whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, March 16, 2011

A Better Green World... Not Just Another Book....

Tahun baru 2008, awal baru, tantangan baru. A Better Green World merupakan resolusi yang kita pilih secara kelompok untuk menjadi tujuan tahun ini. Semua teman-teman setuju banget mendukung resolusi ini. Menciptakan dunia yg lebih comfort dan nyaman harus dimulai dari diri dan keluarga sendiri.

Keinginannya tidak muluk2. Tidak sampai berkampanye segala. Hanya dibutuhkan niat dan ketetapan hati untuk melaksanakan hidup yg lebih perduli lingkungan. Dan itu harus dimulai dari diri sendiri. Tentu dengan cara yg lebih fun, enjoyable, tapi tetap serius. Contohnya kecil2 saja.
Kebiasaan jelek beberapa teman, terutama yang merokok (yang tidak merokok juga denkk….hehehe..termasuk gua) adalah menyampah sembarangan. Bila sedang kumpul2 dengan teman2, yang lupa dan menyampah sembarangan akan didenda 200 ribu rupiah. Biar juga cuma lucu2an, komitment ini sudah mulai berlaku dan tidak ada kompromi.

Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi. Semua teman yg memiliki hingga 4 mobil pribadi, berjanji harus menjual  sekurang-kurangnya 1 mobil paling lambat Maret tahun ini. Yg memiliki lebih dari 4 mobil harus menjual sekurang-kurangnya 2 mobil paling lambat April tahun ini. Tanpa kecuali.
Kecuali kendaraan perusahaan.
Menanam pohon berbatang, dihalaman setiap rumah pribadi yang dimiliki, sekurang2nya 4 pohon untuk setiap rumah. Kecuali apartemen. Punya 3 rumah, tanam 12 pohon. 4 rumah, 12 pohon, dan seterusnya. Halaman sempit atau luas, tidak ada kompromi. Kalau tidak ada halaman, jual rumah itu. Atau renovasi biar ada halaman. Be creative. Bonzai tidak masuk hitungan.
Tanah kavling yang dimiliki harus ditanami juga. Boleh dijadikan taman, atau kebun. Hanya ditanami rumput, tidak diterima. Tanpa kecuali.
Kecuali tanah untuk bisnis/perusahaan, dan rumah untuk bisnis/perusahaan.
Mengoptimalkan penggunaan air, AC dan listrik. Semua AC di ruang tamu dan keluarga harus dihilangkan, diganti Fan, Ceiling Fan atau Mist Refresher. Sebisanya mulai sekarang membangun rumah, tidak lagi menggunakan bath tub. Yang rumahnya sudah terpasang bath tub, sebisa mungkin harus memilih menggunakan shower. Kalo ingin berendam, silahkan pergi ke Spa. Tidak harus setiap hari berendam tooo…. Tidak ada perkecualian.
Kecuali kepepet tidak sempat ke Spa.

Itu Cuma sebagian dari beberapa komitmen, resolusi, kesepakatan bersama antar teman yang diikrarkan bersama dengan bercanda tapi berniat serius untuk dilakukan bersama-sama, dengan berbagai sanksi yang juga ditetapkan dengan cara bercanda tapi serius. Setidaknya harus ada keinginan untuk memulai.

Tapi bisa dilihat sendiri, betapa rumitnya masalah lingkungan hidup itu. Sebab dunia diisi berbagai kaum dan kalangan. Dihuni bersama-sama dengan  orang lain.
Untuk bisa punya commitment terhadap diri sendiri, memulai hidup lebih perduli lingkungan saja sudah sulit. Apalagi untuk menjalankannya. Banyak sekali interests yang harus dipertimbangkan. Terutama bila sudah berhadapan dengan periuk nasi. Seluruh commitment yg ingin dilakukan selalu saja berbenturan dengan bisnis. Coba saja liat diatas. Selalu saja pernyataan “tanpa kecuali”, selalu ditambahi dengan embel2 kecuali yg berhubungan dengan bisnis atau kefefet… hehehe... Susah memang.

Mulai akhir bulan January ini, teman2 mulai beramai2 mengiklankan mobil. Rata2 beriklan 3 mobil. Tak ada 1 pun yang beriklan 1 mobil. Coba bayangkan berapa banyak pemborosan yg dilakukan selama ini. Tapi lucunya... mobil yg diiklankan justru yang „kecil-kecil“. Semacam Avanza, Jazz, atau Yaris. Yang justru cenderung hemat bahan bakar, dan mudah dikendarai sehari2. Sementara monster dan bomber yang haus bensin semacam Mercy, Jaguar, Lexus dan sejenisnya, yang cenderang berbobot diatas 3000 CC, tetap dipertahankan. Alasannya city car yg imut2 itu, lebih gampang menjualnya. Benar2 paradox yang membingungkan.... bingung gak bro?? Hehehehe....
Sorry guys... ini Cuma introsperksi. Rasanya comitment untuk hidup lebih “hijau” masih kurang kenceng aja......
Barangkali, ini juga merupakan tulisan yg menjadi self critics, diawal tahun. Selalu... berbuat dan bertindak, lebih sulit dari berkata2. Kita selalu mengharapkan orang lain untuk melakukan sesuatu, tetapi begitu hal yg sama dihadapkan pada kita, ternyata sulit melakukan yang diharapkan. Mungkin itu sebabnya korupsi di Indonesia susah diberantas.
Sebelum jadi pejabat, semua pintar mengeritik rezim orde baru, namun begitu jadi pejabat orde reformasi....aahhhaaa.... ternyata korupsi itu enak juga yaaaa.... hehehe...
Karena masalah resolusi “A better green world” itu jugalah, yg membuat liburan tahun baru kali ini menjadi terasa basi.
Untuk benar2 commit akan resolusi itu, teman2 mengusulkan liburan akhir tahun dirayakan di salah satu pusat safari di Africa. Masai Mara, Kenya, Afrika Tengah, dipilih untuk jadi tempatnya. Marking the new year’s eve pun dibuat. “Dare To Be Different”. Semua bersemangat sekali.

