whose side are you on

whose side are you on

Thursday, May 16, 2013

Books of Organization Culture - The Dream for Impossible Nothing

Sebagai orang bisnis, pasti donk kamu pernah dengar istilah: "The Toyota Culture", "The Google Culture", "The IBM Way", atau "The SONY Spirit". Itu adalah contoh-contoh terminologi perusahaan-perusahaan multi raksasa untuk menggambarkan "jiwa atau karakter" dari perusahaan bersangkutan.
Dari sebuah perusahaan, apakah asset terbesar yang dimilikinya? Yang mampu membuat perusahaan tersebut meraksasa menjadi seperti Toyota, Sony atau Google? Jawabnya: Manusianya. Orang-orang yang bekerja dalam perusahaan itu. Orang-orang yang membentuk perusahaan itu. Sebaik dan sebagus apa pun sebuah cita-cita, sebuah mimpi, sebuah visi, tanpa disokong oleh manusia-manusia yang mumpuni, sepaham, dan sealiran, mimpi ya tetap hanya mimpi. cita-cita kosong.

Asset terbesar sebuah perusahaan adalah manusia di dalamnya. Karena itulah, perusahaan-perusahaan kelas dunia semacam SONY, Google, atau Microsoft, PASTI memiliki Human Resource Department (HRD) yang sangat baik. Memiliki pola system recruitment yang baik dan jelas operating prosedurnya. Karena mereka sudah sangat memahami betapa pentingnya "manusia/karyawan" bagi perkembangan usaha mereka.
Coba saja perhatikan karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang berskala raksasa dan mendunia itu, biasanya atau lebih tepatnya selalu hampir "seragam" karakternya.
Coba bandingkan karyawan HSBC dengan Citibank misalnya. Atau bandingkan karyawan Microsoft dan IBM, misalnya.
Umumnya "karakternya" akan hampir sama. "karakter" yang dimaksudkan disini adalah "Karakter kinerjanya", bukan tampilan luar atau sifat/personality si orang bersangkutan ya masbrok. Jangan salah.

Orangnya bisa berbeda banget personalitynya, bagai bumi dan langit, yang satu sangat cerewet, outgoing, dan extrovert. Sementara yg satu introvert, pendiam, dan tak suka gaul. TAPI coba perhatikan "karakter kinerjanya", pasti akan hampir sama. Cara menyampaikan ide, cara berdiskusi, cara mengatur prioritas, cara bernegosiasi, pola pikir, adaptasi, ketahanan mental, coba perhatikan, pasti akan hampir-hampir sama. Dan itu lah yang membangun "Budaya/spirit" dari perusahaan bersangkutan, yang pada akhirnya membangun "CITRA" perusahaan bersangkutan.
Contoh dekat saja deh, coba perhatikan supir-supir Blue bird Group (BBG) Taxi, bandingkan dengan supir-supir Taxi lain.
BBG sadar betul peran supir dalam bisnis taxi, jadi mereka invest banyak waktu dan modal di sini, di samping untuk kendaraan tentu.

Begitu juga dalam Partai Politik. Apalagi Partai Politik ya masbrok, wooww sudah jelas banget assetnya ya di manusia-manusianya!!
Partai Politik itu ya "jualan manusia"!! Parpol itu juga organisasi, hanya saja bukan seperti organisasi komersial semacam SONY, PERTAMINA, atau BBG. Tapi pola kerjanya akan hampir sama. Perlu membangun citra baik, melalui "Culture/budaya dan Spirit/Jiwa" organisasi.

