whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

Books Of Dorian Gray: Being Narcist and Hedonist....Live Forever, Forever Cursed...

Dahulu kala hiduplah seorang Peri yang sangat cantik bernama Echo di dalam sebuah hutan. Selain sangat cantik Echo juga sangat suka berbicara (ngerumpi kalau istilah sekarang). Jadi dia adalah sicantik dan sirumpi. Tetapi karena dia hidup di Hutan, dia sangat jarang ketemu orang. Jadi hobbynya ngerumpi sangat jarang bisa tersalurkan. Kesempatannya untuk ngerumpi hanya datang apabila Artemis, dewi berburu, datang untuk berburu ke dalam hutan.

Suatu hari Hera, dewi cinta dan sekaligus istri raja para dewa Zeus, datang ke dalam hutan mencari suaminya. Echo yg hidup di hutan, sangat senang ketemu Hera karena bisa ngerumpi. Hera sangat terpesona melihat kecantikan peri ini. Meskipun Hera sendiri terkenal sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Aphrodite si dewi kecantikan dan keindahan. Lalu ngerumpilah mereka, sampai Hera lupa niatnya semula mencari Zeus.

Begitu Hera tersadar, dia sangat murka, dan menyalahkan Echo karena telah membuatnya terlupa pada niatnya semula, mencari suaminya, karena kebanyakan ngerumpi. Lalu Hera mengutuk Echo, sehingga Echo tidak akan dapat berkata-kata lagi, kecuali mengulangi apa yang dikatakan orang kepadanya. Echo sangat bersedih hati.

Sementara itu di salah satu desa dekat hutan tempat Echo hidup, tersebutlah seorang pemburu yang sangat tampan, bernama Narcissus. Ketampanan Narcissus sudah terkenal dari sejak dia lahir. Sedemikian tampannya pemburu ini, sehingga begitu banyak makhluk yang jatuh cinta padanya.

Suatu hari ketika Narcissus sedang berburu, Echo melihat Narcissus, dan langsung jatuh cinta. Echo sangat ingin memperlihatkan diri pada Narcissus. Tapi susah kan bwok? Soalnya dia sudah tdk bisa memanggil lagi. Jadi dia mengikuti Narcissus aja deh. Sambil berusaha menarik perhatian Narcissus. Dengan menirukan segala bunyi yg ditimbulkan Narcissus. Sampai akhirnya Narcissus merasa ada yg mengikutinya, kemudian bertanya: "Ada siapa disini?". Lalu Echo mengulanginya sehingga kedengaran: "...Disini..!".
Pendek cerita, ketemulah Narcissus dan Echo. Echo langsung menyatakan cintanya. Tapi seperti biasa, Narcissus yang terkenal sangat sombong akan ketampanannya, serta merta menolak cinta Echo.

Echo menangis berlari masuk ke dalam hutan dan dia menyumpahi Narcissus (Menyumpah dalam hati kali ya bwok, soalnya dia sudah gak bisa ngerumpi lagi). Echo mengutuk Narcissus bahwa dia akan mati sendiri tanpa cinta.
Narcissus sih cuek aja, karena mana mungkin sih manusia setampan dia akan mati kesepian? Begitu banyak orang yg jatuh cinta padanya. Seribu wanita akan bersedia menemaninya mati.

Suatu hari, setelah lelah berburu, Narcissus merasa haus, dia pun berusaha mencari air. Akhirnya dia menemukan sebuah kolam yang sangat jernih. Kolam itu belum tercemar apa pun. Sehingga permukaan airnya sedemikian bening bagaikan cermin. Narcissus membukuk ke dekat permukaan kolam, bermaksud mengambil air. Namun ia terlompat terkejut, ketika ia melihat mahkluk yang sangat tampan berada di dalam air.
Pelan-pelan dia melongok ke dlm air kembali. Dan lagi2 ia melihat mahkluk sangat tampan itu melihat balik langsung ke arahnya. (ef way ay (FYI): Narcissus ini emang agak2 bodoh bwok. Biar juga sangat tampan, tapi rada2 bego gitu, dia gak tau kalo yg diliatnya didalam air itu, bayangannya sndiri.)

Narcissus langsung jatuh cinta pada "mahkluk" tampan dalam air itu. ((Agak2 homo ya bwok...)). Tiap kali dia berusaha meraih mahkluk itu, begitu menyentuh air, mahkluk itu langsung menghilang terganggu riakan air. Dia nyebur, menyelam, berenang sampe capek, tapi gak ketemu2 juga "mahkluk" itu. ((Sibodoh ya bwok..??)). Narcissus hampir jadi gila. Lupa makan, lupa istirahat, pengennya hanya meliat "makhluk" air itu aja. Sampai akhirnya Narcissus mati kesepian ditepi danau itu. Gara2 mencoba mengejar bayangannya sendiri.

