whose side are you on

whose side are you on

Sunday, April 5, 2015

BOOKS OF "TASAWWUF" == WALK THE TALK AND A STORY OF SUGAR LIPS ==



Beberrapa hari yg lalu gw sempet baca di twitland, seorang "Panglima" JIL (Jaringan Iblis Liberal), menuliskan mengenai perbandingan Tasawwuf dalam Islam dengan ajaran agama Tao. Beliau ini mengambil buku karangan Toshihiko Izutsu "Sufism and Taoism" sebagai referensi. Terpukau sekali kiranya Panglima Perang JIL ini dengan buku tersebut. Sampai perlu menurunkan sebuah epos mengenai hal tersebut (Tasawwuf Islam dan Taoisme) di Twitlend. Heroic sekali. Berbuncah-buncah. Meledak meletup bertalu-talu..kekekeke...

Dalam kultwitnya tersebut, dengan gagah berani penuh dengan cita-cita tinggi segenap jiwa, gembong Islam Liberal itu menuliskan begini: "Solusi bagi dunia Islam skg ini bukan khilafah, tapi tasawwuf. Titik."
Membaca seluruh kultwit beliau tersebut, gw sampai planga-plongo gw ileran dan berkerut kening. Apa pasal temanz? Bwegini cweritanya....

Gw nggak akan mengupas masalah Tasawwuf, Taoisme, atau khilafah secara detail di sini. Entar jadi panjang ceritanya. Gw cuma pengen menyoroti masalah Islam Liberal itu sendiri, dan posisinya terhadap Tasawwuf dan Islam itu sendiri. Biar nggak muter-muter. Sebab gw males muter-muter kayak para gembluk JILers itu yg senangnya muterrrr kayak komedi puter...

Kalau lu orang yang sangat mendewa-dewakan bahasa "intelek" yang sangat digemari para JILers, semacam statusisasi karena disebabkan progresivisasi yang berkonsipasi kemakmuran, mempertakut menjadikan labilisasi ekonomisasi dan reboisisasi, maka coba deh lu buka-buka kamus atau googling internet, maka lu akan menemukan arti kata "Liberal" itu adalah segala hal yang "positif". Karena memang Liberalisme itu adalah dewa bagi kaum Barat. Yang mengagungkan "kebebasan" dalam segala hal. Dan itu jugalah yang digunakan JIL, membungkus Liberalisme dalam Islam untuk menjadi jualannya.
Liberal itu, Open minded. Berfikiran terbuka. Tidak cupat. Menerima segala pemikiran baru. Termasuk terbuka dalam mendefinisi ulang ajaran Islam.

Dalam Islam itu hanya dikenal tiga Golongan. Coba buka Alquran. Dalam Alquran, hanya ada tiga golongan manusia dalam Islam. Muslim, Kafir, dan Munafik. Tapi karena Liberal, bertentangan dengan segala (yg katanya) "ortodox" dan "konservatif", "meredefine" ajaran islam, tidak ada Kafir dan munafik. Yang ada hanya Muslim dan Non Muslim. Eufemisme semaput muntah darah. "Redefine Islam", dengan ajaran statusisasi liberalisasi reboisasi mencretisasi.

Seumur gini gw, belum pernah gw baca ada istilah Non Muslim di Alquran. Kafir dan Munafik itu Alquran sendiri yg mendefinisikannya. Dan "Non Muslim" itu, entah eufemisme dari daratan mana itu berasal.

Kembali ke masalah Tasawwuf tadi. Coba deh lu baca-baca buku Tasawwuf. Baca kitsah-kisah para Sufi. Sufi, orang-orang yang menjalankan dan melaksanakan tasawwuf sebagai pegangan dalam keseharian hidupnya. Orang-orang yg beribadah dan berkontemplasi dalam mencapai magfirah tertinggi, sudah pasti akan menjadi orang-orang yang zuhud dan tawadhu. Orang-orang yang selalu berusaha menjaga hatinya hanya diisi oleh cinta pada Sang Khalik semata. Allah. Coba deh baca buku-buku tentang Tasawwuf.

Jadi gw bingung, bagaimana seorang yang mengaku Liberal, yang mendewakan segala "kebebasan", mampu menjalani Tasawwuf. Menjadi seorang sufi, yg zuhud dan tawadhu, yang dengan ikhlas melepaskan "segala kebebasannya", karena sang sufi tahu, kebebasan itu hanya milik Allah. Dirinya sebagai hamba Allah bukan siapa-siapa. Tak memiliki hak apapun. Bahkan hak terhadap dirinya sendiripun seorang Sufi percaya, dia tak memilikinya. Dirinya milik Allah. Jadi dia tak berhak mentattoo dirinya. Tak berhak melobangi (piercing) kupingnya. Tak berhak menggunakan dirinya sekehendak hasratnya. Semua sikap dan perlakuannya hanya untuk SANG PEMILIK. Segala yang dimilikinya, bahkan dirinya, hanya milik Allah semata.

Coba katakan hal itu pada seseorang yg mengaku seorang Liberalis. Jangan piercing kupingmu. Jangan bertattoo. Jangan pamerkan auratmu pada khalayak. Jangan senggama sembarangan. Sebab dirimu itu milik Allah. Jadi kamu tak punya hak apapun atas dirimu. Coba deh kamu ngomong gitu kepada seorang yg mengaku liberal. Kalo nggak ditimpuk pake terompah elu sampe kelaut. Emang sappaaa loooo katanya pasteehh...
Jadi bagaimana mungkin seorang yang mengaku-ngaku Islam, dan kerjanya menggadang gadang Liberalisme sebagai jualannya, dengan penuh heroik muntah darah bilang: Solusi buat dunia Islam adalah Tasawwuf. Titik!!

