whose side are you on

whose side are you on

Thursday, December 1, 2011

BOOKS OF GENESIS... Use your brain, you stupid snob!!!

Buku Pertama: Sungguh, Mahluk rendah itu telah mengalahkan aku...

Cahaya itu berkilauan begitu indahnya. Berpendar hijau kebiru-biruan, cemerlang menerangi segala penjuru hamparan maha luas alam semesta. Ruang dingin dan gelap antar galaksi yang dilalui sang Cahaya. Cahaya itu melaju dengan kecepatan tak terucapkan dengan kata. Begitu cemerlangnya cahaya ini, hinggakan pendar cahayanya yang menakjubkan, bisa terlihat dengan indah sejauh jutaan tahun cahaya sepanjang garis cakrawala. Hampir ketepian alam semesta. Sambil melaju dengan cepat, dari pusat cahaya maha indah hijau kebiru-biruan itu, terdengar suara yang begitu merdu. Indah tak terkatakan, suara itu seperti bersenandung melagukan kata-kata puja dan puji bagi Pencipta semesta. Dan setiap kali satu pujian diucapkan, sebuah bintang terlahir dari setiap kumpulan galaksi yang dilalui cahaya itu. Suara indah puja dan puji bagi Pencipta itu, seakan-akan menggetarkan dan menghidupkan ruang beku, dingin, dan hampa antar galaksi yang dilaluinya.

Cahaya maha indah itu terus melaju pesat. Melewati berbagai galaksi dalam lingkup alam semesta yang maha luas. Dan dibelakangnya, sejauh jutaan tahun cahaya, berjarak ribuan galaksi, terlihat aneka cahaya lain yang juga saling berkejaran dengan cepat. Susul menyusul. Seluruh cahaya-cahaya ini tak kalah indahnya dari cahaya hijau kebiruan yang terdahulu. Dari kelompok cahaya-cahaya maha indah ini, juga ada dua cahaya yang melaju susul menyusul di depan. Cahaya pertama berwarna merah menyala, laksana cahaya ribuan supernova diangkasa. Di belakangnya satu cahaya indah kolosal lainnya, berwarna putih kemilau, laksana cahaya jutaan matahari dicakrawala.... Dan dibelakang kedua cahaya ini menyusul berbagai cahaya lain yang indah berwarna-warni, saling berkejaran.....

Seluruh cahaya itu berkejaran, dari pinggiran jagad raya, menuju ke satu titik, ke pusat Alam Semesta. Cahaya-cahaya yang berkejaran itu seakan menerangi seluruh ruang antar bintang yang maha gelap. Begitu indahnya. Segala puji bagi Allah seru sekalian alam....

Ketika seluruh cahaya itu sampai ke pusat semesta, cahaya maha indah hijau kebiruan, yang berada paling depan tadi sudah sampai lebih dulu. Ketika cahaya-cahaya itu saling masuk susul menyusul ke dalam rangkuman maha padat pusat semesta, cahaya hijau kebiruan itu sedang bersujud dengan penuh khidmat. Di kedalaman sujudnya yang sangat takzim, Warna Hijau kebiruan itu terlihat bertambah besar terkembang, indah dan cemerlang, meliputi hampir seluruh pusat jagad raya.

Satu per satu cahaya-cahaya lainnya yang baru tiba, turut bersujud bersimpuh di belakang cahaya hijau kebiruan itu. Hanya cahaya merah menyala itu yang tetap "memaksa" masuk mendekati pusat semesta, bersujud disebelah cahaya hijau. Namun cahaya hijau itu tetap terlihat lebih cemerlang. Mengalahkan kilau semua cahaya yang bersujud bersamanya.

Dengan mengucapkan, "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang", hanya sekejap mata, seluruh cahaya yang bersujud itu seakan terhisap ke pusat semesta.....Hilang. Lenyap. Meninggalkan keheningan Abadi alam raya, yang menyimpan misteri tiada batas.....

*********

Masih dalam posisi bersujud, cahaya hijau itu sampai terlebih dahulu. Disusul bergantian oleh cahaya-cahaya lainnya yang semuanya juga masih bersujud. Dan tempat mereka bersujud bagaikan hamparan keindahan cahaya yang tiada terperi. Tak kan ada kata-kata yang sanggup melukiskan keindahannya. Begitu indahnya, sehingga kata-kata kehilangan makna untuk menggambarkannya.
Dan dipusat swarga yang maha indah itu, bagaikan sumber energi yang Maha Kuat, terpancar sumber cahaya yang memberikan keindahan bagi segenap bentuk. Maha Cahaya yang memberikan pendar cahaya bagi cahaya-cahaya yang sedang bersujud itu. Cahaya segala Cahaya. Nurun Alan Nuri. Maha Cahaya itu meliputi seluruh tempat. Bahkan yang tak tergambarkan dengan ucapan. Betapa indahnya....
Seluruh pendar cahaya yang tadi saling berkejaran, yang tadi terlihat begitu maha indah dan maha megahnya, di alam raya, kini menjadi sama sekali tak berarti......

Sebuah suara yang Maha Merdu terdengar dari pendar Suci Maha Cahaya itu, "Engkau kembali menjadi yang terdepan Adam, Engkau kembali mengalahkan semua HambaKu di Swarga ini."

Cahaya indah Hijau kebiruan itu bangkit dengan takzim, diikuti oleh seluruh cahaya-cahaya yang lain, dan Adam berucap, "Segala puji hanya bagiMu ya Rab. Dan tiada daya dan kekuatan kecuali dari Mu. Kami semua telah menjelajahi alam semesta milikMu. Dan pelajaran hari ini tentang kebesaran Mu telah digenapkan."

Cahaya Merah yang berdiri dibelakang Adam, terlihat semakin menyala benderang. Dengan sedikit menahan amarah dia berkata, "Adam tidak mengalahkanku ya Allah. Aku hanya sedikit tersesat di belahan selatan alam semesta. Sehingga Adam dapat mendahuluiku."

