whose side are you on

whose side are you on

Sunday, May 5, 2013

Sedikit tambahan dari gue

Biar tidak salah paham ya masbray/mbaksista sekalian...
Gue perjelas dikit posting sobat gue di bawah.
Mengenai jilbab "Ninja" dan baju gamis, celana ngatung sebagai "rohis kambing" itu, itu pandangan kita dulu ya boss. Seperti kata teman gue, zaman kegelapan kita masih alergi sama Islam.
Ya jelas aja ta boss, kita yang emang benar2 pengen belajar Islam, malah dihakimi sama orang2 seperti itu.
Seakan-akan kalo penampilan kita yg sudah gaul aja, sudah satu kesalahan. berpakaian pun harus mirip mereka.
Apalagi cara kehidupan kita yg memang sudah super salah dan super hedonis kan?
Sudak keburu dihakimi duluan... jadi malas kan kenal Islam yg seperti itu?
Kita yg emang sudah super duper EGO, dihakimi lagi, langsung aja pasang kuda-kuda masa bodo ngupil, "emang lo siapa?"

Terus terang menyadarkan orang2 yg merasa sudah memiliki segala-galanya, akan lebih sulit dari menyadarkan orang yg merasa masih kekurangan.
Wong gue sudah punya segalanya, perlu apa berdo'a nyembah2 Allah yg ngga jelassss... iya kan? Hidup gue sudah comfortable banget tanpa Tuhan. Buat apa Tuhan? Iya kan....
Nah ditambah lagi pendekatan tak punya emphaty seperti itu. Sok suci dan menghakimi. Sama kita2 yg sudah merasa on top of the world. Itu namanya menyirami api dengan bensin masbrok.
Karena itu jugalah yg membuat kita sangat mengagumi Uje, yg mampu melakukan pendekatan sangat Islami dan Manusiawi kpd orang2 yg "tak sadar mereka salah, karena merasa memiliki segala-galanya", seperti kita dulu.

Sekarang sih istilah "Ninja" dan "Rohis Kambing" itu sudah tdk ada di kamus kita. Lha wong banyak teman bergaul kita sekarang yg begitu. Saudara-saudara perempuan kita sudah hampir semua jadi "Ninja" sekarang. Ninja yg cantik molek. Cuma vampir-vampir aja yg belum berobah penampilannya, masih ngtrend dan modis, belum bisa dan siap bergamis dan celana ngatung....hehehehehe.....
Dulu mungkin mereka yg merasa kasihan melihat kita, yg merasa benar di tengah kemewahan yg salah.
Tapi sekarang balik kita yg merasa kasihan kepada orang-orang seperti itu, yg merasa paling benar, ditengah ilmu Islam yg dangkal.

Coba dulu Wali Songo melakukan pendekatan yg sama. Menghakimi, bukan merangkul. Apa Islam bisa jadi sebesar ini di Indonesia?
Coba dulu Wali Songo sok main segala haram, Musik haram, Wayang haram, Keputren haram, Gamelan haram, apa kamu pikir Raja-raja jawa dulu mau ikut Islam?

Sudah berapa banyak sih manusia yg kamu Islam kan dibandingkan Sunan Kalijaga yg mengarang lagu Ilir-ilir dan Tombok Ati itu??? Apa ada seorang Raja yg pernah kamu Islamkan? Kok merasa lebih hebat dari Sunan Kalijaga yg tak pernah mengharamkan musik, malah mengarang lagu untuk dakwahnya? Sombong sekali kamu jadi Rohis.
Wali Songo yg menyebarkan islam melalui cerita Wayang, padahal sudah jelas-jelas Wayang itu bertutur tentang Mahabaratha dan Ramayana, yg jelas-jelas Hindu...

Intinya masbray... Tunjukkan keindahan Islam itu. Jangan cuma bisa maen haram ini haram itu.
Sangat menjijikan itu tuan.... Ada waktunya kita keras, namun lebih sering lagi kita harus beremphaty...
Memahami dan menghargai keinginan orang untuk berubah kearah yg lebih baik.
Apalagi yg baru mulai semangat belajar Islam, jangan sampe mereka malah berbalik menjadi pengikut JIL.
Sebab seperti kita dulu, golongan orang-orang seperti itulah yg jadi sasaran JIL.
Yg tak terlalu dalam pengetahuan Islamnya, dan masih sangat cinta kehidupan dunia. Sebab itu satu dalil liberalisme, materialisme....
Hedonisme itu sepupu dekatnya materialisme.
Jadi bersabarlah menghadapi orang-orang seperti itu. jangan sampai JIL bisa menang, hanya gara-gara, "seakan-akan" mereka menawarkan Islam alternatif yg mengakomodasi hedonisme dan materialisme.

Kalo niat kamu memang berdakwah dengan tulus, rangkullah jangan menghakimi. Balasannya hanya pahala dari Allah. Dan itu balasan yang tak ternilai harganya..
Melihat pengalaman hidup kita, kasihan adik-adik kita yg masih hijau dan masih cinta kehidupan dunia dan hedonisme, sungguh kasihan.... beremphatylah kepada mereka. Mereka juga layak mendapat bimbingan, dan mereka itulah sasaran paling empuk JIL.
Beruntung, sangat beruntung gue dan sahabat-sahabat gue diberi Allah Hidayah, dimudahkan jalan kembalinya. Tidak sampai kebablasan dan tersesat jauh.
Percayalah... sungguh kasihan adik-adik kita yg masih seperti gue dan sahabat-sahabat gue dulu... Sungguh kasihan. Dan mereka juga Islam. Mereka layak diberi tahu kebenaran dan keindahan Islam.
Walau saat ini mereka tak menyadari kesalahan mereka itu.
Rangkul mereka!!!! Jangan menghakimi.... Balasannya hanya pahala dari Allah....

No comments:

Post a Comment