Sabtu kemaren, mister Bo and Madam Nyo a.k.a nyak/babeh datang ke rumah gw. Biasalah kangen cucu.
Tapi rupanya kedatangang bokap gw kali ini, bukan sekedar kangen cucu, tapi ada nyambungnya sama kejadian kemaren, waktu gw dan teman2 gw ngeledekin sumbingnya Mang Ulil Abshar. Wakwakwkakwak...
Gw kira orang tua-orang tua kita (gw dan teman2 gw menyebutnya para tetua adat) tidak begitu perduli sama blog vamp-vamp dan kunti2 ini. Tapi ternyata semuanya merhatiin juga... wakwakwakwak...
Mulanya sih biasa ajalah, ngobrol ngalor ngidul sambil ngopi-ngopi. Dari mulai urusan kerjaan, keluarga, sampe ngomongin politik nasional. Sesekali kepotong interupsi anak gw yang suka kelewat manja gelayutan di bahu Mbah Akungnya. Sementara Nyokap gw sudah ngerumpi urusan perempuan dengan bini gw di ruang keluarga.
Truz tiba-tiba Ayanda ngomong, klo Kemaren dia ditelpon "Om S", masalah "blog anak-anak yang kelewat hot" menghujat sumbingnya Mang Ulil, (Om S itu bapaknya teman gw, yg menjadi Kuncen/admin blog kelelawar ini). Gw sampe ngakak Ayah ngomong gitu.
Gw tanya emang Ayah baca blognya? Ya bacalah..!! Katanya sambil senyum. Bunda jg baca. Katanya.
Nah lho... Jadi panjang deh urusan sumbingnya Mang Ulil Abshar itu.. wakwkawawkaKWak...
Jadi km sekarang mengerti kan, gimana khawatirnya dulu Yanda sama Bunda, ngeliat kamu dan teman2 kamu begitu terpengaruh pikiran2 Nurcholis Madjid. Kata Ayanda. Gw cuma bisa mesem. Dulu jaman gw kuliah, gw dan teman2 gw memang sempat agak oleng oleh pikiran2 Nurcholis Madjid.
Dan kemudian Ayanda memberi gw beberapa penjelasan, yang agaknya perlu bagi gw dan teman2 gw untuk merenungkannya.
Gw merasa nasehat dari bokap gw ini, sangat benar. Biar bagaimana pun, pengalaman itu memang membentuk wawasan, kebijaksanaan yang lebih dalam memandang sesuatu. Umur gw yg masih tergolong muda, memang kerap kali tidak berpikir lebih ke depan.
Ayanda bilang begini,
Islam Liberal itu nonsense. BS besar. Liberalisme itu adalah satu Ideologi. Sama seperti Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme, dan laen-laen. Sementara Islam itu adalah Ad Dhien, cara pandang diri terhadap kehidupan dan Sang Pencipta. Dari "bentuk"nya saja kedua "idiom" itu sudah jauh berseberangan. Mana mungkin digabungkan. Jadi nanti ada Kristen Liberal Nasionalis, Islam Kapitalis Marhaenis, Hindu Komunis Kapitalis Sosialis, Budha Nasionalis Komunis Liberalis, apa gak lucu?? Kayak nama partai politik saja brok...Wakawakwakwak...
Islam Liberal itu, ya liberalisme itu sendiri. Liberalis "bertopeng Islam". Liberalis "penuh agenda" istilah bokap gw. Liberalis yang nompang beken pada Islam di Indonesia. Itu bukan Islam. Kata bokap gw.
Jadi agenda POLITIK mereka sudah jelas. Liberalisme. Meliberalkan Indonesia secara fundamental. Tidak ada hubungannya dengan Agama. Agama apapun itu. Mau Islam, mau Kristen, mau Budha, tak ada hubungannya dengan agama. Mereka membawa-bawa "Islam" dalam kamus Liberalis mereka, karena Islam agama mayoritas di Indonesia, dan Islam agama yg paling ngotot menolak Liberalisme. Jadi mereka mau mempengaruhi orang-orang Islam, seakan-akan Islam itu sebenarnya oke banget dengan Liberalisme.
