whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, April 23, 2014

SEBUAH KITAB TENTANG AMANAH ***PERSEKUTUAN BUSUK DENGAN SETAN,, PARA KYAI DAN ULAMA***



Beberapa tahun yg lalu, adik salah seorang Vampire, seorang pengusaha kelas menengah, maju menjadi kandidat Bupati di salah satu Kabupaten di luar Jawa. Di usung oleh salah satu Partai, berpasangan dengan seorang calon Wakil Bupati dari Partai yg lain. Berhadapan dengan incumbent (pemegang jabatan) Bupati saat itu, yg maju untuk kedua kalinya, dari Parpol yg lain.
Keluarga Vampire sahabat kita ini, memang berasal dari daerah tersebut. Dan dari semenjak kakeknya, keluarga besar mereka memang sudah terkenal disana. Walau generasi berikutnya sudah lebih banyak merantau, kebanyakan tinggal di Jakarta dan kota2 besar di Jawa, namun pengaruh nama besar keluarga tersebut masih lekat di daerah kelahiran mereka. Apalagi beberapa keturunan berikutnya sukses menjadi pengusaha atau professional kelas nasional. Termasuk kakak tertua dari Vampire sahabat kita ini, yang menjadi salah satu pengusaha kelas nasional sukses.

Sebelumnya, ketika Kakeknya masih hidup (kakeknya tetap tinggal di daerah tersebut), dan terkenal sebagai satu pengusaha besar daerah, menawarkan cucunya (kakaknya, yg pengusaha nasional sukses itu) untuk maju menjadi Gubernur di propinsi tersebut. Kakeknya akan menjadi promotor, dan akan melobbi partai-partai serta menyusun team sukses dan menggalang dukungan ke plosok-plosok daerah. Bokapnya yang menjadi penerus usaha sang kakek, mendukung penuh usulan sang kakek. Namun si kakak menolak. Ogah terjun ke politik. "Iman saya belum sekuat itu untuk berhadapan dengan para setan politik, kalau sampai saya terpengaruh, mungkin akan sulit untuk taubat dan mengembalikan langkah". Katanya memberi alasan. Kakek dan bokapnya tidak memaksa.

Namun ketika mengetahui rencana anaknya (adik sahabat kita itu) untuk maju menjadi Bupati, bokapnya langsung menolak mentah-mentah untuk membantu. Saat itu Kakeknya sudah meninggal. Jadi yang diharapkan untuk menjadi promotor ke daerah adalah Bokap dan keluarga dekat lainnya, yang masih punya pengaruh besar dalam hal "kedekatan emosional dan kekerabatan" dengan daerah bersangkutan. Tapi bokapnya menentang rencana tersebut dengan keras. Sangat berbeda ketika beliau menawarkan anak sulungnya untuk menjadi calon Gubernur.

Kakaknya yang menjadi pengusaha nasional itu pun ogah membantu. Ketika dimintai support dana, untuk membantu pencalonannya. Sementara Vampire teman kita itu bersikap abstain. Tidak mendukung adiknya namun juga tidak menolak. ((Tapi mungkin lebih ke tidak mendukung juga kali yee, soalnya ketika dimintai bantuan dana, tetap menghindar cuy...kekekeke)).

Ketika berembuk dengan para partai pendukung, adik teman kita itu membuka ke keluarganya, pencalonannya memerlukan "mahar" (kata-kata penghalusan untuk "NYOGOK" Partai pendukung) sebesar 6 Milyard. Dan menurut dia, itu wajar untuk Kabupaten sekelas itu di luar jawa. Kabupaten di Jawa akan lebih tinggi. Katanya. Dan kans-nya untuk menang sangat besar. Dia yakin partai-partai pendukungnya dan dengan dibantu bokapnya dan seluruh keluarga besarnya, dia pasti menang. Dan disitulah masalahnya.

