whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

Books of Paradox : The President, The Whore, and Madonna

Indonesia memang negeri penuh Paradox… buwginiy cwerwitwanywa…….

Paradox Number 1 : The Whore
Sudah lihat film Jamila & Sang Presiden? Film bagus yang disutradarai tante Ratna Sarumpaet.Sebelum dijadikan film untuk konsumsi bioskop, cerita ini sudah dipentaskan sebelumnya dipanggung –panggung drama/teater dengan judul yang agak lebih “keras”: Pelacur dan Sang Presiden (The Whore and The President). Film ini bercerita tentang human/children trafficking. Perdagangan anak-anak, dibawah umur yang dijadikan pekerja/buruh apa saja. Dan terutama bagi wanita, umumnya dijadikan pekerja sex komersial.
Film yang sangat dramatis. Dengan cerita bagus yang mengangkat borok Indonesia, yang sudah bernanah, tapi tak kunjung diobati. Bagaimana korupnya aparat yang justru menyuburkan perdagangan anak-anak/manusia itu, sehingga dapat dilakukan dengan sangat “terbuka” di negeri besar ini, tanpa ada yang perduli untuk menghalanginya. Sekali lagi acungan jempol buat tante Ratna.
Sebagai aktifis wanita yang berjuang untuk kemajuan hak-hak dan peri kehidupan wanita Indonesia, tante Ratna menjadikan film ini penyuaraan betapa kejam human trafficking itu pada korbannya, bukan saja pada wanita, yang dipaksa menjadi pekerja seks komersial, tapi pada anak2 secara keseluruhan, yang mengalami pemerkosaan hak paling asasi, diperdagangkan hanya karena kemiskinan. Dan kekejaman itu digambarkan lengkap pada tokoh utama wanita film itu yang bernama Jamila, yang sedari usia sangat dini, sebagai wanita, sudah diperkosa hak-haknya dengan cara tak manusiawi.
Keluarga Sarumpaet memang terkenal sebagai kampium teater negeri ini. Tante Ratna dan saudaranya Tante Mutiara. Ditambah lagi kegiatan Tante Ratna sebagai aktifis pemberdayaan wanita negeri ini. Film itu bagus. Silahkan menonton.
Nah lho tapi apa paradoxnya film ini dong? Hehehe…
Ringan aja kok… Ketika ngobrol2 ringan diacara arisan keluarga membahas film ini, salah seorang tante saya yang kebenaran kenal dengan tante Ratna, bercerita tentang masa-masa tempo dulu. Terus terang saya agak blure (gelab) dengan ceritanya, karena jaman saya bergaul sekarang, tentu agak-agak beda dengan jaman tante saya.
Tante saya bilang, tante Ratna memang sudah kondang dari dulu sebagai pejuang hak-hak wanita. Bahkan semasa era Soeharto, era yang katanya sulit untuk menyuarakan pendapat, mbak Ratna sudah berani melawan arus. Walau tidak seberani sekarang tentu. Tapi setidaknya tante Ratna sudah berani menunjukkan prinsipnya, sementara wanita2 lain yg mengaku pejuang hak asasi wanita, masih banyak yang bahkan bersuara pun tak berani.
Hanya saja katanya…. Sekali lagi kata tante saya lhooo tante Ratna, bukan kata saya, karena saya tdk paham jaman itu. Tante saya bilang dulu keluarga tante Ratna punya sebuah klub malam ternama, Tanamur, di Jakarta Pusat.
Tante saya bilang, Tanamur dulu merupakan hot spot yang “paling paradox” di Jakarta. Bertahan lebih dari 30 tahun. Tempat2 hiburan lain datang dan pergi dengan cepat. Tapi Tanamur tetap Berjaya. Padahal tempatnya jelek. Boleh dibilang agak kumuh malah. Jalannya sempit. Tapi yang datang kesitu berasal dari semua lapisan. Dari anak konglomerat, artis papan atas, banci, perek, sampe cicunguk busuk pedagang inex. Benar2 paradox.