Sekarang lagi ribut kasus Ahmad Fathanah yang menyeret PKS ke dalam kisruh Pencucian Uang. Terus terang gw hampir-hampir tak percaya PKS bisa dihantam kisruh seperti ini.
Gw emang tau, kalau PKS itu dimusuhin hampir semua Parpol. Seorang anggota Parpol pernah terang-terangan bilang di koran, kalau PKS itu adalah common enemy bagi Parpol.
Dan itu memang kelihatan sekali. Setiap kali diterpa issue tak enak, sangat keliatan kalau semua pihak rame-rame ikutan menggebuk PKS. Hal itu terlihat jelas melalui pemberitaan media-media hardline yang sering menjadi corong Parpol.
Terutama pihak-pihak yang sudah jelas-jelas mengusung paham Liberalis dan Sekuler. Adududu brookk... Keliatan bangeett brrookk bencinya sama PKS. Kalo bisa teriak "Sookkooorriinnn loooohhh...", sudah serentak dah tu semua media-media pembenci PKS tereak.
Coba aja lihat pemberitaan di berbagai media, wuuiihhh PKS sudah seperti Partai paliiiinngg jelek saja.
Terutama media-media yg memang sudah jelas-jelas tak suka dengan Islam, seperti Tempo, Detik, dan Jawa POS....wwoo makjooonn... beritanya mengenai kisruh di PKS sudah sangat tendensius dan saannggaattt memihak. Lihat sendiri dehh... Sudah gak ada namanya etik jurnalisme. Sudah sangat memihak dan menyudutkan.
Gw yg gada hubungannya dengan PKS aja, sampe jijik bacanya. Apalagi yang jadi kader PKS ya masbrok? Wuuiihh muntab kali bacanya.

Sekarang semuaaaaa pada nyinyir, darimana PKS membiayai operating costnya. Ya Allah brrookkk....
Para kader PKS sampai mati-matian membela diri, ditembakin media-media pembenci Islam itu. Weleehh, jijik ga seee brookk...

Sama seperti culture perusahaan/organisasi komersial yang gw terangkan di atas, ciri-ciri atau tanda-tanda organisasi yang baik adalah bila "orang-orangnya/karyawan-karyawannya" memiliki keseragaman "karakter kinerja".

Dan sejauh pengamatan gw, dari semua parpol yang ada, hanya Golkar dan PKS yang memiliki ciri-ciri itu.
Partai laen??? Ke laott aja massbrrookkk....
Kalau cuma berbicara "culture dan spirit" partai, yang lolos screening test itu cuma Golkar dan PKS.
Coba jelaskan culture/spirit Parta PDI misalnya, pasti lo semua bingung menjelaskannya. Culture Soekarno kali yeeee...
Culture Partai Demokrat? Culture Cikeas kali yeeee....
Perhatikan aja orang-orang yang mewakili Partai tersebut, coba jelaskan culturenya, hanya dengan melihat yang mewakilinya... Kayak melihat orang lagi menggambar pelangi warna warni, tak punya satu karakter yang jelas, tak punya satu jiwa, tak punya satu "watak".

Contoh aja dari partai Demokrat, bandingkan "karakter kinerja" Ruhut Sitompul dengan Anas Urbaningrum misalnya. Bagaikan mangga dan semangka. Siapa mangga siapa semangka, pikir aja sendiri. Bandingkan Angelina Sondakh dengan Ibas Yudhoyono... kekekekekeek....

Coba lihat Golkar, satu contoh aja, bandingkan Priyo Budi Santoso dengan Lalu Mara Satrya misalnya... Cara mereka menjawab bila diinterview, cara mereka debat dan menyampaikan ide, coba lihat... Got the point??
Bandingkan aja ketiga Ketua Umum terakhir Golkar, Om Akbar Tanjung, Om JK, dan Om ABR... Boleh personalitynya beda jauh kayak bumi dan langit, tapi yang dinilai "karakter kinerjanya" coba bandingkan deh... Got the point? Masalah lo tidak suka sama salah satu dari ketiga tokoh itu, itu urusan lain lagi. Yang kita nilai cuma "culture dan spirit"nya aja...

