whose side are you on

whose side are you on

Tuesday, May 14, 2013

BOOKS OF KNIGHTS -- THE BATTLE OF TWO KNIGHTS -- PILIHAN ATAU KESEMPATAN (CHOICES OR OPPORTUNITIES)



Gue pernah kenal seorang wanita, yg sangat-sangat dikagumi oleh ibu gue. Seorang ibu rumah tangga, seorang anggota DPR, seorang Ustadzah, seorang anggota Partai, dan seabreg kesibukan lainnya. Dia lah almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh. Seorang anggota DPR dari Partai PKS. Awalnya gue tidak begitu tertarik dengan sosok almarhumah Ustadzah ini. Bagi gue beliau hanya "another person admired by my mother", satu orang lagi yg dikagumi oleh ibu gue. Apalagi gue waktu itu masih kuliah di luar. Jadi ketemu dengan beliau bisa dihitung jari. Hanya beberapa kali dan selintas. Paling banter karena diajak ibu gue menemani beliau ke majelis taklim yg diisi oleh almarhumah. Orangnya sangat biasa menurut gue, tak terlalu "mencorong", kecuali memang kelihatan cerdas dan pintar. Jadi gue tidak terlalu ambil pusing kenapa ibu gue begitu kagum sama sosok sederhana ini.

Sampai gue kemudian diberitahu oleh mbak Pipik (istri almarhum Uje), setelah ustadzah Yoyoh wafat. Gue baru tau kalau mbak Pipik ternyata cukup dekat dengan almarhumah. Dari mbak Pipik lah gw tau lebih banyak mengenai sosok ustadzah sederhana ini.
Beliau Ustadzah yang tak pernah berhenti berdakwah. Dan semua yg diucapkannya, dilakukannya. Walk the talk.
Bersama mbak Pipik, beliau pernah pergi langsung ke Palestina, dengan beberapa orang lainnya, mengantarkan langsung bantuan dari Rakyat Indonesia, dan para kader/simpatisan PKS. Dan menurut mbak Pipik, PKS sering melakukan itu, setiap tahun bisa beberapa kali ke Palestina langsung mengantarkan bantuan, dan almarhumah Ustadzah Yoyoh, sudah bberapa kali ke Palestina Langsung.
Bruugghh, gue merasa ditampar. Ibu rumah tangga? Cewe? Ke Palestina? Ke baris depan perseteruan dengan Israel? Malu bener gue yg merasa sudah Islam banget!!
Kalau mbak Pipik gue ga bingung, sebab emang kenal langsung, tapi gue tak pernah dengar kisah itu dari ibu gue mengenai Ustadzah Yoyoh.
Dan yg lebih bikin gue maluuuu besarrrr adalah, ketika mbak Pipik bilang, almarhumah punya anak lebih dari 10 orang, klo tidak salah 13 katanya. Dan 6 (ENAM) DIANTARANYA HAFIDZ QURAN!!! Mungkin sekarang sudah bertambah yg hadidz, bisa jadi ntar semuanya hafidz.

Betapa malunya gue!!... Baru gue mengerti kenapa ibu gue kagum banget pada perempuan ini. SOSOK YG SANGAT PANTAS DIJADIKAN CONTOH HIDUP. Gue ngapalin satu surat pendek aja, minta aammmppuuunnn sulitnya. Enam orang anak hafidz Quran?? Subhanallah!! Sunnguh gue merasa menyesal tidak sempat kenal lebih dekat dengan perempuan yang dikagumi ibu gue itu. Karena selama ini hanya melihat "tampilan luarnya", karena tak tertarik bertanya kenapa ibu gue sampai sedemikian kagumnya pada sosok ini...
Setidaknya gue bisa belajar bagaimana beliau mendidik anak2nya dan menjalani hidupnya yang sedemikian "penuh aktifitas dakwah".

