whose side are you on

whose side are you on

Sunday, May 10, 2015

BOOKS OF TOLERANCE ++ THIS HOUSE, IT'S OUR HOUSE ++




Dalam ilmu Statistika, Produksi, dan Dinamika benda-benda, sangat dikenal apa yg dinamakan "ukuran toleransi". Dalam teknik produksi, semakin teliti bentukan satu produk, akan semakin baik kualitasnya, dan kemungkinan akan semakin mahal harganya. Sehingga ketika dilakukan produksi massal terhadap suatu produk, untuk menjaga kualitas, diberlakukan Quality Control dengan menerapkan hukum stastistika, sebaran Gauss atau Sebaran Normal, menandakan sebaran toleransi "penyimpangan/dicrepencies" yang masih dapat diterima terhadap produk bersangkutan.

Contoh, sebuah pabrikan mobil, dalam memproduksi "Crankshaft", "Primary Shaft/Sumbu Utama", atau "Roda Gigi pada Transmisi", sudah menentukan toleransinya dibatasan tertentu.
Misalnya untuk Sumbu Utama mobil, dengan dimensi diameter (50mm +/- 0.1mm), +/- 0.1mm itu disebut toleransi, artinya dalam quality control dimensi produk sumbu utama yg dapat diterima adalah antara 49.9mm hingga 50.1mm. Diluar itu produk dianggap cacat. Tak dapat diterima. Semakin teliti sebuah system produksi, akan semakin sedikit produk yg cacat. Sehingga dikenal apa yg disebut system management "Zero Tolerance".

Orang sering salah mengartikan Zero Tolerance itu sebagai toleransi Nol dalam dimensi. Contoh di atas, quality control dimensi sumbu utamanya menjadi (50mm +/- 0mm). Itu adalah hal yg TIDAK MUNGKIN. Karena secanggih apapun sebuah system produksi, pasti akan selalu ada cacatnya. Sehingga tidak mungkin melakukan produksi massal dan mengharapkan produksi sumbu utama mobil di atas akan selalu menghasilkan diameter persis 50mm. Suatu hal yang tidak akan mungkin pernah terjadi. Toleransi itu diperlukan untuk mengakomodasi ketidak sempurnaan setiap system produksi.

Satu-satunya cara untuk menciptakan "zero tolerance" adalah dengan mempersempit "ruang toleransi". Seperti contoh di atas, bila output produk yg diharapkan adalah dimensi antara 49.9mm - 50.1mm, maka dengan membangun system produksi dengan quality control toleransi +/- 0.01mm (50mm +/- 0.01mm), diharapkan system "zero tolerance" akan tercapai. Karena produk yg dihasilkan pasti akan berada dalam kisaran toleransi yg diharapkan (49.99mm - 50,01mm). Tidak akan ada produk gagal/cacat. Dan semakin presisi sebuah produk (semakin mendekati dimensi yg sempurna yakni, 50mm) akan semakin baik pula hasilnya.

Dalam Ilmu Dinamika benda, untuk menggerakkan sebuah benda acap kali digunakan "gaya gesek" antar benda. Contohnya pada mobil, "gear box/gigi transmisi" yg menggerakkan mobil. Pada mesin turbin, Kipas-kipas turbin yg menggerakkan sumbu rotor. Atau pada system pulley, "belt/sabuk karet" yg menggerakkan pulley.
Dalam ilmu Dinamika ini, selain ukuran toleransi terhadap dimensi, ada satu hal lagi yg sangat penting. Ukuran "Mesh (Kelonggaran)". Dalam Dinamika "Mesh/Kelonggaran" ini sangat berperan penting dalam menentukan effisiensi sebuah system dinamika.

Pada mobil, tenaga penggerak mobil dihasilkan oleh pembakaran dalam ruang bakar mesin. Hal itu dihasilkan dari tenaga penggerak piston yg bergerak dalam blok mesin. Piston itu bekerja dengan "bergesekan" dengan ruang pada blok mesin.
Coba bayangkan bila piston yg bergerak seperti pompa di dalam blok mesin dibuat sedemikian rapat tanpa "mesh/kelonggaran". Ukuran ruang blok mesinnya dibuat persis sama seperti ukuran pistonnya. Mesin mobil akan segera berhenti tak bisa bekerja. Mobil akan mogok. Karena piston-pistonnya tidak dapat bergerak.
Namun bila "mesh/kelonggaran"nya dibuat sedemikian besar, dibuat suka-suka tanpa aturan, mobil pun akan mogok, berhenti, karena daya "engine combustion/pembakaran mesin" akan terbuang bocor kemana-mana, karena jarak antara ruang mesin dan piston sedemikian longgar.
Jadi ukuran "mesh/kelonggaran" system pembakaran motor torak ini, harus dibuat sedemikian rupa, agar mesin dapat berjalan sempurna. Semakin presisi ukuran "kelonggaran" mesin ini, akan semakin baik keluaran tenaganya. Dan akan semakin mahal harga mesinnya.
Inilah salah satu faktor yg menentukan horse power sebuah mesin mobil. Itu sebabnya tenaga 2000cc Mobil Kijang, misalnya, tidak sama dengan tenaga yg dikeluarkan oleh mobil MBW atau Mercedez 2000cc. Padahal sama volumenya, namun design dan presisi mesinnya memang beda. Harganya juga beda bukan?

