whose side are you on

whose side are you on

Friday, January 30, 2015

SEKALI LAGI: BUKU TENTANG LOGIKA == ANTARA LOGIKA ABAL-ABAL DAN LOGIKA ILMU




Pernah dulu seorang Pendeta yang mengaku scientist, untuk membuktikan "theorema" Trininitas, memberikan analogi "garis" dan "segitiga". Beginilah analogi itu:


Dulu analogi ini populer sekali ditampilkan dimana-mana. Heboh beut...
Tiga garis yang berbeda, jika disatukan akan membentuk segitiga. Tiga menjadi satu yang tak terpisahkan. Hmmm... cerdas ya teman? Sekilas dilihat, analogi logika ini seakan-akan memang masuk akal. Namun kalo dipikir lebih lanjut, ada kesenjangan logika yang teramat besar di dalamnya.
Dan apa yang salah dari analogi logika di atas? Itulah kalau pake logika abal-abal. Mencoba membuktikan "theorema" abal-abal, ya memang harus pake logika abal-abal juga.

Brok, garis-garis dan segitiga itu, DUA "ENTITY" YANG SANGAAATTTT JAAUUUHHH BERBEDA, DALAM STRUKTUR, BENTUK, DAN SIFAT-SIFAT.
Garis itu tidak memiliki bidang, hanya panjang. Dimensinya hanya satu.
Sementara segitiga itu, memiliki bidang, luas, dan berdimensi dua.
Garis itu tidak memiliki sudut-sudut. Segitiga itu memiliki sudut-sudut.
Garis itu hanya memiliki dua ujung, sementara segitiga itu memiliki tiga ujung.
Silahkan sebutkan lagi 100 perbedaan sifat-sifat garis dan segitiga.
Intinya garis dan segitiga itu merupakan dua "entity" yang berbeda. Berbeda segala-galanya. Baik secara struktur, sifat-sifat, dan dimensi.

Jadi logika abal-abal garis berubah menjadi segitiga itu jelas-jelas salah untuk menggambarkan "perubahan" sifat-sifat Ketuhanan.
Jadi kalau diibaratkan, garis-garis itu adalah, Bapa, Kristus, dan Roh Kudus, maka ketika disatukan, jadi segitiga, HILANG semua sifat2 ketuhanan awalnya. Berubah menjadi sifat-sifat ketuhanan yang sama sekali baru.
Taraaaa... dari TUHAN LAMA, berubah jadi TUHAN BARU, dengan segala sifat dan karakter yang sama sekali berbeda dan baru. Kwakwkakwkakwkakk.... Sementara logikanya sifat-sifat ketuhanan itu HARUS TAK PERNAH BERUBAH SAMPAI KAPANPUN.

Mungkin maksudnya Tuhan yang dulu kagak berjenggot dan plontos, setelah jadi segitiga, berobah jadi berjenggot dan berbulu ya masbray??.... Ciakakakakak....
Sekarang analogi garis menjadi segitiga itu tak pernah lagi disebut-sebut. Karena logikanya emang kagak nyambung banget-banget bray...

Terus sekarang ada orang di twitter, yang menganalogikan "theorema" Trinitas itu dengan cahaya. Ingin membuktikan bahwa Kristus itu manusia sekaligus Tuhan.
Alasannya, cahaya itu bisa berada di dua tempat dalam waktu bersamaan.

Sifat cahaya yg seperti inilah yang memang membuat para pakar ilmu menjadi bingung. Terutama yang mendalami Ilmu Fisika Quantum. Sampai sekarang paradox sifat cahaya ini masih belum terpecahkan. Sehingga menelurkan macam-macam teori, seperti "The Schrodinger Cat" yg paling sederhana, sampai yang paling heboh dan rumit "Multiverse Theory (Multi Universe Theory)".

Dan sebenarnya, "partikel cahaya" yang disebut Photon itu, tidak cuma bisa berada di dua tempat sekaligus pada saat yang sama, namun kenyataan yang membingungkan, "partikel cahaya" itu, saling menguatkan dan beresonansi sendirinya. Itu berarti, partikel cahaya itu, bisa berada DIMANA-MANA pada saat bersamaan, di sepanjang trajectorynya (arah cahaya tersebut merambat). Tidak hanya di dua tempat.