Dan salah satu yang lebih paradox menurut tante saya adalah, diluaran tante Ratna gigih berteriak-teriak menyuarakan pemajuan hak-hak para wanita. Tapi di Tanamur banyak wanita-wanita yang justru diperdagangkan secara “resmi” dan “tak resmi”. Setiap malam, katanya, ada acara sexy dancer dari para wanita2 penari, dengan pakaian minim. Bahkan kalau week-end, pakaiannya bisa hanya sekedarnya. Dan penari2 itu meliuk-liuk erotis disemua sudut. Dan apalagi gunanya acara pameran tubuh wanita sperti ini, kalau bukan buat gula penarik semut. Iya kan? Itu semacam bentuk eksploitasi wanita bukan ya??
Dan ketika jaman-jaman kejayaan Tanamur mulai memudar, dan tamu2 mulai menipis, wanita2 erotis semacam itu semakin banyak “dipajang” di tanamur, berpura2 sebagai pengunjung tanamur, tapi bisik2nya… sebenarnya wanita2 itu dibayar buat mejeng, agar banyak pengunjung datang.
Kakak laki2 saya yang masih sempat merasakan masa-masa kejayaan Tanamur juga setuju dengan cerita tante saya. Dan katanya, sudah jadi rahasia umum juga kalau penari2 erotis itu punya pekerjaan sampingan. Ya tebak aja sendiri apa itu.
Saya pernah sekali ke situ, sebelum penutupan Tanamur, diawal tahun 2000an, ketika tanamur sudah kembang kempis mempertahankan hidupnya. Wuuuyy…. Cewe2 nya… ehem..ehem…. Tapi Tanamur saat itu sudah mulai sepi.
Kata kakak dan tante saya, dijaman kejayaannya, Tanamur setiap malam dijejali pengunjung. Kalau week-end malah penuh sesak, sampai bergerak saja pun sulit… wuuyyhh…..
Tante saya bilang, waktu Tanamur masih jaya dulu, di pertengahan tahun 90 an, tante saya pernah protes pada almarhum om Achmad Fahmy, pemilik Tanamur, suami tante Ratna. Tante saya bilang, kok ya mbak Ratna terkenal sebagai aktifis wanita, tapi di Tanamur banyak wanita2 dilecehkan dan didiamkan saja?? Malah ada yg sengaja dieksploitasi, walau pun secara halus?? Tapi waktu itu almarhum om Fahmy katanya Cuma senyum aja, dan bilang itu Cuma bisnis dan masalah wanita “pekerja sex komersial” baik yang terbuka maupun yg tertutup di Tanamur, tidak ada hubungannya dengan manajemen Tanamur. Artinya…. Yaaa Tanamur sih tutup mata aja…. Orang dengan begitu justru Tanamur bertambah rame….
Paradox memang….
Teman saya bilang, prinsip boleh disuarakan… tapi urusan periuk nasi? Lain lagi doonnng…. Hehehe..
Anyway.. bravo buat film Jamila & Sang Presiden….
Jangan marah ya tante Ratna… kalo mau marah, marahin tante dan kakak saya, yg sudah menyumbang untuk cerita ini…. Hiks hiks….

Paradox Number 2 : The President
Teman saya yg lagi kuliah di Boston bertanya, kalau ingin kaya sebaiknya jadi apa? Jadilah entrepreneur katanya.
Lho?? Kok bisa?? Tanya saya agak sedikit bodoh….
Ya iyya laaaa…. Kemudian dengan fasih dia bertutur…Michael Yang of Yahoo, Bill Gates of Microsoft, Larry Page of Google…semua adalah entrepreneurs.
Lho kok bisa?? Tanya saya masih ngotot….
Ya iyyaaaa laaaaa…. Sambil melanjutkan.. Kiichiro Toyoda of Toyota, Akio Morita of Sony, Karl Benz of Daimler Benz… juga semua entrepreneurs…Katanya lagi mulai ikutan ngotot juga.
Sebelum terjadi pertumpahan darah sesama teman, gwe agak menurunkan sedikit suara ngotot gwe…
Ehh,… bhok..bhok…lu hidup dimana sih?? Kata gwe…
Yeee… gwe kan lagi study di Boston, ya jadi buat sementara gwe hidup disini….