Cahaya putih kemilau yang berdiri disebelahnya tersenyum dan berkata, "Iblis, Kita sekarang memang kalah cepat dibandingkan Adam. Akuilah. Dan bersyukurlah kamu, karena itu berarti tanggung jawab yang paling berat dan utama pembinaan semesta tidak akan diberikan kepadamu ataupun aku."

Dengan marah Iblis menoleh pada Jibril, cahaya putih kemilau itu, "Aku tidak pernah dikalahkan oleh mahluk manapun. Aku masih yang paling kuat, paling cerdas, dan paling cepat, di antara semua mahluk Allah...."

"Cukup..!!" Suara Maha Indah tadi menghentikan. Sebelum Jibril atau Adam mendebat Iblis. "Pelajaran hari ini Ku cukupkan sampai di sini. Masih banyak Ilmu yang harus kamu pelajari."

"Maha Suci Engkau Ya Allah...." Semua cahaya, kembali bersujud dihadapan Sumber Cahaya yang Maha Besar itu.....

Sambil bersujud, kemarahan dalam hati Iblis semakin berkobar. Dia harus mengakui, mahluk yang baru diciptakan Tuhan itu , hanya dalam tempo sangat singkat telah mengalahkannya dalam segala hal. Sebelum mahluk laknat itu hadir di Swarga, dia adalah mahluk ciptaan yang paling digdaya, dia adalah mahluk utama. Bahkan Jibril pun, yang sering kali menjadi tangan kanan Sang Maha Pencipta, harus dengan susah payah mengalahkan kecerdasan dan kekuatannya.
Tapi kini? Setelah mahluk rendah itu diciptakan, dia dengan mudah dikalahkan. Dalam segala hal. Diluar hatinya, Iblis boleh menjadi munafik tidak mengakui kelebihan Adam, tapi di dalam hati, dia harus mengakui dia telah dikalahkan dengan telak oleh pesaing barunya itu. Mahluk hina dari tanah lempung itu telah mengalahkan dia yang terbuat dari api. Dan itu berarti, tanggung jawab utama dan paling mulia tentang penciptaan, pembinaan Alam semesta, akan diberikan pada Adam. Sesuai dengan rencana Allah. Memikirkan kelebihan Adam ini, semakin bertambah kedengkian Iblis terhadap anak bau kencur kemaren sore itu.......


**************

Buku Kedua: Tuhan tidak berbicara dengan otakmu, tetapi dengan HATIMU.....


Ilustrasi yang digambarkan diatas, tentang situasi Syurga dan awal penciptaan, hanyalah rekaan semata. Dan saya mohon maaf kepada Allah, Sang Pencipta, bila Ilustrasi itu jauh dari kesempurnaan kisah penciptaan. Ilustrasi itu hanya ingin menggambarkan betapa dahsyatnya awal penciptaan (genesis) kehidupan di alam semesta, ketika Adam masih dalam "gemblengan" sang Maha Pencipta.

Ada 2 (dua) Kesalahan paling mendasar mengenai awal penciptaan (Genesis), yang dilakukan hampir semua pemikir agama. Dua hal tersebut adalah,
1. Menempatkan skala awal penciptaan (Genesis) itu dalam ukuran manusia. Dalam ukuran planet bumi yang sangat kecil ini. Dalam ukuran ilmu pengetahuan manusia yang sangat terbatas.
2. Memahami kitab suci secara harafiah, secara suratan bukan siratan. Padahal kita tahu Tuhan SELALU menggunakan metafora dan kiasan-kiasan untuk hal-hal yang menyangkut meta fisika.

Bila dibandingkan dengan kemahadahsyatan dan kemahaluasan alam semesta, bumi dan segenap isinya hanya seperti sebutir debu matahari. SEBUTIR DEBU MATAHARI. Tak ada artinya. Namun dari awal perkembangan kebudayaan dan kecerdasannya, manusia selalu menganggap dirinya sebagai pusat alam semesta. Center of the Universe.
Coba deh pelajari sejarah kebudayaan manusia dan awal perkembangan ilmu pengetahuan.
Matahari dan bintang2 yang mengitari bumi. Dewa-dewa yang dikirim ke bumi. Adam yang diturunkan dibumi. Putra Tuhan yang terlahir di bumi. Semuanya....

Semuanya diukur dalam skala bumi dan manusia. HANYA UNTUK MANUSIA DI BUMI. BUKAN UNTUK SEMESTA.
Jadilah penggambaran penciptaan Adam yang salah kaprah menjadi semakin salah. Salah sebesar-besarnya. Menyalahi seluruh aturan logika. Menjadi paradoks yang tak terbantahkan.

Coba lihat buku-buku dan kisah-kisah tentang kejadian Adam & Hawa.
Betapa Adam dan Hawa digambarkan seperti orang-orang kuno zaman batu yang tak mengerti ilmu dan teknologi canggih. Mengenakan baju kulit binatang ala kadarnya. Alas kaki dari batang kayu. Persis seperti penggambaran mahluk purba jaman batu. Kalau tidak ingin disamakan dengan pitecantropus erektus. Manusia monyet, yang hanya sedikit lebih cerdas dari monyet. ITU SEMUA PENGGAMBARAN SEJARAH PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MANUSIA DI BUMI. Karena begitulah sejarah perkembangan kebudayaan manusia dibumi. Dari mulai jaman es dan jaman batu, dari manusia monyet yang sama sekali terbelakang, berkembang menjadi manusia modern sekarang dengan segala teknologi canggihnya.
Jadi karena perkembangan sejarah kebudayaan manusia di bumi seperti itu, pastilah dulunya Adam/Hawa itu juga mahluk purba seperti pitecantropus yang terbelakang, dan tak mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekali lagi, semua kisah awal penciptaan menjadi terpusat pada bumi dan manusia. Seakan-akan Adam/Hawa itu diciptakan hanya untuk manusia di bumi.