Bokapnya yang memang mungkin sudah lebih berpengalaman berkata, itu hanya "mahar", dan untuk keperluan kampanye, penggalangan massa, dukungan dan pemenangan, kamu memerlukan dana minimal sebesar itu juga, atau bahkan bisa dua kali itu. Artinya kamu mesti menyiapkan dana, minimal 15 Milyard, kamu punya duit? Tanya bokapnya. Ya.. nanti kan dibantu semua kakak-kakak, kata adiknya. Dan ternyata, bantuan yg diharapkan dari kakak-kakaknya tidak terwujud.
Dia masih ngotot, saya akan tetap maju, meski tanpa dukungan keluarga, cairkan sebagian deposito, jual salah satu rumah, dan 2 mobil, akan menutup dana yang dibutuhkan.

Dan bokapnya bertanya,.. Lantas, setelah itu apa? Kamu berharap dapat mengembalikan duit kamu itu setelah menjadi Bupati? Dari mana kamu mengharap dapat mengembalikan duit sebesar itu setelah menang? Dari gaji kamu menjadi seorang Bupati?
Adik teman kita itu terdiam, mungkin malu untuk menjawab. Dan kemudian inilah jawabannya, menurut "nasihat" para "konsultan politiknya" yang merupakan teman-teman sekolahnya dulu yg sekarang menjadi pengurus parpol-parpol pendukungnya, untuk "pengembalian" dana pemenangan yg dikeluarkan oleh seorang kepala daerah, "semua orang sudah tahu sama tahu" dimasukkan dalam APBD. Dan itu besarnya berbeda-beda tergantung "kelas" daerah yg diperebutkan. Semakin tinggi "kelasnya" semakin tinggi "reserved dana" yg disiapkan. Semua elemen pemerintah daerah, termasuk para anggota DPRD-nya sudah "paham" itu. Asal "tidak serakah dan tamak", cukup mengambil "dana yg sudah disiapkan itu", pasti "beres". Duit akan kembali. Tidak akan ada ribut-ribut. Yg menjadi masalah itu, kalau si kepala daerah menjadi "tamak dan rakus". Disitulah baru terjadi bencana. Begitu kata "para penasihat politiknya".

Jedeeerrr.... Langsung deh di'smash" bokapnya. Jadi kalau begitu menurut kamu itu bukan korupsi? Karena semua orang "sudah tahu sama tahu" itu bukan korupsi? Si adik terdiam. Dan mualai emosi, merasa dianak tirikan.

"Kenapa dulu bang Andi (Kakak sulungnya, bukan nama sebenarnya) didukung semua keluarga? Kenapa saya diperlakukan beda? Apa karena dia lebih kaya? padahal biaya menjadi Gubernurnya jauh lebih besar dari yang saya butuhkan. Dia perlu lebih 50 Milyard untuk jadi Gubernur. Malah didukung, saya tidak sampe separohnya tidak ada yg dukung". Vampire teman kita itu bercerita, adiknya sangat emosional melemparkan kata-kata itu. Merasa sangat dianak-tirikan.

Dan ibunya menengahi, "Masalahnya bukan kita tidak mendukung kamu sayang, masalahnya kita tidak mau kamu tersalah jalan dan langkah. Kakakmu tidak perlu sampai harus jual rumah dan mobil buat dana pencalonannya. Buat kakakmu Andi, 50 Milyard itu immateriil. Satu tahun keuntungan usahanya jauh lebih dari itu. Dia tak perlu "reserved dana" di APBD untuk mengembalikan duit yg dikeluarkannya untuk biaya jadi Gubernur. Dan ayah sama mama yakin, dia tidak akan melakukan itu. Tapi kamu, kalau mesti harus jual rumah dan mobil, dan masih berpikiran untuk mengembalikan dana yg kamu keluarkan. Lupakanlah. Kecuali kamu bisa yakin menjadi "sinterklas", bagi-bagi duit 15 Milyard, tanpa keinginan untuk harap kembali. Kalo km bisa melakukan itu. Kita semua akan dukung."

Dan si adik terdiam. Kemudian Bokapnya memberi saran, coba deh dulu kamu pura-pura "kampanye" ke beberapa kecamatan, pura-pura "meperkenalkan diri" sambil menggalang massa. Biar kamu tahu apa yang kamu hadapi.
Si adik menerima saran bokapnya, dan dengan ditemani "para penasihat politiknya", para pengurus partai yg dulu menjadi teman-teman sekolahnya, jalan lah dia ke dua kecamatan. Dan setelah itu? Niatnya menjadi Bupati langsung sirna.

