whose side are you on

whose side are you on

Monday, June 9, 2014

BOOKS OF BULLSHITING ~ DON'T TALK 'BOUT SUMTHIN' IF YOU DUNNO NOTHIN', IT'S STINKY!! ~






Baru liat debat Capres/Cawapres.
Ketika ditanya mengenai kebijakan desentralisasi, dan susahnya mengontrol daerah-daerah yg sering "melawan" pemerintah pusat, karena kemungkinan Kepala daerahnya lebih "patuh" pada kebijakan partainya, mas Prabowo dan mas Jokowi, menjawab dengan dua pendekatan berbeda.

Mas Prabowo menjawab, Pendidikan adalah yg paling penting. Sementara mas Jokowi menjawab dengan "memperalat" APBD dan implementasi e-gov, e-commercial, e-Catalog, dan berbagai e-e lainnya, sampe guwe bilang E-NOUGH!!! CUKUP!!! Kekekeke...

Segala macam "e" itu 'BULLSHIT' semua!! Itu cuma cara para pedagang IT untuk jualan system!!
Tanpa didukung "MANUSIA YANG BENER", segala macam system yg kita sebut e-NUV (Cukup, basi, gak mutu) itu akan sia-sia!!!

Segala macam "e" itu bisa sukses di banyak perusahaan, karena dalam private company (Perusahaan Swasta) jalur komando itu jelas! Tak ada yg berani macem-macem! Jalur perintah Top - Down initiatives itu jelas. Tak bisa ditawar. Mirip komando militer.
Ambil saja contoh Salim Group. Kalau Antoni Salim sudah bertitah, lu pikir akan ada bawahannya yang berani coba-coba melawan?
Apple, kalau Steve Jobs sudah bertitah, lu pikir akan ada yg berani melawan?

Tapi apakah itu akan berhasil dalam "organisasi pemerintahan?". Jangankan dalam Pemerintah, di BUMN saja, implementasi semacam itu TERAMAT SULIT DIJALANKAN.
Apa mas Jokowi merasa segala macam "e" itu tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh pemimpin-pemimpin sebelumya? Ow...Pliiisss..... Wake up mas Jokowi!!!
It's like singing a very very very very very old soonngg, that everybody knows without a clue.

Ini beberapa contoh kasus yang akan kita sampaikan.
Kebenaran keluarga salah seorang Kunti/Vampire, basic usaha keluarganya adalah jualan IT. Walau IT sudah tidak lagi menjadi penyumbang terbesar kepada pendapatan group perusahaan keluarganya, namun sebagai bisnis pertama perusahaan mereka, IT masih jadi bagian terpenting dari Bisnis keluarga itu.
Dan mas Jokowi boleh debat deh dengan Vampir/Kunti kita itu soal IT. Dijamin ngolotok.

Sejelek apapun Tommy Soeharto, jangan kira dia tidak punya visi. Dibantu oleh orang2 dekatnya dulu yg paham IT, mas Tommy pernah bercita-cita melakukan e-Taxing. Waktu itu mas Tommy Soeharto, pengen mengimplementasikan e-Taxing di Kementrian Keuangan, Dirjen Perpajakan. Maksudnya, seperi di negara-negara maju, seluruh merchants (Penjual) di seluruh negeri, on-line ke kantor Pajak setempat. jadi penjualan tidak dapat dimanipulasi. jadi pada akhirnya, pajak pun tak bisa dimanipulasi. karena setiap penjual, bisa dikontrol penjualannya. Jadi baguskan niat dan visinya?
Itu terjadi saat bapaknya masih foya-foya berkuasa. Dan bayangkan jaman itu, siapa yg berani melawan mbah Harto???
Waktu itu teman Vampire kita itu masih di SMP, adiknya si Kunti masih TK, dan kisah ini diceritakan bokapnya, kemudian hari, setelah Vampire teman kita itu mengalami hal yg sama di salah satu BUMN besar. Itu tahun berapa itu? Sembilan Puluhan, dan mereka sudah berbicara e - e - e - segala e...

Lu bayangin kan jaman itu? Tender seenak jidat dilakukan, dan mas Tommy menggandeng perusahaan teman gue itu. Jadi sudah jelas pemenangnya. Sebenarnya bokap teman gw sudah skeptis dari awal, sewaktu diajak diskusi oleh mas Tommy bersama "teman-teman"nya. Visinya memang baik, sangat baik malah, untuk menyelamatkan kebocoran Pajak yg begitu besar, dikorup setan-setan perpajakan semacam Gayus Tambunan. Dan lo tau donk, kalau diajak kerja-sama Cendana saat itu, artinya biaya lo talangin duluan, nanti belakangan baru dibayar oleh perusahaan Cendana. Jadi bokap teman kita itu sudah agak-agak pusink. Masalahnya kalau jadi diimplementasikan, biayanya guedeehhh brookk. Lebih besar dari proyek e-KTP kaleeekk. Kalau gagal, emang lo kira keluarga Cendana mau ikut nanggung? Mampus aja lo brok.Tapi siapa yg berani lawan keluarga Cendana waktu itu. Iya kan?

Seperti biasa, sebelum tahap total implementation, seperti biasa pemenang tender harus melakukan piloting project donk. Piloting dilakukan di Jakarta, karena dianggap Jakarta yg paling siap infrastructurenya. Dipilah salah satu wilayah di Jakarta.
Dan lo semua tau hasilnya? GAGAL TOTAL. GAGAL SEGAGAL-GAGALNYA!!!