Dan sekarang, setelah "agak lebih melek politik", gue tau kalau sosok semacam almarhumah Ustadzah Yoyoh ini, mau laki-laki, mau perempuan, sangat banyak di PKS.
Nammuunnn.... naammuunnn, kata bokap gue juga, harus diakui, ada beberapa oknum pengurus partai, yang "mungkin" emang agak berubah setelah "di atas". Bokap gue mengatakan itu sejak ribut-ribut kasus impor daging ustadz Luthfi Hasan (LHI).
Tapi menurut bokap lagi, masih lebih banyak orang seperti almarhumah Ustadzah Yoyoh itu di dalam PKS. Yang tidak berubah meski sudah "di atas".
Gue percaya aja kali yeee, soalnya bapak/ibu gue kenal beberapa tokoh penting PKS. Kalo gue sih tidak begitu kenal tokoh2 PKS. Terus terang aja.

====================


Kakak cowo gue pernah bercerita ke gue tentang salah satu temannya. Kakak gue emang dari masa remaja sudah "hedonis habis". Bergaul banget dan playboy berat!! Semua teman-temannya juga begitu. Mungkin mereka sudah sering bercerita masalah itu di blog ini. Tapi ini cerita lain tentang salah satu temannya semasa kuliah dulu, sewaktu masih kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di Indonesia.

Kakak cowo gue ini emang bergaul sama siapa saja. Salah satu teman dekatnya adalah mas "AD". Gue kenal juga mas AD ini, krn sering maen ke rumah gue juga. Orangnya ganteng banget tinggi, langsing, dan keren. Cuma waktu itu gue masih SD kelas 1 ya bwok, jadi masih buta tuli sama yang namanya "cowok keren".
Kakak gue bilang, mas AD ini aktivis mesjid kampus. Seorang rohis. Alim banget, makanya kakak gue suka temanan, karena ada yang ngingetin jadi penyeimbang.

Kakak gue bilang, AD memang berasal dari keluarga sederhana. Dari daerah. Belum pernah pacaran, karena buat dia pacaran itu dekat ke zinah, dan dia lebih memilih untuk tetap menjomblo, sebelum menikah. Dan mas AD sering banget menasehati kakak gue, shalat jangan tinggal. Jangan "terlalu kinclong penampilannya", soalnya penampilan kakak gue emang lebih pantas jadi artis daripada jadi mahasiswa. Jangan terlalu bergaul. Jangan suka pacaran ga jelas maenin cewe sana cewe sini. Itu semua dosa. Katanya.
Malah mereka pernah "musuhan" tidak ngomongan beberapa bulan, karena kakak gue merasa AD "terlalu mencampuri masalah pribadi". Terlalu keras menasehati, ditanggapi dengan santai-santai sambil ngebanyol sm kakak gue, mas AD tersinggung dan banting gelas kopi. Kakak gue balik marah. Dan jadi males ngobrol sama mas AD.

Pantessaaann sampe laammaa gue ga ngeliat mas AD nongol maen ke rumah, ternyata lagi "musuhan"...kekekeke...

AD duluan selesai kuliahnya. Maklum ya bwok... kakak gue begolllll teruusss, jadi telat lulus.
Setelah lulus, kakak gue lanjut kuliah ke Jerman. Selesai kuliah balik ke Indonesia.

Kemudian dia ketemu lagi dengan AD. Dan kisahnya jadi bertambah seru....

AD sudah makmur, sudah jadi manager di salah satu Multi National company, pertambangan. Dan AD BERUBAH 180 DERAJAT.
Tampilannya tidak seperti dulu lagi. Dulu kemana-mana naik motor bebek rongsok. Sekarang naik BMW terbaru.
Dulu dia menasehati kakak gue, laki-laki tidak boleh pakai perhiasan, secara dulu waktu kuliah kakak gue emang begol, jadi bercincin berlian, bergelang emas, dan berkalung berlian.
Sekarang kebalikannya, kata kakak gue. Dia sudah tak pakai apa-apa lagi, sementara AD pake jam dan cincin berlian, juga berkalung emas. Penampilan juga sudah jaauuhhh berubahh. Modis dan keren. Padahal dulu kakak gue dinasehati Rasul itu menjaga kesederhanaan.

