whose side are you on

whose side are you on

Tuesday, July 28, 2015

BOOKS OF ECONOMIC BANCRUPTCY = INDONESIA/OUR HOUSE FOR SALE =




Agaknya tanda-tanda resesi ekonomi mulai bener terjadi ya temens, mbakbos dan masbos sekalian. Bukan cuma kabar burung isapan jempol issue tak jelas. Belum juga akhir tahun, baru mula masuk kwartal 3 dan semester 2, Vampire-Vampire dan The Kunties sudah sulit menulis di mari. Hampir semua ngurusin kerjaan yang targetnya, sudah di rubah berkali-kali. Business Plannya sudah dialtered puluhan kali. Yang sabar ya temans-temans, marahin tuuhh semua yang milih pemimpin tak becus ngurusin negara.

Kasihan aja tuh semua Kunties yg jadi CFO, harus ngurangin ngumpul dengan si kecil, dan harus pusing tujuh keliling terus-terusan melototin trend serta ribuan grafik dan parameter ekonomi global. Serasa negara tanpa nakhoda ya mbakbos... Biasanya tante-tante Kunties hampir tiap hari mampir di mari, sekarang sunyi sepi bagai dihantam badai....

Yang kasihan yang pada jadi HR Direktor atau GM HRD yaaaa... Mikirin gimana mempertahankan Karyawan meski penjualan sudah rontok kemana-mana... Duuuhhh Gustiii....

Sudah santer banget, PHK massal akan dimulai September ini, di banyak perusahaan, jika Ekonomi Indonesia makin terpuruk. Ya Rabbi, kemana lagi harus mengadu. Sementara pemerintahnya masih jumpalitan ngurusin Politik, gegara pemimpinnya lemah lemot tak punya visi. Nunggu janji-janji surga jaman kampanye sama aja menunggu Godot. Mulut tak bisa dipegang gitu, gimana mau percaya janji surga tak tentu rimbanya?

Tak satupun indikator ekonomi Indonesia, yg menuujukkan tanda-tanda membaik, sementara kabinetnya masih asik-asik mengatakan fundamentaaallll ekooonomiii muuannntaaappp, semuanttaapp Islam Nusantaarrraaaa.... Woaalllahhh pada mimpi kali tu yeee para Menteri Ekonomi....


Kemaren guwe ketemu temen guwe, yang sekarang jadi salah satu Executive di sebuah Perusahaan Multinasional. Tadinya perusahaan itu adalah perusahaan Amerika, tapi kemudian dibeli oleh sebuah Perusahaan Cina, secara Cina memang saat take-over/merger itu terjadi, Cina menjadi Negara yg sedang kelebihan cash flow. Ekonominya booming seperti balon ditiup. Beli perusahaan dimana-mana. Seperti beli pisang goreng. Termasuk perusahaan tempat teman guwe ini kerja.

Setelah dibawah kendali Cina, cara kerja perusahaan itu berubah drastis. Teman guwe itu mengeluh. Dan dia bilang, perusahaan-perusahaan Cina besar di Indonesia, tak bisa dibantah punya andil besar memasukkan imigran-imigran "gelap" ke Indonesia. Termasuk perusahaan tempat dia bekerja. Ribuan buruh tenaga kasar dimasukkan ke Indonesia dengan alasan "pembangunan infra-struktur". Imigran-imigran yang menjadi pekerja kasar, yang seharusnya bisa diberikan kepada penduduk lokal. Namun Korporasi-Korporasi Cina besar-besar tersebut, lebih memilih memasukkan buruh kasar dari Cina. Yang tak memiliki nilai tambah bagi Indonesia.
Dan dia bilang, sesudah pekerjaan pembangunan "infra-struktur" selesai, para pekerja kasar "impor" tersebut, dibiarkan begitu saja oleh Korporasi. Menjadi imigran gelap. Tentu saja sangat mengurangi kos dan biaya. Apakah ini bagian dari rencana JKW "mengimpor" warga Cina sebanyak 10 Juta, hingga tahun 2019, seperti yang santer diberitakan? Entahlah.