Sekarang mari kita berbicara logika.
Kalau anda percaya agama, anda tentu percaya bahwa Tuhan itu Maha Kuasa. Maha segala-galanya. Termasuk Maha Cerdas. Dan semua yang mengatur keseimbangan dalam alam raya ini adalah Tuhan. Tuhan yang mengatur dengan menciptakan hukum-hukumnya. Fisika dan meta fisika.
Grafitasi itu adalah hukum Allah. Relativitas itu adalah hukum Allah. JIKA AKU BERKATA JADI, MAKA JADILAH. Sekali Allah "bersabda" pada alam, maka itu adalah hukum.
Matahari, bintang-bintang, seluruh planet tetap berada dalam jalurnya dan tidak saling bertabrakan, karena hukum-hukum fisika/meta fisika yang mengaturnya, yang diciptakan oleh Allah.
Sebagai orang beragama anda tentu harus percaya itu.

Kalau anda percaya agama, anda tentu harus percaya malaikat-malaikat itu adalah mahluk-mahluk sangat cerdas dan mulia.
Sebagai orang beragama, anda pasti sudah membaca segala mukzizat dan kedahsyatan Jibril yang mengagumkan.
Jibril bisa melintasi alam semesta dalam sekejab mata. Jibril bisa berada dimanapun yang diinginkannya, hanya dalam sekejab.
Kalau bisa melakukan hal-hal "ajaib" (dalam nalar dan ukuran manusia) seperti itu, Jibril pasti memahami hukum-hukum meta fisika yang bahkan tidak atau belum diketahui oleh pengetahuan manusia. Bila hukum-hukum meta fisika yang diluar nalar manusia bisa diketahui dan dikuasai oleh Jibri, apalagi hukum-hukum fisika yang diketahui manusia kan?
Bila bisa melintasi alam semesta dalam sekejap, itu artinya Jibril pasti memahami hukum-hukum Fisika yang kita ketahui. Hukum grafitasi. Hukum Quantum alam raya. Hukum relativitas. Hukum apapun yang kita ketahui. Karena semua hukum-hukum itu adalah ciptaan Allah.
Dan dari mana Jibril tahu? Tentu Allah yang mengajarkan, sebab Allah yang menciptakan hukum-hukum itu.

Mengenai Iblis. Apakah anda menganggap Iblis itu mahluk bodoh? Mahluk lemah tak berdaya?
Ketika Iblis menolak bersujud kepada Adam, Allah melaknat dan mengusirnya dari Surga, namun Iblis memohon penangguhan hukuman seperti yang tertulis dalam Al Quran, Surat:5 (Al A'raaf) ayat 13 dan 14.
Dan penangguhan hukuman itu, menyebabkan Iblis tetap mampu melakukan hal-hal meta fisika yang dapat dilakukan oleh Jibril. Iblis tetap dapat melintasi alam semesta dalam sekejab, dan berada dimana pun yang dia mau. Itu artinya Iblis memiliki kecerdasan dan ilmu mengenai hukum-hukum fisika dan meta fisika yang sama, atau paling tidak hampir sama dengan yang dimiliki Jibril dan para Malaikat.
Dan siapa yang mengajarkannya? Pasti Allah.

Kalau anda seorang yang beragama, anda pasti percaya tentang "mukzizat-mukzizat" yang dapat dilakukan oleh para Nabi dan Rasul Allah.
Keajaiban para Nabi seperti Sulaiman yang bisa berbicara dengan binatang, Keajaiban Ibrahim, Nuh, dan Musa, dan lain-lain.
Semua Nabi itu, "hanya" berbicara dengan Allah melalui Jibril, masih terpisah dan terdinding oleh hukum fisika, ruang, waktu dan dimensi, namun mukzizat mereka sudah sedemikian hebatnya.
Kejadian Isya yang langsung ditiupkan oleh Jibril ruhnya, kedalam rahim Maryam, sudah sedemikian dahsyatnya menghasilkan mukzizat-mukzizat. Padahal Isya sekalipun, penciptaannya masih tetap terpisah oleh hukum fisika, dimensi, ruang dan waktu.
Rasul Muhammad, yang juga "hanya" berbicara pada Allah dan menerima wahyu melalui perantaraan Jibril, sudah sedemikian pula dahsyatnya....

Segala yang "disentuh" oleh Allah, langsung dan tak lansung, PASTI akan menghasilkan mukzizat teramat dahsyat.

Sekarang kembali ke logikanya, berdasarkan semua perbandingan itu....
Adam/Hawa, yang LANGSUNG "dibentuk" oleh "Tangan" Allah,
Adam/Hawa, yang LANGSUNG "ditiupkan" ruhnya oleh Allah, tanpa perantaraan Jibril atau siapapun,
Adam/Hawa, yang penciptaannya TIDAK terdinding oleh hukum ruang dan waktu, yang tidak tehalang oleh hukum-hukum fisika yang kita kenal, yang keberadaannya sama dengan dimensi Allah,
Adam/Hawa, yang dapat berbicara LANGSUNG dengan Allah, tanpa perlu dijembatani oleh Jibril atau oleh mahluk manapun yang lain....
Adam/Hawa, yang diajarkan tentang segala ilmu oleh Allah. Allah yang merupakan sumber segala Ilmu, Allah yang menciptakan segala hukum-hukum fisika dimensi ruang dan waktu. Bahkan hukum-hukum fisika yang tak terbayangkan oleh otak manusia...
Apakah anda bisa membayangkan kebesaran mukzizat yang bisa dilakukan oleh Adam/Hawa??

Tidak seperti manusia bumi, yang belajar ilmu juga dari manusia, mahluk yg serba terbatas, Adam/Hawa belajar LANGSUNG dari sumbernya....Tanpa halangan. Langsung memetik buah ilmu dari pohonnya.

Dalam surat Albaqarah ayat 35 (juga ditegaskan di beberapa ayat dalam surat-surat yang lain) Allah berfirman pada Adam/Hawa, mereka dapat melakukan apapun sepuas-puasnya di Syurga, kecuali satu, jangan mendekati "Pohon Terlarang". Hanya itu pantangannya.