Begitu juga dengan mesin turbin pada pesawat terbang misalnya. Putara propeler pada mesin turbin, dirubah menjadi putaran pada poros utama turbin. Poros utama turbin ini bergerak pada bantalan (bearing)pendukung. Poros turbin dan bantalan penyangga ini, harus dibuatkan "kelonggarannya", sebab jika tidak, seperti kejadian pada piston pada blok mesin mobil di atas, mesin turbin ini pun tidak akan dapat bekerja. Bila terlalu rapat. Mesinnya akan berhenti. Bila terlalu longgar, mesinnya pun akan tak bekerja.


########


Sama halnya dengan kehidupan manusia sehari-hari. Hidup itu HARUS ADA BATASAN KELONGGARANNYA.
Sebagai mahluk sosial, hidup kita pasti akan bersinggungan/bergesekan dengan orang lain.
Islam, Budha, Hindu, Kristen, Kong Hu Chu, dll, akan saling bersinggungan satu sama lain. Tanpa ukuran "mesh/kelonggaran" yang tepat, tatanan sosial hidup bernegara akan rontok dengan segera. Negara tidak akan pernah bergerak maju.

Sama seperti ilmu-ilmu di atas, penerapannya dan prinsipnya akan sama saja. Secara pribadi, ke dalam diri, kamu harus menerapkan "zero tolerance". Tak ada kompromi dalam menjalankan syariah agamamu. Agamamu adalah agama "terbaik". Laksanakan semua perintah Allah.
Namun begitu "bersinggungan" dengan agama lain, harus ada "mesh/kelonggaran" yg diterapkan. Bila pada titik ini kamu menerapkan "zero toleransi", tak ada kompromi, tutup rapat semua kompromi, maka seperti mesin-mesin diatas, ekosistem akan berhenti. System akan down, drop, mogok. Berhenti total. Namun bila kamu juga menerapkan "kelonggaran' sesuka hati semau gue, sangat permissif, seperti yang diajarkan para antek-antek JIL itu, Kelonggaran yang selonggar-longgarnya, yoooo sami mawon, system juga akan berhenti bekerja. Stop. Drop. Mampus....
Apalagi saking longgarnya, sampe menyatakan agama satu sama dengan agama lainnya, semua agama sama, Tuhannya sama.... yo podo... mangkrak langsung itu mesin.

Bagaimana mungkin Poros utama Turbin dibuat sama seperti Bearing (Bantalan)? Piston/Torak dibuat sama seperti blok mesin? Semua Roda gigi dalam kotak transmisi (Gear box) sama ukurannya? Gegara terlalu bersemangat berbuat toleransi, jadi segala aturan tentang "mesh/kelonggaran" dilanggar. Semuanya sammmaaaa.... Wesss yoooo, bubar jalan tuh ilmu statistika, produksi, dan dinamika.
Tak ada mesin yg bisa bekerja, sebab semua komponennya akan menjadi sama. Kelonggaran antar komponen dibuat sebebas-bebasnya tanpa batasan. Yoooo weeesss rusak kabeh....

Sebuah system yang sempurna, baik, dan dynamis, harus memiliki "zero tolerance" pada tiap-tiap komponennya. Sangat presisi. Dan tak kenal kompromi. Namun pada saat komponen harus saling bersinggungan antar komponen, harus pula memiliki ukuran "mesh/kelonggaran" yang tepat. Tidak boleh terlalu rapat, dan tidak pula longgar semau gue. Begitulah seharusnya kita bersama dalam negara ini. Negara ini, Negara kita bersama. Ini Rumah Kita bersama.
Jadi give a finger to para cicunguk JIL. Dan tereakin aja, Kalo situ pengen bego, bego aja sendiri di makan beasiswa londo.... jangan ngajak-ngajak. Cwakwakwkakaa.....





No comments:

Post a Comment