Helllloowww...??? Am I hearing something? Or I am just broadday light dreaming????

Mari coba kita bandingkan jualan para pahlawan penggadang Liberalis itu, dengan apa yang dilakukan para Sufi. Elu-elu pasti pernah dengar nama Rabi'ah Al Adawiyah, salah seorang sufi wanita paling termasyhur. Dalam kisah para Sufi, ada banyak dikenal berbagai anekdot/sindiran lucu dari para Sufi mengenai jawaban mereka kepada penghujat-penghujat mereka. Semacam anekdot-anekdot Abu Nawas atau Nasaruddin Hoja. Dua orang Sufi yg paling terkenal sindiran-sindiran lucunya. Sama seperti halnya dengan mereka, Rabi'ah Al Adawiyah juga memiliki anekdot bagi para pencelanya.

Ketika para lelaki yang sok merasa hebat, menyindir Rabi'ah Al Adawiyah, karena ketekunannya beribadah, sampai tidak menikah, sementara dia hanya seorang wanita, yang seberapa tinggi pun ibadahnya, tidak akan mungkin menjadi imam, tidak akan mungkin menjadi Khalifah, tidak akan mungkin menjadi Nabi, Rabi'ah menjawab: Menjadi Imam, Khalifah, dan Nabi itu memang menjadi bagiannya lelaki, namun menjadi bagian para lelaki pula menjadi banci, bertingkah laku seperti wanita, atau berdandan seperti wanita.
Menjadi Imam, Khalifah, dan Nabi itu memang bagiannya lelaki, namun menjadi bagi sebahagian lelaki pula mencampur yg bathil dan yg hak, mencampur aduk ayat-ayat dalam Alquran pada saat mereka berceramah di mimbar Mesjid.
Sementara melahirkan para Nabi, Para Khalifah, para Suhada, adalah menjadi hak dan bahagian wanita.

Mari bandingkan dengan anekdot para Jaringan Iblis Liberal:
- Wanita boleh jadi Imam dan ceramah Jum'at.
- Menjadi LGBT dan berhubungan sesama jenis itu tidak haram.
- Boleh menafsir ulang Islam. Tafsir Alquran boleh siapa saja melakukan. Sesuka hati.
- Alquran itu sebagian isinya dongeng.
- Hijab itu tidak wajib.
- Miras/Khamar itu kalo tidak mabok, tidak haram.
- Judi itu tidak haram.
- Lokalisasi itu tidak haram.
- Nikah beda agama itu diperbolehkan.
- Tidak ada Murtad, dan tidak ada Kafir, yg ada hanya Muslim dan Non Muslim.
- Dan masih banyaakkkk lagi yg lainnya...

Nah terus lu sebagai penggadang paham Liberalis (walau pake embel-embel Islam), dengan penuh heroisme muntah sampe menceret berapi-api, bilang: "Solusi bagi dunia Islam skg ini bukan khilafah, tapi tasawwuf. Titik."

Binguuunnggg kaannn jadinya guveee masbraaayyy.... Coba dimana ketemunya tuh Tasawwuf dengan Liberalist?

Gw kenal beberapa orang yg memang memiliki visi bahwa solusi untuk kemandekan dunia Islam adalah Khilafah. Terlepas dari masalah gw setuju atau tidak dengan visi mereka tersebut, itu adalah hal lain. Tapi mereka menyuarakan itu, dan memperjuangkan visi mereka itu. Berjuang "menjual" visi mereka, sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Walk the talk. Ucapan sesuai tindakan. Tidak munafik.

Lha ini... Banci Liberalis kondean, bicara Tasawwuf sebagai visi, tapi jualannya jjjaaauuhhhh dari sifat-sifat dan tindakan para Sufi.... Lha itu apa dong namanya masbrok??? Bingungkan?"T

Mungkin yg dimaksud "Tasawwuf Liberal" Kali ya brok? Soalnya Islamnya juga kan Islam Liberal, jadi Tasawwufnya juga Liberal. Sufinya minumannya cognac, bourbon, dan champagne. Kerjaan si Sufi Liberal, jalan-jalan ke Las Vegas ngabisin duit hasil bergigolo ria, hedon habis kumpul kebo dengan Artis Hollywood. Terus bosan jadi lakik, tukar kelamin ke Bangkok jadi Sufi Liberal wanita, kemudian menikah dengan Homo super Macho dari New York. Sufi Liberalis. Itu kali maksudnya ya brok?

Atau barangkali maksudnya mau menggadang-gadang syncretisme Islam dan Taoisme? Tentang semua agama sama dan benar? Jadi pake ilmu cocokomologisasi reboisasi, sufi itu sama dengan kontempelasi ala Taoisme?
Atau barangkali mau pamer kalo baru baca buku karangan Toshihiko Izutsu itu? Entahhlahyaawww...

Kalau kata Sufi yg bener itu: Gw tidak bisa menjadi apapun, selain yang diizinkan Allah.
Sementara kalau kata "Sufi setengah jadi Liberalis" kyk diri gw begono: I can be what I want to, and all I need is to get my boogie down.... Kwekwkekwkekwkw....

Yang jelas, dalam Alquran itu ada HANYA tiga golongan manusia. Muslim, Kafir, atau Munafik....
Kira-kira gemmbong JIL yang sangat heroik muntah menceret bilang solusi bagi dunia Islam itu Tasawwuf bukan Khilafah, kira-kira masuk kategori golongan yang mana ya temanzz??? Bingung guvehhh......



No comments:

Post a Comment