whose side are you on

whose side are you on

Saturday, April 11, 2015

BOOKS OF MANAGING A NATION LIKE A CIRCUS ~ I DON'T READ WHAT I SIGN ~




Setelah pembentukan Kabinet yg melanggar janjinya tidak akan melakukan politik transaksional.
Setelah ekonomi dan nilai rupiah yg semakin terpuruk dan terjun bebas.
Setelah kasus gonjang ganjing politik perseteruan KPK dan POLRI, yg mengakibatkan "kekalahan telak" KPK.
Setelah berbagai kasus yang dilakukan para Menterinya, dari mulai mulut asal jablak "Rakyat tak jelas", sampai kasus ikut campur tangan yang sangat vulgar Menhumkam pada pertikaian internal PPP dan Golkar.
Kemudian kasus pemblokiran situs-situs Islam yg dianggap beroposisi.
Ditambah lagi kasuS "asal tanda tangan, nggak penting banget baca dulu, yang penting asal tanda tangan".

Sampai yang terakhir di Kongres Partai PDIP yang baru kemaren dan masih "hangat". Dia cuma dijadiin sekedar "pengunjung pasif", datang dan planga plongo kayak orang dungu, tambah diperjelas lagi posisinya yang "cuma petugas partai", dalam pidato politiknya setelah terpilih kembali menjadi "ratu", Megawati unjuk gigi akan posisinya sebagai Ratu dan posisi sang tuan yg cuma sekedar "petugas partai", tak perduli setinggi apa kedudukannya, posisinya masih dibawah mak Banteng. Megawati unjuk gigi dengan tegas "menggampari/menempelengi" petugas partai yg tak tau diri ini, "si krempeng" yang diwangsitkan bapaknya untuk diorbitkan, ternyata cuma jadi duri dalam daging bagi Sang Ratu...

Setelah semua kejadian itu, apalagi yang dapat gua banggakan dari dirimu tuan presiden?

Dimana hingar bingar letupan sejuta pencitraanmu yg selama ini diletupkan berbagai media?
Dimana citramu yg digembar-gemborkan sebagai Pemimpin terbaik bangsa ini? Bahkan disebut sebgai "A New Hope" oleh Majalah sekaliber TIME?
Dimana kau sembunyikan wajah aslimu tuan?
Masihkan kau punya marwah dan harga diri untuk memperlihatkan wajah aslimu yang sudah babak belur ditempelengi oleh kelakuannmu dan kelakuan orang-orang sekitarmu?

Orang-orang boleh membelamu dan berkata Pidato Politik Megawati dalam Kongres PDIP itu sesuatu yang sangat tidak pantas. Namun tuan, bukankah kita sudah mengingatkan jauh-jauh hari, bahwa hal seperti ini akan terjadi? Dukungan dan segala pencitraan yang diberikan padamu itu, yang menghabiskan tenaga begitu banyak manusia dan butuh dana trilyunan untuk menjalankannya, pasti tidak gratis! Pasti ada vested interest.
Dan sekarang para pendukung babi-buta mu mengatakan itu semua bukan salahmu?

Mungkin somewhere along the way, otak-otak para pendukung babi-butamu itu hilang kececeran di jalan.

Bagi gua yang untungnya masih punya otak, gua cuma bisa katakan, apa yang kau perlihatkan selama kepemimpinanmu ini, sama seperti yg disindirkan orang selama ini kepadamu, sebagai lakon "Petruk Dadi Prabu" di dalam kisah pewayangan. Tak punya kapasitas, namun ditiup dengan pencitraan gegap gempita berbagai media, jadilah pemimpin balon terbang....

Betapa nestapanya nasib bangsa ini, yg begitu lama berjalan tanpa nakhoda.....



No comments:

Post a Comment