whose side are you on

whose side are you on

Friday, September 27, 2013

Books of Nostalgia == Beautiful People.



Beberapa hari yang lalu, gada hujan gada angin, seorang teman gue dari Brazil, mendadak mengirim sebuah email ke gue. Sudah bertahun-tahun kita tak pernah berhubungan. Lebih kali 10 tahun. Dan tiba-tiba saja gue mendapat email dari dia.
Terus terang gue kaget, karena terus terang juga, gue merasa "tidak terlalu dekat" berteman dengan dia. Dia seorang wanita keturunan Jahudi. Dari keluarga kaya-raya dan terkemuka di Brazil. Hampir sama dengan di Amerika, umumnya di negara-negara Amerika Latin, keluarga terpandang dan terkayanya adalah keturunan Jahudi. Dan teman gue ini salah satunya.
Kita berkenalan di Los Angeles, sewaktu sama-sama kuliah di salah satu Universitas di sana. Terus terang gue "tidak begitu dekat" dengan dia. Mungkin memang chemistry-nya yang tidak cocok, atau cara bergaulnya yang tidak pas.
Gue merasa teman ini "agak milih-milih teman" dan maunya berteman dengan "orang-orang kalangan tertentu" saja. Seorang teman bule Amerika kita bilang, itu emang typical Jahudi borju, hanya berteman dengan orang-orang "yang bisa menguntungkan dan tidak menyusahkan". Tapi hubungan secara personal, gue tidak ada masalah dengan dia, hanya saja kita tidak "hang-out" bareng.
Kalo istilah kita-kita, cuma jadi "teman kampus doank". Tidak lebih.
Dengan orang-orang yang dia anggap "selevel" dengan dia, dia sangat supel dan "nyambung", tapi.... dengan orang-orang yg dia tidak suka, dia bisa saannggaatt sadis dan silet berbicaranya. Itu juga mungkin satu hal yang membuat gue agak "tidak cocok bergaulnya". Sementara gue bergaulnya dengan siapa saja hayyuukk maaanngg... hehehehe...

Jadi gue agak kaget menerima email darinya, setelah sekian lama tak pernah berhubungan sama sekali. Dia bilang dia dapat alamat email gue dari si "KR", seorang teman Indonesia gue yang lain, yang juga kuliah di Universitas yg sama. Dulu mereka memang cukup dekat berteman sewaktu masih Kuliah. Mungkin karena karakternya emang agak sama. Sama-sama agak snob dan "levelling" kalo berteman. Cuma berteman dengan yg dirasa selevel. Jadi dengan KR ini pun gue "tidak begitu cocok" bergaulnya, meski sama-sama dari Indonesia.

Di emailnya, dia minta nomor telepon gue, kalau boleh, katanya. Awalnya gue agak ragu-ragu mau ngasih, agak khawatir "entar dimanfaatin dan direpotin", karena paranoid dengan sifatnya saat berteman dulu, "berhubungan kalo hanya ada maunya". Tapi terus gue pikir, kenapa juga khawatir, toh dia jauh di Brazil, kalo mau "ngerepotin" gue akan agak sulit, dan kalo mau ketemuan, gue bisa menghindar dan buat 1001 macem alasan. Gue kasih aja nomer kontak "umum" gue, bukan nomer pribadi, yang bisa dihubungi siapa saja, dan sengaja di forward ke sekretaris gue, jadi bisa discreening terlebih dahulu gue mau jawab apa tidak.

Ehhh... lima menit kemudian sekretaris gue masuk ke ruang kerja gue, dan bilang ada telepon dr teman gue di Brazil. Berpikir sekejap, antara mau menerima atau tidak, akhirnya gue putuskan menerima. Tak apa lah, hitung-hitung buang kangen sudah lama tidak kontak.
Dan lagi-lagi gue dibuat surprise, dia bilang dia nelepon hanya kangen pengen ngobrol, tidak ada maksud lain (Sementara gue sudah parno duluan, Jahudi yg mau berteman kalo ada maunya). Dan dia tanya kenapa dia merasa gue agak menjaga jarak dari dia sejak dulu. Sok bijaksana gue bilang, "Naahh.. it's only in your opinion. I don't feel I withdrew myself from you back then." Dan dia ngebom lagi, "Don't try to be nice with me now." katanya. Dan sambil tertawa dia bilang "gue tau kok, dulu gue agak-agak jadi snob bitch." Maklum masih muda katanya, dan belum banyak pengalaman.
Gue agak ragu dengan ucapannya karena menurut gue itu sudah karakter, dan akan susah buat dirubah. Tapi gue menangkap kesan sincere (tulus) dalam ucapannya. Jadi ya sutralah, gue terima itu sebagai kebenaran.