Selama jutaan tahun dalam Syurga (Hanya Allah yang tahu berapa lama mereka tinggal di Syurga), namun dalam berbagai surat di Al Quran, dituliskan bahwa 1 hari di Surga itu sama seperti seribu tahun di bumi. Jadi bayangkan berapa lama mereka tinggal di syurga.

Dan selama jutaan tahun itu, apakah Adam/Hawa tidak belajar apa-apa? Apakah seperti dikatakan dalam Kitab suci, selama jutaan tahun itu, Adam/Hawa hanya belajar nama-nama benda???????
Betapa naifnya. Betapa bodohnya pendalaman firman kitab suci seperti itu. Itu artinya kita hanya membaca sesuai yang tersurat, bukan inti dan makna dibaliknya.

Einstain dan Thomas Alpha Edison yang hanya belajar ilmu dari manusia, sudah sedemikian cerdasnya. Apakah anda bisa membayangkan kecerdasan Adam/Hawa yang belajar langsung dari Sang Maha Sumber Segala Ilmu???

Apakah pantas Malaikat-malaikat dan Iblis-Iblis yang sedemikian cerdasnya disuruh bersujud pada mahluk bodoh terbelakang yang hanya sedikit lebih cerdas dari monyet?? (Menurut versi manusia bumi). Jawabannya hanya satu. TIDAK MUNGKIN!!!

Ketika menolak untuk bersujud pada Adam, ketika diperintahkan oleh Allah, (Surat Al A'raaf Ayat 12), kenapa Iblis yang sudah sedemikian cerdasnya hanya beralasan: "Aku lebih baik dari dia, sebab aku Kau ciptakan dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Alasan yang sangat tak masuk akal. Sangat bodoh dan arogan. kenapa?
Karena Iblis sadar, dia tak punya alasan lain, dia dikalahkan oleh Adam dalam segala hal, termasuk kecerdasan. Jadi dia hanya memiliki alasan itu untuk tak tunduk kepada Adam.

Teramat banyak Ilmu-ilmu yang diajarkan Allah kepada Adam/Hawa, tidak diajarkan pada Iblis dan malaikat. Ilmu penciptaan, imajinasi, dan kreasi, hanya diajarkan pada Adam/Hawa.
Kemudian ketika Hawa diciptakan oleh Allah, itulah awal Allah mengajarkan sifat utamaNya kepada Adam/Hawa. Ilmu tentang cinta dan kasih sayang. Ilmu utama Allah yang tidak diajarkan kepada mahluk manapun selain Adam/Hawa.

Itulah yang menyebabkan lelaki berbeda dari wanita hingga sekarang. Allah terlebih dahulu mengajarkan ilmu pengetahuan, ilmu penciptaan, nalar, fisika dan meta fisika, dan ilmu-ilmu lainnya kepada Adam. Baru kemudian Hawa diciptakan, dan baru kemudian Allah mengajarkan Ilmu utamanya. Ilmu cinta dan Kasih sayang kepada Adam.
Sementara kejadian Hawa, begitu diciptakan, Hawa terlebih dulu belajar sifat utama Allah itu. Ilmu cinta dan kasih sayang, baru kemudian Hawa belajar ilmu-ilmu pengetahuan Allah lainnya.
Itu yang menjadikan dalam hal bidang Ilmu pengetahuan apa pun, akan selalu ada pria yang lebih unggul dari wanita. Namun dalam hal mencintai dan kasih sayang, tak akan pernah ada laki-laki yang dapat mengalahkan wanita.

Itu sebabnya Allah memilih Hawa yang membawa garis keturunan, bukan Adam, sebab Ilmu utama Allah itu, cinta dan kasih sayang, mengalir lebih dalam pada Hawa. Dengan sifat itu, instink melindungi keturunan akan lebih dalam pada Ibu. Jadi kalau ada sementara agama yang menyatakan rasa sakit dalam kehamilan dan melahirkan itu adalah hukuman dari Allah kepada Hawa, itu adalah pembodohan yang teramat bodoh. Pemberian tugas pembawa garis keturunan itu adalah anugrah Allah yang tak tertandingi kepada wanita. Itu bukan hukuman.
Allah sudah memberikan banyak kelebihan pada Adam. Kesempatan belajar Ilmu pengetahuan lebih dalam dan lama. Sehingga kekuatannya pun lebih besar. Jika Allah juga memberikan anugrah garis keturunan itu pada Adam, sungguh memang Tuhan tidak adil. Tapi Tuhan memang maha Adil dan Maha Tahu, itu hanya logika sederhana, Hawa terlebih dahulu belajar sifat utama Allah itu, cinta dan kasih sayang, artinya dalam memutuskan apapun, Hawa pasti lebih mendahulukan sifat itu, baru ilmu-ilmu lain yang dipelajarinya. Termasuk dalam melindungi garis keturunan itu. Allah memang maha Tahu.

Kisah-kisah seputar pengingkaran Adam dan Hawa kepada Allah, dibanyak agama memang sangat mendeskreditkan wanita. Dikatakan bahwa Hawalah yang didekati Iblis untuk membujuk Adam memakan buah Khuldi. Dikatakan bahwa Hawa sudah menelan buah Khuldi, hingga tersangkut di dada, dan menjelma jadi buah dada, dan buah Khuldi itu tersangkut dileher Adam, menjadi buah jakun. Sampai sekarang jakun itu disebut Adam's apple dalam bahasa Inggris. BETAPA KONYOLNYA.