Orang2 kampung yang mencarinya karena gak pulang2. Tidak pernah menemukannya. Ditempat dia selalu melihat bayangannya ditepi danau, tumbuh sekuntum bunga, yang sampai sekarang dinamai Bunga Narcissus.

**********************

Itu adalah Mythology Yunani, mengenai Narcissus. Seorang manusia yang jatuh cinta pada diri sendiri. Seseorang yang karena ketampanannya menjadi sedemikian sombong, sehingga tidak dapat menghargai cinta siapapun, selain cinta pada diri sendiri.

Sifat Narcist, berasal dari nama pemburu dalam mytholgy Yunani itu: Narcissus. Seseorang yang memiliki sifat seperti Narcissus, sangat Selfish. Ego yang sangat tinggi. Sikap yg hanya dapat mencintai diri sendiri sehingga tak mampu menghargai cinta orang lain. Seseorang yang hanya ingin melihat refleksi dirinya sendiri disetiap bayangan yang ada di dunia.

"The Picture of Dorian Gray", adalah buku karangan Oscar Wilde. Berkisah tentang seorang narcist lain, yang terperangkap dalam nafsunya sendiri. Buku ini bercerita tentang Dorian Gray, seorang pemuda yang sangat tampan dan lugu, dan berubah menjadi monster setelah tenggelam dalam kubangan hedonisme.

Awalnya Dorian adalah seorang yang sangat lugu. Kemudian Dorian berkenalan dengan seorang pelukis brilliant bernama Basil Hallward. Basil begitu kesengsem kepada keindahan pemuda ini. Basil kemudian melukis Dorian. Basil menumpahkan seluruh perasaannya dalam lukisan itu. Lukisan itu menjadi master piece yg sangat dibanggakannya. Dan Basil mengatakan Dorian telah mejadi inspirasi terpenting dalam karya seninya, dan menjadi icon baru bagi lukisan2nya.

Dari Basil Hallward, Dorian berkenalan dengan Lord Henry Wotton, teman dekat Basil.
Dari Lord Henry lah kemudian Dorian berkenalan dengan gemerlap hedonisme yang memabukkan.
Dalam kubangan hedonisme, tampilan lahiriah adalah segala-galanya. Dalam hedonisme, menjadi narcist adalah keharusan. Di pusat kekuasaan, materi, umbaran sahwat, keremajaan, Dorian mencampakkan segala kebaikan yang dia miliki.
Dan Dorian terperangkap dalam gemerlap hedonisme yang memabukkan.

Tapi ada sesuatu yang sangat ditakuti Dorian. Waktu.
Waktu menjadikan manusia berubah. Menjadi tua. Menjadi lemah. Pada waktunya, semua orang harus berhenti. Dan Dorian ingin tetap hidup selama2nya. Muda selama2nya, Menikmati gemerlap dunia dan syahwat yang ada dalam genggamannya selama-lamanya.

Dan lukisan dirinya yang dibuat dengan segenap rasa oleh Basil, suatu saat menjadi cermin baginya.
Seperti Narcissus yang bercermin ke dalam kolam di hutan, Dorian melepas seluruh jiwanya kedalam lukisan dirinya. Menjadi seorang hedonist sejati harus melepas segala kepercayaan tentang kebaikan.

Dorian membuang orang yang dicintainya. Membunuh sahabatnya. Dan melakukan hal2 yang sangat keji demi pemuasan hasrat narcist dan hedonist dirinya. Pemuasan hasrat duniawi sepenuhnya serta pemujaan dan cinta diri sendiri.
Dorian berhasil mengalahkan waktu. Waktu seakan berhenti bagi dirinya. Dorian tidak pernah bertambah tua. Tetap muda, rupawan, mempesona, tidak terusik waktu. Sebagai gantinya, sebagai cermin bagi jiwanya, lukisannya berubah menjadi gambaran segala kebusukannya.

Buku ini seakan ingin mengatakan, seandainya manusia memiliki cermin horor seperti yg dimiliki Dorian Gray dengan lukisannya, maka manusia akan melihat segala dosa dalam dirinya dalam cermin itu. Dan manusia indah rupawan itu akan melihat betapa dirinya tak lebih dari seorang monster sangat mengerikan.

Buku "The Picture of Dorian Gray", telah difilmkan dua kali, pertama tahun 1945 oleh Albert Lewin, dan kedua tahun 2009 oleh Oliver Parker.