Jadi kemaren alasan Om S sampe memerlukan menelpon anaknya yang jadi Kuncen channel kita, karena dia khawatir penghinaan Bibir Sumbing Ulil Abshar itu, justru akan menguntungkan buat Mang Ulil.
Sebab menurut pemikiran "para tetua adat" kita, masyarakat Indonesia secara psikologis, umumnya sudah terlalu sering merasa didera "ketidak-adilan". Jadi klo ada orang yg terlihat "lemah" diperlakukan semena-mena, secara psikologis masyarakat akan merasa senasib. Diperlakukan tidak adil.
Tak perduli sesalah apapun perbuatan si oknum "lemah" itu. Yang jelas, karena lu merasa "hebat" lu seenak hati aja memperlakukan "wong cilik". Padahal apa "lemahnya" ya Mang Ulil itu? Cuma masalah bibir ga bisa nutup rapat ajah...Wakwawakwak...
Ayanda mengingatkan kasus SBY, Inul Daratista, dan terakhir Jokowi/Ahok. Yg mendapat simpati masyarakat karena dianggap sebagai orang lemah yg dizalimi.
Dan tadinya Gayus sang koruptor pun agaknya ingin melakukan hal yang sama. Ingin memperlihatkan bahwa dia adalah korban yang dizalimi. Untungnya akal bulusnya tak kesampean. Karena masyarakat kayaknya juga sebel pada koruptor.
Akal yang sama juga dipake oleh Nazaruddin awal2nya, dizalimi SBY. Dan sekarang Anas.
Hanya saja, kayaknya, akal seperti itu tidak mempan pada kasus korupsi...tauk deh gw...
Buat bokap gw, berdebat masalah agama dengan Islam Liberal itu sama aja buang-buang waktu dan enerji.
Karena pada prinsipnya, yang mengaku Islam Liberal itu, sesungguhnya sudah tidak percaya agama.
Jadi apa pun diskusi yang dilakukan mengenai agama akan percuma. Karena secara prinsip dasar mereka memang sudah tak percaya agama. Secara terang-terangan atau tersamar. Klo menurut bokap, itulah ciri-ciri paling jelas dari orang Munafik.
Dan Rasul sendiri mengatakan, orang Munafik itu, justru lebih berbahaya daripada orang yang sudah jelas-jelas Kafir. Karena orang munafik itu, tidak jelas posisinya. Penuh intrik dan abu-abu.
Lha, lantas kenapa mereka mesti pake "Islam" dalam kata-kata ideologi mereka? Klo mereka sudah tak percaya agama?
Justru itulah yang perlu dipertanyakan. Kata bokap gw.
Jangan pernah terpancing untuk berdebat masalah agama dengan mereka. Karena selogis apapun alasan yang kamu sampaikan, pasti mereka akan punya cara untuk membantah. Karena itu tadi, mereka sebenarnya sudah tak percaya agama.
Kalo kamu mendebat mereka dengan masalah agama, kamu justru memberikan "panggung" buat mereka menyuarakan opininya yang terlihat "baik". Mereka justru akan menang "opini". JANGAN PERNAH TERPANCING BERDEBAT AGAMA DENGAN MEREKA.
Lha jadi gimana dong?
Umumnya, dan hampir keseluruhan pengikut "Islam Liberal" itu masuk ke jalur politik. Lu kira Mang Ulil itu Ustadz?? Dia politikus brok!! Lu pikir dia perduli sama perkembangan Islam??? Hell naahhh...
Jadi sebenarnya, yang perlu didebat dan dibuka kedoknya adalah "AGENDA POLITIK" mereka.
Jangan terpancing berlanjut-lanjut membahas agama, hingga justru kehilangan point yang jauh lebih penting, yaitu "AGENDA POLITIK" mereka.
