whose side are you on

whose side are you on

Saturday, December 1, 2012

Books Of Karbala Massacre : When Kingdom Of God is being betrayed....

Membaca blog sobat gw dibawah ini, mengenai agama dan mahzab yang benar, gw serasa berdebat kembali dua minggu lalu dengan teman2 yang lain mengenai hal yang sama.
Karena ini blog bareng2 dan rame2, gw terpanggil untuk menyuarakan pikiran gw ya brow. Bebas aja kan? Kekekeke...
Biar yang baca juga tau kalo kita itu bukan pengikut asal ngesot buat mahzab sun'ni maupun Syi'ah. Buat kita, ISLAM ITU SATU, TIDAK ADA SUN'NI DAN TIDAK ADA SYI'AH... Bagi kita dua2nya punya unsur kebenaran dan kesalahan.

ISLAM IS ONE AND ONLY, ISLAM, Yang tuhannya Allah, dan Rasulnya Muhammad... Tidak pernah ada Sun'ni dan Syia'ah....

Bibit perpecahan dalam Islam sesunghunya, sudah dimulai jauh sebelum jaman Khulafau Rashidin menjadi khalifah dalam Islam. Perseteruan antara Bani Hasyimi dan Bani Muawiyah, sudah berdarah-darah jauh sebelum jaman Rasul Muhammad menyiarkan Islam.

Dan sulitnya, sangat susah mencari sumber informasi yang kompeten dan objective bagi kebenaran sejarah Islam setelah wafatnya Rasul ini, dan digantikan oleh kekhalifahan berikutnya. Yang menyebabkan Islam terpecah-pecah. SANGAT SUSAH!!!

SEMUA PEWARI SEJARAH yang bertutur itu, selalu memiliki sudat pandang yang diwakili mahzabnya masing-masing. Bila dia seorang Sun'ni maka dia akan bertutur demi kebaikan Sun'ni. Dan bila dia Syi'ah maka dia akan bercerita demi kebaikan Syi'ah.

Yang menjadi bingung, adalah kita-kita, penganut Islam ini, yang tak ingin dipusingkan dengan perebutan politik di pusat kekuasaan Islam jaman baheula beribu-ribu tahun yang lalu. BERIBU TAHUN BROW, BAYANGKAN...
Pengikut Islam yang ingin beribadah dengan benar, atas nama Allah, Qur'an, dan RasulNYA...

Sama seperti teman gw dibawah, gw tidak ingin membahas sejarah yang panjang berdarah-darah itu. Dimana Syi'ah membela sudut pandangnya dengan keras kepala, dan Sun'ni juga membela sudut pandangnya tak kalah keras kepalanya.

Bila kamu ummat Islam yang merasa cerdas dan berotak membaca sejarah yang ditulis pewari akhli sejarah (akhli lho brok) dari kedua kubu, kamu akan menemukan berbagai kejanggalan diantara kedua sudut pandang itu. Semua membela pahamnya masing-masing.

Dan pusingnya lagi, karena sejarah yang dituliskan itu menyangkut berbagai sosok yang dimuliakan dalam agama Islam, kadang-kadang informasi yang disampaikan pun menjadi seperti dongeng-dongeng agama. Tak punya nalar dan pijakan membumi sama sekali. Semua berdasarkan asumsi dan pendapat personal si penulis, yang kadang2 tidak membumi dan tidak rasional sama sekali.
Seakan-akan, karena semua yang bertikai itu adalah orang-orang dekat yang mulia Rasul, maka mereka tak pernah membuat salah sedikitpun. Seakan-akan semuanya MALAIKAT yang tak punya salah.
Sementara kita tau, siapa pun yang bertikai itu, mereka semua adalah MANUSIA BIASA, YANG TAK LUPUT DARI KESALAHAN. sedekat apa pun hubungan mereka kepada Rasul.
Pakai otak dan logika cepat aja deh, kalau mereka-mereka yang bertikai itu adalah malaikat yang tak punya salah, tidak mungkin Islam akan pecah sehebat itu kan?
Jadi cobalah berpikir rasional, menyampaikan info yang benar, tanpa dibumbui cerita dongeng dan pendapat pribadi yang menyesatkan. Sampaikan apa adanya, kenapa seh? Susah brok, jawab teman gw, takut dicap murtad...kekekeke...