OOOOOOO… (Pakai hurup besar.!!).. pantesssssss……!!!
Gwe sampe bingung lu hidup dimana bhok.. gwe kan ingat ya bhok… kita itu orang Indonesia… jadi teori lu itu salah buueessaarr….
Teori lu itu Cuma laku di luar Indonesia bhok…
Kalau di Indonesia, kalau lu pengen kaya, jadilah jenderal bhok….
Kalau bisa.. jadilah Dan-Jen Kopassus…
Lho kok bisa??? Sekarang gantian teman saya itu yang bengong….
Ehh bhok… lu udah baca berita belom sih… kok bego banget… sudah baca laporan harta kekayaan Capres/Cawapres Indonesia belom bhok..???
Gini ya bhok, dari semua capres/cawapres itu, yang paling tajir itu mas Prabowo Subianto bhok…
Lu bilang kalo mau tajir banget harus jadi entrepreneur?? Gak laku bhhookkk….. Om JK sudah dari kakek/neneknya entrepreneur terkenal di Makassar… tajir sih bhok… Tapi masih kalah jauh tajirnya sama mas Prabowo yg mantan Dan-Jen Kopassus.… Jaauuhhh bhok…
Eh..eh.. ntar dulu.. lu salah bhok, kalo mas prabowo itu sudah keturunannya emang kaya bhok… kata teman gwe itu terkaget-kaget juga waktu gwe sebutkan jumlah harta kekayaan mas Prabowo. Jadi mas Prabowo kaya bukan karena dia mantan Dan-Jen Kopassus bhok….katanya membela. Tapi karena dia keturunan keluarga ningrat kaya raya….
Eh..munyuk.. kata gwe mulai kesel lagi, kalau menurut lu, kalau orang jadi tajir karena menurutkan keturunan dan bukan pekerjaan, tapi murni berdasarkan keluarga, yang pantas kaya itu siapa bhok? Tanya gwe…
Keluarga Kraton Yogya… kata temen gwe itu tanpa mikir lagi.
Nah lho… pinter juga ternyata lu bhok… Gak bego2 amat… Jelas keluarga ningrat paling tajir se Indonesia itu keluarga Keraton Yogya.
Jadi menurut lu kalau ada orang tajir banget bukan berdasarkan pekerjaan, tapi murni berdasarkan keturunan, yang lebih tajir dari keluarga Kraton Yogya ada gak bhok??
Temen gwe mulai bingung…. Iya juga yaa… katanya…
Sekarang gwe yang kesenangan… Ya iyyaaa laaaa…. Susah banget gitu aja…
Eh..ehh.. tapi lu jangan salah bhok, kata temen gwe lagi… mas prabowo itu kan juga pengusaha…
Weleh… selama gwe idup, gwe Cuma tau mas Prabowo itu berkarir di Angkatan.. tak pernah dengar jadi pengusaha. Kalo adiknya, mas Hasyim, bener bhok… pengusaha. Apa lu gak bingung bhok, kalau dia juga merangkap jadi pengusaha, berapa waktu yang dia butuhkan untuk mencari harta sebanyak itu… belum lagi tugas2 rutin angkatan.
Om JK aja yg sudah dari kakek nenek jadi pengusaha, full time pengusaha, tidak dibagi2 jadi tentara, perlu waktu puluhan tahun untuk ngumpulin harta “Cuma” segitu aja, tak sampe ¼ harta mas Prabowo… Jadi kerjaan mas Bowo bisa sampe Dan-Jen Kopassus gimana ceritanya bhok, kalau waktunya kepake semua buat dagang???....
Heemmm…. Temen gwe mulai tambah bingung lagi….
Eh,,, lu jangan salah bhok… mas prabowo itu mantan menantu siapa dulu dooonnkk…. Senyum kemenangan menghias wajah teman gwe….
Mantan menantu Presiden… kata gwe… emang kenapa???
Lha.. nah tu lu tau mantan menantu Presiden, jelas dong… menantu Presiden pasti kaya raya….