Saya pernah membaca satu buku tentang awal penciptaan ini, yang ditulis oleh seorang pemuka agama kenamaan. Saya tidak akan menyebutkan nama buku dan pengarangnya, karena itu akan menunjuk langsung ke satu agama tertentu. Dikatakan, bahwa "Pohon Maksiat" yang dilarang didekati oleh Adam dan Hawa itu adalah sebuah metafora. Sebuah kiasan. Kata pengarang buku itu dengan sangat yakin, yang dimaksudkan dengan "Pohon Maksiat" itu sebenarnya adalah persetubuhan/bersenggama. Jadi Adam dan Hawa dilarang bersetubuh/bersenggama oleh Allah. Betapa bodoh dan naifnya.
Banyak pemuka agama, baik Islam maupun Kristen masih memahami kiasan "Pohon Maksiat" itu seperti ini. Itulah sebabnya kisah-kisah bodoh dan konyol seperti kejadian buah dada pada Hawa dan buah jakun pada Adam di atas, bisa terjadi.
Bahkan dibanyak film-film produksi hollywood, kisah seperti itu masih digembar-gemborkan. Kejatuhan Adam/Hawa pada dosa pertama adalah karena syahwat persenggamaan. BETAPA BODOHNYA!!!!! BODOH BANGET!!!

Cuma pake logika sangat sederhana, kisah tolol seperti itu langsung bisa dibantahkan.
Apa mungkin, Allah yang melarang perjinahan, mengijinkan dua mahluk bukan muhrimnya, berlainan jenis tinggal selama berjuta-juta tahun berdua-duan di taman surga? Malah diajarkan ilmu cinta dan kasih sayang pula. Apa mungkin?????
Woyyy begooo...Adam dan Hawa itu dinikahkan oleh Allah. Dinikahkan!!! Lihat kembali ke surat Al Baqarah ayat 35/Al A'raaf ayat 19, yg saya sebutkan di atas, jelas-jelas Allah menyebut Hawa sebagai istri Adam. Jadi kalau suami istri bebas dong melakukan apa saja.
Jadi sangat tolol kalau berfikir adam terjerembab dalam dosa hanya karena persenggamaan.
Lagi-lagi pemikiran tolol seperti itu bisa terjadi, karena seluruh pemahaman tentang genesis (penciptaan), hanya dibawa kedalam kacamata manusia dan skala bumi. Dibaca secara harafiah. Bukan dilihat dalam skala alam semesta.

Adam dan Hawa itu tinggal di surga, teramat sangat banyak kenikmatan dalam surga itu yang jaaaaauuuuhhhhhh melebihi kenikmatan persenggamaan. Senggama itu hanya enak dalam nalar dan skala manusia. Bukan skala alam semesta. jadi pikiran bahwa senggama yang menyebabkan Adam/Hawa tergelincir pada dosa, teramat sangat naif dan bodoh....

Jadi apa yang menyebabkan Adam/Hawa bisa tergelincir oleh bujukan Iblis untuk memakan buah "Pohon Larangan" itu?
Dengan segala kenikmatan yang bertabur di dalam surga, kenikmatan apa lagikah yang dapat melebihi semua kenikmatan itu sehingga mampu membujuk Adam untuk melanggar larangan Tuhan?
Hanya satu jawabannya. Kesombongan.
Merasa sudah sangat pintar, cerdas dan digdaya, mampu melakukan segala-galanya, Adam ingin menyamai kemampuan Sang Pencipta. Adam ingin menjadi seperti Tuhan. Menjadi yang nomer satu. Godaan apalagi yang lebih dahsyat dari itu? Itulah Godaan satu-satunya yang mampu mengalahkan kenikmatan surgawi. Bahwa Adam akan bisa menyamai Tuhan, bila memakan buah "Pohon Larangan" itu.
Baca Surat:20 (Thaahaa) ayat 120, Iblis membujuk Adam memakan buah "Pohoh Larangan" itu, dan menjanjikan Adam akan mendapatkan kekekalan abadi dan kekuasaan (kerajaan) yang tak berakhir. Artinya kemampuan yang sama dengan Penciptanya. Sang Big Boss.

Didalam kitab suci, dalam penjelasan mengenai hal-hal yang bersifat meta fisika, Allah selalu menggunakan metafora dan kiasan. Termasuk dalam hal awal penciptaan ini. Didalam banyak literatur kuno, termasuk dalam litertur Hindu dan Budha, ilmu itu sering digambarkan sebagai "pohon".
Dan pemahaman guwe dan teman-teman diskusi guwe, pohon larangan itu juga adalah ilmu. Ilmu syahwat Iblis.
Adam dan hawa bebas memakan buah apa saja, artinya bebas belajar ilmu apa pun. Memiliki akses penuh kepada ilmu-ilmu Allah. Bebas masuk ke perpustakaan ilmu Allah. Kecuali belajar ilmu Iblis itu.

Dan Adam/hawa yang sudah merupakan mahluk super cerdas dan super kuat itu, sangat tertantang, kenapa mereka tidak diajarkan ilmu yang diajarkan Allah kepada Iblis. Dan kenapa mereka tidak boleh mempelajarinya. Jangankan mempelajarinya, mendekati saja pun dilarang. Logikanya juga sederhana, bila mereka mampu menguasai ilmu yang diajarkan Allah pada Iblis, artinya ilmu mereka juga akan sama dengan Tuhan.

Yang tidak mereka ketahui adalah, tidak akan ada mahluk yang sanggup memadukan kedua ilmu itu bersamaan, kecuali sang pemilik Ilmu itu sendiri. Mereka baru mengetahuinya kemudian, sesudah semuanya terlambat.

Ruh suci Allah yang ditiupkan langsung oleh Allah kepada "intisari tanah yang diberi bentuk" (Adam/Hawa) itu, by default, secara hukum Allah sendiri, akan "tak sudi" bergabung dengan kemaksiatan, yang dimiliki ilmu iblis.