Rakyat Indonesia itu ternyata SAMA KORUPNYA dengan para pejabat. Disetiap lokasi yang didatanginya, walaupun ditemani oleh tokoh-tokoh daerah bersangkutan, termasuk yg dianggap tokoh-tokoh agama, adik teman kita itu "SELALU DITEMBAK". "DIPERAS". Malah "tokoh-tokoh daerah dan agama" yg menjadi teman-teman bokapnya itu "MEMERAS LEBIH PARAH". Dimintain ini dan itu. Bukan DIPERAS lagi, tapi DIRAMPOK, dan kelihatan sekali masyarakat MEMANG MENGAMBIL KESEMPATAN UNTUK MEMERAS. Bahkan tanpa malu-malu berkata: "Mana amplopnya pak? Biasanya Setiap calon yg datang kesini selalu ngasih "amplop" pak..." Tanpa merasa sungkan atau malu. Hebat ya?

Mungkin karena itulah negeri ini menjadi sedemikian amburadul. "Pemerasan diam-diam" yang dilakukan masyarakat itu, justri dibiarkan, menjadikan "economic cost" untuk menjadi kepala daerah sedemikian tinggi. Dan benar kata ibu teman gue itu, hanya seorang Sinterklas yang bisa selamat tidak korupsi bila menjadi pejabat di Indonesia. Dan sinterklas itu tokoh dongeng. Artinya, lu hanya mimpi mengharapkan bisa tidak korupsi untuk menjadi pejabat di Indonesia....


++++++++++++


Mungkin kita memang masih terlalu muda dan naive mengenai politik di Indonesia. Mungkin kita masih perlu belajar lebih banyak lagi.

Ketika melihat berita keretakan Partai PPP, bokap gw berkomentar pendek "Sandiworo!!!".
Gw bingung dong cuy. Lho kenapa Yah? Tanya gw.

Dengan enteng bokap gw bilang gini. "Kamu pikir Surya Dharma Ali (SDA) itu, "gratisan" mau nongol di acara kampanye Prabowo (Gerindra)? Enak banget Prabowo bisa gadang-gadang SDA gratisan ke acara kampanyenya. SDA yg ketua umum PPP, salah satu partai Islam terbesar, sementara Gerindra butuh banget tambahan suara koalisi untuk menggoalkan pencapresan Prabowo. Baik budi banget tuh SDA mau gratisan nongol di kampanye Prabowo."

Prabowo sedang DIPERAS! Sedang DIRAMPOK!!
Dan Masya Allah, yang melakukan adalah oknum2 yang mengaku Kyai dan Ulama. Oknum-oknum yang menggadang-gadang Islam dalam "JUALANNYA".

Sebusuk apapun Prabowo itu, sejelek apapun dia, tak pantas diperlakukan demikian. Apalagi oleh orang-orang yang mengaku Kyai dan Ulama. Pantaslah Partai Islam itu tak pernah bisa maju dan besar, bila isinya adalah PEMERAS dan PERAMPOK!!!

Ketika PKB mendapatkan kenaikan suara signifikan dalam PEMILU kemarin, terus terang semua Vampire dan Kunti mengucap syukur. Namun beberapa tetua, termasuk bokap gw cuma berkomentar "Just wait and see, tunggu saja entar."

Dan kemudian terjadilah, ketika melihat PKB dengan amat "gagah berani" menyender ke PDIP, dan bokap gw berkomentar "Nah, apa kata Yanda, Penipu".
Nah lho, kok?

Bokap gw menjelaskan panjang lebar, Ingat ketika Pilkada Jakarta? Siapa coba yang dipakai buat "menembaki JOKOHOK"? Rhoma Irama (RI) bukan? Emang kalo tidak ada RI dan Farhat Abbas, yg "nembaki" Jokohok dengan kasus Islam dan Cina, apa bisa Jokohok "dicitrakan" sedang dizalimi? Sehingga mendapatkan dukungan sedemikian besar? Itu emang disengaja!!!