***********************

SEASONS OF LOVE

Five hundred twenty-five thousand six hundred minutes,
Five hundred twenty-five thousand moments so dear.
Five hundred twenty-five thousand six hundred minutes,
How do you measure, measure a year?

In daylights, in sunsets, in midnights, In cups of coffee.
In inches, in miles, in laughter, in strife.

In five hundred twenty-five thousand six hundred minutes
How do you measure a year in the life?

How about love?
How about love?
How about love?
Measure in love.

Seasons of love. Seasons of love

Five hundred twenty-five thousand six hundred minutes.
Five hundred twenty-five thousand Journeys to plan.

Five hundred twenty-five thousand six hundred minutes,
How do you measure the life of a woman or a man?

In truths that she learned, or in times that he cried.
In bridges he burned, or the way that she died.

It's time now to sing out, tho' the story never ends.
Let's CELEBRATE....Remember a year in the life of friends.
Remember the love! (Oh you got to...got to remember the love)
Remember the love! (You know that love is a gift from up above)
Remember the love! (Share love, give love spread love)
(Measure, measure your life in love)

Seasons of love!
Seasons of love!
Seasons of love!
(Measure, measure your life in love)
Seasons of love!...........

Tahun lalu seorang teman gua meninggal dunia secara mendadak. Usianya masih sangat muda. Masih mid thirties. Masih dipuncak vitalitas. Dia pergi meninggalkan dua orang anak yang masih kecil-kecil.

Beberapa bulan kemudian menyusul teman lain yang juga masih muda. Seorang pengusaha sukses. Executive puncak di beberapa perusahaan kenamaan. Dia memang mengidap penyakit maag agak berat. Meski tidak acute. Tak urung kita ikut terkejut. Apalagi dokter berkata bukan maag nya yg menyebabkan kematian, tapi kemungkinan serangan jantung. Padahal dia tak pernah mengeluh ada kelainan dengan jantungnya.

Tiba2 kita disentakkan betapa rentannya kehidupan ini. Bagaikan seutas benang yang dapat terputus kapan saja. Tidak perduli apakah umurmu baru 20 tahun atau sudah 100 tahun. Tiba2 kita kembali diingatkan, hidup itu tak kan pernah selamanya.

Kemudian ketika acara ngumpul2 rutin dengan sahabat2 gua, kita ngobrol2 tentang teman2 kita yang sudah almarhum dan almarhumah. Dan seperti ditampar, kita disadarkan bahwa umur itu tidak pernah ada yang tahu. Ketika sudah saatnya, umur harus dikembalikan kepada Pemiliknya. Tak perduli berapapun usianya. Kerabat terdekat dan sahabat paling baik sekalipun harus kita lepaskan bila sudah tiba saatnya. Dan kita disadarkan banyak hal yang belum kita lakukan. Kita harus mensyukuri hidup. Selagi kita bisa.

Perenungan akhir tahun 2010 kita adalah: "Celebrate & Embrace Life". Hidup di dunia memang suatu keniscayaan. Tak kan pernah selamanya. Gua dan teman2 gua menyadari tak akan pernah selamanya kita ber-sama2.
Seorang teman mengusulkan mumpung kita masih bersama, sebaiknya kita memiliki sesuatu yang tak kan pernah bisa dibeli dimanapun sebagai tanda kebersamaan. Sesuatu yang bisa kita hargai sendiri sebagai sahabat. Mungkin itu takkan pernah berharga bagi orang lain. Tapi ketika kita memilikinya, sebagai sahabat kita akan tahu makna dibaliknya.

Kemudian kita meminta setiap orang merekam suaranya, menyanyikan dua lagu kesukaannya. Boleh solo, boleh berduet dengan orang yang dicintai.
Kemudian, kita mengumpulkan semua dokumen2 video pribadi, tentang kehidupan keseharian kita, acara ngumpul2 kita, acara kawinan, acara wisata, acara kemalangan, apa saja. Dan kita bayar seorang editor professional kenamaan untuk membuat satu video tentang perjalanan persahabatan kita. Jadilah hasilnya satu video yang sangat berharga setidak2nya buat gua, "Celebrate & Embrace Life"..

Meskipun ada yang menyanyi off-tune, suaranya fals dan payah, tapi tiap kali mendengarnya, sampe sekarang gua masih merinding. Apalagi melihat video "Celebrate & Embrace Life" itu. Yang diedit dengan sangat bagus oleh editor itu, tak percuma dibayar mahal-mahal, ada bagian2 video itu yang sanggup membuat gua sangat terharu.