Proses pembelajaran Adam/Hawa untuk setiap ilmu pasti memakan waktu, bukan seperti memakan buah apple, seperti yang anda bayangkan. Berhentilah berpikiran bodoh dan menjabarkan ayat-ayat Kitab suci dengan nalar harfiah seperti itu. Bacalah dengan hati.
Termasuk pembelajaran ilmu Iblis ini. Adam dan hawa juga berproses dalam mempelajarinya

Itu terlihat dari evolusi ilmu penciptaan yang dipelajari Adam/Hawa dari Allah.
Dalam Kitab Suci diceritakan bahwa Allah mengajarkan nama-nama benda kepada Adam, sekali lagi janganlah naif dan bodoh mengartikan ayat ini secara harfiah. Bahwa sepanjang hidupnya disurga Adam dan Hawa hanya menghapal nama-nama benda.
Ayat itu harus dipahami sebagai Allah mengajarkan ilmu penciptaan benda-benda kepada Adam.
Pengetahuan Malaikat dan Iblis "hanya sebatas" benda-benda ciptaan Allah, bukan benda-benda yang dikeluarkan oleh imajinasi kreatifitas Adam. Nalar, imajinasi dan kreatifitas yang dianugrahkan Allah hanya kepada Adam/Hawa. Tidak kepada mahluk lainnya. Tidak juga kepada Malaikat dan Iblis.
Dan di dalam Surga, apa pun yang menjadi imajinasi setiap mahluk termasuk Adam/Hawa, hanya dengan menyebutkan "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang", dalam sekejab akan terpenuhi.

Dan bayangkanlah dengan kemampuan yang dianugrahkan seperti itu dan kekuatan Imajinasi yang super cerdas, ditambah ilmu Iblis yang mulai dipelajari, hasil imajinasi Adam/Hawa mulai menampakkan perubahan dan kedahsyatannya. Dari awal pengajaran tentang struktur dasar alam semesta, atom, struktur kimiawi dan fisika, berkembang menjadi sel, tumbuh menjadi mahluk-mahluk kecil. Masih sangat datar...
Kemudian Hawa diciptakan, Allah mengajarkan Ilmu Cinta dan Kasih Sayang, imajinasi dan kreatifitas Adam semakin berkembang. Bunga-bunga berwarna warni, langit penuh warna, pelangi-pelangi, kicauan burung, gelombang samudra....
Dan Adam/Hawa mulai belajar Ilmu Iblis...Kesesatan itu mulai berwujud....
Singa-singa buas yang haus darah, srigala-srigala pemakan bangkai, ular-ular penuh racun.....

Namun Ruh Suci Sang Pencipta yang ada pada Adam/Hawa, yang merupakan Anugrah tak terhingga, secara otomatis menolak kehadiran Ilmu Iblis itu, dan perlahan tapi pasti membangun benteng mukzizatnya sendiri. Ruh Suci itu tidak ingin dikotori dengan maksiat, dengan kesombongan, dengan syahwat, dengan dengki yang sedang dipelajari Adam/Hawa.
Kesombongan Adam yang dirasakan Ruh itu, ditolak kedalam benteng mukzizat itu. Kedengkian yang dirasakannya juga ditolak kedalam benteng itu. Perlahan tapi pasti benteng mukzizat segala kemaksiatan itu terbentuk. Ruh itu semakin tersembunyi. Dan ketika Adam/hawa menyadarinya, semua sudah terlambat. Benteng Mukzizat yang dibentuk oleh Ruh Maha Suci itu telah terbentuk.
Dan Adam/Hawa menemukan diri mereka dalam ketelanjangan segala syahwat Iblis. Badan kasar mereka yang merupakan benteng mukzizat Ruh Maha Suci itu, telah terbentuk sempurna. Ruh Maha Suci itu tidak akan mungkin dapat bercampur dengan kemaksiatan, dalam "wadah" yang sama. Dan Ruh Suci itu memilih untuk bersembunyi....
Adam dan Hawa baru menyadari semuanya....Setelah semuanya terlambat...

*************

Buku Ketiga: Dimana bumi manusia?



Dalam rentang kehidupan mahluk berakal di alam semesta. Tidak akan pernah ada lagi mahluk sedahsyat Adam/Hawa. Kecerdasan seluruh mahluk dibumi digabungkan menjadi satu, tak akan bisa mengalahkan kecerdasan kedua mahluk yang menjadi "murid" langsung dari Sang Pencipta Ilmu itu.
Jadi adalah sangat naif dan bodoh bila membayangkan Adam dan hawa sebagai mahluk bodoh terbelakang yang hanya sedikit lebih cerdas dari monyet.
Anda bisa membayangkan Adam dan hawa sebagai mahluk terbelakang, seperti orang purba, tak mengenal teknologi canggih, hanya bila anda tak percaya agama. Bila anda tak pecaya Kedahsyatan Allah.

Dalam sepanjang sejarah mahluk di semesta alam hingga ke hari kiamat kelak, tidak akan ada lagi mahluk berakal yang dapat menandingi kecanggihan teknologi yang dimiliki Adam/Hawa.
Ketika Allah menciptakan dan mengembangkan Alam semesta, Adam/Hawa ada di situ bersamaNya.
Dia diajarkan segala rahasia semesta, segela hukum fisika, meta fisika dan kimia pembentuk alam semesta, bahkan yang tak diketahui oleh kita manusia di bumi.
Adam/hawa bercengkrama langsung dengan segala Malaikat. Adu kecerdasan dengan Jibril. Berlomba lari dengan Iblis. Tanpa batasan dimensi ruang dan waktu.
Mereka memahami Malaikat dan Iblis sampai kezat mereka yang paling hakiki.
Jadi berhentilah beranggapan Adam/Hawa itu mahluk terbelakang bodoh dan tak mengenal teknologi.

Guwe percaya, Adam dan Hawa tidak pernah hidup di bumi ini. Tidak ada satu ayat pun dalam Al Quran yang mengatakan Adam dan hawa hidup di Bumi ini. Bumi disebutkan hanya sekali dalam pengusiran Adam dan Hawa dari Eden. Tapi itupun harus dipertanyakan, bumi yang mana??? Planet manapun yang didiami oleh suatu mahluk, adalah bumi bagi mahluk tersebut.
Allah hanya berkata Turunlah kamu, atau keluarlah kamu dari Surga itu, ketika mengusir Adam/Hawa.

Kalau Adam dan Hawa diturunkan di bumi manusia ini, dengan kecerdasan dan teknologi yang mereka miliki, mereka tak akan memerlukan waktu begitu lama untuk bertemu.
Beberapa kisah sahibul hikayat menggambarkan Hawa diturunkan di Afrika, dan Adam di Asia. Dan mereka terpisah selama 40 tahun. Itu cuma kisah, tak ada dalam Kitab Suci.
Kalau cuma tempat sekecil bumi, dengan kecerdasan, teknologi, dan mukzizat yang mereka miliki, dalam semenit pun mungkin mereka bisa ketemu. Tak perlu 40 tahun.

Tapi guwe percaya, Adam dan hawa "dilepas" dari Surga di Alam semesta yang maha luas, untuk saling mencari. Bukan di bumi ini. Hanya keluasan alam semesta lah yang dapat menandingi segala mukzizat, kecerdasan, dan teknologi yang dianugrahkan oleh SENTUHAN LANGSUNG "tangan" Sang Pencipta kepada mereka.
Hanya keluasan Alam semestalah yang dapat menyebabkan kedua Mahluk "maha super" yang bahkan mampu mengalahkan kedigdayaan Jibril dan Iblis itu, dapat terpisah sedemikian lama. Bukan bumi yang hanya sebutir debu.
Para akhli pun meyakini, bahwa kehidupan di bumi ini, berasal dari luar palnet bumi. Bahkan ada theory spekulatif, bahwa nenek moyang manusia berasal dari Mars.

Jadi jika Adam/Hawa memiliki kemampuan ilmu dan teknologi sedemikian canggih, mengapa para keturunannya menjadi sedemikian bodoh dan terbelakang?
Semua karena kebodohan manusia sendiri yang sangat gampang dibujuk setan. Seperti kesalahan Adam dan Hawa, semakin banyak kita melakukan dosa, semakin tinggi dan kuat pula "benteng mukzizat" yang dibangun oleh Ruh Maha Suci itu, agar tidak bercampur dengan kemaksiatan. Dan semakin tinggi dan Tebal "benteng mukzizat" itu, semakin jauh pula kita dari keajaiban yang dapat dilakukan Roh maha suci itu.
Kemunduran Ahlak itu sangat berpengaruh kepada kemunduran peradaban manusia.
Hingga bencana-bencana besar seperti Banjir maha dahsyat Nuh, atau penghancuran Firaun di Mesir.

Dan tentang manusia di Bumi ini?
Kita hanyalah salah satu garis keturunan Adam/Hawa yang sedemikian banyak tersebar di Alam semesta ini. Kemungkikan besar nenek moyang Manusia di Bumi adalah Nuh. Itu cuma asumsi guwe berdasarkan kisah-kisah prahara peradaban manusia jaman dulu yang guwe baca. Semua itu kelak hanya ilmu pengetahuan yang dapat membuktikannya.
Tapi yang jelas, akal guwe tak pernah dapat menerima bahwa manusia adalah satu2nya keturunan Adam di alam semesta yang maha luas ini. Logika guwe tak dapat menerimanya.

Adam/Hawa, Malaikat, Iblis, diciptakan bagi seluruh alam semesta. Bukan hanya untuk bumi yang tak berarti ini. Malaikat itu mendatangi setiap pojok alam semesta. Iblis pun demikian, mendatangi segenap penjuru alam semesta untuk menggoda keturunan Adam.
Hal itu juga dilakukan oleh Adam/Hawa, ketika masih bersama mereka. "Berlari" menyeberangi alam semesta dengan anugrah kecerdasan yang diberikan Allah.
Jadi berhentilah berfikir bahwa Adam hanya diciptakan buat manusia di dunia ini.
Berhentilah berpikiran tolol bahwa dunia ini adalah pusat alam semesta.

Segala mahluk cerdas dan berakal yang ada di kolong langit yang seluas alam raya ini, adalah keturunan Adam.
Karena Allah tak pernah bercerita ada dua atau sepuluh Adam. Atau ada Iblis dan malaikat lain yang diciptakan bagi mahluk di bumi lain. Tidak ada. Adam/Hawa, Iblis, Malaikat, diciptakan untuk seluruh alam. Bukan hanya untuk manusia bumi, yang sedemikian sombong merasa menjadi pusat semesta.

Dan setiap mahluk cerdas yang hidup di planet manapun dibelahan jagad raya ini, hanya akan mengenal satu Tuhan. Yakni Tuhannya Adam dan Hawa. Allah. Dan agama yang diajarkan pun pasti sama. Sebab agama itu dikatakan Rahmatan Fil Alamin. Rahmat untuk seluruh Alam. Bukan Rahmatan Fid Dunya, bukan rahmat untuk dunia. Bukan!!!

Konsekuensi dari semua itu adalah, seribu tahun kedepan, ketika ilmu pengetahuan manusia semakin bertambah canggih, friksi ilmu dan agama itu akan semakin tajam dan keras. Akankah agama yang kamu yakini sekarang ini mampu menahan terpaan badai pengetahuan itu? Atau justru penemuan-penemuan ilmiah berikutnya akan menguatkan keimanan kamu?

Jika kelak terbukti, ada mahluk cerdas lainnya di luar planet bumi. Guwe percaya mereka pasti keturunan Adam dan Hawa.
Bagi agama Kristen, konsekuensinya adalah, Allah Bapa harus mengirimkan seorang Putranya ke tiap planet yang dihuni oleh keturunan Adam/Hawa tersebut, sebagai penebusan dosa asal adam dan hawa. Dan itu berarti Yesus bukanlah satu-satunya Putra Allah. Dan sangat ngeri membayangkan goncangan yang akan ditimbulkannya bagi sendi-sendi keagamaan.

Sementara bagi Islam, konsekuensinya adalah, berhentilah berpikiran cupat bahwa bumi ini adalah pusat segala agama. Berhentilah membaca kitab suci secara harafiah berdasarkan apa yang tersurat, Bacalah makna disebaliknya.