Gimana gak gagal, lo bayangin aja, database server sengaja dimasukin bangkai tikus. Computer-computer di Point-point penjualan, bergantian dituangin kuah Indomie, dituangin Aqua, dituangin Kopi!! AC di ruangan Server sengaja dirusakin. Sampe suhu di ruangan server jadi kayak padang pasir, semua server down...
Pokonya semua disabotage habis-habisan oleh oknum-oknum IT dari team Dirjen Pajak sendiri.
Kenapa? Yaa jelaaas taaa... kalau e-taxing sukses, lo pikir berapa duit korupsi yg lenyap dari kantong mereka? Iya bukaannn...????
E-taxing gagal diimplementasikan. Bokap teman gue rugi milyardan. Piloting gratisan cuma dibayar sekedarnya. Itulah resiko zaman itu.
Waktu itu teman kita itu masih kecil jadi belum terlibat dong diperusahaan.

Nahh, ketika masalah yg sama terjadi di salah satu BUMN besar, teman Vampir kita itu sudah mulai ikutan di perusahaan bokapnya. Dia mulai jadi Project Manager (PM) di project BUMN itu.
Waktu itu implementasi e-commerce di BUMN bersangkutan, untuk bisa mengetahui dengan pasti dan bisa mengontrol lalu-lintas procurement, selling, invoice, PO, dan produk.
Karena semua petinggi BUMN bersangkutan sebenarnya tau kebocoran penjualan sangat besar ke pasar gelap. Jadi untuk bisa mengontrol lalu lintas pejualan, sangat dibutuhkan e-proc.

Dan lagi-lagi, saat Piloting, sama persis seperti kejadian di Dirjen pajak, Pilot Projectnya disabot habis-habisan oleh "orang dalam" BUMN bersangkutan. Cable Server sengaja dirusak, dilaporkan digigit tikus. Sama juga Point-point penjualan sengaja disiram kopi atau air. Dari mulai sabotage ringan sampe yg berat kayak ngebakar dokumen-dokumen. Buuuwwiihh...

Kenapa mereka senekat itu? karena mereka sebenarnya percaya dibackup "mati-matian" oleh boss-boss kakap mereka yang akan kehilangan jutaan dollar dari bisnis pasar gelap.

Dan para partner seperti teman gw itu "LEBIH MEMILIH DIAM" daripada "MENCARI MUSUH".
Ketika dengan marah, sebagai PM yg masih sangat idealis, teman gw itu lapor ke bokapnya mengenai segala macam sabotage itu, nasehat Bokapnya: Lupakan saja. Jangan cari musuh. Sekali kamu dimusuhin mereka, jangan harap kamu bisa memenangkan tender apapun di pemerintahan. Mereka akan nyanyi kemana-mana kalau kamu itu "penghianat". Jadi lebih baik diam!!!
Nasib pengusaha....

Jadi kalau mau system IT itu bisa sukses, BENARIN DULU PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA. HUKUM PARA KORUPTOR PENGHIANAT ITU SEBERAT-BERATNYA!!! Biar para manusia penghianat negara itu, takut untuk macem-macem menyabot system yang akan membongkar kejahatan mereka. BARU DEH LO BISA NGOMONGIN SYSTEM!!!
Mau sebaik apapun system yg dibangun, BILA ORANG-ORANG YANG MENJALANKAN SYSTEM ITU KORUP SEMUA... Keluaran system itu pun akan sama korupnya...

Jadi mas Jokowi, bila belum tahu apa yang anda hadapi, Jangan asbun... bisa malu nanti anda, kalo system yg anda gadang-gadang bisa menyelamatkan negeri, gagal total.

ANDA BENAR DISATU SISI, SYSTEM YG BAIK BISA MENJADI CONTROL YG BAIK. ITU DALAM SUSANA NORMAL seperti di negara-negara maju itu, yg sudah jelas aturan hukumnya. TAPI INDONESIA INI SEDANG KRISIS. KALAU TIDAK KRISIS, BUAT APA KITA PERLU KPK KAN? BEGITU LOGIKANYA. CUKUP PENGADILAN NEGERI YG MENGHAJAR PARA KORUPTOR ITU.
Tapi negeri ini sedang krisis, makanya diperlukan badan semacam KPK. Bahkan KPK pun sampe sekarang menurut kita, BELUM BISA MEMBUAT JERA PARA KORUPTOR PENGHIANAT ITU.
Terus mau mimpi punya system yg baik???? Itu namanya BULSHITING!! Apalagi cuma dalam 5 tahun? Mau membangun semua system yg anda omongin di debat Capres itu????? Mimpi kaliii yeeeee....

BENAHI DULU PENEGAKAN HUKUM KITA. ITU YANG PALING PENTING!!!!
KALAU SEMUA ORANG TAHU APA HUKUMAN YG AKAN DIA HADAPI KALAU KETAHUAN "MEMANIPULASI SYSTEM", DAN KETAKUTAN SETENGAH MATI UNTUK MELAKUKANNYA, baru deh lo bisa ngomong implementasi system!!!
Kalo tidak, kita akan bilang, Buuulllsss.... Keep on dreaming bebehh...




No comments:

Post a Comment