CD lagu dan video itu dibuka dengan lagu "Seasons Of Love" (aslinya dinyanyiin RENT), yang kita nyanyikan bersama2. Lucu2an memang, tapi kita lakukan dengan serius. KIta khusus menyediakan 1 hari minggu untuk menyanyikan lagu itu secara choir. Tentu saja dibantu oleh seorang penata vocal professional. Hasilnya? Kita semua takjub, tidak menyangka hasilnya sebagus itu. Padahal suara kita terus terang tak lebih bagus dari suara bebek. Dan mendengar lagu "Seasons Of Love" itu kita nyanyikan bersama, adalah satu bagian yang selalu membuat gua merinding.

Terus, tadinya acara tahun barunya kita mau ke Mexico. Tapi kemudian kita batalkan. Karena ada yg mengusulkan, kenapa tidak sekalian Umroh saja? Mumpung otaknya masih bener. Katanya.
Ada beberapa teman dan keluarganya yang ikut umroh. Meski tetap ada beberapa yang tidak bisa ikut karena kesulitan jadwal.

Jadi supaya dekat dari Makkah tempat Umroh, liburan tahun baru kita ngumpul di Dubai. Kita sudah sering mendengar "Burj AL Khalifah", hotel termewah di dunia itu. Dan mencoba nginap di hotel itu adalah salah satu hal yang belum pernah kita kerjakan. Jadi mumpung masih hidup dan bersama2 kita coba deh menginap disitu.
Kita menginap di salah satu suitnya. Bersama-sama urunan membayar suit, kamar seluas hampir 1000 meter persegi, dengan enam kamar besar. Satu ruang tamu besar, ruang makan besar dan dapur besar. Sangat mewah, dan saaannnggaattt maahhaallll...

Gua merasa gua cukup sekali saja menginap disitu. Cukup hanya mencoba. Terlalu mahal hanya buat tidur beberapa malam, keluar duit segitu banyak. Berpuluh kali harga menginap di kamar termahal di Ritz Carlton, yang menurut gua sudah cukup mewah dan baik.

Tapi gua dan teman2 gua memang bermaksud hanya "mencoba". Mumpung masih ada rezeki.
Tapi seandainya diajak lagi, bahkan jika dibayarin pun, gua rasa gua tak akan mau lagi. Sangat membuang uang, sementara gua tau masih sangat banyak orang yang membutuhkan bantuan. Lebih baik duit yang dibuang2 buat nginap itu dikasih ke orang2 yang perlu itu.

Dan melihat keadaan di Timur Tengah akhir2 ini. Gua teringat perjalanan tahun baru kita ke Dubai itu.

Hampir semua negara di Timur tengah adalah negara Monarchi atau Diktator. Tak ada satu pun negara demokrasi di sini. Kecuali Iran. Tapi Iran itu sebenarnya bukan Timur Tengah.
Dan pergolakan di Timur Tengah sekarang ini mengingatkan gua akan Dubai.

Hedonisme dan Narcissus hidup demikian dalam di dalam diri pemimpin-pemimpin Timur Tengah itu.
Mereka merasa akan hidup selama2nya. Sehingga ingin berkuasa selama2nya. Melupakan amanah kuasa yang diberikan pada mereka.

Seperti Dorian Gray, kekuasaan, harta dan materi memang sangat memabukkan. Sering membutakan orang, menjadikan orang menjadi Narcissus. Hanya mencinta diri sendiri. Ingin dipuja selama2nya.

Di Cairo, Kuwait City, Jeddah, Dubai, sangat mudah melihat tempat2 mewah seperti Burj Al Khalifa itu, tapi disudut2 kota, akan sangat mudah menemukan pengemis yang hidup sangat melarat.
Jadi ketika pemimpin2 diktator itu bertahan dan melabrak rakyatnya, gua membayangkan lukisan para pemimpin itu berubah menjadi monster di dalam gudang terdalam di istananya. Seperti Dorian Gray yang berharap hidup selamanya.

Hidup adalah keniscayaan. Selagi kamu masih bernafas, katakan cinta sebanyak2nya kepada orang2 yang anda sayangi. Maafkan mereka yang pernah bersalah. Mintakanlah maaf pada orang yang pernah anda sakiti.
Celebrate life, selagi anda masih hidup. Ingatlah waktu akan menghentikan anda.
Jadilah orang yang akan dikenang dengan penuh cinta saat kepergian anda.
Bukan seperti Hosni Mubarak, yang malah ditepukin dan dirayakan ketika hengkang dari negaranya.
Seluruh negeri bersorak-sorak dan berbahagia ketika dia kabur dengan segala hina dan malu dari negaranya.
Dan seluruh dunia akan mengenang Hosni Mobarak seperti itu.
Dan sekiranya ada "The Picture of Hosni Mubarak", mungkin bentuknya akan lebih menakutkan dari lukisan Dorian Gray.......

No comments:

Post a Comment