whose side are you on

whose side are you on

Tuesday, April 16, 2013

BOOKS OF EDUCATION = WHERE YOU PUT THE FUTURE ON STAKE... UN YANG AMBURADUL

Di negara tetangga kita, Singapore, Malaysia, dan Thailand, Menteri Pendidikan adalah jabatan yang sangat PRESTISIUS.
Jabatan yang paling sering mendapat sorotan.
Sudah menjadi rahasia umum, di Malaysia dan Singapore, umumnya "calon Perdana Menteri" yang dijagokan partai penguasa, DIHARUSKAN menduduki jabatan ini terlebih dahulu. Terutama Malaysia. Sepertinya sudah jadi "UU tak tertulis", calon Perdana Menteri, harus digembeleng di jabatan Menteri Pendidikan terlebih dahulu. Jadi jabatan ini bukan "jabatan maen-maen", atau sekedar "jabatan balas budi" buat partai koalisi, semacam yg terjadi di Indonesia.

Kalau di Indonesia, jabatan prestisius kementerian itu, seperti yang sering kita "rasakan", adalah Menteri Keuangan dan Perdagangan. Sementara jabatan Menteri Pendidikan dianggap jabatan "biasa-biasa" saja. Bukan jabatan untuk "orang-orang sangat pilihan".
Dari jaman Soeharto, sampe sekarang, jabatan Menteri Pendidikan ini TAK PERNAH dijadikan jabatan PRIORITAS. Pamornya bahkan kalah dari pamor Kementerian Luar dan Dalam Negeri.
Liat aja contoh sekarang, siapa yang digadang-gadang Om SBY buat jagoaannya, Mas Gita Wiryawan, Menteri Perdagangan.

Pemerintah dan media2 di Indonesia tak pernah punya niatan untuk "mencitrakan"/menjadikan Kementrian Pendidikan sebagai kementrian yang jadi FOCUS dan TOP Priority di Indonesia. Meskipun anggarannya bukan main banyaknya. Kementrian dengan anggaran terbesar, tapi sangat terasa kementrian ini bukan kementerian TOP PRIORITY apalagi dianggap PRESTISIUS bagi Indonesia. Menterinya tak banyak disorot, bandingkan dengan Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan.

Indonesia sudah saatnya mencontoh yang dilakukan negara2 tetangga. Harus ada niatan untuk menjadikan Kementerian Pendidikan menjadi kementrian TOP PRIORITY. Kementerian yang harus disorot setiap saat.
Sama seperti Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Jaksa Agung di Amerika. Posisi-posisi yang "dicitrakan" sebagai posisi prestisius.
Hanya dengan cara itulah, Menteri Pendidikan akan dipaksa kerja mati-matian buat Pendidikan Indonesia.

Mau jungkir balik bicara ekonomi, agama, sosial, politik, dan segala macem... TANPA pendidikan yang mumpuni, PERCAYA DEH, Indonesia akan selamanya jadi negara budak bangsa laen. Indonesia tak akan pernah bisa bangkit dari jerat jajahan bangsa laen. HARUSA ADA NIATAN DARI SELURUH BANGSA INI, TERUTAMA DARI PEMERINTAHAN, UNTUK MENCITRAKAN KEMENTRIAN INI SEBAGAI KEMENTRIAN PALING PRIORITAS. Tidak cukup hanya mengucurkan dana Trilyunan, TAPI JUGA MENEMPATKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN YANG BENAR-BENAR CAPABLE, ORANG-ORANG YANG MEMANG DINIATKAN OLEH BANGSA INI UNTUK BAKAL JADI PRESIDEN/PEMIMPIN BANGSA INI KEDEPAN.
Pemimpin yang bila dianggap sukses menjalankan visi/misi/agenda pendidikan Indonesia dalam masa kepemimpinannya, akan layak maju menjadi Calon Presiden.
Tidak seperti sekarang, Menteri Pendidikan itu hanya jabatan politis, jabatan "balas budi dagang sapi" sesama partai koalisi, Menyebalkan!!!

Wajah Pendidikan Indonesia adalah wajah keamburadulan perhelatan Ujian Nasional (UN). Mengadakan UN yang hanya beberapa hari saja, sudah begitu parahnya. Apalagi membentuk/mengembangkan kurikulum pendidikan, menjalankan agenda kebijakan pendidikan yang hitungannya tahunan dan jangka panjang? Bisa dibayangkan kan?

Gw kenal Menteri Pendidikan Om Muhammad Nuh. Di beberapa kesempatan, pernah diskusi beberapa kali mengenai dunia Pendidikan di Indoesia. Terus terang, visinya boleh diacungin jempol. Dia tahu dengan sangat tepat masalah pendidikan di Indonesia. Dan dia punya jawaban untuk masalahnya.
TAPI untuk Indonesia yang sudah jadi negara anomali, bagi serang pemimpin, tidak cukup hanya visioner, tapi dibutuhkan juga keberanian untuk melakukan langkah-langkah revolusioner dan visioner sekaligus, untuk Pendidikan Indonesia.
SANGAT DIBUTUHKAN PEMIMPIN YANG BERANI MELAKUKAN PEROMBAKAN VISIONER SEKALIGUS REVOLUSIONER.
Kalau tidak, kejadiannya akan sama dengan KPK, yang mulai terlihat hanya menjadi tangan politik. Mudah-mudahan tidak.

Tapi kalau Menteri Pendidikan cuma skedar menjalankan agenda partai, ya.... bermimpilah pendidikan Indonesia akan bisa menjadi baik. Tak perduli sebagus apa teori yg anda punya sebagai Mendikbud, namun tanpa kesanggupan dan keinginan yang tegas untuk menjalankannya, anda akan cuma jadi Menteri Politis....
Dan pendidikan Indonesia akan tetap jalan ditempat. Sementara nasib masa depan bangsa ini, sangat ditentukan oleh orang-orang yang dihasilkannya kelak, dari dunia Pendidikan Indonesia...

Mari jadikan Menteri Pendidikan menjadi Menteri Prestisius, bukan sekedar Menteri Politis....

No comments:

Post a Comment