Gue tak perlu menjelaskan teori Quantun Cahaya panjang lebar kali ya bray, ntar banyak yg tambah bingung. Kita coba fokus aja tentang teori teman kita di atas, yang menggunakan kenyataan sifat cahaya ini untuk membuktikan kebenaran "theorema" Trinitas.

Jadi menurut dia, dengan analogi sifat cahaya ini, Tuhan itu bisa sekaligus di Surga (Allah Bapa) dan bisa menjadi manusia di bumi (Kristus), pada saat bersamaan, karena seperti cahaya, photon-photon cahaya tersebut bisa berada di mana-mana, di sepanjang trajectory (arah rambatan) nya.

Hmmmm.... lagi-lagi cerdas ya brok. Namun sama seperti analogi abal-abal garis menjadi segitiga di atas brok. Hanya betti aja, beda-beda tipis. Namun tetap analoginya abal-abal dan tak nyambung.

Allah Bapa di Surga, memiliki segala sifat-sifat ketuhanan. Tidak lapar, tidak haus, tak perlu tidur, tidak pernah mati, dan sebagainya dan sebagainya...
Sementara saat bersamaan, Kristus di dunia, memiliki segal sifat-sifat manusia, lapar, perlu makan dan minum, letih perlu tidur, perlu buang air besar dan kecil, dan bisa mati. Pokoknya memiliki segala sifat-sifat manusia, PADA SAAT BERSAMAAN. SEKALI LAGI INTINYA PADA SAAT BERSAMAAN, dengan keberadaan Allah Bapa di Surga. Persis seperti partikel cahaya, yang bisa berada di-mana-mana, sepanjang arah merambatnya.

TAPI KAWAN, AKAN TETAPI, gue gak tau kamu belajar ilmu Quantum dimana, SEKALI LAGI TAPI KAWAN...
Photon-photon/Partikel-Partikel cahaya yang bisa berada dimana-mana itu, TIDAK PERNAH BERUBAH SIFAT-SIFATNYA, DIMANAPUN DIA BERADA.
Mau partikel itu berada di A, mau di B mau di C, SIFAT-SIFATNYA AKAN TETAP SAMA!!!!
Bila yang diamati adalah cahaya dengan sifat-sifat radiasi Sinar Gamma, tidak pernah cahaya itu, akan tiba-tiba berubah jadi radiasi sinar-X, atau jadi radiasi sinar-Alpha, di tempat lain pada saat bersamaan.
Tidak pernah cahaya itu yang memiliki katakanlah panjang gelombang A, kecepatan B, dan Frekuensi C, tiba-tiba pada saat bersamaan, berubah di lain tempat menjadi panjang gelombangnya X, kecepatannya menjadi Y, dan frekuensinya menjadi Z. TIDAK AKAN PERNAH!!!

Sifat-sifat gelombang cahaya itu, PADA SAAT BERSAMAAN, akan TETAP SAMA, DIMANA-MANAPUN DIA BERADA
Analoginya, TIDAK AKAN MUNGKIN cahaya tersebut, di A tidak perlu makan dan minum, Maha Kuasa, dan tidak bisa mati, terus saat bersamaan di B, tiba-tiba berubah jadi perlu makan dan minum, perlu tidur, dan bisa mati. TIDAK AKAN PERNAH!!!
Sifat-sifat cahaya yang diamati tersebut, AKAN TETAP SAMA, DIMANAPUN DIA BERADA DAN DIAMATI. Meski partikel-partikelnya bisa berada dimana-mana pada saat bersamaan.

Jadi logika abal-abal apalagi ini yang ingin disampaikan?
Sutralah... jangan mempermalukan diri sendiri. Di Sosial Media itu banyaaakkk sekali ahli Fisika yang ikutan nimbrung. Sangat terbuka dan bebas. Kalau bikin analogi-analogi abal-abal begini, gampang sekali mematahkannya.
Terima sajalah kenyataan, Theorema abal-abal, akan selamanya melahirkan analogi dan logika abal-abal.....


No comments:

Post a Comment