Alasannya, dengan bersafari, kita dapat lebih mencintai the wild nature. Alam semula jadi. Melihat hewan2 di alam liar tempat kehidupan mereka sebenar2nya. Agar dapat lebih merasakan bersatu dengan alam. Betapa terharunya pekkkk….. hiks hiks

Tapi pilihan ini menuai protes keras dari banyak teman. Dengan berbagai alasan. Gua salah satu yg paling menentang pilihan ini. Menurut gua, untuk dapat menghargai guru, kita tidak harus menjadi guru. Kita cukup melihat perkembangan pribadi anak2 kita. Dan dapat menghargai jasa2 guru.

Untuk dapat menghargai seorang Renoir, kita tidak perlu pintar melukis atau memahat. Cukup melihat sinetron2 di TV atau membaca buku2 sampah tentang sex. Kita akan dapat menghargai Hemmingway dan N H Dini.

Mushashi Yamamoto memilih jalan pedang untuk menjadi arif. Einstein memilih jalan Fisika untuk menjadi arif. Sun Ztu memilih jalan Perang untuk menjadi bijaksana. Gandhi memilih jalan swadeshi untuk menjadi utama. Sidartha memilih jalan Zen untuk menjadi utuh. Kristus memilih jalan cinta.
Setiap orang memiliki jalannya masing2, untuk mencapai kearifan dan menemukan Sang Maha Utama.
Untuk mencintai alam, tidak perlu jauh2 ke Masai Mara. Lihat kerusakan hutan kita. Lihat banjir di Jakarta. Lihat penumpukan sampah di bekasi. Kenapa harus jauh2 ke Afrika?? Ini hanya introspeksi. Tidak lebih. Bukan untuk menyudutkan siapa pun yg memilih safari Masai Mara itu tadi..... (kalau mau marah, silahkannnn.... ya olooo.. gitu aja marahhh)
Buat gue jelas, liburan adalah liburan. Buat bersyantai. Buat hura2. Titik. Masalah resolusi akhir tahun, “A better Green World”…. Ya selama liburan, jangan menyampah sembarangan. Jangan hambur2 listrik dan air. Pake lah sepeda kemana2… atao kalo gak kuat… pake motor saja. Toh enak muter2 pake motor, apalagi dipantai, sekalian coklatin kulit… hehehe….

Tidak pernah terjadi sebelumnya, tahun ini, pemilihan tempat liburan akhir tahun, diantara teman2, menjadi perdebatan seru dan menimbulkan perpecahan suara yang sangat mencolok. Tahun2 sebelumnya, selalu ada debat, tapi yaaa… akhirnya semua menyetujui keputusan akhir. Tahun ini, perdebatan tak menghasilkan suara bulat. Jadilah tujuan libur akhir tahun terpecah tiga. Sebagian besar ke Masai Mara… selamat yaaa peeekkk,….keplok-keplok-keplok….. Sebagian lagi mencar entah kemana ke belahan dunia lain…(Sambil bersungut2 nyumpahin yg milih Masai Mara itu)

Dan jadilah liburan akhir tahun ini menjadi basi. Sedemikian basinya…. Sampai tak ada yg mau mengingatnya lagi…kecuali tertawa terbahak2 mengingat betapa basinya.
Sudah jelas2 biasa ke Executive Club, ngecengin muka mulus perut ramping. Sekarang malah disuruh melihat jerapah, monyet, dan singa berkeliaran….kwekwekwek…….

Tapi tetap saja ada pelajaran yg dapat dipetik dari kebasian liburan tadi. Memang paling enak... libur bersama orang2 yg kita sayangi, berkumpul, dan berbagi. Pemandangan bagus akan terasa semakin indah bila kita sharing dengan orang2 yang kita sayangi. Dan situasi buruk, akan menjadi kelucuan yang menyenangkan, bila dibagi dengan sahabat2 yang paling mengerti.
Dan kalau masing2 saling berjauhan, kebasian itu akan dimulai dari perasaan, bahwa teman kamu itu, yg sedang berada ditempat lain, sedang bersenang2, sedangkan saya basi ditempat ini. Tapi karena gengsi... tak ada yg mau terbuka, semua bilang tempat pilihannya paling enak. Padahal.... percaya deeehhh..... liburan paling tak enak itu adalah pisah dari orang2 yg paling kita sayangi..... Bener gak brow...??? bener doonnkk,,, gua gitu lho...!!!!

No comments:

Post a Comment