Dan yang paling heboh dan mengejutkan kakak gue adalah, dia minta dikenalkan sama teman-teman cewe kakak gue, padahal AD sudah menikah. Terutama cewe-cewe yang "bispak" katanya.
Tau doong mantan raja hedonis, kakak gue emang gudang cewe "begituan". Udah mirip mucikari. Nomer telpon bispak setebel bantal tidur.

Gue mendengarnya sampe miris. Keinget profile mas AD yg dulu gw kenal, ganteng, tinggi, teduh, kalem, dan murah senyum.

Jadi sebenarnya kamu menjadi hedonis atau menjadi alim, karena pilihan atau kesempatan????

Karena belum punya duit, "belum punya apa-apa", tak punya kesempatan, tak punya pilihan, ya jadi rohis lah. Jadi orang alim.

Tapi begitu punya kesempatan, punya duit, langsung menjadi hedonis sejati!!! Jadi keimanannya hanya setebel gepokan duit!!!
Begitu punya gepokan duit, iman langsung luntur.... berubah jadi hedonis sejati!!!

Karena itulah kunti-kunti tidak begitu "mau" dideketin cowo2 yg "biarpun alim banget tapi tidak tajir".
Kunti-kunti, kalo bisaaa... kalo bisa ya masbrok... cari jodoh yang tidak cuma alim, tapi juga tajir...
BUKAN KARENA KUNTI-KUNTI ITU MATA DUITAN!!!!!!!!! BOOOKKKAAANNN...!!!! DEMI ALLAH BOOKKANNN BWWOOKKK..!!!!
Duit kita sudah cukup, kita tak perlu cari jodoh biar dibelanjain suami. Kita malah bisa belanjain suami kalo mau. Tapi bukan itu masalahnya. Kita cuma tidak mau ketemu cowo seperti mas AD itu. Keimanan sebatas "kere".
Selagi masih kere?? Wuuuiiihhhh..... manusia tersuci sedunia, tapiiii.... begitu dikasih "kemakmuran" oleh Allah, berubah menjadi hedon termunafik sedunia..... ke laot aja manusia seperti itu.....
**Tapi tetep sih alimnya masih lebih penting, soalnya mw jadi imam gue bwwookk, gimana mo jadi imam, klo shalat aja senin-kemis, Senin kaga shalat, Kamis kaga shalat, Selasa, Rabu, Jum'at, Sabtu dan Minggu juga enggakk... mati ga brok??**

Kita sekarang sedang suka mengikuti #Indonesiatanpajil di twitter. Dan kita melihat bagaimana idealisnya cowo-cowo yang beredar disitu. SEMOGA IDEALISME ITU, BUKAN IDEALISME SEBATAS "KERE". TAPI BENAR2 IDEALISME KARENA ALLAH DAN RASUL!!!
Selagi tidak punya apa-apa, hidup sholeh di jalan Allah, tapi begitu makmur..... lupa segala-galanya.... Jangan ya maassbrrrookk!!!

DAN MUDAH2AN PARA PETINGGI PKS JUGA TIDAK SEDANG MENGALAMI SYNDROMA "SEBATAS KERE" INI. Sebelum jadi apa-apa, mashaAllah alimnya... TAPIIIII begitu duduk di atas, berubah menjadi Hedonis Munafik tak terkatakan... Jangan ya Allah...!!!

=====================


Mahabaratha. Epik paling terkenal di dunia. Epik yang menurut gue salah satu epik paling menarik untuk dibaca. Epik yang penuh pembelajaran hidup. Pertarungan dua keluarga kesatria, Kurawa dan Pandawa. Perseteruan dua keluarga Ksatria. The Battle of Gods. Battle of two Knights' Families.

