whose side are you on

whose side are you on

Saturday, January 18, 2014

JAKARTA BANJIR BANDANG -- BUKAN BANJIR BUKU CERDAS DAN PINTAR --



Teringatnya waktu Pilkada dulu, siapa yg bilang menyelesaikan masalah banjir dan macet di Jakarta itu gampang?
Siapa sekarang yg kelimpungan cari kambing hitam?
Siapa?

Gwe paling sebel kalo mendengar orang cuma retorika mau menyelesaikan masalah banjir dan kemacetan Jakarta.
Apalagi orang yang menggampangkan permasalahan Banjir Jakarta. Hanya gegara pengen menang jadi Gubernur dan Wagub di Jakarta.
Permasalahan banjir Jakarta itu sangat kompleks dan multi dimensi.
Jadi klw ada cicunguk bauk yg bilang bisa menyelesaikan masalah banjir Jakarta, hanya dalam 5 thn jadi Gubernur, mati aja lu bok.

Banjir Jakarta itu adalah gambaran carut marutnya Administrasi ketatanegaraan Indonesia. Bukan cuma Jakarta.
Itulah gambaran betapa tak perdulinya bangsa ini terhadap permasalahan yang sangat serius. Dari mulai permasalahan etos kerja Pegawai Negeri, Korupsi, Hukum, bahkan banjir yang sudah sangat parah, masih dianggap enteng.

Sekali lagi, permasalahan Banjir Jakarta itu adalah permasalahan multi facet, multi dimensi, dan sangat kompleks. Tapi sayang bangsa ini tak pernah mau belajar dari kesalahan masa lalu. Semua dianggap ringan.
Coba hitung berapa sudah kerugian yang terbuang sia-sia, setiap kali banjir melanda Jakarta. Coba deh.
Bahkan sekarang hampir semua perusahaan asuransi, menolak klausula banjir sebagai salah satu klausul terproteksi. Karena apa? Karena semua perusahaan asuransi itu tau pasti, Banjir Jakarta itu sudah menjadi satu keniscayaan. PASTI TERJADI TIAP TAHUN!!! Tapi bangsa ini masih saja menganggap enteng permasalahan ini.

Dan bodohnya lagi, demi alasan politis dan pencitraan, keparahan banjir Jakarta itu sering sekali sengaja "dikecilkan urusannya" oleh media-media pendukung parpol. sangat menjijikkan.

Coba dengar inklan-iklan mengenai banjir di media. Jangan buang sampah sembarangan. Jangan buang sampah ke sungai. Hayo mari kita bersihkan lingkungan dan saluran air. Beeuuhh...!! Betapa tololnya.
Seakan-akan permasalahan banjir Jakarta itu akan selesai kalau semua orang Jakarta disiplin membuang sampah pada tempatnya. Pengkerdilan permasalahan yang sebenarnya. pencitraan yang menyesatkan.

Apalagi sekarang melihat Gubernur Jakarta saling salah menyalahkan dengan pemerintah Pusat. Aroma perang politik tercium sangat kental. Semua mau lempar tanggung jawab. Pusat yang dimotori Demokrat dan Jokowi yang dmotori PDIP. Perang pencitraan. Wooyyy, berhenti dulu sebentar berpolitik, bauk mulut kemana-mana... urusin tuh banjir... Urusin tuh rakyat yg tak berdaya!!!

Seharusnya Pemerintahan Indonesia sudah mulai mengambil langkah antisipasi ke depan, ketika saat pemerintahan Orde Baru Soeharto, tahun 1997, banjir besar mulai melanda Jakarta. Pada saat Soeharto berkuasa, banjir masih "dapat diminimalisasi", sebab Soeharto tinggal ngomong "selesaikan" pada gubernur Jakarta dan Jawa Barat. Beres. Dan kompleksitas Jakarta 16 tahun yang lalu jelas tidak serumit sekarang.
Lu harus ingat, Jakarta itu termasuk salah satu kota dengan tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi di dunia. Dan pertambahan beban yang sedemikian tinggi tanpa diikuti pengembangan sustainability dari infrastruktur pendukung, jelas menimbulkan masalah yang semakin parah.
Belum diperhitungkan perubahan climate/iklim Jakarta yang disebabkan oleh pemanasan global effek rumah kaca.

Sudah saatnya permasalahan banjir Jakarta diambil alih oleh pemerintah pusat. Siapapun yang akan menjadi Gubernur di jakarta kelak, tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah banjir ini sendirian. Satu contoh masalah saja deh, Banjir Jakarta itu salah satu faktor penyebabnya adalah perubahan fungsi lahan resapan disekitar kota Jakarta. Terutama Bogor dan Puncak. Dan ada hak apa Gubernur Jakarta bisa melarang pemerintahan Jawa Barat untuk tidak merubah alih fungsi lahan resapan tersebut? Ada hak apa Gubernur Jakarta bisa membongkar paksa semua villa-villa di Puncak yang menyalahi aturan peruntukan ruang? Bisa apa Gubernur Jakarta?
Begitu juga faktor pendukung Propinsi Banten. Bisa apa Gubernur Jakarta merubah alih fungsi Banten menjadi lahan pendukung pencegah banjir?
Hanya pemerintah Pusat yang dapat melakukan itu.

Sebaiknya Wakil Presiden terpilih nanti, diberikan tugas ad-hoc khusus untuk menjadi koordinator penyelesaian masalah Banjir jakarta ini. Agar semua bangsa ini sadar betapa pentingnya menangani masalah serumit Banjir Jakarta.

Pemda DKI pernah menggulirkan wacana untuk membangun bendungan raksasa di dalam kota Jakarta, sebagai penampung kelibihan debit air pada saat musim hujan. Seperti yang dilakukan oleh Belanda. Sebab topography tanah Jakarta memang hampi mirip dengan Belanda, yg sudah lebih rendah dari permukaan laut.
Itu mungkin bisa menjadi solusi jangka menengah, tapi melihat kompleksnya faktor penyebab banjir di Jakarta, perencanaan komprehnsif harus dilakukan, agar problem banjir ini tidak terulang ratusan bahkan ribuan tahun ke depan. Sebab bila masalah kependudukan, rancang bangun ruang, pengolahan sampah, alih fungsi lahan dan lain sebagainya tidak turut dibenahi, percaya deh, sebesar apapun bendungan penampungan yang akan dibangun, bencana banjir ini akan datang lagi kemudian hari.

Mungkin urat malu bangsa ini memang sudah benar-benar putus. Bangkok yang kebanjiran hebat satu kali saja, langsung bikin seluruh pemerintahannya kalang kabut, nah ini Indonesia? Tiap tahun Ibu Kotanya yg dibangga-banggakan itu banjir bandang, tak ketulungan, tapi tak pernah melakukan langkah apapun untuk menanganinya...
Apa mesti menunggu Prahara Nabi Nuh dulu? Baru Pemerintahan Indonesia sadar? Nunggu Jakarta lenyap dulu dari permukaan Jawa??
Itu para pejabat bauk, politisi busuk partai, Anggota Dewan yg terhormat... Jokowi yg hebat blusukan, Koh Ahok yang tidak munafik, tersentuh tidak sih hatinya melihat rakyatnya menderita kebanjiran begitu setiap tahun???????





No comments:

Post a Comment