Kemudian ketika RI "diambil" PKB sebagai "icon" Pemilu, emang tidak ada maksud "tersembunyi" ya?
Kemudian ketika HAMPIR SELURUH MEDIA DAN PARA PENDUKUNG JOKOWI, memuji-muji Rhoma Irama karena "berhasil" mendongkrak suara PKB, emang tidak ada maksudnya? Heran kan, media dan orang-orang yg tadinya mencaci maki RI, tiba2 secara serentak memuji-muji kemampuan bang Rhoma mendulang suara untuk PKB. "Rhoma Irama Effect" berhasil buat PKB katanya.
Tapi coba sekarang, dimana RI ditendang oleh PKB yang kesengsem koalisi dengan PDIP?
So? Bisa baca agendanya? Bisa baca grand plan nya? Tanya bokap gw.

Masih ingat ketika Almarhumah Shinta Nurwahid istri Almarhum Gus Dur, beserta anaknya Yenny Wahid, bergandengan tangan dengan Rieke Dyah Pitaloka, menentang RUU Anti Pornography? Tanya bokap gw lagi. Dan orang beragama Islam seperti apa yang sanggup menolak UU Anti Pornography semacam itu? Undang-undang yang melarang "pameran syahwat" untuk ditolak di Parlemen?

Dan sama seperti PPP, kamu kira PKB juga "gratisan" ngemper ke PDIP? Well you better think again. Kata bokap gw. Coba diingat para cukong apa aja yg mendukung pencapresan Jokowi.
Masya Allah..... Gw cuma bisa terdiam.

Dan yang paling penting lagi, PKB itu tidak pernah mau mengaku sebagai PARTAI ISLAM! Kata bokap.
Mereka selalu menegaskan mereka itu Partai Sekuler. Meski basis massa mereka adalah NU, salah satu organisasi Islam terbesar Indonesia. Dan harus ingat, darimana asal Ulil Abshar Abdalla, dedengkot JIL itu. Kata bokap gw lagi.
Makin pusing kepala gw. Makin patah hati gw.

Lihatlah bagaimana mereka melakukan akrobat Politik, dengan melukai hati para pemilih mereka. Membodohi dan memperalat orang seperti Rhoma Irama.
Ini adalah sebuah skenario besar mempertahankan Indonesia pada pembodohan dan tetap kerdil. Agar gampang "dijarah". Dan para Ulama dan Kyai besar, ikut didalamnya, diiming-imingi Uang dan kekuasaan.

Coba lihat sejarah "Reformasi" yang katanya ingin membawa perubahan dari Jaman Orba Soeharto.
Hutang? SEMAKIN BANYAK!!!

Mari membuka hati dan berbicara kebenaran, sepanjang sejarah reformasi, Presden mana yang paling "pintar dan berhasil" dan Presiden mana "Yang Paling dungu dan tak mampu"?
Bicara dengan jujur!!

Yang paling berhasil itu Habibie. Dia mampu membuat kurs Dollar ke angka Rp 6000. Tertinggi Rp 8000. Ada presiden sesudah itu yg mampu melakukan itu?
Dengan segala keterbatasan, dia tidak menjual satupun asset negara. Namun ekonomi bisa bergerak.
Namun dia dijatuhkan dengan segala cara, sebab dia "berafiliasi" ke Jerman bukan ke Amerika. Dan Madam Liberal beserta antek-anteknya (Yang paling utama PDIP) tak suka itu. Dan habislah Habibie dijelekkan sebagai antek Orba. Kesalahannya hanya itu, dia "prodigy" nya Soeharto. Tak perduli bahwa dia mungkin Presiden terbaik buat Indonesia saat itu. Yang penting singkirkan dia.
Pendongkelan Habibie dari kursi kepresidenan, bukan untuk kebaikan Indonesia. Tapi demi kebaikan Madam Liberal.