Golkar dan PKS bisa punya "culture/spirit" partai yang hampir seragam kenapa? KARENA SYSTEM RECRUITMENTNYA SUDAH JALAN.

kata babe gw, dulu NU memiliki itu. Makanya NU bisa besar dan jaya di masa lalu. Tapi sekarang NU sudah kehilangan "Karakter dan jiwanya" seperti di masa lalu. Itu kata bokap gw ya masbrookk. Karena gw tidak sempat merasakan kejayaan NU di masa lalu, jadi gw ga tau pigimana kisahnya sampe NU bisa berubah jadi kayak sekarang. Tak punya karakter, mengambang dan kosong. Beda banget sama NU yang dulu kata bokap. Dan tanda-tanda perubahan itu dimulai saat NU dipimpin Gus Dur. Mungkin karena terlalu kepingin menjadi partai Islam yang Nasionalis dan terbuka, NU malah menjual "culture dan jiwanya" sendiri, yang dulu justru menjadi kekuatannya. Yang menjadi kebanggaan Nahdiyin.
Sekarang culturenya malah jadi tak jelas. Terus terang gw juga bingung, NU/PKB itu partai apa?? Serba tanggung dan tak jelas.

Gw bukan kader PKS. Tapi sedikit banyak, gw tau "culture dan spirit" parpol yang sedang digebukin rame-rame ini.
Gw pernah jadi mahasiswa, dan gw pernah punya banyak teman mahasiswa yang menjadi kader PKS.
Gw sedikit tau cara-cara rekruitment/kaderisasi dalam tubuh partai ini.
Kaderisasi di PKS itu sangat ketat. Lo yang punya teman orang PKS pasti tau itu. Dan lo yang pernah jadi mahasiswa, dan bergaul dengan rohis-rohis atau murabbi-murabbi PKS, pasti tau itu.
Ciri-ciri orang-orang rekrutan PKS itu sangat jelas dan gampang dilihat. Dari cara berpakaian saja.
Belum kalo sudah mulai dijadikan teman. Ketahuan banget brok, kalo dia PKS ato bukan. Terutama di kalangan mahasiswa ya brok.
Kalo gw kayaknya tidak mungkin bakalan direkrut deh... soalnya "terlalu bergaul" dan "telalu moderat" mungkin, jadi teman-teman rohis/murabbi mahasiswa PKS gw tidak pernah niat "merekrut" gw.... kakakakaka...
Kagak laku gw di PKS. Mo lo setajir dan seganteng apapun, kalo ga masuk kriteria perekrutan... ya ga bakal direkrut brok... kekekeke
Secara gw waktu jadi mahasiswa, ketahuan banget super begowl, super hedon, dan super narsis, jadi ga mungkin layaw gw direkrut... kekekekekek...

Tapi itu tidak mengurangi "kesetiaan" mereka menjadi teman. Teman-teman mahasiswa rohis/murabbi/kader PKS gw adalah teman-teman yang paalliinnggg enak dijadiin teman!!! Biasanya Pinter, ulet, sederhana, alim banget, dan yang paling penting SANGAT SETIA KAWAN!!!
Lu sakit? yang pertama kali datangin lu di rumah sakit pasti mereka.
Lu butuh teman belajar? Kapan saja lu call mereka mau menemani lu.
Lu butuh ditemani ke kantor camat, lurah, polisi mau ngurus apa aja? Ajak mereka, dengan senang hati mereka menemani.
Dan dijalan lu akan adem ngederin mereka "ceramah" tentang segala kebaikan. Coba deh, kalo lu mahasiswa, lakukan itu.
Tapi jangan coba-coba ajak mereka clubbing, nge-lounge, atau nonton bokep... kalo ga mau sakit hati ditolak mentah-mentah!!
Kalo diajak makan ke restoran, terus sambil dengerin musik, masih mau... tapi coba ajak "hunting yuk nyari ayam kampus", jangan marah kalo diketawain.
Kalo lo jenis mahasiswa bergowl, hedon, dan narsis kayak gw dulu, gw tau lo pasti "agak-agak" menjaga jarak dari "calon-calon kader PKS" begini, tapi coba buang segala macem prejudice lo. Coba berteman deh, biar lo tau pengalaman yg pernah gw rasain...

