whose side are you on

whose side are you on

Monday, October 26, 2015

BOOKS OF PRIORITIZING == URGENT, IMPORTANT, AND CRITICAL



Mbak Najwa Shihab pernah dengan penuh dedikasi, berbusa-busa, muntah menceret masuk angin, memuji-muji Jokowi, yg disebutnya kerap kali melanggar aturan protokoler karena merobah rencana kerjanya secara dadakan. Yang tadinya ingin ke A tiba-tiba berubah ke B, karena merasa ke B lebih penting ke A. Dan menurut Najwa, hal ini sangat sering terjadi. Najwa Shihab ingin "mengkinclongkan" sikap Presiden Jokowi yang dianggapnya sangat mementingkan kepentingan masyarakat/rakyat, sehingga sering melanggar aturan protokoler.

Dan kejadian itu terulang lagi dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika kali ini. Yang diperpendek dari jadwal semula, karena urusan asap di Indonesia. Rencana kerjanya dirubah lagi. Mungkin maksudnya untuk perkinclongan seperti yg dilakukan Najwa Shihab, bahwa JKW lebih mementingkan rakyat sehingga perlu merubah rencana kerjanya ke USA.
Bassiiii woooyy.... Basiiii bapak Presiden...

Semua perkinclongan yg dikisahkan oleh mbak Najwa Shihab itu, justru menunjukkan bahwa JKW sebagai seorang pemimpin, TIDAK MEMILIKI SENSE OF PRIORITIZING. Sebagai seorang pemimpin JKW seharusnya bekerja berdasarkan prioritas. Karena tanpa urutan prioritas, percayalah seorang pemimpin akan bekerja secara gadubrukan. Seperti yg dikinclongkan Najwa Shihab. Gadubrukan mana yang suka-suka aja, mana yg "dianggap" lebih penting, itu yg didulukan.

Kalo lo belajar ilmu management, lo akan belajar mengenai ilmu prioritas ini, prioritizing SANGAT PENTING bagi seorang pemimpin yg baik. Kalo seorang pemimpin tdk bisa membuat ukuran prioritas bagi rencana kerjanya, ya seperti perkinclongan Najwa Shihab di atas, jadilah seorang pemimpin nabrak sana nabrak sini. Semua dianggap kritikal.

Ukuran prioritas itu harus didasarkan 3 kriteria, Penting (Important), Urgent (Mendesak), dan Critical (Kritis).
Tanpa prioritas, semua urusan akan kelihatan sama pentingnya untuk didahulukan. Tapi bila kamu sudah terbiasa menimbang 3 kriteria prioritas, pasti kamu akan bisa kerja dengan benar, tanpa gadubrukan, maen tabrak protokoler setiap saat setiap waktu.

Ada urusan yang mendesak, tapi tidak penting. Ada urusan yg penting, tapi tidak mendesak. Ada yg mendesak dan penting, tapi tidak kritikal. Tapi yg kritikal, bisa dipastikan selalu penting dan mendesak!
Dan biasanya urusan yg bertempo jangka pendek selalu "lebih kritikal", dari urusan jangka menengah, dan jangka panjang. Karena logikanya, tanpa menyelesaikan urusan kritikal jangka pendek, bagaimana lo mau menyelesaikan mimpi-mimpi jangka menengah dan jangka panjang lo gok? Mati aja lo mimpi di siang bolong....

Urusan Asap dan urusan hubungan bilateral Indo-USA, mana lebih penting dalam urusan prioritas?
Rakyat lo sudah teriak-teriak megap-megap bernapas asap 3 bulan. Bayi-bayi bergelimpangan terkena infeksi pernapasan. Anak-anak sekolah sudah diliburkan berminggu-minggu, tidak belajar dan ketinggalan ilmu. Para karyawan kantor, hampir pingsan setiap hari beraktifitas ditengah pekatnya asap. Ekonomi lokal hampir lumpuh. Nyawa sudah tercabut. Keadaan sudah kritis... Nah lhoooo.... Malah ngurusin hubungan jangka panjang, mimpi indah dengan USA.

Kalo urusan ke Amerika itu diundur katakanlah sampai 2016, apakah bayi-bayi di Sumatra akan bergelimpangan terkena ISPA? Apakah akan ada rakyat Indonesia yang wafat karena sesak napas? Apakah anak-anak sekolah di Riau akan libur berminggu-minggu? Apakah Indonesia akan kiamat? Sebegitu kriris kah urusan ke USA? Sehingga lebih penting dari urusan bayi-bayi yg bergelimpangan di Riau, di Jambi, di Palembang, dan Kalimantan?

Urusan ke Amerika itu, PENTING TAPI TIDAK MENDESAK DAN TIDAK KRITIKAL!!! itu urusan jangka menengah dan jangka panjang.
Tapi urusan asap di Sumatra dan Kalimantan, itu kritikal dan jangka pendek. Urusan nyawa dan kesehatan jutaan rakyat Indonesia. Urusan kebaikan pendidikan dan hajat hidup jutaan penduduk Sumatra dan Kalimantan. DAN DALAM JANGKA PENDEK! Kritikal dan tidak bisa menunggu hingga 2016!!! Urusannya nyawa rakyatmu!!!

Dan terbukti bukan? JKW mempersingkat kunjungannya ke Amrik. Jadi dimana sense of prioritizingnya? Begitukah sikap seorang pemimpin yg baik? Kenapa tidak berpikir dalam sebelum melakukan perjalanan itu tuan Presiden?
Apapun alasannya, meski berbusa-busa muntah darah dikinclongkan mbak Najwa Shihab, seharusnya, urusan jangka pendek untuk Rakyatmu adalah urusan yg paling utama!!! Memimpinlah dengan prioritas kerja. Jangan asal gadubrukan.

Berhentilah bermain-main pencitraan. Pikirkan derita rakyatmu, yg hampir mati ditengah kepungan asap tebal. Capekkk bapak Presiden.....


No comments:

Post a Comment