Dan terus terang, mau lu sanggah sekeras apapun, Pengangkatan Gus Dur dan Megawati sebagai Presiden, adalah cacat sejarah bagi Indonesia. Megawati adalah Presiden "Yang paling tidak berhasil" namun apa kata Media pendukung madam Liberal itu? Media-media yang sekarang jor-joran mendorong Jokowi?
Bagi mereka Megawati adalah Presiden paling berhasil, sementara pada masanya, BLBI digelontorkan, Para Penjarah Harta negara pengemplang hutang, dibebaskan, malah diberi keringanan untuk menjarah asset-asset negara. Beberapa BUMN diobral. Salah satunya INDOSAT. Ya DIOBRAL!!! BUKAN SEKEDAR DIJUAL, TAPI DIOBRAL!! Persis jualan telur ayam yang sudah hampir kadaluwarsa.
Apa yang suda dilakukan Mega? Tidak ada!! Tapi anehkan, seakan-akan dia lebih hebat dari Habibie?
Pencitraan media liberal!!!
Gus Dur dan Mega, adalah cacat sejarah negeri ini. Terimalah itu. Dan kita dibodohi mampus-mampusan oleh seluruh komponen yang menginginkan bangsa ini tetap bodoh dan kerdil.

Coba lihat kemana kita digiring? Mau mereka berpura-pura "saling menghianati", "saling menghina", "saling baku dapa (kata orang Maluku)"... tetap saja pilihannya, Kalau bukan Jokowi ya Prabowo.
Indonesia dipaksa untuk masuk ke mulut Singa atau masuk ke mulut Buaya. Tak ada pilihan lain.
Hebat kan? Hebat atau dungu? Negara sebesar ini, seluas ini, dengan penduduk Muslim terbesar, digiring hanya untuk memilih Jokowi atau Prabowo.... Nasibmu Indonesia....

ARB? Buuiihhh sudah ke laut kali ya nek.... Kalau ARB, masuk mulut Dinosaurus kali ya nek..??

Di Pilkada Jakarta mereka akur, bak Tele Tubbies, mereka berpelukan setiap waktu. Sama-sama mengganyang Bang Rhoma Irama. Sekarang mereka "berpura-pura" berkelahi. Mengeluarkan segala macam "perjanjian-perjanjian batu bertuliskan khianat" yang tak jelas. Beuuhhh....
Memuji-muji Rhoma Irama Effect, tapi sekaligus menendang dirinya untuk jadi icon, bingung gak brok?

Dan ulama-ulama yang berteriak koalisi "gratisan".... GRATISAN BROOKK... GRATISAN...!!!

Terus terang, kita memang patah hati. Sangat kecewa. Tapi kita tidak akan pernah putus asa.
Tetaplah bersekutu dengan Setan. Tetaplah mempermainkan amanah dan kepercayaan ummat.
Kita, Vampire2 dan Kunti2 memang mantan-mantan orang paling busuk yang baru belajar Islam. Yang baru dan lagi sedang dirundung "mahabbah/cinta" tertulus kepada Islam. Yang mengharapkan banyak pada pemimpin dan guru2nya. Mungkin kamu sedang mentertawakan kita, sebab pengaruh dunia politik menjadikan kamu tak lagi percaya kekuatan do'a.... Silaahhhkkaannn... Suit yourself....
Silahkan berkata kita Muslim/Muslimah yang terlalu naive. Terlalu dungu untuk percaya do'a. Silahkan mengejar impianmu. Meninggalkan ummat mengejar dunia. Sebab kita pernah menjadi seperti kamu!!!

Tapi bagi kita,....Mari kita bertarung do'a. Mari kita bertarung do'a.......
Kamu yang mengaku Kyai dan Ulama...
Dan kami, Vampire dan Kunti, cicunguk yang baru belajar Islam. Mari kita bertarung do'a. Kelak, do'a siapakah yang akan lebih dulu diijibah Allah...


"Inna a'toina kalkautsar. Fasollilirobbika wanhar. Innasyaniaka huwal abtar."

"Idza ja a nasr Ullahi wa-l-fathu. Wa ra'ait an-nasa yadkhuluna fi din-Illahi afwaja. Fa-sabbih bi-hamdi Rabbi-ka wa-staghfir-hu. Inna-hu kana tawwaba"

Mari kita bertarung do'a, wahai Kyai dan Ulama yang dibutakan Syaiton....












No comments:

Post a Comment