whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

An Evening With A Friend’s Book ---- Companions, Acquaintances, Motherhood, and Blood Brothers

Coba lihat phone book kamu, atau PDA kamu, ada berapa nama yang tersimpan disitu. Saya memiliki lebih dari 3000 nama dan nomor.
Sekarang saring nama2 yang sudah tidak kamu telpon dalam 3 bulan terakhir. Jumlahnya akan turun separohnya.
Saring lagi nama yang sudah tidak kamu hubungi dalam 1 bulan terakhir. Tinggal seperempat.
Turunkan lagi, nama2 di luar anggota keluarga dan rekan kerja, yang sudah tidak kamu hubungi dalam 2 minggu. Jumlahnya semakin mengecil hanya menjadi ratusan mungkin. Atau bahkan Cuma puluhan.

Di luar anggota keluarga, sekarang lihat nama2 itu, coba bayangkan, mobil kamu sedang mogok ditengah jalan, subuh jam 3 pagi, dan dari nama2 yg tersisa, nama mana yg mungkin kamu mintai pertolongan. Mungkin jumlahnya tinggal belasan.

Di luar anggota keluarga, bayangkan sekarang, kamu sedang butuh duit, cashflow kamu sedang terganggu, dan jumlah yang dibutuhkan tidak sedikit, dari nama2 yg tersisa, mana yang mungkin kamu mintai pertolongan. Jumlahnya semakin mengkerucut.

Di luar anggota keluarga, bayangkan kamu diharuskan menyerahkan catatan harian kamu, yang memuat semua kebusukan kamu, atau karena satu dan lain hal kamu terpaksa harus menitipkan video2 mesum pribadi buatan kamu dengan mantan2 pacar dan gebetan kamu. Nama mana yang akan kamu pilih untuk tempat penitipan? Gua yakin jumlahnya tinggal dalam hitungan jari. Atau mungkin malah tidak ada sama sekali.

Nama terakhir yang tertinggal, itulah teman sejati kamu. A true friend. Selebihnya hanya sekedar pendamping, penyelia, penghibur, companions. Dan elu sudah sangat beruntung, walaupun hanya memiliki satu nama saja yang tertinggal dalam daftar itu, apalagi bila memiliki beberapa nama, elu adalah orang yang sangat sangat beruntung.