Sebagai ummat Islam yang sedang mencari kebenaran, bila kamu baca sejarah yang menceritakan perseteruan kedua mahzab itu, ada dua hal yang teramat jelas bisa dibedakan:

1. Bila itu pewari sejarah Sun'ni, maka penyampaian sejarah pertikaian itu akan menjadi "dongeng" malaikat. Semua yang bertikai adalah "malaikat-malaikat" tak punya dosa, sahabat-sahabat Rasul, yang semuanya tidak punya ambisi, niat, dan keinginan jelek. Semuanya mendapat "Restu Allah" dan semua kejadian sejarah penting, seperti terbunuhnya Khalifah Ustman, adalah takdir Allah, tanpa "dibumbui keinginan politik kekuasaan" dari siapapun.
Dan kamu sebagai ummat yang benar-benar ingin tahu, tanpa niatan untuk menghakimi, akan mengerutkan dahi membacanya. Apalagi kamu yang tebiasa dengan ilmu politik dan kekuasaan semacam Machiavelli. Selamat menjadi bingung deh. Pelaku politik kekuasaan di jaman itu, semuanya malaikat.. yang tak punya ambisi, tak punya niat jahat, dan tak kenal intrik politik. jadi semua peperangan yang berdarah-darah itu, jutaan nyawa ummat Islam yang hilang, semua karena perang para "Malaikat" yang sedang bermain "perang-perangan". Bingung kan lu brok?

2. Bila pewari sejarah itu adalah mahzab Syi'ah, maka kamu akan menemukan segala macam bentuk "setan" dan sumpah serapah kepada orang-orang yang dulu ikut berjuang dengan Rasul itu. Yang seharusnya dapat disampaikan lebih objective. Dan kamu akan lebih lagi mengerutkan kening membacanya. karena Islam mengajarkan hal-hal yang baik, namun kamu dipaksa untuk membenci orang-orang beribu tahun lalu, yang bahkan kamu sendiri sudah tak terlalu memusingkan lagi, selain ingin beribadah pada Allah.
Kamu yang terbiasa mendengar Islam itu sebagai agama yang santun, selamat menjadi bigung, membaca sumpah serapah kepada tokoh-tokoh Islam yang banyak diagungkan itu. Bahkan gw sendiri menjadikannya suri tauladan.

Bingung kan broookk? Kita semua memang bingung! Semua hanya gara-gara perebutan kekuasaan beribu tahun yang lalu.

Kalau kamu sama seperti kita sedang mencari kebenaran sejarah itu (BUKAN SOAL MAHZAB MANA YANG BENAR YA? SEBAB KALAU MENGENAI ITU BUAT KITA SUDAH JELAS JAWABNYA, MAHZAB MANA YANG BENAR) pasti kamu akan sama bingungnya dengan kita. Karena percayalah, info yang jelas, objective, dan kompeten, sangat sulit diperoleh. Apalagi penulis sejarah Orientalis Islam itu..?? Wuuuuuhhh.... sudah jelas agendanya toh?

Rasanya memang sulit menuliskan sejarah yang objective, sebab seobjective apapun itu, pasti kedua mahzab akan mengkritiknya dari sudut pandang masing-masing. Sama keras kepalanya.

Pergesekan itu sudah dimulai ketika Abu Bakar ditunjuk sebagai Khalifah pertama menggantikan Rasul. Para pengikut Ali sudah mulai protes, karena mereka percaya, kekhalifahan itu "exclusive" hanya diberikan kepada Ahlulbait (Keluarga Nabi). Dan menurut kita exclusivitas itu memang perlu dipertanyakan. Apalagi Ali itu hanya menantu dan Keponakan Rasul.

Digantikan oleh Umar, pergesekan itu kian tajam. Kemudian diikuti pembunuhan Umar, yang cerita sederhananya dilakukan oleh seorang budak yang disakiti hatinya oleh Umar. Ini pembunuhan politik pertama dalam sejarah penuh darah Islam. Dan bisa kah kamu sebagai orang yang berotak dan cerdas menerima alasan pembunuhan politik sehebat ini hanya karena dilakukan oleh seorang hamba sahaya yang sakit hati? Tidak ada aktor cerdas dibelakangnya? karena semua tokoh yg bertikai saat itu adalah "malaikat", jadi tidak mungkin "malaikat" punya ambisi politik buat menyingkirkan Umar. Pasti itu benar hanya karena si dungu budak Majusi itu sakit hati pada Umar? Bisakah kamu menerima alasan senaif itu? Misteri pembunuhan ini, tetap tinggal misteri hingga kini.

