whose side are you on

whose side are you on

Monday, February 25, 2013

Books of Philosophy = "Absolute Reality" Versus "Phenomenone and Derivatives".

Minggu lalu gue dan teman2 gue diundang ke sebuah acara diskusi agama, yang diadakan oleh sebuah yayasan Islam besar. Sebenarnya kita sudah malas mau datang, karena biasanya diskusi semacam itu, ujung2nya bicara politik juga. Dan kita semua malas dikait2kan ke salah satu partai politik hanya karena kita menghadiri salah satu acaranya.
Tapi karena yang mengundang adalah termasuk "teman dekat" kita, agak tdk enak juga menolaknya. Jadi pergilah gue dengan 2 orang sahabat gue, mewakili para vam-vam dan kunti-kunti. Karena undangannya memang dialamatkan ke majelis taklim vam-vam/kunti2. Jadi artinya semua anggota inti taklim ikutan diundang. Nah gue deh ketiban "hoki" mewakili.

Gue bilang, gue ogah pergi kalo cuma sendiri, jadi "dengan terpaksa", dua vam-vam itu ikut juga nemanin gue. Kwkwkwkwkw.... emang enak jadi "ban serep"??? kwkwkwkwk...

Ikutlah kita di acara diskusi itu. Menjadi pendengar yang baik aja maksudnya. Sambil menahan kantuk mengikuti "debat" yang ngalor-ngidul.

Sampai suatu ketika, seorang anak muda mengajukan pertanyaan, yang mendadak sontak langsung membuat mata gue yang tadinya mengantuk tinggal 5 Watt, langsung terang-benderang cuaca cemerlang.

Anak muda itu berkata, "SEGALA SESUATU DI ALAM INI MEMERLUKAN UPDATE, TAK TERKECUALI AGAMA".

Setelah itu diskusi langsung menjadi "panas" dan "hangat". Tak ada seorangpun agaknya disitu yang bisa menangkis dan mematahkan "postulat" si anak muda tadi, yang kemudian kita tahu merupakan salah seorang "calon" dosen UIN syarif Hidaytullah Jakarta.

Dua teman gue yang tadinya juga sama seperti gue mengantuk 5 Watt, juga sekarang sudah terang benderang cuaca cemerlang. Teman yang disamping gue menyikut gue, dan berbisik sambil ngekek, "muridnya Ulil Abshar Abdalla", bisiknya ngikik-ngikik....

Sebenarnya kita sudah malas mau terlibat acara debat, tapi melihat "gaya" si calon dosen UIN yang semakin juwawa merasa menang di atas angin, karena merasa tidak ada yang bisa memberikan statement bantahan yang masuk akal, kita jadi "agak" gatel juga pengen ikutan. Akhirnya teman gue nengangkat tangan dan minta diberi waktu oleh moderator untuk memberikan tanggapan.

Dan begitu teman gue ini menjawab, langsung saja si calon dosen muda tadi yang terlihat sangat jumawa, "jatuh layu" seperti kembang habis diberi pupuk racun serangga sebaskom. Terdiam tak bisa membantah lagi...

Pernyataan dan postulat si calon dosen UIN tadi, hampir sama dengan cara-cara Partai Komunis di manapun untuk membantah agama. Mencoba "membrain wash" pemeluk agama, dengan argumen-argumen yang mereka anggap realistis, memberikan contoh-contoh realistis untuk mendepak keberadaan agama. Dan biasanya, bukan biasanya lagi, selalu mereka berbicara ditataran "phenomena dan realitas indrawi". Tak pernah berbicara "fundamental dan philosophy".
Dan karena kita hidup di alam materi, postulat-postulat dan pernyataan-pernyataan seperti itu, "secara kasat mata" memang jadi terasa sangat benar. Karena cuma mengandalkan panca indra. Sekali lagi, bermain ditataran phenomena dan kejadian alam. Tidak menyentuh intinya.

Contohnya, ayah gue dulu cerita jaman PKI masih merajalela, anak-anak disekolah dasar dibrainwash mengenai eksistensi Tuhan dengan "contoh fenomena".
Guru2 PKI mengajarkan seperti ini:
Allah itu ada? Coba berdoa minta pinsil ke Allah, bisa? Tidak bisa kaaannnn????
Coba sekarang minta pinsil ke Ibu guru, naahhh ini ibu kasih pinsil... artinya Ibu ada kaannnn??? Jadi Tuhan itu tidak ada yaaa anak-anak... benarkaannnn???

How stupid it was!!! Itulah pengajaran "fenomena" bukan pengajaran filosophy. Emang lo kira kerjaan Allah itu bagi-bagi pinsil broookk??? Kwkwkwkwkwkw....

Dan hampir semua pengikut debat itu, terbawa permainannya, menjawab dan mendebat dalam tataran phenomena juga. Ya jelas kalah berdebat. Iya tidak broookk...???
Menghadapi orang2 semacam itu, yang mengandalkan "logika berpikir fenomena dan kejadian alam", anda harus menghadapinya dengan prinsip dasar ilmu. Ke basic. Ke Fundamental. Yaitu Allah sendiri. Jangan pernah terpancing juga untuk berbicara di tataran fenomena indrawi.

Sebelum memberikan tanggapan, teman gue yang jagoan matematika itu bertanya:

"Agama anda apa? Islam?", dijawab dengan congkak "iya", oleh si calon dosen muda.
"Kalau anda Islam, anda percaya Alquran itu sabda Allah?"
Dijawab, "Iya, tapi tetap Alquran itu juga perlu diupdate mengikuti jaman" Katanya, sedikit bernada angkuh.
"Kalau anda Islam, anda harus percaya Alquran itu adalah sabda Allah, hukum-hukum Allah, jadi menurut anda hukum-hukum Allah itu tetap harus diupdate sesuai kebutuhan jaman?"
Dengan yakin dan tegas si calon dosen UIN itu menjawab "YA!!".

Habislah sudah si calon dosen muda itu di jadikan "bola bekel" oleh teman gue itu, kwkwkwkw...

Update itu hanya diperlukan untuk "fenomena", untuk "kejadian alam dan ciptaan manusia". Bukan untuk ciptaan Allah. Sebab hukum-hukum Allah itu selamanya tidak akan dapat diupdate.

Struktur dasar Air itu adalah H2O. Itu hukum Allah. Itu philosophy, basic fundamental, yang tak akan pernah tergantikan, sampai kapan pun.
Cobalah rubah air itu menjadi CO2 (Carbon dioksida) misalnya. Sampe hari kiamat bongkok-bongkok lo tidak akan bisa mengupdate struktur dasar hukum Allah itu.
Lo hanya bisa "mengupdate" tataran fenomena dan kejadian alamnya saja. Derivativenya, turunannya.
Lo bisa buat kopi, susu, sirop... apapun, itu yang lo update... Derivativenya, turunan fenomenanya.
Tapi secara fundamental, air itu tetap H2O, campuran 2 Atom Hidrogen dan 1 atom Oxygen.
Lo update hukum Allah itu, lo tambahkan misalnya satu atom Oxygen lagi, jadi H2O2, air akan berubah menjadi bentuk yg lain. Menjadi Hidrogen Peroksida. Bukan air lagi.

Dalam hukum fisika, semakin besar massa sebuah materi, akan semakin besar pula gaya Grafitasinya. "Gaya tariknya" terhadap benda lain. Itu adalah hukum Allah.
Yang bisa "diupdate" dan "direkayasa" oleh manusia adalah fenomenanya, kejadian alamnya.
Roket dan pesawat udara, bisa terbang "seakan-akan" menghilangkan gaya grafitasi. Sehingga benda yang harusnya tak bisa melayang, jadi bisa melayang. Itu lah yang bisa diupdate, teknologi roket dan pesawat itu tadi. Fenomena. Indrawi. Deravative, turunan buatan manusia, Bukan basic filosophynya. Gaya grafitasi, hukum Allah itu tetap tak kan terupdate.
Nah coba deh lo update hukum Allah itu, buat gaya grafitasi bumi menjadi lebih besar dari gaya grafitasi matahari, yang jauh lebih besar massanya dari bumi. karena lo merasa lebih hebat dari Tuhan bisa "mengupdate" hukum-hukumNYA. Biar lo bisa update alam semesta.
Sampe hilang sumbingnya Ulil Abshar Abdalla pun, Hukum Grafitasi Allah itu takkan terupdate.

Semua peserta diskusi ngakak terbahak-bahak... si calon dosen muda semakin ciut mukanya.

"Anda percaya bahwa suara anda tadi yang mengatakan "SEGALA SESUATU DI ALAM INI MEMERLUKAN UPDATE, TAK TERKECUALI AGAMA", sudah terekam dan tidak bisa dihapus lagi? Dan anda percaya omongan anda tadi akan dijadikan bukti oleh Allah pada hari pembalasan kelak? Bagaimana cara Allah menggunakannya sebagai bukti. Anda percaya hari pembalasan?" Teman gue itu bercanda sambil tersenyum.
Si calon dosen muda hanya tersenyum kecut, teman gue meneruskan...

"Sudahlah, saya tahu otak anda tidak sampai ke situ, otak anda hanya sampai tataran fenomena alam, bukan basic filosofi. Ilmu agama anda cuma ilmu indrawi, bukan basic filosophy, yang tidak lagi mengandalkan indrawi, tetapi qolbu."