Bak mahluk hidup, hubungan pertemanan harus dijaga dan dirawat. Menjaga hubungan semacam ini gampang-gampang sulit. Gampang karena pertemanan semacam itu tidak lagi membutuhkan materi yang sangat besar, namun sulit karena dibutuhkan 2 kemauan dari 2 orang yang berbeda untuk tetap ingin memelihara hubungan itu. Hubungan semacam ini tidak dapat berjalan satu arah, harus ada kemauan dari dua pihak. Karena dia melibatkan dua emosi dari dua mahluk yang berbeda.
Persahabatan membutuhkan dan melibatkan tidak saja emosi yang dalam, tapi juga kesabaran yang sama dalamnya. Wanita ditakdirkan memiliki kedalaman emosi yang lebih dari pada pria, karena itu, pada kaum wanita, umumnya persahabatan akan lebih mudah terjadi. Dan bentuknya lebih kepada motherhood, rasa keibuan.
Pada pria persahabatan lebih susah untuk terjadi, karena umumnya pria lebih tidak suka mengekspresikan emosi. Terutama pria sangat khawatir apabila pelibatan emosi itu justru akan menurunkan derajat ”kejantanannya”. Untuk mempertahankan citra ”macho & jantan” itu, pencitraan persahabatan pada pria lebih sering dibumbui bau2 ”blood brother”. Sangat banyak film tentang persahabatan pria yang digambarkan seperti ini. Indonesia pun tak ketinggalan untuk itu, ”Mengejar Matahari” dan ”9 Naga” adalah dua contoh terkini untuk menyebutkan sederetan genre film yang sama, tentang pencitraan ”blood brothers” tadi. Padahal situasinya tidak harus selalu demikian. Bahkan seringkali tidak begitu. Tapi pencitraan semacam itu sudah terlalu melekat kayanya. Bandingkan misalnya penggambaran persahabatan dikalangan kaum perempuan, semacam film ”Steel Magnolias” atau ”Waiting to Exhale”. Jauh banget bedanya, bukan?
Karena perbedaan mencolok itu jugalah, kalau laki2 bersahabat dekat, biasanya pacar2 atau istri2nya juga akan menjadi sahabat dekat. Tapi belum tentu sebaliknya, perempuan yang bersahabat dekat, belum tentu suami2nya akan menjadi sahabat dekat juga. Kenapa? Ya itu tadi, kesenjangan emosi yang dimiliki laki2 menghalangi mereka untuk tidak terlalu cepat terlibat secara emosional. Apalagi dengan suami sahabat istrinya...bisa terbuka semua kartu...hhehehee...
Hubungan pertemanan juga akan tumbuh dan berubah arti dan maknanya seiring waktu. Kamu2 yang memiliki sahabat karib lebih dari 20 tahun, akan dapat merasakan perubahan itu. Dari persahabatan innocence masa kanak2 hingga persahabatan kekeluargaan saat kita sudah menikah dah memiliki keluarga sendiri.
Perubahan emosi persahabatan itu sangat indah tergambarkan dalam kisah kelasik ”Hu Nan & Guan Dhi”. Salah satu kisah dalam kisah klasik berkait cina ”Jejak 11 Naga”.
Alkisah, Hu Nan seorang putra mahkota, dari kaisar Cina, berteman karib dengan putra salah seorang Menteri kerajaan. Mereka berteman dari semenjak kanak2.
Hu Nan tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan banyak akal. Namun dia dikarunia penampilan fisik yang tak terlalu bagus. Buruk rupa dan berkaki bengkok. Sementara Guan Dhi, tumbuh menjadi pemuda, yang tak terlalu cerdas namun berpikiran lurus, gagah dan tampan rupawan. Tipikal seorang kesatria. Dari semenjak kecil Guan Dhi selalu bersikap menjadi pelindung Hu Nan yang memang berbadan lemah.
Semasa kecil perbedaan kelas berdasar keturunan itu, bukan menjadi penghalang. Mereka dapat menyebut nama kecil masing2 tanpa halangan. Namun ketika semakin dewasa, peraturan yang diciptakan, seperti protokeler mengharuskan mereka berbicara tidak sebebas masa kecil lagi. Guan harus memanggil Hu Nan, ”Yang Mulia” contohnya.
Itu mereka lakukan di depan umum, dibelakang layar, mereka masih menyapa dengan nama kecil masing2, masih menjadi sahabat tak terpisahkan. Kemana-mana mereka selalu berdua, dan Hu Nan menjadikan Guan Dhi pemimpin pengawal pribadinya.
Suatu kali mereka pergi berburu, hanya berdua. Karena kebengalannya, tanpa mengindahkan peringatan Guan, Hu Nan masuk ke hutan lebih dalam, dan bertemu dengan gerombolan serigala. Hu Nan hampir menemui ajal dikeroyok serigala. Tanpa memperdulikan keselamatannya, Guan dhi bertarung menyabung nyawa menyelamatkan Hu Nan. Mereka berdua selamat. Guan Dhi menutupi luka2 ditubuh Hu Nan dengan sobekan bajunya yang juga dipenuhi darah bekas luka2nya sendiri. Ketika mereka sembuh dari semua luka pertarungan dengan serigala, mereka menjadikan sobekan kain baju yang dipenuhi darah keduanya, menjadi tanda persahabatan mereka yang tidak akan terpisahkan.
Namun persahabatan itu mulai berubah dan diwarnai iri hati, ketika mereka mulai beranjak dewasa. Hu Nan mulai menyadari kekurangannya. Ketika menjamu tamu kehormatan, atau bertemu dengan pembesar2 kerajaan di wilayah. Tamu2 kehormatan itu, pertama kali, selalu mengira Guan Dhi adalah putra mahkota, karena penampilan phisik Hu Nan yang tak sepadan.
Bila berjalan dalam iring2an, meskipun mengendarai kuda terbagus, atau kereta terindah, gadis2 cantik, selalu lebih melirik Guan, daripada Hu Nan sang puta Mahkota.