Dan pemberontakan terhadap Ustman ketika dia menjadi Khalifah, dan misteri dibalik pembunuhannya, yang hingga kini juga tak terpecahkan. Kalau pada bagian ini, semua mahzab baik Syi'ah dan Sun'ni, akan bercerita sama "kisah malaikat", tidak ada yang punya kepentingan politik untuk membunuh Ustman. Jadi menurut mereka semua, kematian Ustman hanya tragedi. Semua pelaku sejarah tersebut adalah 'Malaikat" yang tak punya ambisi kekhalifahan.
Meskipun kalau kamu membaca sejarahnya dan mengikuti perkembangan selanjutnya, hingga sampai ke perang Shiffin dan Perang Jamal, kamu pasti bisa menarik kesimpulan sendiri mengenai kejadian itu. Namun karena yang terlibat adalah orang-orang atas angin mendekati "Malaikat", maka sebaiknya kamu tutup mulut kamu dan simpan bagian itu buat kamu sendiri.
Dan kematian Ustman pun hingga kini tinggal misteri.

Dan puncaknya adalah dalam perang Karbala. Ketika beberapa cucu Rasul, anak-anak Ali, dibantai dalam perang ini. Perang yang benar-benar berat sebelah. Apapun alasan pembelaan yang diberikan oleh pewari sejarah Mahzab Sun'ni mengenai alasan perang ini, bagi gw, inilah perang yang memang diniatkan untuk menghabisi sisa-sisa kejayaan RasulAllah. Perang yang penuh dendam, intrik, tipu daya, fitnah, dan ambisi pribadi. Terimalah itu. Yang berperang tetap manusia biasa, bukan Malaikat.

harus diakui, Muawiyah bin Abu Sufyan itu adalah seorang politikus ulung. Politikus yang jauh lebih unggul daripada Ali, dalam adu strategi politik. Itu harus diakui.
Ketika Ali menjadi Khalifah, dan Muawiyyah menjadi Gubernur di Syam (Syria/jordan sekarang ini), keunggulan itu sudah bisa dirasakan.
Keengganan Ali untuk mengungkap misteri dibalik pembunuhan Ustman, (perlu dicatat Ustman itu adalah paman Muawiyah) dilanjutkan dengan niatnya mencopot Muawiyah dari jabatan Gubernur Syam, diikuti dengan perang Syiffin, menjadikan Muawiyah seakan-akan menjadi orang yang benar-benar dizalimi.

Hampir sama seperti keadaan Presiden kita sekarang SBY, yang mendapatkan simpati masyarakat luas, karena dianggap dizalimi oleh Megawati. Atau wakil gubernur yg naik daun mas Ahok, yang dianggap dizalimi Rhoma Irama/Islam. Mendapat simpati masyarakat luas.
Begitu juga Muawiyyah yang menuntut keadilan dalam kematian pamannya Ustman, dan dikalahkan dalam perang Syiffin. Popularitasnya meroket bak kembang api. Orang baik yang dizalimi Khalifah.

Banyak sekali kebenaran sejarah yang sulit diperoleh pada masa-masa penuh darah dalam kekhalifahan Islam itu. Banyak sekali kebenaran yang coba-coba ditutupi, karena semua yang ingin mengetahui kebenaran, khawatir dianggap Murtad dari kedua Mahzab (Baik Sun'ni maupun Syi'ah) apabila menyuarakan kebenaran, karena tokoh-tokoh yang berseteru, banyak yang dianggap "manusia suci" dalam Islam.

Bagi gw, kedua kubu yang bertikai Sun'ni dan Syi'ah punya kebenaran masing-masing, namun juga punya dusta-dusta besar yang coba ditutupi.

Siapa dalang pada kematian Umar dan Ustman?
Apakah sikap Ali yang "kelihatan lemah dan enggan" dalam menegakkan keadilan dengan kematian Ustman dapat dibenarkan?
Mengapa Ali begitu cepat mau menggantikan Ustman? Meskipun konon kabarnya karena dipaksa.
Mengapa Ali begitu ngotot ingin mengganti Muawiyah?
Apa dibalik ribut dan intrik politik ini semua?
Apa pun yang dikisahkan oleh kedua Mahzab yang berseteru, tak bisa ditutupi, pertikaian ini pertikaian manusia biasa, bukan pertikaian Malaikat.
Siapa malaikat dan siapa setannya, hanya Tuhan yang tahu.

