whose side are you on

whose side are you on

Thursday, May 15, 2014

Buku Kisah Pertarungan Catur == NO ONE In Your Life Is With You Constantly, NO ONE Is Completely On Your Side == Berharaplah Hanya Pada Allah ....



Duh Gusti. Harus bagaimana lagikah doa dan ikhtiarku...

Aku bermimpi. Bertemu dengan calon lurah idaman itu.

Apa agamumu paman? Tanyaku. Dia terdiam seribu bahasa.
Bagaimana agama-mu mengajarkan dirimu menjadi pemimpin paman? Tanyaku lagi.
Dia makin terdiam seribu bahasa.

Aku terbangun. Disebabkan suara ribut di Alun-Alun desa...
Riuh rendah suara gaduh di alun-alun kelurahan, aku mendengar beribu-ribu pendukung Calon Lurah itu menghina Islam. Menjelekkan Islam. Melecehkan Islam.
Aku menutup kuping. Berharap hinaan itu akan berhenti.
Tidak, mereka bukan sedang menghina, tapi mereka justru sedang menertawakan Islam. Menertawakan dengan penuh ejekan. Betapa bodohnya aku. Bagi mereka Islam itu cuma sekedar ampas basi....

Aku berwudhu dan mencoba Shalat taubat...
Ya Allah, tunjukkan pada kami apa kesalahan Desa ini ya Rabbi...

Dan sayup-sayup dari arah alun-alun, aku mendengar seorang pendukung Lurah itu membacakan Kitab Joyoboyo... Ramalan kemenangan seorang pemimpin...

Ya Allah, bagaimana mungkin aku bisa menghormati seorang pemimpin yang percaya akan ramalan hantu dan kalongwewe...
Ya Rabbi, bagaimana mungkin do'a dan Qiyamul Lail dibuang demi lembaran ramalan tak berpijak akal? Musrikkah ini ya Allah..???

Dan aku mendengar suara tokoh-tokoh yang mengaku Islam. Berduyun-duyun berjibaku menginginkan jadi pendamping Calon Lurah Idaman.
Hati ku sebenar-benarnya patah. Ya Allah, kusauhkan duka ku ini hanya padaMU.
Lindungi Desa ini ya Allah... Dari segala setan laknat yg ingin merobek-robeknya.

Aku tertidur kembali. Letih menangis.
Dan aku kembali bermimpi ketemu calon Lurah itu. Sekarang dengan wakilnya.
Seorang yg terkenal dulu ber-aura Islam...

Apa agamamu Paman? Tanyaku pada calon lurah itu. Dan seperti mimpiku semalam. Dia tepekur diam seribu bahasa. Tak bisa menjawab.
Aku berpaling pada sang wakil lurah, dan aku bertanya hal yang sama...
Apa agamu Paman?

Dia tersenyum. Senyum tersamar yang sukar bagiku mengartikannya. Dan dia berkata: "Pentingkah agama bagi Desa ini anakku?" Dia balik bertanya padaku.
"Agama tidak menjadikan Desa ini lebih makmur dan mandiri." Katanya lagi meneruskan.
"Agama tidak menjadikan Desa ini lebih bersih dan kuat. Agama itu cuma baik untuk dibicarakan di majelis taklim dan pengajian. Pentingkah agama saya apa anakku? Desa ini tidak membutuhkan agama, desa ini membutuhkan pemimpin yang perduli" Katanya masih tersenyum samar penuh mistis.

Sekarang aku yang terdiam.
Logika ku berkata, itu ucapan seorang setan yang kemaruk kekuasaan. Tapi aku tak bisa membantahnya, karena Guru2Ku, Pemimpin Ummat yg aku hormati itu, juga sedang berebut berlomba bergaul dengan Setan. Melakukan hal yang sama yang dilakukan penghianat-penghianat Ummat itu.
Dan aku menangis dalam mimpiku. Menangis sedih, dalam dan pilu, mencoba menggapai-gapai tiang bendera Islam.

Aku terbangun. Adzan subuh sudah. Aku ternyata tertidur diatas sajadah Qiyamul Lailku.
Sebelum aku memulai Qobliyah Subuhku, aku tetap berdoa, tak akan pernah putus harap...
Ya Allah lindungi Desa ini dari segala fitnah zaman yang semakin keji...
Dan kuhapus air mataku.......
Dan aku bertakbir memulai Qobliyah Subuh-Ku.... Allahu Akbar..!
Dan hatiku menjadi tenang......


No comments:

Post a Comment