Eh ogeb… kata gwe sengit… Presiden Indonesia sekarang siapa?
SBY.. kata temen gwe.
Lu tau berapa laporan kekayaannya? Gwe sebutin angkanya….
HHAAHH??? Massaa??? Gila luuu… kata teman gwe terkaget-kaget… Masa tajiran gwe dr presiden??? Katanya.
Stop!! Bukan itu masalahnya, gwe Cuma mau bilang teori lu yg mengatakan mas Prabowo tajir karena menantu mantan Presiden salah bessaaarrr…. Karena terbukti Presiden Indonesia tidak tajir2 amat…. Masih tajiran temen gwe itu berlipat2.
Eh tapi kan bhok Presiden Indonesia yang dulu dengan Presiden yg sekarang beda bhok… kata temen gwe ini.
Bedanya apa? Tantang gwe. Wong kerjaannya sama, gajinya sama, malah sekarang mungkin tantangannya lebih berat. Masa kalau semuanya sama Presiden yang dulu bisa super tajir, sampe bisa bikin menantunya setajir itu..???
Logikanya bhok, kata gwe, kalo dia bisa bikin menantunya setajir itu, pasti dia lebih tajir lagi dooonnk…
Ini mana buktinya? Wong laporan harta kekayaannya gak pernah ada….
Jadi bedanya apa dong bhok..??
Iya ya.. bedanya apa?? Kok Presiden yang sekarang “miskin”?
Mungkin Presiden yang dulu cerdas banget bhok… bisa menyulap gaji sebesar itu jadi duit berkarung-karung… kata teman gwe ngasal aja….
Entah ya bhok…. Gellaaabbbb…. Kata gwe…. Semuagak jelas…
Jadi kalo gitu gimana ceritanya donk bhok..?? Mas Prabowo bisa setajir itu…
Ya itu postulatnya… tidak salah lagi… Kalau di Indonesia, mau tajir banget… Jadilah Dan-Jen Kopassus…
Bukan Presiden… bukan entrepreneur….
Temen gwe itu manggut2…. Gwe gak tau siapa yg bego… gwe apa dia…
Apa om SBY yg bego, jadi Presiden tidak bisa kaya raya…. Heheheheheeeee………… (maap ya om..)
Gimana yaaaa…caranya bisa jadi Dan-Jen Kopassus…??? Biar bisa setajir om Prabowo…
Ihhh… Paradox deeeee………………

Paradox Number 3 : Madonna
Manohara.
Setiap hari wajah wanita muda belia satu ini sekarang menghiasi layar TV. Semua teman2 cewe gwe dengan penuh “kesirikan” berkisah tentang gossip hot Manohara, yang dengan berlinangan air mata, tampil dimana2 berkisah tentang tragedy cinta Cinderellanya.
Dan melihat Manohara, gwe teringat lagu “Material Girl” nya eyang Madonna. Coz we are living inna material world… and ammaterial girl…..............           Coz we are living inna material world… and ammaterial girl…
Apa yang salah dan inconsistence (paradox) dari kisah Manohara? Salahkah seorang gadis bila bermimpi ingin cepat tajir dengan menjadi istri Pangeran negeri seberang? Salahkah seorang gadis cantik bila menjadi agak2 matre? Tidak, tidak ada yang salah dengan itu. Semua orang ingin hidup senang. Tidak ada yang bercita2 pengen hidup susah. Wanita jelek miskin sekali pun, bermimpi ingin hidup senang. Apalagi wanita secantik Manohara, yang punya banyak kesempatan.
Hanya saja, berapa usia Manohara sekarang? Di usia yang sepantasnya masih bergaul penuh warna dengan teman2 sebaya, bagaimana bisa dia sudah mengalami kisah seperti sinetron begitu?
Siapa dalangdibalik ini semua? Siapa yang memberinya ijin menikah? Dalam undang2 dan dalam agama yg dianutnya (Islam), di usia sebelia itu, jelas kalau ingin menikah harus ada yg menjadi wali.Apakah dia hanya jadi korban keserakahan orang2 di sekelilingnya, yg justru menjadikannya “umpan”?