Dengan sedikit nada agak meninggi, teman guwe itu bilang, para tenaga kasar "impor" itu, skillnya tak lebih baik dari penduduk pribumi lokal. Tapiiii jorrroookkkk bukan main. Tak bisa bahasa Indonesia, tak punya agama, suka seenaknya, dan hanya mau diperintah boss nya yang cina. Dia bingung mau bagaimana mengutarakan masalah ini. "Ntar guwe dibilang SARA pulak" katanya. SARA masbos????? Kalo yg seperti itu mah sudah pelanggaran hukum Tenaga Kerja dan Imigrasi, kenapa mesti takut dibilang SARA? Kalau itu bener.
Sulit ya masbos kalo sudah menyangkut urusan priuk nasi. Biar juga sudah jadi VP, teteeppp perusahaan asing. Aneh-aneh dikit kena PHK. Jadi lebih baik diam ya masbos?

Dia bilang hal seperti itu tak cuma di Indonesia, di mana-mana Cina sedang menebar kelebihan penduduknya. Terutama yang tak memiliki skill. Di Angola kejadiannya lebih paraaahhh.... Penduduk lokalnya sudah hampir tersingkirkan di semua ladang minyaknya. Yg penuh diisi pekerja kasar Cina.

Hal seperti ini perlu menjadi perhatian Menteri Tenaga Kerja dan Direktorat Imigrasi. Kecuali ini memang pembiaraan oleh pemerintah yang punya agenda politik sendiri, terutama mengenai pengembangan Politik Komunisme. Entahlah.
Terlalu banayk kepentingan yang bertarung di dalamnya.
Namun jika tidak hati-hati, dalam 10 tahun ke depan, negeri ini kemungkinanakan berubah menjadi "Formosa" kedua bagi Cina. Dengan segala kepentingannya....

Duhhh bapak Presiden dan Wakilnya, mana tuh janji-janjimu dulu, mana tuh Nawa Cita dan Trisakti mu masa kampanye. Mana tuh kabinet kerja mu itu? Sudah ke laaaoooddd yaaa om...

Tinggallahhh Vamp-Vamp dan The Kunties jumpalitan jualan kemana-mana...
Berharap jangan sampe prediksi banyak pihak, resesi akan mulai menghantam pada akhir Kwartal 3. Dan Economic Spinning mulai terjadi. Lingkaran Setan dalam ekonomi. Inflasi plus beban hutang plus Defisit neraca berjalan plus duit cekak, PHK dimulai, pengangguran meningkat, Inflasi makin meninggi, ekonomi mandek, PHK makin banyak, begitu seterusnya muteerrr, sampe resesi terjadi, sampe bangkruttttt....

Jangan sampe Negara ini harus dijual karena nilai-nilai agama dan patriotosme, yg sudah rontok diterjang materialisme. Jaringan Islam Liberal yg punya agenda terpendam, senang banget kalo sampe Papua merdeka, jualan liberal gak laku ganti topeng jualan Islam Nusantara, yang sama saja isinya jual Liberalisme, yang ujung2nya jualan Indonesia juga. Dibantu pulak oleh politik pemerintah yang mendukung Liberalisasi Ekonomi. Jualan Indonsia.
Sama seperti jualan rumah pasangan yang baru cerai, seperti lagu latar pada "Emotion Meter" blog ini. Sekali terjual, penyesalan seumur hidup tak kan cukup menggantikannya, sama seperti saat obral Indosat yang dilakukan pemerintahan Megawati. Mau nangis darah pun tak kan bisa disesali lagi. Jangan jual Indonesia pada siapapun demi kepentingan jangka pendek yang lu miliki. Seperti JIL/Islam Nusantara yang punya agenda menjual Papua...

Duhhh Rabbi, kemana lagi kah kami harus meminta...?? Jangan sampe sahabat-sahabat baik ku itu melakukan PHK. Tahajjudddd wooyyy... Tahajjud. Masih percaya kan Do'a kepada Allah itu obat paling mujarab..????



No comments:

Post a Comment