whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, September 24, 2014

Books of Indonesia == It's gonna be alright!! ==




Rasanya-rasanya, negara ini tidak pernah berhenti dirundung duka.

TNI dan POLRI, komponen bangsa yg seharusnya menjadi contoh, menjadi pelindung, malah saling baku hantam, sampai baku tembak, rebutan "proyek jatah centeng". Para anggota TNI & POLRI yg dimanfaatkan para cukong jadi centeng. Dan kejadian ini sering kali, terjadi mencoreng dan melukai harga diri Bangsa.
Lihat saja itu para Jenderal TNI dan POLRI, yg digunakan Tommy Winata menjadi centeng untuk menutupi segala kebusukan bisnisnya. Kalau para cecoro TNI & POLRI menjadi centeng "bisnis kacangan dan kelas pasar", maka para petingginya menjadi kacung para Cukong besar. Betapa menyedihkannya nasib bangsa ini. Rasa malu jadi anak bangsa, yang kerap kali menjadi apatis.

Para koruptor yg gampang sekali mendapat grasi, pengurangan hukuman, dan pembebasan bersyarat.
Hakim-hakim yg begitu gampang dicekokin duit oleh para koruptor itu. Hakim-hakim yg kelihatan begittuuuu penuh rasa "HAM" kepada para koruptor, dan begitu garang menghadapi para penjahat kere dan teri, semacam pencuri ayam dan copet sandal. Rasa keadilan yang berbau busuk. Rasa malu yg sudah hilang dari wajah-wajah para penegak hukum itu. Rasa malu yang sudah hilang dan tak bersisa lagi.

Seorang Anas Urbaningrum, seorang "intelektual", seorang mantan Ketua Umum partai besar yg seharusnya sangat paham hukum dan UU. Namun "mengejek" pengadilan dengan "bermain pencitraan" membawa-bawa Sumpah Mubahallah ke dalam panggung pengadilan Indonesia, yg menurut kita, sangat tidak pantas disampaikan dalam sidang terbuka seperti itu. Sebagai orang yg mengaku tidak bersalah, buktikan kamu jujur! Buktikan kejujuranmu! Buktikan ketidakbersalahanmu.
Bukan bersembunyi dibalik pencitraan Mubahallah. Jika ingin keadilan, berbicaralah jujur, ungkap kejujuranmu. Mana janjimu akan membuka kejujuran? Apakah "menghina" pengadilan dengan bersembunyi dibalik "Sumpah Mubahallah" adalah ungkapan kejujuran yang kamu maksud? Seorang mantan Ketua Umum Partai sebesar Demokrat? Owhh plliizzz...!!!
Betapa berisiknya distorsi yang kamu ungkapkan dalam lakon politikmu yg penuh pencitraan. Korban yg terzalimi, dan politikus santun yg tak mau berbicara "menjelekkan" orang lain, meskipun itu atas nama kejujuran. Kalau begitulah ikhtiar yg kamu yakini membuktikan kamu tidak bersalah, maaf-maaf saja mas Anas, yang kami lihat, KAMU MEMANG BERSALAH!!
Betapa buramnya wajah pencitraan politik bangsa ini!

Dan sidang paripurna DPR di Senayan, PILKADA langsung atau PILKADA melalui DPRD.
Jangan jadikan ini pertarungan politik. Tapi jadikan hal ini untuk niat kebaikan bagi Indonesia.
Apapun yg jadi putusanmu, berdoalah itu bagi kebaikan bangsa ini.
Sudah terlalu lama negara ini menjadi bulan-bulanan banyolan bangsa lain. Bahkan oleh negara sekecil Singapore. Sejelek apapun masa Soeharto memerintah, kami rindu situasi, dimana negara-negara tetangga sangat menghormati Bangsa ini. Menyegani bangsa ini. Bukan menjadikannya bulan-bulanan komedi seperti sekarang. Apakah Dewan yg terhormat itu tidak merasakan rasa pahit dan malu melihat bangsa ini diperlakukan seperti itu? Coba sekali-kali pakai hati nuranimu, meskipun sudah karatan. Cobalah sekali-kali pakai hati nurani. Jangan cuma pakai nafsu dan syahwat.

Meskipun begitu, gw masih percaya bangsa ini adalah bangsa besar yang masih memiliki orang-orang yang punya hati nurani. Orang-orang yg berjuang dan ingin kemajuan bagi bangsa ini. Tanpa reserved. Hanya mengharap ridha Allah. Kami masih mempercayai itu.
Kami masih percaya Allah tetap mencintai bangsa ini. Indonesia itu bangsa besar yang akan bertahan dalam badai kebusukan orang-orang mediocer, yg tak punya rasa malu, selain keserakahan untuk menghisap negeri ini.

INDONESIA, let's get it started... It's gonna be alright...!!




No comments:

Post a Comment