Males deh gwe kalo disuruh ngegosip….hehehe… Serrahh deee manohara, lu bertutur jujur atau menipu, yang jelas gwe sangat kasihan melihat dirimu semuda itu sudah menjadi “korban” keserakahan. Entah itu korban siapa.
Paradox yang ingin gwe ceritakan adalah, sikap para pejabat kita sewaktu kisah tragedy Cinderella Manohara mulai merebak di mana2.
Gwe selalu heran melihat sikap para birokrat dan petinggi bangsa ini, dalam menangani kasus2 warga Indonesia yang “bermasalah”. Warga Indonesia itu, sudah kerap kali dilecehkan bangsa lain. Dari Mulai bangsa bule, sampe bangsa Arab. Bangsa Malaysia apalagi. Sering sudah warga Indonesia dilecehkan.
Coba anda ke Malaysia. Dan mendengar cara mereka berkata “Indon”, merefer kepada pekerja buruh kasar Indonesia yang banyak disana. Dalam kausa kata orang2 Malaysia, “Indon” itu adalah penghinaan yang sangat merendahkan.
Dari segala lapisan kelas.Warga kita sering dilecehkan. Dari mulai TKI kasar, sampai kelas pangeran dalam kasus Manohara. Dimana lagi muka Indonesia mau ditaruh?
Di Filipina, ketika ada kasus bermasalah tenaga kerja mereka di luar negeri, bahkan Presiden Arroyo turun tangan menunjukkan simpatinya.
Coba dengar apa jawaban Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan, Ibu Meutia Hatta, ketika ditanya opininya tentang kasus Manohara. Sebelum Manohara berhasil kembali ke Indonesia. Enteng saja beliau berkata, kasus ini Cuma dibesar2kan Media massa karena melibatkan orang2 penting. Malahan dengan terang2an dia menyalahkan pihak keluarga Manohara, yang sudah mengijinkan wanita dibawah umur menikah semuda itu. Jadi intinya, dengan kata lain, Ibu Meutia Hatta inginmenyatakan keluarga Manohara punya andil besar sampai menimbulkan kasus seheboh ini.
Ya ampun bhookk… semua orang juga sudah tau itu….
Keluarganya memang sudah jelas salah. Tapi plis deh bu…. Warga Indonesia ada yang sedang berteriak2 minta tolong agar bisa dipertemukan dengananaknya, yang konon kabarnya sedang “diculik” orang penting Negara tetangga.
Coba dengar jawaban PM Malaysia, ketika ditanya opininya tentang hal ini. Dengarkan jawabannya. Ringan sekali dia bilang, itu Cuma masalah Rumah Tangga. Tidak ada yg ber hak mencampuri. Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Dalam tiap2 rumah tangge, suami Istri sedeket banyak pasti ada permasalahan, itu lumrahle. Jadi tak perlule repot sangat nak mencampori urusan rumah tangge seperti itu. Nanti juge akan berbaikan kembali…. Katanya….
Alamak… sementara ibunya sudah berteriak2 anaknya disiksa. Dan dicekal tak boleh masuk ke Malaysia. Ada apa ini?? Tidak kah ada yg berniat mencoba mencari tahu?
Gwe pengen tahu apa jawaban para petinggi tersebut, kalao kasus yg sama menimpa anak perempuan mereka.
Taro deh Manohara memang salah. Ibunya memang perempuan serakah mata duitan. Taro kata begitu. Tapi apa iya kemudian sebagai warga Indonesia, dia tidak pantas diperjuangkan haknya??
Atau memang pejabat di negeri ini, tidak mau direpotkan dengan hal2 seperti ini? Cuma mau menangani masalah yang enak2 dan gampang2 saja?
Kalau kita ingin jadi bangsa yang dihargai, cobalah para petinggi bangsa ini mulai belajar menghargai warga negaranya sendiri.
Dalam keluarga, kalau anak kamu melakukan kesalahan, keluar… jangan pernah memperjelas kesalahan anak kamu itu. Cukup minta maaf pada orang yg disalahinya. Jangan pernah menyalahkan anak kamu didepan orang2. Kalau kemudian sesampai dirumah kamu mendamprat dan menghajar anak kamu habis2an, sampai menjadi kapok, itu masalah lain. Tapi di depan orang2, kamu harus menunjukkan bahwa anak kamu tetap manusia dari keluarga yang punya martabat.
