Were once Caterpillars, transformed to Cocoons, AND NOW WE ARE BEAUTIFUL BUTTERFLIES...
whose side are you on
Tuesday, November 5, 2013
Books of Relativity = How stupid you can be..?
Kekekekek.... Mw ikutan ah masbray..
Paling enak itu emang pake bahasa matematika ya prend? Simple, jitu, dan tepat sasaran. Tidak muter2 kayak JILers.
JILers bilang: Kebenaran itu relative. Logikanya soak ya prend?
Kalo ada yang membuat pernyataan seperti itu, artinya pernyataannya itu juga BUKAN SATU KEBENARAN DONG. Bisa benar bisa tidak, soalnya kebenaran itu kan relative katanya. Jadi, dalil tentang Kebenaran itu relative, bisa salah bisa juga benar, tergantung dari planet mana diliatnya. Kalo diliat dari Planet Babi, jadi bener, tapi kalo diliat dari Planet Manusia, jadi salah beeuussaarr... Iya gk prend? Kekekekeke.....
5+3=8, itu adalah satu kebenaran. Dan itu mutlak! Mau loe di Bumi, mau loe di Matahari, mau loe di Planet Babi 5+3 itu tetap akan 8.
Logaritma 100 itu adalah 2. Mau loe di Planet sumbing, mau loe di Andromeda, Mau loe modar di kuburan, Log 100 itu tetap 2. Sampe ke akhir zaman, tetap 2. Lantas di mana relative nya prend? Kekekekee....
Terus mereka bilang lagi, banyak jalan ke Roma. Banyak jalan ke Monas. Banyak cara berhitung mendapatkan angka 4.
Jadi klo diibaratkan Tuhan itu adalah Roma, Monas, atau angka 4, banyak cara untuk mencapainya. Banyak jalan mencapainya. Klo diibaratkan jalan itu sebagai agama, maka semua jalan ke Roma, ke Monas, dan ke angka 4 itu sama benarnya. Toh sama2 sampe kan?
Terus lagi dedengkotnya JILers, mbah Nurcholis Majid (NM) itu, mengibaratkan Tuhan itu seperti roda sepeda. Pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari2 rodanya adalah agama, jadi semua agama itu mencapai Tuhan juga.
Sama prend, logika gue juga jadi ikut buteg ngedengerin penjelasan mereka yang semau gue, sungsang-sumbing gk jelas juntrungannya.
Sebenarnya mereka percaya Tuhan gk seeeh prend? Kok perumpamaan-perumpamaannya sangat tolol dan merendahkan begitu?
Klo loe mengaku Islam, seharusnya loe percaya, Allah itu tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Allah itu akan menyalahi segala hal yang terbaru. Tak akan bisa dijabarkan. Hanya Allah sendiri yang dapat mengerti hakikat diriNYA. Hanya Allah sendirilah yang dapat menjabarkan eksistensi diriNYA. Manusia tidak akan pernah dapat mencapai Hakikat Paling Hakiki Sang Maha Hidup itu.
Jadi adalah perbandingan yang sangat merendahkan, bila Allah itu disamakan dengan kota Roma, dengan Monas, atau angka 4.
Sebab Roma, Monas, dan anka 4 itu, ada zahirnya, ada wujudnya, ada yg bisa menyamainya. Itu logika yg dipaksakan. Seperti teka-teki Gajah masuk Kulkas. Gimana cara masukin Kuda ke Kulkas? Buka kulkasnya masukin kudanya. Terus gimana cara masukin Gajah ke kulkas? Buka kulkasnya, ambil kudanya, ganti'in sama Gajah. Kekekekeekek... Logika maksa bookkaannn???
Perumpamaan seperti itu, adalah perumpamaan orang yang tak percaya Allah. Perumpaan orang yg tak memahami filosofi Islam. Karena semuanya ingin dizahirkan. ingin diwujudkan. Sementara Allah itu tidak ada perumpamaannya. Tidak ada persamaannya.
Klo Allah itu sama seperti Roma, sama seperti Monas, sama seperti angka 4, jadi Kaisar Julius pemimpin Roma itu apa? Bang Ali yg nyuruh bangun Monas itu apa? Angka sejuta yang jauh lebih besar dari angka 4 itu apa? Pertanyaannya jadi semakin panjang... kekekeke, tambah gk mudeng blasss...
Allah itu tidak bisa disamakan dengan apa pun. Hanya Allah sendirilah yang mengerti dan tahu hakikat diriNYA. Itu adalah keimanan dasar yang harus dipegang oleh setiap orang yang mengaku Islam.
Jadi bagaimana menemukan eksistensiNYA kalau kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu hakikat Sang Maha Hidup itu? Ya MAU TIDAK MAU, kita harus mengikuti "peta petunjuk" yang dibuat oleh DIRINYA SENDIRI. Sebab hanya DIA yang mengerti akan DIRINYA. "Peta Petunjuk" itu harus dibuat oleh ALLAH sendiri. Sebab bagaimana mungkin kita yang bodoh begini bisa mencapainya, jika sedikitpun kita tidak bisa tahu hakikatNYA? Logikanya hanya begitu.
Dan logikanya juga, "Peta Petunjuk" itu pun HARUS SATU BUKAN? Sebab klo DIA membuat "peta" yang banyak, pokonya pake peta apa pun pasti nyampe ke DIA, lha buat apa DIA buat peta? Pake peta buatan Mbah Gambrut juga bakal nyampe kok. Pake peta buatan mang Ulil juga sampe kok. Pake peta buatan mbah Nurcholis juga pastiii sampe kok. Lha buat apa peta dari DIA???? Muter lagi logicnya prend... kekekeke...
Jadi kalo ada orang yg bilang, agama itu ibarat jalan ke Monas, mengikuti bahasa si mpok, secara de facto orang itu sudah bilang, agama itu gakk perrluuuu.... lha wong Tuhannya Tugu Monas massbooossss.... kakakakaka.....
Ikut bahasa temen gue di bawah, otaknya beli dimana ya masbray? Beli kodian ya?
Bukan prend, otaknya dapet hadiah dari majikan, belinya pake Dollar lhooww bossss... Rupiah gaakk laakkuuuu.... KEKEKEKEKEKE....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment