whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

DON'T JUDGE A BOOK BY ITS COVER

Acara rutin, tadi malam ngupi bareng bajingan2 sejakarta...ngobrolin apa aja dari mulai curhat masalah pribadi, politik, ekonomi, sex (damn it...never bored on this topic!!), sampai masalah per'chatting'an... Chatter yg asik, yg rese, yg o'on, sampe yg nyebelin minta ampun....hehehhh...
Rasa2nya, didunia yg semakin serba seragam, serba cepat, serba materi, sekarang ini, akan sangat sulit menambah perbendaharaan teman baik, selain yg sudah kita miliki sekarang. Orang yg mampu menahan kita untuk bisa berbicara berjam-jam, di beranda rumah, dengan hanya ditemani secangkir kopi hangat. Apalagi mencarinya hanya melalui media perchattingan. Halaahh...hampir mustahil rasanya.
Tapi teman2 gue merasa begitu, karena kita berusaha mencari "the perfect chatter". Hahahaha...what a dream...biar mampus....
Rasa2nya memang terlalu hedonis, dan dangkal, bila kita menolak berbicara dengan seseorang, yang tidak enak dilihat mata melalui webcam. Hihihi... Tapi kalau tidak begitu...apa gunanya menjadi chatter dong? Iya gak? Cari aja teman di kantor atau di club. Beres....
Masalahnya orang percaya bahasa berat ini "Don't judge a book by its cover". Halaahh...berat sekali sih peeekkk..... Di dunia yg sudah diserbu teknik marketing serba canggih ini, kita sudah dikepung indoktrinasi marketing dari segala penjuru. Otak kita dipompa dengan penyeragaman hakikat. Propaganda marketing menjadikan "Impression is the reality", "the majority is the law"....apa pernyataan "dont judge a book by its cover" itu masih bisa dipertahankan lagi? Yg cantik itu harus yg putih berambut lurus dan kurus (KURUS bukan langsing). Masalah otaknya cuma fashion, itu urusan kedua. Masalah dia bilang dia dikagumi sama Mother Theresia (DIKAGUMI mother Theresia peeekkk...!!) itu masalah lain.
Mungkin sekarang "dont judge a book by its cover", hanya berlaku untuk Einstein, yang tidak butuh sisir untuk membuktikan relativitas...hahaha...
Bayangkan aja, Bill Gates yg sekaya itu masih perlu menjahit khusus pakaiannya, karena apa? Karena dia merepresentasikan Microsoft. Dia harus memberikan Impressi yg tepat untuk company itu. Sultan Bolkiah juga, masih perlu beli sepatu khusus...karena dia merepresentasikan Brunai. Mereka masih perlu "cover impression" mereka tidak lantas bercelana pendek dan bersendal jepit kemana2 ...hhaaiiihhh....
Coba deh anda masuk ke ruang interview kerja, dan anda tidak sisiran, tidak sikat gigi, dan bercelana bolong. Impressi apa yg anda berikan kepada para juri kerja itu? JK Rowling aja masih menyempatkan sendiri untuk mengedit cover bukunya. Membayar artis khusus untuk itu.
jadi "dont judge a book by its cover" masih berlaku tidak ya?.. Pusing gak seehhh... Menurut gue sih,, buku yg bagus itu, yg bagus covernya karena itu yg pertama kali kita lihat. Yg bagus isinya, karena itu yg bisa membuat kita berjam2 terpesona untuk tetap membaca. Dan yang bagus Pengarangnya, karena itu yg menjadi jaminan kita mau mengeluarkan duit untuk mengkoleksi kemudian.
Jadi deh kesimpulan teman2 bajingan gue itu..di dunia yg serba cepat ini, kita tak punya lagi waktu untuk berinteraksi, jadi impressi pertama sangat menentukan. Kecuali orang tersebut telah menjadi teman kita sejak TK atau SD, maka mencari teman baru akan sangat sulit. Jadi begitu anda buka mulut, anda sudah memberikan impressi siapa anda...kata marketing. Hayyooo mari sikat gigi dan sisiran...
Gue sih mau ikut yg gampang aja deh... Orang boleh bilang gue hedonis, tapi gue mau ikut majority aja deh...cari yang enak dilihat, enak diajak ngobrol, enak beragamanya, dan enak duitnya....hahahahaha.... Keep on dreaming babe..!

No comments:

Post a Comment