Tapi coba kalau anak kamu melakukan kesalahan, terus didepan orang2 kamu tabokin anak kamu sampai kapok, terkencing-kencing, coba deh… gwe pengen tahu apakah nanti kedepan anak dan keluarga kamu akan bisamendapatkan hormat dari orang2 lain. Orang tuanya saja sudah tidak bisa menghormati anaknya… bagaimana kamu mau mengharap orang lain menaruh hormat sama anak kamu?
Coba liat bagaimana Paman Sam memperlakukan warga negaranya yang bermasalah. Salah satu kasus penyalahan Narkoba di Thailand. Sudah jelas2 warga Negara Paman Sam ini bersalah kedapatan menyelundupkan Heroin. Tetap saja para pejabat kementerian luar negerinya, memberikan pernyataan yang “netral” tidak ada pernyataanyang menyudutkan si tersangka tersebut.
Kemudian tentang penangkapan WN lainnya yang sudah terkenal sebagai phedopilly kelas kakap, yang tertangkap di Indonesia. Ketika ditanya pendapatnya tentang masalah ini. Parapejabat dari Negara adi daya tersebut, lebih memilih bungkam. Kediaman itu seakan-akan menjadi “pembelaan” terhadap kesalahan orang tersebut. Tapi ke dalam, coba lihat hukuman apa yang mereka berikan kepada orang2 bersalah seperti itu. Tapi ke luar, para peringgi mereka coba menunjukkan sikap itu, “Eitt.. hati2… lu sedang berhadapan dengan seorang warga Negara bangsa besar, jadi lu harus bersikap adil..”
Dan gossip panasnya, Manohara pun dilepas karena ada campur tangan pihak Paman Sam.
Nah lho, di sini?? Menteri peranan wanita saja ikut2an menyudutkan si ibu serakah yang mata duitan itu. Plis deh…. Gimana mau mengharap PM Malaysia mau ikut bersimpati???
Kalau kita ingin menjadi bangsa yang dihormati… Jangan biarkan bangsa manapun melecehkan warga Negara kita. Pelecehan terhadap warga Negara Indonesia, sebenarnya secara tak langsung adalah penghinaan terhadap Bangsa sendiri. Kalau pelecehan seperti itu dibiarkan terus menerus, percaya deh, lama2 tak akan ada lagi bangsa yang menaruh hormat pada bangsa ini.
Paradox memang. Sudah menjadi rahasia umum, banyak para petinggi kita yang gerah dengan kesombongan warga Malaysia. Kakak gwe pernah bercerita. Dia memenangkan tender proyek, disalah satu kementerian besar. Kemudian, seperti biasa sebelum project dimulai, kakak gwe sowan ke bapak menteri yang membawahi kementerian tersebut. Ditemani rekanan bisnisnya yang kebenaran orang Malaysia.
Selama pertemuan pak menteri biasa2 saja, tidak menunjukkan tanda2 alergiMalaysia. Tapi begitu kakak gwe balik, di tengah jalan dia ditelpon oleh asisten sang menteri, di minta balik sendirian. Dan di kamar pak menteri, kakak gwe disindir habis2an karena berani-berani mengajakpengusaha Malaysia tersebut bertemu beliau. Dan terus terang beliau mengatakan tersinggung, dan tidak ingin project semacam itu dikolaborasi dengan pengusaha dari negeri jiran tersebut. Kakak gwe sampe terbodoh-bodoh minta maap. Tidak mengerti kalau pak menteri sealergi itu.
Tapi di situ mungkinparadox nya. Kita boleh2 saja alergi dengan sikap angkuh Malaysia selama ini. Tapi begitu berhadapan dengan orang sekelas Pangeran Kelantan…. Ibu Meutia Hatta pun kuncup hatinya…
Minder ya bu?? Heheheheee……….

No comments:

Post a Comment