whose side are you on

whose side are you on

Thursday, August 28, 2014

BOOKS OF "THE GENERALS' COUNCIL" ~~ THE DARK SIDE OF INDONESIA'S COMMUNIST PARTY~~



Ini lagu, dari kami para Vampire dan Kunti, secara khusus, mempersembahkannya buat Mang Jokowi.
Dulu waktu masih kecil, kalo ingin bikin kesel Agung(kakek) gw, gw sengaja nyanyi-nyanyi lagu ini. Pasti Agung bakal marah-marah. Dan kita dinasehati kalo lagu itu sangat kejam artinya.
Tentu saja dulu gw masih kecil, mana ngerti sama skali soal politik. Jadi percuma saja Agung cuap-cuap nasehati gw.

Sekarang gw baru ngerti kenapa Agung begitu marah kalo kita sengaja menyanyikan lagu ini.
Buat yg sama blo'onnya sama gw dulu jaman TK, yg sengaja bikin Agung marah, coba simak sairnya:

Gendjer-gendjer nong kedo'an pating keleler
Gendjer-gendjer nong kedo'an pating keleler
Ema'e thole teko-teko mbubuti gendjer
Ema'e thole teko-teko mbubuti gendjer
Oleh satenong mungkur sedot sing toleh-toleh
Gendjer-gendjer saiki wis digowo mulih

Gendjer-gendjer esuk-esuk didol neng pasar
Gendjer-gendjer esuk-esuk didol neng pasar
Didjejer-djejer diuntingi podo didasar
Didjejer-djejer diuntingi podo didasar
Ema'e djebeng podo tuku gowo welasar
Gendjer-gendjer saiki wis arep diolah

artinya :

Genjer-genjer ada di lahan berhamparan
Genjer-genjer ada di lahan berhamparan
Ibunya anak-anak datang mencabuti genjer
ibunya anak-anak datang mencabuti genjer
Dapat sebakul dipilih yang muda-muda
Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang

Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Genjer-genjer pagi-pagi dibawa ke pasar
Ditata berjajar diikat dijajakan
Ditata berjajar diikat dijajakan
Emaknya jebeng beli genjer dimasukkan dalam tas
Genjer-genjer sekarang akan dimasak



Sekarang, coba ganti kata-kata (Genjer-genjer itu dengan Jendral-Jendral [maksud PKI dewan Jenderal])
Terus ganti kata-kata "ibunya anak-anak" dengan GERWANI (Sayap PKI untuk perhimpunan Wanitanya).
Terus coba perhatikan, apa yg jadi syair lagu itu, itulah rencana kejam yg akan mereka lakukan kepada "Dewan Jenderal", 7 Pahlawan Revolusi", yang disiksa dan dibunuh PKI dengan kejam di Lubang Buaya.
Dicabuti, diikat, dijejer-jejerin, dijajakan, dimasukkan dalam lobang.... Bayangkan, kejam bener bukan?
Lagu itu, sangat kejam! Itu penggambaran dendam kesumat PKI kepada para Jenderal2 TNI yg menjadi musuh2 mereka.
Jadi JANGAN PERNAH SOK IMUT, MERASA PKI TAK PERNAH BERBUAT SALAH PADA BANGSA INI!!! PKI itu sangat kejam!!
Itu sebabnya Agung yg turut merasakan masa-masa itu, sangat marah bila gw sengaja2in menyanyikan lagu berbau darah dan penuh dendam kesumat itu.

*****



Sebelum Puasa Ramadhan kemaren, sebuah stasiun televisi memberitakan Mang Jokowi nyekar ke makam mertuanya di salah satu pekuburan di Solo. Tapi tidak ada berita mengenai si Mamang nyekar ke makam bapaknya. Lha kok????
Emang yg perlu diziarahi itu cuma mertua Mang?
Atau memang seperti issue-issue yg bertebaran di luar, Bapaknya mang Jokowi memang pengurus PKI dulu?
Jadi berusaha ditutup-tutupi? Kok nyekar cuma ke makam mertua??? Bingungkan kita cuyy..!!!

Dan yg lebih aneh lagi, segala macam issue yg beredar dari masalah perkawinan, hingga ke masalah agama, selalu berusaha dibantah dengan berbagai cara. Terutama para Panasbung, sampe fotocopy buku nikah diumbar di internet. Foto-foto pencitraan lagi shalat, lagi umrah, sengaja ditebarin di cyber-world.
Lha kok ini masalah paling cruisial, dituduh agak-agak berbau PKI keluarganya, malah diam seribu bahasa mang?

Boleh dong kita pengen tau, dimana sebenarnya makam bapaknya mang Jokododo. Siapa nama benernya. Dan apa agamanya?
Sebab kalo bener mang Jokododo ketuunan PKI, seluruh bangsa ini akan ikut salah telah membiarkan PKI menjadi Presiden. BUkan cuma yg memilih mang Jokododo aja yg salah, tapi yg tdk memilih pun ikutan salah. Karena diam dan membiarkan hal ini terjadi.
Coba dong mang Jokododo jelaskan sejujurnya, biar agak lapang hati kita tidak dipimpin oleh PKI.
Kalo tidak, sampe kapanpun kita akan tetap mencap Mang Jokododo itu emang turunan PKI.
Dan pantas untuk didendangkan lagu teramat kejam/sadis dari PKI itu....

Terimakasih....


No comments:

Post a Comment