Jadi gw sedikit banyak tau system recruitment mereka.
Jadi gw tidak bingung dari mana PKS mendapatkan dana operasionalnya.
Gw menceritakan pengalaman gw, biar lo semua yang benci PKS en nyinyir habis ngomongin sumber dana mereka, kalo lo ga tau apa-apa, jangan sotoy dan dengki...

Contoh kecil, untuk dana bantuan Palestina saja, kader-kader mereka "diwajibkan" ngumpulin 1000 rupiah/minggu. Itu jaman gw masih mahasiswa lho, ga tau sekarang berapa jumlahnya.
Untuk infaq ke partai, antara 1000 - 5000/minggu. Dan lo tau segimana militannya kader-kader PKS? Sumbangan sukarela begitu menjadi wajib hukumnya dengan militansi sehebat itu. Jadi kalo ga tau, makanya jangan sotoy.
Emang lo pikir cuma HKBP dan Gereja Katolik yang punya pendonor militan tetap??
Belum lagi bicara simpatisan-simpatisan kayak gw. Terus terang gw sejak dari mahasiswa sudah sangat simpati dengan teman-teman gw ini.
Gw tidak mungkin bisa menceritakan perasaan gw. Lo sendiri harus coba. Berteman deh sama mereka, biar lo bisa merasakan apa yg gw rasain dulu.
Gw pernah ngasih duit "sumbangan" 5 Juta rupiah, dulu, jaman mahasiswa. Lima juta rups itu dulu sudah banyaakk banget brok. Udah bisa beli 2 motor bebek baru. "Sumbangan" gw ditolak dengan halus. Katanya mereka ga boleh "minta-minta" sumbangan ga jelas.
Gw bilang kalo gitu bantu gw, ini sumbangan gw buat Palestina, bukan buat Partai. Baru mereka terima.
Ya Allah, itu kenangan gw sama teman-teman mahasiswa "calon Kader" PK dulu. Orang-orang "lurus", sederhana dan ulet. Sangat ulet.
Gw masih ingat kata-kata teman rohis PKS gw dulu waktu menasehati gw, yang sampe sekarang masih dipake sama para Vam-vam dan Kunti-Kunti: "Pribadi tangguh, pantang mengeluh!!". Gw dinasehati karena menurut teman gw itu, gw terlalu tidak bersukur, masih banyak mengeluh, meski sudah diberi segala macam karunia dari Allah.
Dan kata-katanya itu masih gw dan teman-teman gw pake sampe sekarang.

Yang mirip-mirip dengan cara-cara perekrutan, style, dan karakternya dengan calon-calon kader PKS adalah Hizbut Tahrir (HTI). Pengalaman gw jadi mahasiswa, mereka pun orang-orang yg saanngaattt baik dijadiin teman. Hampir mirip-mirip karakternya.
Namun sayang kedua kubu Islam ini tidak bisa menyatu. Gw tidak mengerti kenapa. Padahal seandainya bisa bersatu, betapa hebatnya gerakan Islam ke depan. Wuuyyhhh.....

Jadi sekali lagi ya masbrok, yg nyinyir nanya-nanya PKS dapat dana operasional dari mana, kalo ga tau apa-apa tentang PKS, jangan sotoy!! Kalo mau tau, tanya aja tuh sono sama mahasiswa-mahasiswa yg jadi pendukung militan PKS, biar gampang. Tak perlu umbar kedengkian di internet.
Dan buat para kader PKS, tak perlu memaksakan diri menjelaskan dana operasional PKS dapat dari mana. Ngabisin waktu. Apalagi hanya buat keperluan orang-orang penuh dendam dan dengki yang bertebaran di Internet. Gak penting banget ya masbraayyy...Cukup Allah yang tahu....





No comments:

Post a Comment