Dan benarkah kisah tokoh Misterius Abdullah bin Saba, yang katanya seorang Rahib jahudi yang menyebarkan fitnah dijaman Ustman menjadi Khalifah, benarkah dia ada? Atau benar hanya tokoh fiktif?
Mirip seperti tokoh misterius, Ari dalam perseteruan KPK dan DPR, dan tokoh misterius agen CIA dalam kasus Gayus si pencuri uang negara itu.
Jadi kalau menilik semua kisah itu, berhentilah menceritakan kebohongan bahwa tak ada intrik politik disitu. Permainannya sudah benar-benar politik tingkat tinggi. Perebutan kekuasaan menjadi penguasa sebuah "wilayah" terluas kala itu, bukanlah intrik politik main-main. Bukan permainan suci para malaikat.

Dan bagi kaum Sun'ni, benarkah Aisyah tak punya andil dalam proses pemenangan Muawiyah?
Kita tidak dapat menutupi kenyataan, perebutan pengaruh antara Fatimah dan Aisyah, bahkan kala Rasul masih hidup pertikaian itu memang terjadi. Janganlah menutupi kenyataan itu dengan kepalsuan dan kebohongan sejarah. Sebegitu dalam perseteruan Ali & Fatimah, dengan Aisyah, hal yang coba ditutup-tutupi oleh mahzab Sun'ni, be realistic, mereka semua manusia, bukan malaikat.
Sebegitu dalam dendam dari hasil perang jamal, dimana Aisyah dikalahkan oleh Ali.
Benarkah Pasukan Aisyah bergerak ke Basrah memang untuk mencari perdamaian, logikanya kalau untuk berdamai, buat apa bawa sebegitu banyak pasukan?
Mereka itu tetap manusia, bukan malaikat. Dan banyak sekali penjelasan sejarah Islam yang membuat kita terbodoh-bodoh dibuatnya.
Semua bak Malaikat, tapi semuanya menghasilkan perang. Membunuh sebegitu banyak ummat Islam, yang kedua pihak mengklaim sebagai mati sahid. Malaikat mana yang bisa melakukan itu? Bingung gak brok? Bingung kan?

Apakah yang dilakukan Muawiyah terhadap Husayn dan beberapa cucu Rasul lainnya dalam perang Karbala dapat dibenarkan? Dalam sebuah perang hanya orang bodoh yang bisa menerima kalau kedua belah pihak yang berseteru sama-sama benar. Sama-sama malaikat. Itu adalah dongeng antah berantah. Be realistic!!! Ada ambisi, dendam, dan intrik politik disitu.

Juga tak bisa dipungkiri, dijaman kekhalifahan Muawiyah, pemujaan kepada keluarga Rasul ini pernah secara sistematis coba "diredam" dan dihilangkan, terimalah kenyataan itu. Sama seperti yang dilakukan oleh Politikus2 Ulung terhadap lawan2 politiknya. Soeharto kepada Soekarno, Lenin kepada Tsar Romanov, Teng Sia Ping terhadap Mao Tze tung. peredaman "kehebatan keluarga Rasul" itu baru dikembalikan dijaman Khalifah Abbassiyah, di jaman Khalifah Harun Al Rasyid, ketika Khalifah ini melihat, Riwayat keluarga Rasul yang coba dihilangkan/dikecilkan artinya justru membawa kejelekan bagi Ummat Islam.

Hasil dari degradasi "Pemujaan Nabi" itu masih terlihat sampai sekarang. Coba lihat aja tanda-tandanya sampai sekarang. Gw dan teman2 tidak Ingin memperkeruh suasana. Nanti malah kita dibilang murtad. Malah runyam... hehehehe, pake ajak otak sendiri. Cari-cari info sendiri.

