whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, January 14, 2015

BOOKS OF LOOSING INDONESIA ## When hope becomes nightmare ##



Hasil Fit & Proper Test (FPT) CAKAPOLRI, Komjen Budi Gunawan, oleh Komisi III DPR, akan segera diketahui sore atau malam ini. Melihat siaran langsung acara sidang itu, yang terang-terangan banjir pujian kepada CAKAPOLRI, besar kemungkinan BG akan lolos FPT. Kalau hal ini benar terjadi, maka pemberantasan korupsi Negeri ini akan memasuki babak baru, yang akan sangat mengharu biru pilu tersedu. Apalagi bila hasil FPT diteruskan oleh JKW, dan memutuskan BG tetap jadi KAPOLRI, perang pemberantasan korupsi, akan bergeser menjadi perang kepentingan antar lembaga. Silahkan mengucapkan selamat jalan kepada pemberantasan korupsi Indonesia. Dan mari kita sambut babak baru perseteruan kepentingan antar lembaga.

Kali ini lembaga Kepresidenan, POLRI, DPR, akan berhadapan langsung face to face dengan KPK. Betapa amburadulnya masa depan pemberantasan korupsi di negeri ini. Begitu besarnya kekuatan para mafia koruptor itu ingin menjadikan bangsa ini tetap amburadul.
Bila BG tetap jadi KAPOLRI, KPK pasti akan lebih bersemangat untuk menjaga muka dan marwahnya. Untuk konsisten membuktikan kesalahan BG. Dan bisa kah kamu bayangkan betapa buruknya wajah semua lembaga negara itu, bila KAPOLRI mulai diperiksa?

DPR, tetap bersikukuh dengan berlindung dibalik azas praduga tak persalah (presume of innocense), BG belum tentu bersalah. But again darling, bagaimana tanggung jawab DPR terhadap pesan moral kemasyarakatan? Tuduhan KPK sebagai koruptor itu, bukan tuduhan main-main. Sebobrok itukah lembaga Kepolisian? Sehingga tak punya CAKAPOLRI yg "agak lebih bersih" lagi, daripada memaksakan sesorang yg sudah mengundang masalah diawalnya?
Ini permainan DPR melempar bola panas pada JKW, namun sebenarnya yg dipertaruhkan adalah nasib bangsa ini ke depan.

Masih ingat betapa besarnya waktu dan energi yg terbuang saat kasus Susno Duadji menjadi sorotan? Kasus Buaya melawan Cecak? Berapa banyak waktu dan enerji terbuang? Yg tak dapat dihitung dengan materi? Akankah hal yg sama akan terulang. Dan lebih parahnya, sekarang KPK berhadapan langsung dengan Presiden dan DPR.

Sekarang sudah terbukti, dusta kalau dikatakan JKW itu bukan "boneka" dan tidak "tunduk" pada mbok Banteng. Bohong itu! Dusta kalau dikatakan DPR tidak punya kepentingan untuk "melemahkan" KPK. Bohong besar! Dan dusta pula, kalau dikatakan bahwa KPK menggunakan wewenangnya tanpa pandang bulu. Sudah mulai kelihatan sangat banyak putusan KPK yg sangat membingungkan. Mulai terasa banyak kasus agak-agak janggal dan direkayasa.
Dan bila BG ternyata terbukti bersalah, mungkin DPR dan JKW, tidak akan merasa malu untuk bersalto politik, sebab sudah terbukti JKW dan banyak anggota DPR yg tak pernah malu menjilat ludah sendiri. Dan mereka tetap bisa menyalahkan KPK dengan berbagai tuduhan miring. Namun kejadian ini sudah membuktikan kesia-siaan usaha perbaikan tata-negara bangsa ini. Percuma segala macam hingar bingar PEMILU kemaren. DPR dan Presiden yg sama-sama dipilih rakyat itu, ternyata sama saja buruk karakter dan integritasnya pada bangsa ini. Semua akan kalah. Namun yg terutama akan kalah adalah bangsa ini sendiri. Indonesia lah yang akan paling merasakan kekalahannya.

Bila skenario pertarungan kepentingan antar lembaga negara ini benar terjadi ke depan, ya Allah, yg mana lagi yg bisa kita percaya. KPK? Presiden? POLRI? DPR? Habislah sudah. Hilang sudah harapan gua pada KMP untuk jadi penyeimbang. Owhhh KMP, apa yg terjadi padamu? Kok bisa seperti ini rusaknya pemberantasan korupsi bangsa ini? Semuanya lebih mengedepankan kepentingannya, daripada memikirkan dengan benar nasib bangsa ini ke depan.

Mungkin memang betul, sebaiknya negara ini dikelola oleh lagu dangdut aja. Biar tak perlu tipu-tipu lagi. Biar semua bisa joget, lupain aja negeri ini.


No comments:

Post a Comment