Selain yang sudah jelas paling utama, memantapkan Liberalisme di Indonesia, disamping agenda politik utama mereka itu, coba buka kedok mereka mengenai agenda politik "sampingan" mereka.
Berdebatlah disitu. Akan segera terbuka kedoknya.
Tanya opini politik mereka mengenai hutang Indonesia dan pinjaman pada IMF dan Bank Dunia.
Tanya darimana Islam Liberal itu mendapatkan support dana untuk gerakan mereka.
Tanya opini politik mereka mengenai Gerakan Papua Merdeka.
Gerakan RMS di Maluku, Aceh Merdeka, pokoknya segala gerakan separatis di Indonesia.
Coba tanya dan debat disitu..
Opini politik mereka tentang ekonomi Indonesia Ke depan.
Debat Opini politik mereka mengenai masalah sosial yang cruicial, aborsi, sex bebas/sex pra-nikah, perjudian, pelacuran dan lokalisasi tempat-tempat mesum. Coba debat...
Debat opini politik mereka... Jangan buang-buang waktu membahas agama. Karena buat mereka agama itu cuma pepesan kosong. jadi percuma dibahas.
Hutang budi mereka sudah SANGAT BESAR kepada "Liberalisme". Sudah tak mungkin terbayar. Jadi apa pun akan mereka gadaikan untuk membayar "hutang budi" itu. Jangankan agama, yang menurut mereka "hanya ideologi absurd", Negara dan diri mereka sendiripun akan mereka gadaikan demi membayar "hutang budi" itu.
Ingat kasus Pangeran Faisal bin Musaid dari Arab Saudi? Pangeran Faisal, yang merupakan Keponakan Almarhum Raja Faisal dari Arab Saudi?
Tahun 1975, Pangeran Faisal membunuh Sang Raja yg juga bernama Faisal, pamannya sendiri. Ditengah krisis peperangan dengan Israel yang didukung penuh Amerika.
Kala itu, Raja Faisal mengembargo ekspor minyak bumi, yang menyebabkan resesi berkepanjangan mendera seluruh dunia. Ekonomi Jepang dan negara2 Eropa lumpuh. Ekonomi dunia mandeg. Kala itu embargo minyak memang senjata sangat ampuh dan menakutkan bagi dunia. Amerika pusing tujuh keliling dibuatnya.
Dan Pangeran Faisal, membunuh pamannya sendiri, yang berkeras akan melanjutkan embargo bila Israel tidak mundur dari wilayah yang didudukinya.
Bayangkan. Seorang pangeran Arab kaya raya!!! Dan coba baca sejarah perjalanan hidupnya yang bersekolah di Amerika, dan "diisukan" direkrut oleh orang2 "liberalis". Dan cara-cara perekrutannya.
Seorang pangeran Kaya raya, seorang Pangeran Arab brok!!!! Rela melakukan apa saja, demi membayar "hutang budi" pada liberalisme.
Apalagi seorang sumbing kere dari Indonesia brok?? Beserta cicunguk-cicunguknya??????
Jadi berhenti berpikiran tolol, bahwa bagi mereka agama dan Negara Indonesia itu penting...
Brookkk... politikus yg "berhutang budi" itu, lebih kejam dari Sumanto dan Ryan Jombang brok!!!
Jadi brok, berhenti mendebat mereka dengan masalah agama. Sudah tidak relevan.
Debat mereka dengan "agenda politik sampingan" mereka yg sudah sedemikian dalam "hutang budinya" pada Liberalisme.
Biar kelihatan jelas agenda politik mereka sebenarnya, dan ketidak perdulian mereka kepada Persatuan Indonesia.
Apa lu kira mereka perduli sama Islam? Hell naahh...
Apa lu kira mereka perduli sama Kristen? Hell naahh...
Apa lu kira mereka perduli sama Hindu dan segala macam jenis agama? Hell Nahh...