Kita jadi ngobrol cukup lama. Dia bilang dia lagi coba kontak semua teman-teman lama dulu. Dia ingin "spread the love through the globe" Katanya. Sangat sayang, dia punya banyak teman dari segala penjuru bumi, dan dia menyia-nyiakannya selama ini. Kalo dia tetap membina hubungan, mungkin sudah baik sekali networkingnya. Katanya. Dan dia ingin memulainya, dan menepis anggapan bahwa Jahudi borju itu hanya mau berteman kalo ada perlunya. EEhhhh sadar juga desye ternyata, cewakakakak...

Selesai ngobrol, gue yang kemudian berpikir, sebegitu banyaknya teman-teman gue di pelosok bumi, dan memang benar ucapannya, kenapa gue tidak menjaga hubungan baik? Tanpa tujuan apa-apa, hanya menjaga tali silaturahim. Pasti itu akan bagus sekali. Dan gue juga jadi sadar, gue malas melakukan itu, "karena tidak ada untung dan perlunya" buat gue.... Jadi sebenarnya gue sama saja dengan teman Brazil gue itu, yg gue anggap agak snob, bergaul kalo ada perlunya... Baru deh gue mikir.

Besoknya pas makan siang bareng sahabat-sahabat dekat gue, gue ceritakan kejadian itu dan pikiran gue tentang menjaga hubungan baik dengan teman-teman yg dulu dari segala penjuru bumi. Siapa saja, bukan cuma teman-teman dekat dan hang-out bareng.
Ehh... terus malamnya seorang teman kita "ikutan galau", bernostalgia dengan teman Pakistan kita. Terus terang teman Pakistan ini memang dari dulu sudah dekat, cuma karena kesibukan masing-masing jadi jarang kontak.
Ternyata semua manusia emang punya kenangan lama baik yg manis maupun yg pahit. Dan dalam perjalanan waktu, semakn bertambah usia dan kebijaksanaan, pengalaman pahit masa lalu itu, justru bisa menjadi kenangan terindah saat sekarang. Pengalaman terindah sebuha pelajaran hidup.

Mulai dehh... Kunti-kunti juga jadi ketularan bernostalgia. Malah lebih parah. Sampe bernostalgia masa-masa jadi ratu mojok sedunia Yahoo dan Camfrog. Mantan-mantan pojokan dari yg jelas sampe yang sangat tak jelas di telponin. Heehehe...

Teman itu priceless... Tak ternilai. Apalagi sahabat. Kita jadi merasa deekkkaatttt sekali. Saking dalamnya bernostalgia, ingat kejadian lucu, susah, sedih, senang, gembira masa-masa lalu. Duhhh... nambah dekat aja rasanya persahabatan.
Sampe ada yg ngusulin agar photo kita-kita ditaro diblog ini, sebagai tanda persahabatan abadi. Weleehh... kampuuungg ya brokk... Kekekeke...
Begitu foto vampir-vampir dipajang (meski disamarkan)... eh ternyata menuai protes. Terutama dari Kunti-Kunti yang ogah foto-fotonya disebar di blog tak jelas.... Ya sutralah... cuma bertahan dua hari, foto2 Vam-Vam tergusur kembali, digantikan foto latar seperti biasanya... Wajah-wajah wanita heroik. Karena Kunti-kunti bilang, blog ini mereka yang buat. Kekekekek...
Pershabtan tak perlu diumbar seperti itu, cukup dirasakan dalam hati, kata seorang Kunti... wuuuyyhh bijaksana ni yeee jeung...

Teman itu priceless... Tak ternilai. Sesedikit apapun mereka pernah hadir dalam hidupmu, pasti ada membawa warna dalam pengembaraan jati dirimu. Dan warna itu tak ternilai oleh apapun. Sadarkah kamu seberapa beruntung kamu memiliki begitu banyak teman?
Teman itu priceless... Sahabat apalagi. Dan tak kan mungkin seseorang menjadi sahabat, sebelum kamu berteman dulu.
Teman itu priceless... Sudah berapa banyak kamu memiliki teman? Sudah berapa lama kamu tidak berhubungan? Senang, susah, benci, marah, apa saja warna yg ditinggalkannya, sudah kah kamu katakan kepada mereka tentang perasaan kamu itu? Menertawakan masa-masa lalu yang lucu dan bodoh?
Teman itu priceless... jadi angkat telpon itu kawan, tekan nomornya... dan say "Hello..., assalamu alaikum kawan..."



Ev'ry where, ev'ry where, ev'ry where I go...
Ev'ry where that I've been, the only thing I see's...Beautiful people, Beautiful people...

Don't you know, don't you know?
You're beautiful don't you know?






No comments:

Post a Comment