hehehe)
Tapi kakak gue benar, tidak ketemu dengan mereka, bukan berarti mereka sudah lupa sama gue....kadang2 dengan berchatting ria saja pun...gue sudah bisa merasakan kuatnya pertemanan itu...Jadi memang rasa percaya dan harapan pada hidup...menjadikan kita kuat...untuk menghadapi apapun...
Apakah kamu pernah menyusuri pantai Santa Monica, dipagi hari musim semi? Sendirian. Coba deh buka tutup mobil kamu, rasakan angin musim semi menerpa muka dan rambut..Sinar matahari yang membelai tubuh...udara pagi yang harum...Tuhan itu sangat baik...
Atau pernah naik kuda di puncak sendirian? Pagi2, menyusuri kebun teh...udara yang masih berkabut...ibu2 bercaping lebar yang akan pergi memetik daun2 teh, dengan keranjang teh dipunggung, suara tawa canda mereka diudara pagi....harum daun2 teh....Sungguh Tuhan itu sangat baik....
Sendiri itu memang dingin, tapi...kalau kita punya cinta dan harapan pada hidup...sepi dan sendiri itu akan terasa dingin...dan....sangat indah......

No comments:

Post a Comment