MEREKA MERANGKUL KAUM MINORITAS, termasuk kaum LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender), hanya untuk meng-goal-kan agenda politik mereka. Setelah agenda politik mereka goal, apa lu pikir mereka perduli sama agama2 yang gw sebutkan itu??
Lihat cara-cara yang mereka lakukan dengan Agama Kristen yg merupakan Agama mayoritas di Amerika dan Eropa.
Lihat saja Amerika sekarang. Lihat Eropa sekarang. Apa lu kira orang2 yg benar2 agama Kristennya, bisa menerima prinsip "persetubuhan, bukan zinah selama tidak ada pemaksaan", seperti yang diajarkan banyak kongregasi aliran Gereja2 sekarang di Amerika/Eropa.
Desakan mereka pada Paus agar menerima Aborsi direstui Gereja Katolik.
Desakan mereka pada Paus agar secara terbuka menerima kenyataan banyak Uskup/Kardinal/Pastor yang Gay. Dan seperti beberapa Gereja yang sudah dengan terbuka menerima LGBT (salah satu contoh Church of England, salah satu aliran Kristen terbesar di Inggris), yang sudah menerima pemimpin ummatnya/Bishop seorang Gay, Gereja Katolik/Paus pun ditekan untuk menerima para pemimpin ummat yg LGBT.
Issue yg mengikuti pengunduran diri Paus Benedictus XVI baru2 ini juga, konon kabarnya, salah satunya adalah karena beliau tetap tidak bisa menerima keberadaan LGBT yg sudah begitu banyak dalam Gereja Katolik.
Coba tanya pada pengikut main stream Christian, apakah perkembangan Gereja yg seperti itu yg mereka harapakan?
Kita harus belajar dari kejadian dan perkembangan Liberalisme di Amerika dan Eropa. Banyak hal yg baik yg memang dapat dipelajari dari mereka. Belajarlah hal-hal yang baik-baik itu dr mereka, tapi pelajari juga kesalahan-kesalahan terburuk mereka. Hanya keledai yg mau terperosok ke lobang yang sama.
Jadi untuk sementara, demi menggoalkan agenda politik, rangkul semua kaum minoritas yang km anggap "memusuhi Islam" yg masih sangat keras menolak Liberalisme.
Tapi setelah itu? So? Apa mereka perduli sama agama? Bokap gw cengengesan....
Jadi? Tanya agenda politik "sampingan" mereka terhadap Indonesia kedepan. Selain meliberalkan Indonesia. Berhentilah berdiskusi agama dengan mereka. Posisi agama sudah jelas bagi mereka. Mereka bukan Islam. Dan mereka tak percaya agama. Mereka hanya "berpura-pura" percaya agama.
Islam itu ada yang menjaganya. Allah akan menjaga Agama-NYA. Itu janji Allah. Dan gw percaya itu.
Dan sumbing Ulil Abshar mau berhadapan dengan Allah? Terlaluuuuu keeecciillll brrroookkk....!!!!
Tapi Indonesia? Siapa yang akan menjaga klo bukan kita?
Sebelum Papua terlepas dari bumi pertiwi, dan kita menyesalinya seumur hidup.
Sebelum ketergantungan kita menjadi sedemikian parah terhadap pinjaman Asing, dan ekonomi Indonesia tak pernah bisa bangkit dr ketergantungan Hutang...
Sebelum Aceh menghilang dari peta Negara ini,.....
Sebelum sex bebas dan aborsi dilegalkan di negara ini...
TANYA AGENDA POLITIK MEREKA, DAN PERHATIKAN DARI MANA MEREKA MENDAPATKAN DANA BANTUAN.... Preteli topeng nasionalisme mereka....
STOP MENGIKUTI IRAMA GENDANG MEREKA, BUAT TARIAN DAN IRAMA SENDIRI.... TANYA AGENDA POLITIK MEREKA TERHADAP INDONESIA KE DEPAN!!!
No comments:
Post a Comment