Bagi kita. ISLAM ITU TETAP SATU.
Kalau dibaca semua kutipan sejarah itu, Sun'ni dan Syi'ah sama-sama ada salah, dan sama-sama ada benarnya. Karena memang keduanya bersumber dari agama yang sama, dan dipisahkan hanya gara-gara segelintir orang-orang yang dianggap "malaikat" tapi sebenarnya punya ambisi pribadi sendiri untuk jadi penguasa kekahalifahan terbesar dalam sejarah.
Yang terpenting bagi gw dan teman2 gw, siapapun yang lu yakini sebagai Imam lu, Rasul gw tetap Muhammad, Tuhan gw tetap Allah, dan Kitab gw tetap Alquran.

Gw tak bisa menerima, apapun alasan yang lu kasih, untuk membenci Kulafau Rashidin, orang-orang yang sungguh berjasa dalam Islam. Sebesar apapun kesalahan mereka dalam menjadi khalifah. Gw tak akan bisa membenci mereka. Apalagi sampai meludahi dan menuduh mereka Setan.
Gw tak bisa menerima mahzab yang membenarkan menyebar kebencian pada ummatnya tentang sahabat-sahabat terbaik Rasul ini.

Dan gw juga tidak bisa menerima, apa yang dilakukan oleh Muawiyah kepada keluarga Rasul, sebesar apa pun jasa Muawiyah kepada Islam. Gw tak bisa menerima intrik politiknya yang memang penuh ambisi.

Sebenarnya yang menarik keuntungan dari perseteruan dua Mahzab dalam Islam ini, adalah musuh-musush Islam. Mereka bersorak dan berdendang. Dan kenapa para pemimpin kedua Mahzab ini tidak bisa melihat itu semua?
Sebegitu bodoh kah kita bertikai beribu-ribu tahun, hanya gara-gara ambisi pemimpin Islam Ribuan tahun yang lalu???

Dan kalau mau disentil dengan pahit, buat kelompok Sun'ni, cobalah lihat, negara-negara yang "dekat" kepada "musuh-musuh" Islam itu. Lihatlah!! Lihat Arab Saudi, Lihat Jordania, Lihat Kuwait, Lihat Uni Emerat Arab, Lihat...
Siapa yang berkiblat kepada negara yang dekat kepada "musuh-musuh" Islam itu? Tak usah malu, mereka semua mayoritas Sun'ni.

Dan kalau mau dianalogikan dengan wanita suci yang melahirkan keturunan mulia, seperti yang dituliskan teman gw dalam postingnya dibawah, coba lihat siapa ibu Muawiyah bin Sufyan itu. Ibu yang menurunkan dinasti Muawiyah.

Ibu yang menurunkan Kekhalifahan Muawiyah adalah Hindun. Wanita yang sedemikian terkenal pada jaman penyebaran Islam oleh Rasulullah. Wanita yang paling memusuhi Islam pada jamannya. Wanita yang memakan jantung Hamzah, paman Nabi, pada perang Uhud.
Dan terus terang, sebagai laki-laki, gw percaya pengaruh rahim seorang ibu pada turunannya.
Dan gw tak pernah bisa menerima dan menjelaskan, seorang wanita seperti Hindun, bisa dikatakan menurunkan keturunan seperti Muawiyah yang digambarkan seperti Malaikat oleh Mahzab Sun'ni, "malaikat" yang tak punya ambisi, tak punya dendam, tak punya intrik politik dalam islam.

Buat gw, apapun alasan lu untuk berbohong menutup-nutupi kebenaran sejarah Islam, simpan itu buat diri lu sendiri.
Jangan menambah bingung Ummat.... Lu bilang semua tokoh pelaku sejarah itu adalah malaikat, semua benar, atau semua setan, selain pengikut mahzab lu. Tapi semua yang mereka hasilkan adalah perang berdarah-darah, mengorbankan pengikut-pengikut mereka, jutaan ummat seagama binasa, dan lu semua orang-orang yg mengaku Islam sok pintar, tetap bilang mereka malaikat, mereka sahabat nabi, mereka maksum tak punya dosa?  Simpan saja khotbahmu buatmu sendiri. jangan menambah bingung ummat yang ingin beribadah dengan benar. Simpan khotbah pembodohan lu itu buat diri lu sendiri..

BAGI KITA, ISLAM ITU SATU, TUHAN GW ALLAH, RASUL GW MUHAMMAD, DAN KITAB GW ALQURAN. Berhentilah saling menjelekkan.
Kasihan ummat ini yang terus bertambah bingung.....................

No comments:

Post a Comment