whose side are you on

whose side are you on

Sunday, March 17, 2013

Books of "Kepala Batu" -- Battle for the Truth, Sunni Vs Syiah --

Ya Allah... Politik itu emang bikin buteg ya brok..
Bikin pusing kepale...
Mosok gara2 kita 'agak-agak' ngebela Syi'ah, kita dihubung2kan sama Om Quraish Shihab & Om Umar Shihab.
Apalagi 'katanya' kedua tokoh Syi'ah itu, dianggap dekat dengan Islam Liberal...

Jadi maksod lohh??? Kita masuk kategori Islam Syiah Liberal getoohhh? Preketeekkk.... Jedotin pale lo ke dinding...

Terus terang kita memang kenal kedua Tokoh itu, terutama Om Quraish. Kunti-kunti juga kenal anaknya Najwa Shihab.
Tapi kenal bukan berarti gw Syi'ah kan? Apalagi jadi Islam Liberal... wuuaaddoohh brroookkk!!!!
Klo cuma kenal aja dan lo pernah liat kita ikuti salah satu acara tausiyyahnya, terus lo nuduh kita Syiah Islam Liberal... Mati aja deh lo brok..

Kalo cuma gara2 itu gua dan teman2 gua jadi Islam Syiah Liberal, berarti semua crew tipi yg pernah nyiarin acara tausiyah Om Quraish Shihab, masuk kategori Islam Syiah Liberal dong??
Dangkal banged prejudice lo brok..

Kita Islam! Kita ogah banget mengaku Syiah atau Sunni, karena berdasarkan 'info paling objective' yg bisa kita kumpulkan sampe sekarang ini, sedangkal pengetahuan ILMIAH yg kita punyai, kedua Mahzab itu ada salah dan ada benarnya.
Kita memeluk Islam bukan sekedar manut baeh ngesot besot brok. Perjalanan kita untuk memeluk Islam itu berdarah-darah. Pake metode paling Ilmiah yg paling mungkin kita lakukan. Jadi kita tau apa pilihan agama kita!

Klo ada Syiah yg ngejelekin Sunni, gue akan sama jijiknya semisal ada Sunni yg ngejelekin Syiah. Bagi kita kedua Mahzab Islam itu TAK PANTAS saling menjelekkan hanya berdasar perebutan kekuasaan ribuan tahun lalu.

Gua dan teman2 gua, berharap dan bermimpi kalo Sunni dan Syiah itu bisa bersatu, satu saat nanti. Kalo lo senang memproklamirkan diri lo Sunni atau Syiah, itu hak lo. Tapi jangan paksa-paksa kita juga untuk membenarkan Mahzab lo. KITA ISLAM. BUKAN SUNNI BUKAN SYIAH.

Gua pernah tanya pendapat bokap gua, kenapa tidak terjun ke Politik, ngikutin jejak almarhum Agung (Kakek gua).
Bokap bilang, dia tak tertarik terjun ke politik. Enakan dagang aja. Tanggung jawabnya lebih gampang kpd Allah. Tanggung jawab kekuasaan dan politik itu berat. Lebih berat dari tanggung jawab harta. Karena kekuasaan itu melibatkan kepentingan sangat banyak orang. Dan keputusan lo yang salah, bisa berimplikasi sampai ribuan tahun ke depan. Dosanya siapa yg nanggung brok? ELO!!

Menjadi politikus itu, lo harus bisa bermuka dua. Harus banyak berpura-pura, dan harus "kelihatan" berdiri atas semua pihak. Dan menjadi pemimpin politik itu, tidak bisa berbicara seenak Jidat, implikasinya bisa sangat berbahaya. Karena ucapan lo akan diambil sebagai perwakilan dari orang2 yg lo pimpin.
Makanya saat Gus Dur jadi Presiden, banyak membuat orang sakit jantung. Karena ngomong ceplas-ceplos. Sementara omongannya akan dianggap mewakili seluruh Indonesia.

Sama aja dengan pemimpin agama. Itu jabatan politis. Apa lo pikir kalo Paus ngomong seenak udel, Ummat Katolik tidak akan kena impaknya?
Apa lo pikir kalo KH Said Aqil Siradj berbicara tidak akan mempengaruhi citra NU?

Sama saja dengan para Khalifah dan pemimpin Ummat Islam itu. Sama saja dengan Imam besar/Presiden Iran, atau Raja Arab Saudi...

Dan dalam Politik, ADA HAL-HAL YANG HARUS DITUTUPI DARI PENGETAHUAN KHALAYAK RAMAI. ADA HAL-HAL YG TAK LAYAK DIBUKA PADA UMUM. HAL-HAL YANG LEBIH BANYAK MUDHARATNYA DARI PADA MANFAATNYA BILA DIBUKA PADA KHALAYAK.

Hal itu juga terjadi pada perebutan kuasa politik dalam Islam. Yang memecah Islam menjadi Sunni dan Syiah.
Ali punya rahasia politik yg tidak mungkin dia ungkapkan pada khalayak.
Abu Bakar, Umar, Ustman, Muawiyah, Fatimah, Aisyah, siapapun itu pasti punya rahasia politik yg tak mungkin diungkapkan pada khalayak.
Bahkan Rasul sekalipun, sebagai Utusan langsung Allah, punya rahasia politik yang harus dia jaga dari ummatnya. Apalagi manusia-manusia yang berebut kekuasaan beliau sebagai penerus khilafah??

Jadi ketika gua berharap, sejarah Islam harus "dijernihkan" sejernih-jernihnya... Bokap dan almarhum Agung bilang, itu hanya mimpi. Sebab tidak akan mungkin semua rahasia itu dibuka. Elo sbgai ummat Islam yang cerdas, yg belajar Islam, punya OTAK dan HATI NURANI, cukup untuk mengerti dan menyimpan "asumsi dan pandangan politis" lo bagi diri lo sendiri. Agar Islam bisa bersatu. Jangan membuka luka yang akan membuat ummat semakin sakit.
Nah dimana otak dan hati nurani lo masbrok? Mau ngusung pedang dan membunuh sesama muslim seperti yang terjadi di masa lalu???

Lo bisa bayangkan tidak kalo bangsa Amerika membuka rahasia-rahasia kebohongan pemimpin mereka?
Pendaratan manusia di Bulan. Kejadian 11/9 peledakan WTC New York. Infasi Militer ke Iraq. Bisa lo bayangin apa jadinya pandangan dunia pada Amerika?
Lo sebagai orang yg punya otak hanya bisa "keep your political view" untuk diri lo aja. Ato mendiskusikannya di "warung kopi" bareng teman2 lo. Tapi apa yang terjadi sesungguhnya lo tak kan pernah benar-benar tau.

Ato lo bisa bayangin kalo semua prahara politik kritis di saat2 kejatuhan Soekarno atau Soeharto dibeberkan ke khalayak?
Bisa bubar bangsa Indonesia...

So.. let me keep my own political view for myself. Sama seperti bokap gua, gua juga ogah berpolitik. Gua cuma bermimpi, Syiah dan Sunni itu bisa bersatu nanti. Entah kapan... GUA ISLAM. BUKAN SUNNI DAN BUKAN SYIAH!!!!!!

No comments:

Post a Comment