whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

Books Of Superman: === Gayus Scandal ===

Gayus "hanya" divonnis tujuh tahun penjara dan membayar denda 300 juta rupiah.

Berhadapan dengan Gayus Tambunan, Superman rasanya bukan apa-apa.
Seorang Gayus yang mengaku hanya koruptor "kelas teri", sudah sedemikian berkuasanya mengatur seluruh aparat negeri ini. Membuat gonjang-ganjing sedemikian hebohnya. Saya tidak dapat membayangkan apa yang dapat dilakukan oleh "koruptor kelas kakap". Menghilangkan Indonesia dari peta dunia mungkin? Siapa tau?

Pertanyaan saya cuma satu. Hanya satu.

Bapak Presiden yang terhormat, di mana janji anda ketika ingin terpilih untuk kedua kalinya sebagai Presiden. Anda pernah bilang akan berdiri sebagai garda utama untuk memberantas KORUPSI??? Anda bilang anda akan membasmi korupsi hinga ke akar-akarnya??

DIMANA JANJI ANDA ITU BAPAK PRESIDEN?

Siapapun presiden yang akan terpilih kelak, pemberantasan korupsi harus menjadi agenda dan prioritas utama untuk dilakukan. Bukan hal-hal yang lain. Selama korupsi masih menggurita di negeri ini, selama itu pula negeri ini akan selamanya menjadi negeri kerdil dari bangsa kelas pembantu. Bangsa yang tak kan pernah pantas untuk dibanggakan.

Selama rasa keadilan publik untuk para koruptor masih menjadi dagelan seperti kasus Gayus, dan Koruptor-koruptor lainnya, selama itu pula kebangkitan ekonomi hanya menjadi pepesan kosong tiada arti. Polisi, Kejaksaan, pengacara kondang, Kehakiman.... sama berpesta pora, bahu membahu menyelamatkan para koruptor. Betapa lucunya....

Kalau hukuman bagi para koruptor belum dipaksakan - dan harus dipaksakan - untuk menjadi hukuman yang seberat-beratnya, percayalah, koruptor tak akan pernah jera. Korupsi akan tetap menggurita. Dan negeri ini akan selamanya terpuruk sebagai negeri kerdil dari bangsa kelas pembantu.

Dibutuhkan seorang pemimpin yang benar2 punya HATI NURANI dan mau berkomitmen untuk memberantas korupsi.
Bukan pemimpin yang sibuk mengurusi suksesi kepemimpinan untuk istrinya. Bukan pemimpin yang sibuk mengurusi status keistimewaan Yogyakarta. Bukan pemimpin yang sibuk berkelit membela citra diri. Tapi pemimpin yang benar-benar menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utama. Pemimpin yang punya rencana kerja yang jelas dalam hal pemberantasan korupsi. Bukan hanya janji pemilu, pidato retorika pepesan kosong menggantang asap.

Dari beberapa kasus pengganyangan korupsi yang terjadi belakangan ini, terus terang bapak presiden, sulit rasanya untuk tidak berkata, saya sangat kecewa memilih anda kembali menjadi presiden.

Entah kemana negeri ini akan dibawa oleh para koruptor-koruptor busuk itu. Sungguh mengerikan untuk membayangkannya......

No comments:

Post a Comment