Hukum kekekalan Energy adalah hukum Allah. Cobalah anda yang sok merasa lebih hebat dari Allah merobah Hukum Allah itu. Buat Energy menjadi bisa dihilangkan atau dihapus.

Suara kamu yang berkata "SEGALA SESUATU DI ALAM INI MEMERLUKAN UPDATE, TAK TERKECUALI AGAMA", adalah energy. Dan energy suara anda itu sudah berubah menjadi energy electro magnetic, tersimpan didalam "photon-photon" Energy gelombang electro magnetic alam semesta, yang merupakan hukum kekekalan energy. Hukum Allah. Menambah enthropy Alam semesta. Dan energy suara anda itu akan tersimpan "rapih" sampai ke akhir masa kelak. Ketika Allah membukanya untuk menjadi bukti anda pernah mengucapkan kata-kata itu. Coba lah sekarang anda hapus kata-kata anda itu, update "photon-photon gelombang electro magnetic" yang menyimpan enerji suara anda tadi kalau bisa. BISA? Ayo dooonnggg katanya bisa update hhukum-hukum Allah.... kekekekekke....

Masalah "meniru Muhammad". Kita tak perlu "meniru yang dilakukan Muhammad". Kata Islam Liberal.
Gue meniru Muhammad bukan karena Muhammad hebat, tapi karena diperintah Allah dalam hukumnya.
Dalam Alquran. Dan gue percaya Alquran itu Hukum Allah.
Sama seperti Hukum-Hukum Ilmu Allah yang lain, sebagai ummat Islam, gue percaya Alquran pun hukum-Nya, Hukum Allah yang takkan bisa diupdate sampai kapanpun.
Jadi gue harus mengikuti perintah-Nya itu...

KECUALI, lain lagi ceritanya, KECUALI lo tdk mengaku Islam, jadi lo bisa berkata Alquran itu bukan Hukum-Hukum Allah... Jadi lo bisa update seenak jidat lo!!!

Tapi TETAP, lo bisa update Alquran seenak jidat lo yang picik dan berbicara hanya tataran fenomena, tapi TETAP, berbicara secara fundamental filosophy, lo tak kan pernah bisa mengupdate hukum-hukum Allah yang lain. Hukum yang tak mengandalkan indrawi, tapi mengandalkan Qolbu.
Seperti yang diucapkan teman gue di atas, begitu banyak di semesta ini Hukum-Hukum Allah yang tak kan pernah tergantikan hingga ke akhir masa, cobalah update gaya electro magnetic itu, gaya yang mengatur pergerakan electron-electron dan segala partikel pembentuk materi, cobalah update, 1 Hukum Allah itu saja, coba update kalo bisa.... kalo lo emang merasa lebih hebat dari Allah...

Kalo pun lo bilang Hukum-Hukum seperti Grafitasi, struktur dasar materi, energy electro magnetic, kekekalan Energy, relativitas, itu bukan Hukum-Hukum Allah, tetap saja, postulat busuk lo itu yg menyatakan, "SEGALA SESUATU DI ALAM INI MEMERLUKAN UPDATE, TAK TERKECUALI AGAMA", SUDAH TERBANTAHKAN!!

Tetap, bagi orang yang mengaku Islam, Alquran itu tak kan tergantikan, sebab bagi Islam Alquran itu adalah Hukum-Hukum Allah yang tak akan pernah bisa tergantikan. Sekali saja lo dengan otak lo yang bodoh mengupdatenya, SATU AYAT SAJA, dia bukan Alquran lagi. Air yang kamu copot atom Oxygennya untuk mengupdate, sudah menjadi Gas Hidrogen (H2), bukan air lagi... Begitu juga dengan Alquran!!!

Jadi menurut gue, cepat2 deh loe ganti agama "Islam Liberal" loe itu jadi agama lain. Jangan pake2 dan bawa2 Islam. Karena bagi kita, HUKUM-HUKUM ALLAH ITU, TAK AKAN PERNAH TERGANTIKAN, SAMPAI KAPANPUN!!!

Jadi jangan sampe terjerat dalam "jari jemari Mephistopheles" ya kakak...
Seperti lagu The Police ini, gara-gara pengen dibilang hebat, belajar deh sama setan, sampe terpukau habis sama Ilmu Setan, dan terjerat kata2 manis Setan sehingga terjebak dalam ilmu yg berlandas materialistis dan fenomena, bukan "the true virtue of knowledge".... kekekekeke, selamat menjadi Mephistopheles baru ya kakak.... kwkwkwkw





No comments:

Post a Comment