whose side are you on

whose side are you on

Wednesday, April 29, 2015

Books of Blunders ~~ Another blunder, another slap in the face, another stinky job to cover ~~


Kembali Tuan Presiden Jokowi bikin blunder yg sangat memalukan. Beliau berkata Indonesia masih punya hutang kepada IMF. Namun kemudian Om SBY meralat ucapan Jokowi tersebut, dengan memberikan pernyataan bahwa Hutang Indonesia kepada IMF sudah lunas semenjak tahun 2006. Dan dibenarkan oleh Bank Indonesia. Sebuah tamparan telak yang sangat memalukan!! Sebagai seorang Presiden, sungguh sangat memalukan bila tidak mengetahui "gambaran kasar" mengenai "Neraca Keuangan Berjalan Negara".
Sungguh kesalahan yang amat sangat tolol dan keterlaluan. Lebih parah dari blunder "I don't read what I sign"....

Ketika pertama kali gue dilibatkan Ayah gue untuk terlibat ke dalam bisnis keluarga, yang pertama kali diajarkan beliau kepada gue adalah cara mudah untuk menghapal "garis umum", neraca keuangan berjalan perusahaan. Gue harus tahu dan hapal, angka-angka kasar yang penting-penting dari neraca keuangan berjalan perusahaan. Gue harus tahu angka kasar fix cost, semacam biaya pegawai, biaya sewa, biaya bunga (artinya gue harus tau jumlah out standing hutang berjalan), dll. Gue juga sedikit banyak harus tahu variable cost, dan post-post penting lainnya.
Karena tanpa mengetahui neraca berjalan perusahaan, bagaimana mungkin gue akan tahu perkiraan pokok keuangan dan kesehatan perusahaan.
Dengan mengetahui neraca berjalan itulah, baru kita tahu "kemampuan" perusahaan untuk mengembangkan investasi. Menghitung kapitalisasi, dan merencanakan pengembangan jangka pendek, dan menengah, untuk selanjutnya melakukan proses perubahan/perbaikan kepada visi pengembangan jangka panjang.

Tanpa mengetahui posisi out standing hutang perusahaan, dan posisi pendapatan/pemasukan, bagaimana lu bisa mengatur strategi pengembangan perusahaan lu???????
Itu cuma ngomongin perusahaan, lha ini dalam kapasitas dan kelas sebuah negara sebesar Indonesia, sebagai Presiden lu tidak tahu utang negara berapa dan berapa kira-kira pemasukannya dalam tahun berjalan, gimana lu berhitung untuk menjalankan Nawa Cita-Cita setinggi langit lu ituuu gok??

Jangan-jangan Presiden kita ini tidak mudeng mengenai neraca anggaran berjalan Negara. Dan bingung raisopopo kalo ditanya, berapa kira-kira belanja tetap pegawai, berapa kira-kira perkiraan fix cost belanja negara dalam setahun, berapa total out standing hutang, post-post kementerian mana aja yang menghasilkan duit dan mana yang jeblok. Berapa kira-kira sisa duit yg ada, dan kemana aja duit itu akan diinvestasikan. Kalo Nawa Cita-Cita tak terjangkau, ingin diteruskan, duit tak cukup, kemana harus minjem. Post pendapatan mana aja yg harus digenjot, dan mana yang harus ditutup, krn ngabisin duit muluk.

Welleehh... Kalau out standing hutang negara aja kamu sebagai Presiden tidak updated, gimana mau menetapkan strategi pembangunan tuh gok? Gimana lu tau berapa banyak sisa duit yg lu punya buat pengembangan ekonomi, setelah dikurangi segala macam kewajiban? Ketahuan banget kalo gitu seh, Nawa Cita-cita tak kesampaian itu memang cuma retorika. Lhaaa wong out standing hutang Negara aja dia kagak ngerti goookkk..... Bodo banget ga seh gok?


No comments:

Post a Comment