Puncaknya adalah ketika gadis yang dicintai Hu Nan, ternyata jatuh cinta pada Guan. Untuk merebut cinta sang gadis, Hu Nan meminta ayahnya sang Kaisar mengirim Guan ke perbatasan, memimpin pertempuran disana. Sebagai seorang Jenderal Muda dan berpikiran lurus, diminta oleh satu2nya sahabat yang dia miliki, Guan Dhi maju ke medan laga tanpa rasa curiga. Missi pertama Guan Dhi kembali dengan kemenangan gemilang. Ketika kembali ke Ibu Kota, dia disambut dan dielu2kan sebagai layaknya pahlawan. Kedengkian dihati Hu Nan semakin memuncak. Dia mengirim Guan kembali ke perbatasan, dengan missi yang lebih berat. Sekali lagi Guan kembali dengan kemenangan gemilang.
Untuk Ketiga kalinya atas permintaan Hunan, Guan kembali dikirim ke perbatasan, kali ini dengan mission impossible, yang harus memastikan kematiannya.
Guan tewas dalam pertempuran. Salah seorang pengawalnya kembali ke Ibu Kota membawa kain penuh darah simbol persahabatan mereka, yang kali ini sudah menjadi benar2 merah dipenuhi darah kematian Guan. Kain itu diserahkan pada Hu Nan, dengan pesan, Guan sudah menyelesaikan tugasnya untuk Kaisar, terutama untuk membela junjungannya sekaligus teman karibnya Hu Nan.
Mendengar kematian Guan, gadis yang diimpikan akan dapat dimilikinya bila Guan disingkirkan, ternyata memilih bunuh diri mengikuti sang kekasih.
Hu Nan akhirnya menjadi Kaisar, dia tumbuh menjadi Kaisar bengis dan tanpa cinta. Penyesalan mendalam dalam hatinya, yang coba ditutupinya, terkompensasi menjadi kebengisan teramat sangat.
Dalam perjalanan waktu, sebagai kaisar, satu per satu orang kepercayaannya menghianatinya. Sampai akhirnya, dalam perang pemberontakan untuk menggulingkannya dari takhta kekaisaran, pemimpin pasukan elite kerajaan, yang merupakan pengawal pribadi kaisar, orang yang paling dia percaya, menghianatinya.
Pasukan pemberontak sudah diperbatasan, Perdana Menteri memintanya untuk mengangkat pemimpin pasukan elite yang baru. Sebab waktu semakin genting sebelum pasukan musuh benar2 menyerbu kerajaan. Ketika ditanya siapa yang terbaik dan sepatutnya memimpin pasukan elite pengawal kekaisaran itu, Hu Nan menjawab pendek: ”Orang terbaik dan yang paling layak memimpin pasukan ini telah mati, dan aku sendiri yang membunuhnya”. Dengan air muka tanpa emosi. Tidak ada satupun pembesar kerajaan yang dapat menangkap arti kata2 itu. Mereka mengira Hu Nan merujuk kepada pemimpin elite yang berkhianat sebelumnya. Tapi kata2 itu sebenarnya ditujukannya pada Guan Dhi. Pengungkapan penyesalan terdalam yang sangat menyakitkan.
Pasukan musuh menyerbu kerajaan, akhirnya Hu Nan bersemuka dengan pasukan musuh. Sebagai Kaisar, dia ingin mati secara kesatria, mati bersama sekuruh dinasti kerajaannya dan keluarganya. Panglima pasukan musuh mengenalnya sebagai kaisar, bertanya apakah dia menyerah. Hu Nan menjawab dia lebih memilih mati dalam pertempuran. Apakah dia tidak takut? Hu Nan mengeluarkan kain tanda persahabatannya dengan Guan Dhi, yang sekarang sudah berubah merah oleh bekas darahnya sendiri. Ia melilitkan kain itu ke lehernya. Dan dia berkata: ”Aku tidak takut lagi, karena aku bersama orang yang tak pernah dan tak mungkin menghianatiku”. Hu Nan bertempur sampai titik darah terakhir, dan mati dengan kain itu melingkar di lehernya. Dia mati setelah mengerti arti persahabatan sesungguhnya.
Seberapa dekat pun persahabatan kita, dibutuhkan hati yang lapang untuk tidak menimbulkan iri hati. Karena bagaimanapun, setiap orang pasti memiliki kelebihan masing2. Dan rasa cinta harusnya mengalahkan iri hati itu. Dan persahabatan pun akan menjadi langgeng.
Sebagai sahabat, sedekat apapun tetap dibutuhkan ruang privacy sendiri2, yang tak dapat dicampuri kecuali diminta. Domestic problem dan Agama adalah dua contoh yang sangat niscaya. Kita boleh bercanda soal agama dan keluarga, tapi jangan coba2 untuk pernah menghinanya dan mencampurinya. Gua beragama katolik, dan teman2 dekat gua ada yang islam, dan kristen. Tapi semua menghormati privacy masing2. Agama dan domestic problem merupakan contoh hal2 yang sangat pribadi, yang menjadi urusan masing2, dan tak boleh dicampuri kecuali diminta. Seberapa dekat pun hubungan kamu2.
Kadang2 sebagai sahabat, kita perlu menciptakan white lies, kebohongan putih, untuk tetap mempertahankan tali emosi. Meskipun kejujuran, pada akhirnya pasti menjadi yang terbaik, seperti yang dilakukan Hu Nan pada akhir hidupnya, untuk benar2 dapat menerima dan mengakui kesalahannya, meskipun sudah sangat terlambat. Tapi setidaknya diujung ajalnya, dia mengetahui itu.
Satu hal lagi yang tak dapat dilanggar, bila anda sudah sedemikian karibnya, sampai melakukan hal2 yang sangat pribadi bersama2. Mengetahui the darkest secreet of him/her. Mencintai orang yang dicintai teman anda adalah kebodohan yang amat sangat bodoh. Apa mungkin anda tega menusuk dari belakang dan menikahi saudara teman sendiri? Gila aja kali ya...anda meniduri perempuan yang sama dalam semalam, berpesta seks semalam suntuk, kemudian anda menikahi adiknya....wwwuuuuu.... itu namanya anda sinting dan tak berotak....
Atau seperti Hu Nan diam2 mencintai kekasih teman anda....wewewekk...
Bila kamu berada di satu ruangan dengan seorang teman, seseorang yang agak2 menarik perhatian masuk keruangan, serentak kamu bertukar pandangan dengan teman kamu. Cukup sedetik. Kalau tanpa memerlukan kata2, hanya dengan pandangan kamu sudah mengetahui apa yang berada dalam pikiran teman kamu, berbahagialah... itu artinya elu sudah memiliki seorang sahabat.

No comments:

Post a Comment