Contoh yang paling populer adalah mengenai jihad, perbudakan, dan polygami.
Mengenai Jihad, kalau cuma membaca apa yang tersurat, semua orang akan melakukan perang. Dan bom bunuh diri itu akan dianggap jihad.

mengenai perbudakan, tak ada satu pun ayat dalam Al Quran yang secara tegas mengharamkan perbudakan. Namun apa yang dilakukan Rasulallah Muhammad SAW, dengan menggalakkan pembebasan para budak. Pertobatan terhadap dosa dengan membebaskan para budak, seharusnya ditanggapi dan dibaca sebagai pesan moral Islam yang tak menginginkan perbudakan.

Mengenai Polygami, sikap Rasullalah Muhammad SAW, yang tak melakukan polygami selama awal kenabian beliau bersama Khadijah RA, sampai Khadijah wafat.
Beliau yang berpolygami hanya demi kemaslahatan ummat dan persatuan islam, berpolygami demi tujuan yang lebih luas, a greater good, bukan sekedar keinginan melepaskan syahwat, harus ditanggapi juga sebagai "penghalangan" terhadap polygami cuma karena syahwat.

Sabda beliau kepada Ali yang tak menginginkan putrinya Fatimah dimadu. Sikap Ibrahim yang tetap memperistri sarah meskipun belum dikaruniakan anak, sampai diperintahkan langsung oleh Allah, agar memperistri Hajar, itu semua menunjukkan keengganan Islam berpolygami.
Polygami dalam Islam itu sesuatu keadaan yang conditional. Bersyarat dan berat.
Kalau untuk alasan for the greater good, kemaslahatan ummat, ya monggo.
Kalau dengan berpolygami, Ustadz dan Kyai kondang itu mampu menyatukan Islam, Kristen , dan Jahudi, kembali menjadi satu agama ya monggo. Itu alasan yang tepat. seperti yg dicontohkan Rasul.
Atau kalo dengan polygami bapak Kyai bisa menjadikan ekonomi Indonesia lebih siiipp... Silahkan.
Tapi kalau hanya karena masalah keinginan bersyahwat? Kok ya rendah sekali ya pak Kyai?

Guwe ingat dulu, ketika seorang ulama kondang berpolygami, dengan sombongnya beliau memberikan pembenaran, bahwa "software" laki-laki sudah diciptakan Allah berbeda dari "software" wanita. Entah apa maksudnya. Software laki-laki memang sudah ingin berpolygami. Itu katanya memberikan pembenaran.
Kalau memang itu alasannya, masalah "software" yang beda, pasti Allah akan menciptakan 1 Adam dan 4 Hawa, karena "software"nya sudah beda. Tapi ini tidak, Allah hanya menciptakan 1 Hawa untuk 1 Adam. Itu artinya softwarenya sama aja tah?

Kecuali yang dimaksudkan adalah masalah syahwat, karena sudah bosan dengan "software" yang lama, maka perlu download "software" yang baru. Itu masalah lain lagi. Kalau itu masalahnya, siapa bilang software laki-laki beda dengan software perempuan??
Emang para ulama kondang itu berpikir wanita itu tidak punya nafsu dan tidak punya rasa bosan apa???
Kalau wanita itu tidak punya rasa bosan pada "software" yang lama, tidak mungkin Cut Tari akan buat video yang menghebohkan itu kan?
Tidak mungkin Kris Dayanti menggugat cerai Anang karena pengen menikah lagi kan???
Sama saja tah??

Sama seperti lelaki, wanita itu juga punya hasrat dan syahwat. Tidak ada bedanya.

Jadi kalau hanya karena alasan tidak kuat menahan syahwat, mereka berpolygami, sebaiknya para ulama kondang itu jangan berkhotbah tentang perbudakan dalam Islam.
Karena percaya deh, akan tetap saja banyak TKI-TKI yang dikirimkan ke Arab sana diperlakukan seperti budak, karena ayat-ayat suci tentang budak itu, tetap akan dibaca secara tersurat dan harafiah.

Para ulama kondang yang berpolygami karena pengen "download software" baru itu, sebaiknya jangan berkhotbah tentang jihad dihadapan kaum teroris. Karena ayat-ayat tentang jihad itu tetap akan dibaca secara tersurat dan harafiah. Bom bunuh diri akan tetap meraja lela.

Dan yang lebih penting, selama para ulama kondang itu masih bersembunyi dibalik topeng ayat polygami itu, untuk mengumbar nafsu syahwatnya, berhentilah berkhotbah pada para remaja, yang disuruh berpuasa dan menjauhi jinah untuk tidak melakukan pergaulan bebas.
Berhentilah berkhotbah tentang pelacuran terselubung, yang berkedok kawin siri, yang marak terjadi dimana-mana. Berhentilah berkhotbah tentang kerusakan moral anak bangsa.

Bagaimana mungkin anak remaja yang sedang dipuncak masa pertumbuhan hormon sexualnya itu, disuruh menahan syahwat sekuat tenaga, sementara yang berkhotbah sendiri, mengumbar syahwat dengan topeng agama, melakukan kawin bolak balik??? Bagaimana kita akan dapat mengindahkannya??

Kalau kamu tidak dapat menahan syahwat, dan melawan kebosanan akan seorang pasangan yang sama, dan dengan gampang menikah lagi, dengan pembenaran ayat polygami yang hanya dibaca secara tersurat, untuk sekedar "mencari Jalan aman" pelepasan syahwat, sebaiknya anda berhenti jadi kyai dan ustadz. Itu hanya mempertontonkan kelemahan syahwat anda dengan berkedok dan bertopeng agama. Sungguh memuakkan.

Dan selama pengertian akan agama dalam kitab suci tetap dibaca secara harafiah dan tersurat, selama itu pula Islam akan tetap menjadi agama pengekor. Bukan agama pemimpin. Dan Adam/Hawa akan selalu digambarkan sebagai manusia bodoh jaman batu setengah kera, meskipun gurunya langsung Allah Sang Maha Kuasa.

No comments:

Post a Comment