Kalau dibaca secara benar, kedua kubu Pandawa dan Kurawa, ada benar dan ada salahnya. Kedua keluarga memiliki alasan masing-masing untuk tujuannya. Meski banyak yg lebih membela Pandawa Lima, bagi gue, keduanya memiliki hal yang pantas untuk diteladani.
Tapi yang paling perlu dicatat dalam epik ini, dalam perseteruan dua keluarga kesatria, yang sebenarnya masih sedarah ini, karena berasal dari satu Kakek, adalah hasil akhir dari perseteruan itu.

Perang maha hebat di Padang Kurusetra. Perang yang menghabiskan begitu banyak cinta. Membinasakan begitu banyak Satria. Menumpahkan begitu banyak darah. Meski akhirnya Pandawa "memenangkan" pertempuran, namun sebenarnya, perang itu menghabiskan segala-galanya.
Pandawa baru merasakannya, ketika perang itu telah berakhir. Dunia yang mereka kenal sudah tak sama lagi dengan dunia yang mereka kenal sebelum perang itu. Semua emosi dan cinta sudah habis dan kering, tersapu darah dan airmata saudara sendiri yang harus dibunuh demi "pemenuhan" nafsu kemenangan.... Yang hakiki, tidak ada yang memenangkan peperangan itu. Semuanya kalah.

Bahkan pada akhir epik ini, Pandawa Lima, akhirnya memilih meninggalkan singgasana yang tadinya mereka perebutkan mati-matian dari saudara-saudara tiri mereka, yang mereka anggap kemaruk dan serakah. Mereka pergi melakukan perjalanan terakhir mengembara untuk mecapai nirvana, swarga loka, meninggalkan "kemenangan" mereka yang tadinya mereka pertahankan dengan seluruh jiwa.

Seperti perseteruan KPK dan PKS belakangan ini. Ya Allah..... tunjukkan bangsa ini rahmat-MU...
Bagi gue, dan SEMUA TEMAN-TEMAN gue yng mengikuti kasus ini, KITA SEMUA SEDANG BERDOA... Berdoa untuk bangsa ini.
Bagi kita KPK masih termasuk lembaga "yang paling layak dipercaya" dalam menghadapi korupsi...
Bagi kita PKS itu, masih termasuk "Partai yang paling layak dipilih".....

Dan bila perseteruan ini terus berlanjut, siapapun pemenangnya.... Bangsa ini adalah korbannya.....
Bila KPK benar ditunggangi kepentingan politik, seperti tuduhan PKS.... Habislah kepercayaan bangsa ini pada pemberantasan korupsi... KPK saja sudah begitu, bagaimana dengan yang lain? Polisi? Kejaksaan? Kehakiman??? Ya Allah... Haruskah bangsa ini memulai kembali dari nol perjuangan melawan korupsi? Bagaimana membangun kembali kepercayaan Rakyat yang sesungguhnya sudah benar-benar tidak percaya pada kebenaran hukum??

Dan bila benar beberapa oknum petinggi PKS, adalah benar seperti dugaan Ayahanda. Pemimpin yang berubah jadi hedonis munafik, setelah berada "di atas". Betapa buruknya nasib ummat ini. Betapa sia-sianya perjuangan para kader seperti almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh.... PKS yang menurut gue masih salah satu partai paling bersih, harus terpuruk namanya gara-gara oknum-oknum yang memiliki keimanan sebatas "kere"...
Ya Allah, betapa buruknya nasib ummat ini, bila harus dipertaruhkan ditangan-tangan tokoh seperti itu...

Apapun hasilnya, KPK benar atau PKS yg benar... seperti epik Mahabaratha... Bangsa ini tidak memenangkan apa-apa. Terlebih-lebih ummat Islam. Islam tak akan memenangkan apapun, dari hasil perseteruan "dua kubu pendekar" ini.

"Bukan Matahari bila tak menyinari....
Bukan kuntum bunga, bila tak mewangi...
Dan BUKANLAH CINTA, BILA TIDAK SEPENUH HATI...."

Semoga Allah memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.... Amin...





No comments:

Post a Comment